• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Administratif dalam Hizbut Tahrir terdiri dari: al-Amir, Diwan al-Mazholim, al-Mu'tamadun, Majalis al-Wilayat, al-Ajhizah al- Mahalliyah, dan al-Halaqot.

a. Al-Amir.

H izbut T har ir ber pendapat bahw a al-Qiyadah dan al-Imarah

(kepemimpinan) dalam Islam itu bersifat perorangan, bukan kolektif,

seperti halnya dalam sistem demokrasi. Amir (pemimpin) Hizbut Tahrir

adalah pemilik otoritas dalam Hizbut Tahrir. Asy-Syeikh Taqiyuddin an- N abhani telah menduduki jabatan kepemimpinan Hizbut Tahrir. Sedang kepemimpinannya berlangsung sejak didirikannya hingga beliau wafat (1397 H./1977 M.). Kemudian, setelah Beliau jabatan kepemimpinan Hizbut Tahrir diduduki oleh asy-Syeikh Abdul Qadim Zallum. Dan beliau melepaskan jabatan kepemimpinan Hizbut Tahrir pada bulan Muharram 1424 H./Maret 2003 M.. Selanjutnya, jabatan kepemimpinan Hizbut Tahrir diduduki oleh asy-Syeikh Atho' Kholil. Dan beliau masih menduduki jabatan

ini hingga sekarang. 39

Metode Pemilihan Pemimpin

Tidak diragukan lagi bahwa Asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani menduduki jabatan kepemimpinan Hizbut Tahrir sebab beliau adalah

pendirinya. Akan tetapi posisi jabatan amir (pemimpin) ini terkadang

kosong disebabkan kematian, penyer ahan jabatan atau pemecatan. Pemecatan terjadi ketika sudah tidak mampu lagi menjalankan tanggung jaw ab kepemimpinan, melakukan kekufur an, kefasikan yang jelas,

____________________

38 Lihat. H izb at -Tahrir al- Islami ('urdun t arikhiyun-dirasat un 'ammat un), Auni Juduk al-Abidi, pengant ar

dan komentar, DR. Abdul Aziz al-Khayyath dan lain-lain, D ar al-Liw a' li ash-Shahafah, 1413 H./1993 M., hlm. 20, 86, dan 87; penjelasan Hizbut Tahrir yang disampaikan kepada kementrian dalam negeri di pemerintahan Abdul Karim Qasim, berisi pemberitahuan tentang pendirian Hizbut Tahrir di Irak, tertanggal 3 Sya'ban 1379 H./1 Pebruari 1960 M.; al-Qanun al-Idari, hlm. 2-3; al-M illaf al-Idari, hlm. 39, 41, 47, 53; M afahim H izb at -Tahrir, hlm. 84; H izb at -Tahrir, hlm. 13; dan M anhaj H izb at -Tahrir, hlm. 43.

39 Lihat. M afhun al- 'Adalah al-Ijt ima'iyah fi al-Fikri al-Islami al-M u'ashirah, Ihsan Abdul Mun'im Samarah,

Mathba'ah ar-Risalah, al-Q uds, cet . I, 1407 H ./1987 M., hlm. 148; pengumuman dikeluarkan oleh pemimpin Diwan al-M azholim dalam Hizbut Tahrir tentang pemimpin sementara (ad int erim) Hizbut Tahrir, tanggal 11 Shafar 1424 H./13 April 2003 M.; N izhom al-H ukmi fi al-Islam, hlm. 124; al-Qanun al-Idari, hlm. 4; Izalah al- At rubah 'an al- Judzur Rabt hu al-Afkar wa al-Ahkam bi al-Aqidah al- Islamiyah, dikeluarkan Hizbut Tahrir 20 Sya'ban 1384 H./1964 M., hlm. 64; dan penjelasan tentang krisis politik di Syria, dikeluarkan Hizbut Tahrir 14 Dzil Hijjah 1383 H./26 April 1964 M..

5 5

menyimpang dan tidak ter ikat dengan dasar-dasar H izbut Tahr ir, menyimpang dari pemikiran dan metode Hizbut Tahrir yang telah baku, serta menyimpang dari tujuan. Dalam keadaan seperti ini, pemimpin

Diwan al-M azholim menjadi pemimpin sementara (ad int erim) Hizbut Tahrir hingga terpilihnya pemimpin yang baru. Dan itu dilakukan dengan membatasi para calon untuk menduduki jabatan amir. Kemudian siapa saja yang memperoleh suara terbanyak dari para pemilih, maka dialah yang akan menjadi pemimpin Hizbut Tahrir. Dan pemimpin sementara

