• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemaknaan Dosen Terhadap Gaya Pakaian Kuliah

BAB III PEMAKNAAN DOSEN TERHADAP GAYA PAKAIAN KULIAH

E. Pemaknaan Dosen Terhadap Gaya Pakaian Kuliah

Memaknai setiap hal yang terjadi dalam diri kita maupun apa yang terjadi dalam lingkungan kita sangatlah penting, karena dengan memaknai kita akan mengetahui apa yang akan kita lakukan dan tujuan apa yang akan kita capai. Terkait dengan pemaknaan dosen FISIP UNS terhadap gaya pakaian kuliah mahasiswa, maka terdapat perbedaan dosen yang satu dengan dosen yang lain.

Dosen adalah unsur dari institusi pendidikan yang paling sering berinteraksi secara langsung dengan mahasiswa. Unsur sivitas akademika lain yang erat hubungannya dengan kehidupan mahasiswaadalah pegawai administrasi. Banyak dosen mengeluhkan gaya pakaian kuliah yang dikenakan mahasiswa saat ini jauh dari etika yang ada. Tidak jarang mahasiswa tidak boleh mengikuti perkuliahan karena pakaian yang dikenakan mahasiswa dianggap tidak rapi atau sopan, seperti memekai kaos oblong, sandal, atau pakaian yang ketat dan sedikit terbuka. Hal seperti ini tentunya akan sedikit mengganggu perkuliahan dan merugikan mahasiswa sendiri akibat tidak adanya kedisiplinan mahasiswa. Dapat dikatakan, penampilan merupakan salah satu bentuk kontrol sosial untuk mahasiswa.

Dari hasil wawancara ternyata terdapat perbedaan makna dan pandangan informan mengenai gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS. Pandangan informan bisa positif dan juga negatif. Berikut paparan informan

dari kalangan dosen mengenai pemaknaan gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS:

“Pakaian merupakan cerminan selera kita. Bagi saya yang penting sopan dan tidak terbuka sampai mengganggu orang lain. Biasanya kalau saya ya mengingatkan mahasiswa yang tidak tertib itu di lain waktu secara individu. Karena jika ditegur di depan banyak orang saya khawatir mahasiswa akan down secara psikologis. Ya ta??...” (Wawancara 5 Mei 2010)

Ada pula informan yang memandang bahwa pakaian adalah bentuk penghormatan bagi diri sendiri maupun terhadap lembaga. Jika mahasiswa tidak menhgormati lembaga maka informan tidak bisa mentolelir penyimpangan tersebut. Berikut adalah ungkapan informan.

“Bagi saya, saya sangat sulit mentolelir, karena dia tidak menghormati dirinya sendiri, dan tidak menghormati lembaga. Saya tidak bisa menerima hal seperti itu, apalagi memakai sandal dalam lingkungan kampus sangat saya anggap tidak sopan”

(Wawancara 6 Mei 2010)

Dosen sebagai pendidik yang mencetak professional dan ahli memandang penampilan mahasiswa adalah cerminan dari kepribadian. Mahasiswa sebagai insan yang berpendidikan seharusnya menampilkan atau mencitrakan dirinya sebagai orang yang berpendidikan. Mahasiswa seharusnya bisa menyesuaikan diri dimana ia berada. Seperti halnya dikampus, mahasiswa harus menyesuaikan diri dengan norma yang ada. Norma-norma yang ada dalam kehidupan kampus salah satunya adalah

norma kesopanan. Oleh karena itu sopan santun sangantlah penting di dalam kehidupan kita dan merupakan cara yang paling mudah agar kita dapat diterima oleh lingkungan dimana kita berada. Caranya dengan memulai dari diri sendiri, setelah itu kita akan paham bagaimana cara menghormati dan bersikap sopan santun kepada orang lain. Norma kesopanan dapat diaplikasikan dalam tindakan mahasiswa maupun dalam penampilan yang diperlihatkan mahasiswa, yakni penampilan dalam berpakaian khususnya saat berada dalam lingkungan kampus.

Informan dari kalangan pimpinan fakultas juga mempunyai pandangan mengenai gaya pakian kuliah mahasiswa FISIP UNS. Sebagai unsur pimpinan fakultas, tentunya pandangan informan sedikit berbeda dengan pandangan informan kalangan dosen mapaun kalangan pegawai administrasi. Berikut ungkapan informan mengenai pandangannya terhadap gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS:

“Sebagian besar belum sesuai etika atau aturan yang berlaku di FISIP, justru sangat memprihatinkan. Semakin kesini mahasiswba banyak yang memakai kaos oblong, pakaian ketat, dan pakaian terbuka… Biasanya mahasiswa selalu saya tegur atau saya peringatkan. Saya rasa kedisiplinan mahasiswa FISIP masih rendah sehingga derajat kepatuhannya masih rendah, banyak mahasiswa yang melanggar tata tertib, salah satunya tata tertib berpakaian” (Wawancara 29 April 2010)

Hal senada juga diungkapkan informan dari kalangan pegawai administrasi. Informan menilai bahwa pakaian yang dikenakan mahasiswa saat mengurus administari sebagai berikut :

“…Masih ada mahasiswa yang mengurus administrasi pakai kaos oblong atau sandal. Saat ujian juga begitu, ada beberapa mahasiswa memakai kaos, walaupun ditutup jaket...”

