• Tidak ada hasil yang ditemukan

dan Caranya.

Mengingat pemikiran Islam itu tidak hanya dikhususkan untuk Hizbut Tahrir saja, namun seluruh umat Islam, organisasi-organisasi Islam, dan partai-partai Islam juga bersandar padanya, maka Hizbut Tahrir tidak cukup bersandar kepada pemikiran Islam secara global. Setelah Hizbut Tahrir melakukan pengkajian dan penelitian terhadap realitas umat dan apa yang menimpanya, realitas masyarakat di negeri-negeri Islam, realitas di masa Rasulullah SAW., masa Khulafa ar-Rasyidin, masa tabi'in sesudahnya, dan

dengan merujuk pada sirah (perjalanan hidup) Rasulullah SAW., cara beliau

mengemban dakwah sejak beliau diangkat oleh Allah hingga beliau berhasil mendirikan N egara di Madinah, kemudian mengkaji corak perjalanan hidup Rasulullah SAW. di Madinah, dan dengan merujuk pada al-Qur'an, as-Sunnah, ser ta merujuk pada ijma' shabat dan qiyas, dan dengan penjelasan dari pendapat-pendapat para shahabat, tabi'in, serta pendapat- pendapat para imam mujtahid, maka setelah semua itu Hizbut Tahrir

melakukan t abanni (adopsi) terhadap pemikiran-pemikiran, pendapat-

pendapat dan hukum-hukum yang terperinci terkait dengan pemikiran Islam dan metode penerapannya.

Hizbut Tahrir mensifati semua yang diadopsinya sebagai pemikiran- pemikiran, pendapat-pendapat dan hukum-hukum Islam. Tidak ada di dalamnya sesuatu apapun selain Islam, dan tidak pula disandarkan kecuali kepada dasar-dasar Islam dan nash-nashnya, serta tidak terpengaruh dengan sesuatu apapun selain Islam. Hizbut Tahrir dalam mengadopsi

____________________

4 6

pendapat -pendapat, pemikir an-pemikir an dan hukum-hukum ini, senantiasa berdasarkan atas kuatnya dalil, serta berdasarkan ijtihad dan pemahamannya. Sehingga Hizbut Tahrir menduga kuat bahwa apa yang telah diadopsinya itu yang benar. O leh kar ena itu, H izbut Tahr ir menganggap apa yang telah diadopsinya itu benar, namun tidak mustahil salah.28

Hizbut Tahrir menjelaskan: Bagaimanapun juga hukum-hukum dan pemikiran-pemikiran ini tidak diambil kecuali dari para mujtahid, baik dari anggotanya, yakni dari individu-individu partai maupun dari selain mereka, baik mereka yang masih hidup maupun yang telah meninggal …. Dan dalam mengadopsinya Hizbut Tahrir tidak berdasarkan kepentingan, dan tidak pula berdasarkan otoritasnya untuk memberikan solusi. Hizbut Tahrir mengambilnya dan mengadopsinya hanya karena dijelaskan oleh wahyu, atau digali dari penjelasan wahyu. Oleh karena itu, Hizbut Tahrir mengadopsinya hanya berdasarkan kuatnya dalil bukan yang lain. Sehingga, jika dalilnya kuat, maka Hizbut Tahrir mengadopsinya. Sebaliknya, jika dalilnya lemah, maka Hizbut Tahrir membuangnya meski hal itu telah ter sebar di kalangan umat Islam, menyelesaikan pr oblem, dan ada

maslahat (kebaikan) dalam mengadopsinya. Sebab t abanni (adopsi) Hizbut Tahr ir t er hadap pemikir an-pemikir an dan hukum-hukum hanya ber dasarkan kuatnya dalil, yakni eksistensi pemikiran-pemikiran dan hukum-hukum itu dijelaskan oleh w ahyu, atau digali dari penjelasan

wahyu.29

Ket ika kami menyebutkan bahw a H izbut Tahr ir tidak cukup bersandar pada pemikiran Islam secara global, tetapi pada pemikiran Is- lam yang telah terperinci, maka kami menetapkan bahwa Hizbut Tahrir tidak mengadopsi setiap sesuatu. Hizbut Tahrir hanya mengadopsi sebatas apa yang diperlukan sebagai sebuah partai politik yang ber aktivitas

mengembalikan kehidupan yang islami (ist i'naf al-hayah al-islamiyah), dan

mengemban dakw ah Islam dengan mendir ikan N egar a Khilafah.

Sementara yang paling menonjol dari t abanni (adopsi) ini ada dua perkara:

Pert ama, menyatukan institusi Hizbut Tahrir dan menampakkannya dengan gambaran yang membedakannya dari yang lain. Hizbut Tahrir tidak dikatakan sebagai sebuah partai sehingga ia memiliki satu pendapat dalam setiap pemikiran, pendapat, atau hukum syara' yang mengikatnya.

____________________

28 Lihat. M afahim H izb at -Tahrir, hlm. 84; N askah Pembelaan (pleidoi) yang disampaikan oleh salah satu

anggot a H izbut Tahrir pada Pengadilan Tingkat Pertama Keamanan N egara di Damaskus t ert anggal 6 Desember 1960; dan Soal Jaw ab tertanggal 8 Jumadil Ula 1387 H./14 Agustus 1967 M.; Hizbu at- Tahrir, hlm. 26-27; dan M anhaj H izb at -Tahrir fi at -Taghyir, hlm. 34-36.

4 7

Selama ia tidak memiliki kesatuan pemikiran, maka jangan berharap ia memiliki kesatuan institusi yang solid, yang berbeda dari yang lain. Justru sebaliknya akan membawa pada perbedaan pemikiran, pendapat dan hukum, serta perpecahan sikap dan perasaan, yang akhirnya partai pecah menjadi beberapa partai dan institusi, yang sebelumnya satu. Hizbut Tahrir mustahil mampu menjalankan apa yang menjadi misi dan kewajibannya jika perpecahan internalnya masih terjadi. Oleh karena itu, bagi setiap

anggota Hizbut Tahrir melakukan t abanni (adopsi) terhadap pemikiran

dan hukum seperti yang diadopsi Hizbut Tahrir merupakan syarat esensial, krusial dan vital sebagai anggota Hizbut Tahrir, yakni agar ia menjadi bagian dari Hizbut Tahrir.

Kedua, bahwa Islam adalah ideologi bagi kehidupan yang berisikan akidah dan sistem yang akan meyelesaikan seluruh problem manusia

dalam menempuh hidup ini. Sehingga, Hizbut Tahrir melakukan t abanni

(adopsi) ter hadap sist em pemer int ahan, sistem ekonomi, sist em

pergaulan laki-laki dan perempuan, … dan lainnya. 30

Ter kait dengan hal ini, H izbut Tahr ir telah menjelaskan setiap pemikiran, pendapat dan hukum yang telah diadopsinya dengan disertai dalil-dalilnya secara terperinci, di dalam buku-bukunya dan selebaran- selebar annya yang jumlahnya sangat banyak, yang diter bitkan dan

disebarkan kepada masyarakat.31 Dengan semua ini menjelaskan kepada

kami bahwa pemikiran-pemikiran, pendapat-pendapat dan hukum-hukum yang telah diadopsi Hizbut Tahrir dikenal sebagai pemikiran-pemikiran dan pendapat-pendapat Hizbut Tahrir, baik di dunia Islam, di antaranya negeri-negeri Arab maupun negeri-negeri di seluruh dunia.