mengumumkan nama pemimpin yang baru. 40

Maktabul Amir

Pemimpin Hizbut Tahrir membuat makt ab (kantor) yang diberi nama

"makt abul amir". Di maktabul amir ini bergabung sekelompok orang

anggota H izbut Tahrir yang memiliki kualifikasi kompetensi untuk

kedudukan jabatan amir. Tugas mereka ini di makt ab adalah membantu

amir dalam memikul beban, memberikan masukan, dan menasihati sesuai

hukum-hukum musyawarah. 41

b. Diwan al-Mazholim

Diwan al-M azholim terdiri dari seorang pemimpin dan dua orang anggota. Mereka diangkat oleh amir. Mereka dipilih dari anggota-anggota Hizbut Tahrir yang tidak gentar menerima cercaan dan makian dalam menegakkan kebenaran. Mereka adalah orang-orang yang sudah diakui ketulusannya, ketakwaannya, dan keikhlasannya. Mereka adalah orang- orang yang menguasai tsaqofah Hizbut Tahrir, peraturan perundang- undangannya, per atur an-per atur annya, publikasi-publikasinya, dan

administatifnya. Fungsi Diwan al-Mazholim ini adalah mengkaji pengaduan

(komplain), baik terhadap amir ataupun terhadap salah seorang di antara anggot a makt abul amir, sama saja apakah pengaduan it u kar ena melakukan dosa, berbuat zalim, ataupun karena ketidakmampuannya. M eskipun am i r m em ilik i ot or it as unt uk m em bebas t ugaskan

(memberhentikan) pemimpin Diwan al-M azholim dan anggotanya, namun

bagaimanapun juga, ket ika D iwan al- M azholim sedang mengkaji

pengaduan (komplain) yang berhubungan dengan amir, maka amir tidak

lagi memiliki hak untuk memecat mereka. 42

____________________

40 al- Qanun al-Idari, hlm. 5. 41 Idem, hlm. 8.

5 6

c. Al-Mu'tamadun dan Majalis al-Wilayah

Hizbut Tahrir berpendapat bahwa negeri-negeri Islam semuanya merupakan satu kesatuan. Amir memilih sejumlah negeri sebagai medan aktivitasnya. Dan setiap negeri itu disebut dengan "wilayah". Dan untuk

setiap satu wilayah ada mu't amad dan majelis wilayah. Majelis wilayah

anggota-anggotanya dipilih oleh anggota Hizbut Tahrir di wilayah itu. Adapun mu'tamad, amir memilihnya langsung di antara orang-orang yang menang menjadi angota majelis wilayah. Mu'tamad adalah pemimpin

majelis wilayah, dan penanggung jawab secara umum (mas'ul am) terhadap

aktivitas dakwah dan administrasi urusan-urusan Hizbut Tahrir di wilayah itu, dengan dibantu majelis wilayah. Oleh karena itu, majelis wilayah

menduduki kepemimpinan Hizbut Tahrir di suatu wilayah. 43

d. Al-Ajhizah Al-Mahalliyah

Al-Ajhizah al-M ahalliyah dibentuk oleh mu't amad wilayah dengan dibantu oleh majelis wilayah di tiap-tiap kota dan desa yang terdapat aktivitas Hizbut Tahrir, dan tergabung sekelompok di antara anggota

Hizbut Tahrir. Pemimpin jihaz al-mahalliyah dinamakan dengan "naqib

mahalliyah". Tugas jihaz mahalliyah adalah mengemban dakw ah dan menjalankan administrasi urusan-urusan Hizbut Tahrir di kota dan desa

yang menjadi bawahan mahalliyah; mengatur para daris yang sedang

mengikuti pembinaan Hizbut Tahrir dalam halaqoh-halaqoh. Sehingga jihaz

al-mahalliyah dianggap sebagai al-ajhizah (aparat-aparat) dan al-majalis

(dewan-dewan) yang terpenting dalam Hizbut Tahrir, terkait dengan pelaksanaan dakwah Hizbut Tahrir dan aktivitas-aktivitas kepartaian. Sebab, berjalan tidaknya aktivitas-aktivitas Hizbut Tahrir tergantung pada berjalan tidaknya aktivitas-aktivitas jihaz al-mahalliyah. 44

e. Al-Halaqot

Hizbut Tahrir menganggap halaqoh-halaqoh (kelompok-kelompok kajian) sebagai aktivitas-aktivitas Hizbut Tahrir terpenting. Sebab di dalam halaqoh-halaqoh ini berlangsung pembinaan secara intensif ter hadap tsaqofah Hizbut Tahrir. Oleh karena itu, kami dapati bahwa Hizbut Tahrir benar-benar memperhatikannya. Sehingga, kelalaian apapun bentuknya atau mengabaikan urusannya dianggap meremehkan kewajiban dakwah.

Sedang para musyrif (penanggung jawab) atas halaqoh-halaqoh ini harus

____________________

43 Lihat. al- Qanun al-Idari, hlm. 10; al- M illaf al-Idari, hlm. 3-4; N izhom al-H ukm fi al-Islam, hlm. 33,

92; dan asy-Syakhshiyah al-Islamiyah, juz II, hlm. 38.

5 7

anggota Hizbut Tahrir yang memiliki kemampuan, baik kemampuan ad-

ministratif maupun tsaqofah. Dan mereka ini diangkat oleh naqib al-

mahalliyah. Sement ar a halaqoh-halaqoh per empuan ter pisah dar i halaqoh-halaqoh laki-laki. Halaqoh-halaqoh perempuan diawasi oleh para

suaminya, mahramnya atau sesama perempuannya. 45