• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Deskripsi/Amplifikas

5.1. Makna Budaya dalam Animal Farm dan Peternakan Binatang

5.1.5 Kategori Organisasi dan Konsep Kepercayaan

Kategori organisasi berhubungan dengan nama organisasi dalam

pemadanannya tidak diterjemahkan. Nama organisasi seperti Willington Beauty, Foxwood, Pinchfield, Manor, dan Red Lion, tidak diterjemahkan ke dalam bahasa target; penerjemah tetap menggunakan bahasa sumber (teks 253 s/d 258 hal. 130). Untuk konsep organisasi yang bersifat umum diterjemahkan dalam berbagai bentuk seperti pembahasaan berikut.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata general assembly, penerjemah menyepadankannya dengan sidang umum (teks 259 hal. 130). Frasa general assembly dalam CALD (2008:77) memiliki ciri semantik [sekelompok orang (seperti pemerintah), bertemu secara teratur, membicarakan sesuatu yang khusus]. Kata sidang memiliki ciri semantik [pertemuan untuk membicarakan sesuatu]. Frasa sidang umum [pertemuan sekelompok orang untuk membicarakan sesuatu]. Frasa general assembly memiliki ciri semantik yang lebih kurang sama dengan sidang umum. Oleh karena itu, jika dilakukan penerjemahan balik, frasa sidang umum dapat disepadankan dengan frasa general assembly.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata meeting, penerjemah menyepadankan dengan pertemuan (teks 260 hal. 131). Kata meeting dalam CALD (2008:890) memiliki ciri semantik [peristiwa, ketika orang bertemu, disengaja atau tidak]. Kata pertemuan mengandung ciri semantik [tempat bertemu, perbuatan bertemu]. Kata pertemuan mengandung ciri semantik yang lebih kurang sama dengan kata meeting. Oleh karena itu, jika dilakukan penerjemahan balik, kata pertemuan dapat disepadankan dengan meeting.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata Republic, penerjemah menyepadankannya dengan kata Republik (teks 261 hal. 131). Kata republik mengandung ciri semantik [sebentuk pemerintahan yang berkedaulatan rakyat (dipilih oleh rakyat atau perwakilannya), dikepalai oleh seorang presiden]. Kata republic dalam CALD (2008:1209) memiliki ciri semantik [pemerintahan (bukan raja atau ratu), dipimpin oleh perwakilan orang, dan presiden]. Kata republik mengandung ciri semantik yang kurang lebih sama dengan republic. Dengan demikian, jika dilakukan penerjemahan balik, kata republik dapat disepadankan dengan republic.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata committee, penerjemah menyepadankannya dengan komite dan panitia (teks 262 dan 263 hal. 131). Ciri semantik komite dan panitia [kelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk mempertimbangkan atau mengurus hal-hal yang ditugaskan kepadanya]. Ciri semantik committee dalam CALD (2008:277) [sekelompok kecil orang, dipilih untuk mewakili kelompok yang lebih besar, membuat keputusan atau mengumpulkan informasi untuk

membuat keputusan]. Jika dilakukan penerjemahan balik berdasarkan ciri semantiknya yang kurang lebih sama, kata komite dan panitia dapat disepadankan dengan kata committee.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata league, penerjemah menyepadankannya dengan lembaga (teks 264 hal. 131). Kata lembaga dalam KBBI (2008:808) memiliki ciri semantik [satu badan (organisasi) yang bertujuan melakukan suatu penyelidikan penelitian keilmuan atau melakukan suatu usaha]. Kata league dalam CALD (2008:814) memilki ciri semantik [sekelompok orang atau negara yang bergabung karena memiliki tujuan sama]. Ciri semantik kata lembaga dan league lebih kurang sama. Oleh karena itu, jika dilakukan penerjemahan balik, kata lembaga dapat disepadankan dengan kata league.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata movement, penerjemah menyepadankannya dengan gerakan (teks 265 hal. 132). Kata gerakan berasal dari kata gerak dan sufiks‟–an. Kata gerak bermakna‟ peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali maupun berkali-kali. Kata gerakan memiliki ciri semantik [perbuatan atau keadaan bergerak]. Ciri semantik movement dalam CALD (2008:931) [sekelompok orang, bergerak, memiliki seperangkat tujuan tertentu]. Ciri semantik gerakan lebih kurang sama dengan movement . Jika dilakukan penerjemahan balik, kata gerakan dapat disepadankan dengan kata movement.