(Wawancara 30 April 2010)

Untuk lebih memperjelas, penulis sajikan matrik jawaban informan mengenai kepatuhan mahasiswa FISIP UNS dari unsur mahasiswa dan matrik jawaban informan dari unsur dosen, pimpinan fakultas, dan pegawai administrasi

Matrik 5. Sikap dosen terhadap mahasiswa yang gaya pakaiannya tidak sesuai dengan etika di kampus

Informan Bagaimana menyikapi mahasiswa yang memakai kaos oblong, sandal saat mengikuti kegiatan kulikuler

di kampus?Jawaban dari pertanyaan Dra. Suyatmi, MS

(Pembantu Dekan III bagian Kemahasiswaan)

Menegur, mengingatkan, tidak boleh kuliah

Drs. Agung Priyono, M.Si (Sekjur Ilmu Administrasi)

Mengingatkan

Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D (Kajur Ilmu Komunikasi)

Menegur dan mengingatkan

Dra. Hj. Sri Hilmi Pujihartati, M.Si (Sekjur Sosiologi)

Mengingatkan dan menegur

Drs. TA. Gutama (Jurusan Sosiologi)

Dibiarkan saja Drs. Argyo Demartoto,

M.Si (Jurusan Sosiologi)

Mengingatkan Dra. Hj. Lestariningsih,

M.Si (Jurusan Ilmu Administrasi)

Menegur, tidak memberi pelayanan konsultasi, tidak boleh masuk kuliah

Prof. Dr. Andrik

Purwasito, DEA (Jurusan Ilmu Komunikasi)

Tidak bisa mentolelir bila mahasiswa memakai sandal

Drs. Widodo, M.Soc (Kasubbag Pendidikan) Menegur Sri Danuyah (kemahasiswaan) Menegur Dinar Puspita Dewi,

S.Sos (perpustakaan)

Menegur Sumber : Data primer April-Mei 2010

Lain halnya dengan pandangan informan dari kalangan mahasiswa. Sebagai kaum muda yang selalu mengikuti trend, informan juga mempunyai penilaian tersendiri terhadap bagaimana gaya pakaian kuliah dirinya dan teman-temannya. Berikut penuturan informan:

“Kalau menurut aku, gaya pakaian kuliah mahasiswa di FISIP keren. Banyak mahasiswa yang mengikuti mode. Wajar-wajar aja sih… Tapi kalau sampai pakai kaos oblong atau sandal ya nggak sopan, dan sekarang banyak yang pakai kaos oblong…”

(Wawancara 5 Mei 2010)

Hal yang hampir sama juga dituturkan oleh Ike,

“Gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP sebagain besar mengikuti mode. Mungkin ada juga yang sering pakai kaos oblong karena pengen santai, atau memang itu kebiasaan dia pakai kaos oblong. Tapi sebenarnya kalau pakai kaos oblong kurang sopan, apalagi kalau cewek pakai baju ketat dan agak terbuka”

(Wawancara 27 Aperil 2010)

Tidak adanya kesesuaian hal yang seharusnya dengan senyatanya pasti akan menimbulkan masalah. Begitu juga dengan apa yang seharusnya terwujud dari pemberlakuan suatu tata tertib dengan keadaan yang sebenarnya. Seperti tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS, seharusnya mahasiswa mematuhi tata tertib itu. Namun pada kenyataannya sebagian mahasiswa masih melanggar tata tertib tersebut. Dari ketidaksesuaian itu, tentu menimbulkan reaksi berupa sikap dosen atau pegawai administrasi terhadap mahasiswa yang mengenakan pakaian tidak

sesuai dengan tata tertib yang berlaku di FISIP UNS. Berikut penuturan informan dari kalangan dosen mengenai sikapnya terhadap mahasiswa yang memakai kaos oblong, sandal, pakaian ketat dan terbuka, atau memakai celana robek saat berada di lingkungan kampus:

“Mahasiswa adalah masa saat mencari jati diri, bertindak sesuka hati. Jadi saya biarkan saja, karena pada waktunya mereka akan sadar sendiri”

(Wawancara 4 Mei 2010)

Paparan diatas merupakan bagaimana informan menyikapi mahasiswa yang memakai kaos oblong atau sandal saat kuliah. Informan cenderung membiarkan mahasiswa berbuat sesuka hati karena pada saatnya mahasiswa akan menyadari perbuatannya. Sedangkan informan lain mengungkapkan hal yang berbeda. Berikut ungkapan informan.