Padanan yang dihasilkan yang berhubungan dengan kepercayaan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata animalism dan cannibalism penerjemah menyepadankannya dengan binatangisme dan

kanibalisme (teks 266 dan 267 hal. 132). Kata animalism merupakan kata bentukan dari kata animal + sufiks –ism. Kata cannibalism juga kata bentukan dari kata cannibal + sufiks ism . Sufiks ism disepadankan dengan sufiks –isme. Sufiks –isme dalam KBBI (2008:549) [sufiks pembentuk nomina sistem kepercayaan berdasarkan politik, sosial atau ekonomi]. Sufiks –ism dalam CALD (2008:766) memiliki ciri semantik [sufik pembentuk kata benda, menjelaskan kepercayaan sosial, politik, agama, aliran atau prilaku]. Ciri semantik binatangisme [prilaku seperti binatang] lebih kurang sama dengan animalism. Ciri semantik kata kanibalism [prilaku saling memakan satu dengan lainnya] lebih kurang sama dengan cannibalism. Oleh karena itu, jika dilakukan penerjemahan balik, kata binatangisme dapat disepadankan dengan kata animalism dan kanibalisme dengan cannibalism.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata commandements, penerjemah menyepadankannya dengan pedoman (teks 268 hal. 132). Kata pedoman dalam KBBI (2008:1036) memiliki ciri semantik [hal pokok yang menjadi dasar (pedoman, pegangan, petunjuk dan sebagainya) untuk menentukan sesuatu atau melaksanakan sesuatu]. Ciri semantik commandment dalam CALD (2008:275) [salah satu dari 10 peraturan (pedoman) terpenting tentang prilaku dinyatakan dalam OLD TENTAMENT (bagian pertama kitab Injil), perintah]. Sebagai kitab suci, Injil berisikan firman atau perintah Tuhan yang merupakan pedoman bagi pemeluk agama tertentu untuk melakukan sesuatu. Konsepsi dasarnya adalah bahwa firman atau perintah Allah merupakan pedoman yang harus dipatuhi oleh pemeluk agama atau aliran kepercayaan tertentu. Kata pedoman memiliki ciri semantik yang lebih kurang

sama dengan commandement. Oleh karena itu, jika dilakukan penerjemahan balik, kata pedoman dapat disepadankan dengan kata commandement.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata military decoration, penerjemah menyepadankan dengan bintang militer (teks 269 hal. 133). Ciri semantik bintang militer [tanda jasa (hormat) yang berupa medali emas (perak, dan sebaginya), diberikan kepada militer]. Ciri semantik military decoration dalam CALD (2008:363) [medali diberikan atau disematkan sebagai tanda hormat, kepada militer]. Ciri semantik bintang militer lebih kurang sama dengan military decoration. Jika dilakukan penerjemahan balik, frasa bintang militer dapat disepadankan dengan frasa millitary decoration.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan rebellion, penerjemah menyepadankan dengan revolusi dan pemberontakan (teks 270 dan 271 hal. 133). Kata revolusi dalam KBBI (2008:1172) memiliki ciri semantik [perubahan ketatanegaraan (pemerintah atau keadaan sosial) yang dilakukan dengan kekerasan]. Kata pemberontakan berasal dari kata berontak yang bermakna „melawan pemerintah (kekuasaan) secara serentak‟. Pemberontakan memiliki ciri semantik [proses, cara, perbuatan memberontak]. Ciri semantik kata revolusi [perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan sosial), dilakukan dengan kekerasan (perlawanan bersenjata)]. Kata revolusi dan pemberontakan memilki ciri semantik yang lebih kurang sama. Kata rebellion dalam CALD (2008:5118) memiliki ciri semantik [suatu tindakan dengan kekerasan, dilakukan secara terorganisir, oleh sekelompok orang, yang bertujuan untuk mengubah sistem politik] atau [tindakan melawan

wewenang, peraturan, cara normal yang berterima]. Terjadi gejala divergensi dalam menerjemahkan kata rebellion; satu kata (rebellion) diterjemahkan dengan dua kata (revolusi dan pemberontakan). Jika dilakukan penerjemahan balik berdasarkan ciri semantiknya yang lebih kurang sama, kata revolusi dan pemberontakan, walaupun terjadi gejala divergensi, dapat disepadankan dengan kata rebellion.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata ribbon, penerjemah menyepadankanya dengan pita dan kalung (teks 272, 273, dan 274 hal. 133). Kata ribbon dalam CALD (2008:1226) memiliki ciri semantik [pita, tipis, panjang, dimanfaatkan untuk mengikat sesuatu atau sebagai hiasan (dekorasi)]. Kata pita sudah tercakup dalam kata ribbon. Oleh karena itu, jika diterjemahkan balik kata pita dapat disepadankan dengan ribbon. Kata kalung dalam KBBI (2008:610) memiliki ciri semantik [perhiasan yang terbuat dari emas, perak, dsb yang dilingkarkan pada leher sebagai hiasan]. Kata kalung memiliki ciri semantik yang berbeda dengan ribbon. Oleh karena itu, kata kalung tidak dapat disepadankan dengan kata ribbon jika diterjemahkan balik. Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata comrade(s), penerjemah menyepadankannya dengan sahabat-sahabat (teks 275 hal 134). Kata sahabat memiliki ciri semantik [orang yang bersama-sama bekerja]. Kata comrade dalam CALD (2008:286) memiliki ciri semantik [anggota (orang) kelompok politik yang sama, khususnya komunis, sosialis, atau kelompok dagang]. Kata sahabat memiliki ciri semantik yang lebih kurang sama dengan comrade(s). Jika dilakukan penerjemahan, kata sahabat-sahabat dapat disepadankan dengan kata comrade(s).