“Saya tegur atau saya peringatkan secara langsung saat kuliah atau masuk ke ruang saya. Kalau mau ikut kuliah atau konsultasi dengan saya, biasanya saya suruh mahasiswa tersebut pulang dulu utnuk ganti baju atau tidak ikut kuliah atau tidak mendapatkan pelayanan konsultasi sama sekali…”

(Wawancara 29 April 2010)

“Langsung saya tegur, saya ingatkan juga, karena itu merupakan kewajiban saya…”

Dari ungkapan kesebelas informan, sebagian besar informan menyikapi mahasiswa yang memakai pakaian tidak sesuai dengan kata tertib dengan menegurnya. Teguran biasanya disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Ada juga informan yang menyikapi dengan lebih tegas yakni tidak boleh mengikuti kuliah atau konsultasi. Untuk lebih mempertegas paparan informan diatas, berikut penulis mepaparkan juga apa bentuk perlakuan bahkan sanksi yang diterima mahasiswa jika melanggar tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS dari dosen ataupun pegawai administrasi:

“Pernah mbak, waktu ujian… Sanksinya ya berupa teguran itu, menurut saya teguran sudah merupakan sanksi”

(Wawancara 28 April 2010)

“Pernah lah… waktu ujian, nekat pakai kaos sih… Untungnya cuma ditegur tok… Tapi menurutku belum pernah dapat sanksi ya…” (Wawancara 4 Mei 2010)

Dari pengungkapan informan diatas, beragam reaksi atau sikap yang ditunjukkan dosen dan pegawai administrasi kepada mahasiswa yang gaya pakaiannya dipandang tidak sesuai dengan tata tertib kampus. Hampir semua informan dosen dan pegawai administrasi menegur mahasiswa, dan sebagian informan dari kalangan mahasiswa pernah mengalami teguran. Sebagain informan yang lain menegungkapkan belum pernah ditegur dosen atau pegawai administrasi jika memakai kaos atau sandal saat kuliah. Berarti

belum semua dosen ataupun pegawai administrasi benar-benar menjalankan apa yang tertulis dalam tata tertib kehidupan mahasiswa UNS. Informan juga belum pernah mendapatkan sanksi.

Dalam SK Surat Keputusan Rektot No. 487A/J27/KM/2005 dalam Tata Tertib Kehidupan Mahasiswa sub F dijelaskan pula tentang tata tertib busana yakni sebagai berikut; 1) Setiap mahasiswa harus berpakaian sopan dan rapi sesuai dengan norma-norma yang berlaku, 2) Jenis dan macam pakaian disesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan ,3) Mahasiswa dilarang mengenakan kaos oblong dan sandal pada saat kegiatan kulikuler di dalam ruang kuliah. Himbauan dari FISIP juga mahasiswa tidak boleh memakai kaos oblong, sandal, dan celana robek saat berada di lingkungan FISIP UNS.

Mahasiswa dengan jiwa mudanya sudah barang tentu mempunyai pendapat yang berbeda dengan dosen dan pegawai administrasi mengenai gaya pakaian yang sebaiknya gikenakan saat kuliah. Informan mahasiswa menuturkannya sebagai berkut:

“Cewek pakai kemeja, pakaian yang tidak ketat dan tidak terbuka atau tipis, memakai sepatu. Cowok sebaiknya pakai kemeja atau kaos kerah, sepatu, dan celana yang rapi”

(Wawancara 28 April 2010)

“Gaya pakainnya yang penting tidak ketat atau terbuka, rapi, bersih. Terutama cowok jangan pakai celana belel”

Hal yang lebih sederhana diungkapkan oleh Kharis,

“Kaos berkerah, celana yang tidak robek, dan bersepatu…” (Wawancara 27 April 2010)

Untuk lebih memperjelas, penulis sajikan matrik jawaban informan mengenai gaya pakaian yang diharapkan mahasiswa FISIP UNS .

Matrik 6. Gaya pakaian yang diinginkan mahasiswa Informan Jawaban dari pertanyaan

Bagaimana sebaiknya gaya pakaian yang sopan dikenakan mahasiswa di kampus?

Ike

Ilmu Administrasi 2007 (reguler)

Berkemeja, pakaian tidak ketat, tidak terbuka, tidak tipis, bersepatu, celana rapi.

Kurniawan

Ilmu Administasi 2009 (transfer)

Sopan, rapi, bersih, bersepatu, kaos berkerah

Ade

Ilmu Komunikasi 2008 (transfer)

Baju tidak ketat / terbuka, bersih, rapi, tidak belel.

Dini

Ilmu Komunikasi 2007 (reguler)

Berkemeja, celana rapi dan bersih, pakaian tidak terlalu terbuka / ketat

Kharis

Sosiologi 2007 reguler)

Kaos berkerah, celana yang tidak robek, bersepatu Dian

Sosiologi

2007 (Non reguler)

Rapi dan sopan, sesuai norma.

Lina

D3 Broadcast 2007

Pakaian tidak ketat, tidak belel, dan bersepatu Sumber: Data primer April-Mei 2010

Pada umumnya informan dari kalangan mahasiswa berpendapat bahwa gaya pakaian yang sebaiknya dikenakan mahasiswa saat kuliah adalah rapi, sopan, bersih, bersepatu, berkemeja, jika memakai kaos yang berkerah, pakaian yang dikenakan tidak ketat dan tidak terbuka. Hal serupa juga diungkapkan informan dari kalangan dosen dan pegawai administrasi. Berikut pendapat informan dari kalngan pimpinan fakultas mengenai gaya pakaian yang sebaiknya dikenakan mahasiswa berada di lingkungan FISIP:

”Pakaian yang sebaiknya dikenakan mahasiswa tentunya yang rapi, bersih, sopan, berkemeja, tidak memekai pakaian ketat, tidak memakai pakaian yang terbuka, dan harus bersepatu”

(Wawancara 29 April 2010)

”Kalau menurut saya mengikuti trend boleh saja asal sopan, tidak ketat, tidak terbuka, rapi dan sesuai norma yang ada...”

(Wawamcara 7 Mei 2010)

Hal yang lebih detail diungkapkan linforman dari kalangan dosen mengenai gaya pakaian yang sebaiknya dikenakan mahasiswa saat mengikuti kegiatan akademik di lingkungan kampus FISIP UNS. Berikut penuturan informan :

”Boleh saja mengikuti trend, asal masih santun, dan tidak terbuka. Kampus adalah lembaga formal sehingga pakaian yang dipakai juga harus formal. Cewek memakai pakaian yang tertutup, muslimah sesuai akidah, atau adat ketimuran. Cowok tidak boleh memakai kaos oblong, sandal, dan celana robek. Semua harus normatif’

(Wawancara 6 Mei)

Informan dari kalangan pegawai administrasi juga mengungkapkan pendapatnya mengenai gaya pakaian yang sebaiknya dikenakan mahasiswa FISIP UNS saat mengurus administrasi, berikut pandangannya :

”... Baju rapi, bersih, tidak belel, tidak neko-neko, dan tertutup...” (Wawancara 30 April 2010,)

Untuk lebih memperjelas, penulis sajikan matrik jawaban informan mengenai gaya pakaian mahasiswa yang diharapkan dosen.

Matrik 7. Gaya pakaian kuliah mahasiswa yang diharapkan dosen Informan Gaya pakaian yang seharusnya dikenakan

mahasiswa saat mengikuti kegiatan akademik di kampus?

Dra. Suyatmi, MS (Pembantu Dekan III bagian kemahasiswaan)

Rapi, bersih, sopan, berkemeja, pakaian ketat, tidak terbuka, dan bersepatu.

Drs. Agung Priyono, M.Si (Sekjur Ilmu Administrasi)

Boleh ikuti trend, sopan, tidak ketat, tidak terbuka, dan rapi sesuai norma.

Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D (Kajur Ilmu Komunikasi)

Pakaian formal

Dra. Hj. Sri Hilmi Pujihartati, M.Si (Sekjur Sosiologi)

Pantas pakai, formal, mencerminkan orang yang terpelajar

Drs. TA. Gutama (Jurusan Sosiologi)

Pakaian tidak terbuka, tidak memakai kaos oblong atau sandal.

Drs. Argyo Demartoto, M.Si (Jurusan

Sosiologi)

berkemeja, bersepatu, celana rapi dan tidak robek / belel

Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si (Jurusan Ilmu Administrasi)

Modis tetap sopan, tertutup, baju tidak ketat

Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA (Jurusan Ilmu Komunikasi)

Boleh ikut tren, santun, dan tidak terbuka, pakaian formal, berkemeja, bersepatu.

Drs. Widodo, M.Soc (Kasubbag Pendidikan)

Tidak pakai kaos oblong, formal, bersepatu Sri Danuyah

(kemahasiswaan)

Pakaian formal Dinar Puspita Dewi,

S.Sos (perpustakaan)

Rapi, bersih, tidak belel, tidak neko-neko, dan tertutup Sumber: Data primer April-Mei 2010