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata man, penerjemah menyepadankannya dengan bangsa manusia, dan men dengan pegawai-pegawai dan orang-orang (teks 276, 277, dan 278 hal. 134). Secara generik kata manusia dan man memiliki ciri semantik [makhluk (orang) yang berakal budi, laki-laki maupun perempuan]. Secara spesifik dalam CALD (2008:868) kata man (bentuk tunggal) dan men (bentuk jamak) memiliki ciri semantik [makhluk (orang), dewasa, laki-laki] dan [pekerja (pegawai), laki-laki, tanpa pangkat dan jabatan tetentu]. Jika dilakukan penerjemahan balik berdasarkan ciri semantiknya yang lebih kurang sama, kata bangsa manusia dapat disepadankan dengan kata man, pegawai-pegawai dan orang-orang dapat disepadankan dengan men.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata publican, penerjemah menyepadankannya dengan hansip atau pemungut pajak (teks 279 hal. 134). Kata hansip adalah akronim dari pertahanan sipil, yang memiliki ciri semantik [warga sipil yang difungsikan untuk menjaga keamanan lingkungan]. Kata publican dalam OALD (1979:675) memiliki ciri semantik [penjaga lingkungan (perumahan masyarakat)] atau pada zaman Romawi[pemungut pajak]. Sama halnya dengan frasa pemungut pajak dan tax-gatherer yang ciri semantiknya lebih kurang sama dengan pemungut pajak yakni [orang yang difungsikan (dipekerjakan) untuk memungut pajak]. Jika dilakukan penerjemahan balik berdasarkan ciri semantiknya yang lebih kurang sama, kata hansip dan pemungut pajak dapat disepadankan dengan kata publican.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata master, penerjemah menyepadankannya dengan tuan besar dan pimpinan (teks 280 dan 281 hal. 135). Frasa tuan besar memiliki ciri semantik [panggilan (sapaan) untuk orang yang dihormati dikarenakan jabatannya atau pengaruhnya, kepala atau pemilik perusahaan, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain]. Kata pimpinam berasal dari kata pimpin yang bermakna mengepalai atau mengetuai (rapat, perkumpulan, dan sebagainya). Kata pimpinan [sesuatu (hasil) dari memimpin (bimbingan/tuntutan)]. Kata master dalam CALD (2008:880) memilki ciri semantik [sesorang yang mengendalikan atau bertanggungjawab atas orang atau sesuatu, orang penting atau berpengaruh dalam satu situasi atau organisasi]. Jika dilakukan penerjemahan balik berdasarkan ciri semantiknya yang lebih kurang sama, frasa tuan besar dapat disepadankan dengan kata master. Kata pimpinan memiliki ciri semantik yang berbeda dengan master; kata pimpinan mengacu pada hasil dari memimpin, sementara master mengacu pada orang. Dengan demikian, kata pimpinan tidak dapat disepadankan dengan kata master.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata leader, penerjemah menyepadankannya dengan pemimpin (teks 282 hal. 135). Kata pemimpin [orang yang memimpin, mengepalai atau mengetuai (rapat, perkumpulan, dan sebagainya)]. Ciri semantik kata leader dalam CALD (2008: 813) [sesorang yang mengendalikan kelompok, negara, atau situasi]. Kata pemimpin mengandung ciri semantik lebih kurang sama dengan leader. Jika dilakukan penerjemahan balik berdasarkan ciri semantiknya, kata peminpin sepadan dengan kata leader.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata president, penerjemah menyepadankannya dengan pimpinan teratas (teks 283 hal. 135). Kata pimpinam berasal dari kata pimpin yang bermakna mengepalai atau mengetuai (rapat, perkumpulan, dan sebagainya). Kata pimpinan teratas [sesuatu (hasil) dari memimpin (bimbingan/tuntutan) teratas]. Ciri semantik kata president dalam CALD (2008:1121) [gelar diberikan kepada sesorang yang memiliki posisi politis tertinggi di negara bersistem Republik, pemimpin negara] dan [orang yang memiliki posisi tertinggi di organisasi]. Jika dilakukan penerjemahan balik berdasarkan ciri semantiknya yang berbeda, frasa peminpinan teratas tidak dapat disepadankan dengan kata president. Frasa pempinan teratas fokusnya mengacu kepada sesuatu (hasil) dari memimpin (bimbingan/tuntutan). Sementara kata president fokusnya mengacu pada orang. Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan frasa general assembly, penerjemah menyepadankannya dengan sidang umum (teks 284 hal. 135). Ciri semantik general assembly dalam CALD (2008:70) [sekelompok orang (pemerintahan), bertemu secara teratur, memiliki tujuan khusus]. Ciri semantik sidang umum dalam KBBI (2008:1301) [pertemuan (rapat), dihadiri oleh semua anggota, untuk membicarakan sesuatu]. Frasa sidang umum memiliki ciri semantik yang lebih kurang sama dengan general assembly. Oleh karena itu, jika diterjemahkan balik, frasa sidang umum dapat disepadankan general assembly.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata mowing and raking, penerjemah menyepadankannya dengan membabat dan meratakan (teks 285 hal. 136). Kata moving berasal dari kata

mow yang dalam CALD (2008:932) memiliki ciri semantik [memotong tanaman (rumput dan sejenisnya)] dan raking berasal dari kata rake yang dalam CALD (2008:1172) memiliki ciri semantik [meratakan tanah dengan alat (sejenis sapu)]. Kata membabat dalam KBBI (2008:108) memiliki ciri semantik [menebas (merambah) semak belukar, rerumputan dan sebagainya] dan meratakan KBBI (2008:1147) memiliki ciri semantik [menjadikan rata (datar), permukaan]. Kata membabat dan meratakan memiliki ciri semantik yang lebih kurang sama dengan mowing and raking. Oleh kaarena itu, jika diterjemahkan balik keduanya dapat disepadankan.

5.1.6 Kategori Kebiasaan dan Bahasa Tubuh

Kategori kebiasaan meliputi kata-kata yang berhubungan dengan kebiasaan dalam kegiatan peternakan yang pembahasan terjemahannya seperti berikut. Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata lay, penerjemah menyepadankannya dengan menelungkup (teks 286 hal. 136). Kata menelungkup memiliki ciri semantik [meletakkan badan atau sesuatu dengan rata/datar dengan posisi bagian atas ke bawah]. Ciri semantik lay dalam CALD (2008:811) [meletakkan sesuatu, rata atau datar (horizontal), dengan hati-hati, bertujuan khusus]. Jika dilakukan penerjemahan balik berdasarkan ciri semantiknya yang berbeda, kata menelungkup tidak dapat disepadankan dengan lay.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan frasa lay egg, penerjemah menyepadankannya dengan loloskan telur (teks 287 hal. 136). Kata lolos dalam frasa loloskan telur memiliki ciri semantik [lepas/keluar atau lepaskan/keluarkan telur]. Ketika seekor ayam betina

(me)loloskan telur bermakna ayam tersebut bertelur (menghasilkan telur). Frasa lay egg dalam CALD (2008:811) memilki ciri semantik [sejenis hewan atau burung (dalam hal ini ayam) menghasilkan (mengeluarkan) telur]. Frasa loloskan telur memiliki ciri semantik yang lebih kurang sama dengan lay egg. Frasa loloskan telur dapat disepadankan dengan frasa lay egg jika dilakukan penerjemahan balik.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata hatch, penerjemah menyepadankannya dengan tetaskan (teks 288 hal. 136). Kata hatch dalam CALD (2008:661) memiliki ciri semantik [telur pecah, agar anak binatang keluar dari telur] diartikan dengan. Kata tetas(kan) memiliki ciri semantik yang lebih kurang sama dengan kata hatch yakni [pecah kulit telur, (anak) binatang keluar dari telur]. Oleh karena itu, kata tetaskan dapat disepadankan dengan kata hatch jika dilakukan penerjemahan balik.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan frasa chew cuds, penerjemah menyepadankannya dengan memamah biak (teks 289 hal. 136). Frasa memamah biak memiliki ciri semantik [mengunyah (memakan) kembali makanan yang sudah ditelan]. Kata chew dalam CALD (2008:232) memiliki ciri semantik [menghancurkan makanan, lebih kecildan lembut, dengan gigi agar dapat ditelan]. Kata cud dalam CALD (2008:339) memiliki ciri semantik [makanan yang telah ditelan binatang yang memiliki lebih dari satu perut (sapi), dikeluarkan kembali, dikunyah kembali sebelum masuk ke perut ke dua]. Frasa memamah biak memiliki ciri semantik [binatang (sapi, kerbau) memamah (mengunyah) kembali maknanan yang sudah ditelannya] yang lebih kurang sama dengan chew cuds. Dengan demikian, jika

dilakukan penerejemahan balik, frasa memamah biak dapat disepadankan dengan frasa chew cuds.

Kategori bahasa tubuh (isyarat) meliputi kata-kata yang berhubungan dengan gerak tubuh (isyarat) dalam kegiatan peternakan yang pembahasan terjemahannya seperti berikut. Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemhkan kata nod, penerjemah menyepadankannya dengan mengangguk (teks 290 hal. 137). Kata nod dalam CALD (2008:963) [menggerakkan kepala ke bawah dan ke atas, kadang beberapa kali, menandakan setuju]. Kata mengangguk memiliki [gerakan menundukkan kepala, tanda setuju]. Konsepsi mengangguk sama dengan nod. Dengan demikian jika dilakukan penerjemahan balik, kata mengangguk sepadan dengan nod .

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata Gee up dan Whoa back, penerjemah menyepadankannya dengan Ayo terus! dan Kebut lagi! (teks 291 hal. 137). Konsepsi yang terkandung dalam ayo terus [kata seru untuk mengajak atau memberikan dorongan]. Konsepsi yang terkandung dalam kata gee up dalam CALD (2008:596) [kata seru untuk menyemangati]. Sebagai isyarat yang tujuannya memberikan semangat untuk memacu bekerja lebih keras, kata ayo terus! dapat disepadankan dengan gee up! Jika dilakukan penerjemahan balik, kata whoa back dalam CALD (2008:1661) memiliki ciri semantik [seruan untuk memberhentikan kuda, seruan untuk memberhentikan orang mengerjakan apa yang sedang dilakukannya, seruan untuk memperlambat pekerjaan]. Penambahan partikel back yang berarti kembali atau sebaliknya menyebabkan kata whoa back berarti berlawanan dengan arti yang tergambar dalam CALD di atas. Jika whoa memiliki konsepsi [berhenti bekerja

atau memperlambat kerja], penambahan back yang berarti kembali atau sebaliknya, maka whoa back berarti eksklamasi yang memerintahkan untuk kembali bekerja atau mempercepat pekerjaan. Jika whoa diartikan isyarat untuk berhenti, dengan penambahan back menjadi whoa back berarti „kembali bekerja atau mampercepat pekerjaan‟. Konsepsi yang terdapat dalam kata kebut lagi lebih kurang sama dengan whoa back, yakni eksklamasi atau isyarat untuk kembali bekerja atau mempercepat pekerjaan. Dengan demikian kata kebut lagi dapat disepadankan dengan whoa back jika diterjemahkan balik.

Padanan yang dihasilkan mengidentifikasikan bahwa dalam menerjemahkan kata cock-a-doodle-doo, penerjemah menyepadankannya dengan bunyi kokok (teks 292 hal. 137). Konsepsi frasa bunyi kokok [suara ayam jantan (kukuruyuk)]. Konsepsi cock-a-doodle-doo dalam CALD (2008:262) [suara ayam jantan]. Karena memiliki ciri semantik yang sama, jika dilakukan penerjemahan balik, kata bunyi kokok dapat disepadankan dengan cock-a-doodle-doo.

5.2 Tipologi Padanan

Tipologi padanan berhubungan dengan penyesuaian atau redistribusi struktur komponen yang mencakup (1) redistribusi analitik, (2) redistribusi sintesis, dan (3) redistribusi total. Berikut pembahasaan tentang ke tiga redistribusi dimaksud.

Dalam teks 293 hal. 139 frasa the pop-hole disepadankan dengan frasa lubang kecil tempat ayam keluar masuk, dalam teks 294 hal. 139 frasa one of the cockerels disepadankandengan klausa seekor ayam jantan yang belum lagi setahun umurnya, dalam teks 295 hal.139 kata a toast disepadankan dengan frasa angkat gelas dan teguk minuman, dan dalam teks 296 hal.139 kata telur secara

implisit tidak tertulis dalam bahasa sumber. Ke empat teks di atas menggambarkan redistribusi analitik di mana padanan teks sumber tertulis secara eksplisit dalam struktur yang terdiri dari beberapa komponen (kata). Dalam teks 293 sebuah frasa yang terdiri dari tiga kata menjadi sebuah frasa yang terdiri dari enam kata, dalam teks 294 sebuah frasa yang terdiri dari empat kata menjadi sebuah frasa yang terdiri dari delapan kata, dalam teks 295 sebuah frasa yang terdiri dari dua kata menjadi frasa yang terdiri dari lima kata, dan dalam teks 296 kata yang seharusnya muncul, yakni eggs tidak tertulis secara ekplisit dalam teks sumber tetapi tertulis dalam teks target, yakni telur itu.

Frasa the five-barred gate dalam teks 297 hal. 140 disepadankan dengan sebuah kata, yakni pintu, frasa the door of the store shed dalam teks 298 hal. 140 disepadankan dengan sebuah kata, yakni pintu, dan frasa a bed of straw on the platform (teks 299 hal. 140) disepadankan dengan sebuah kata, yakni jerami. Ke tiga teks di atas menggambarkan kebalikan dari redistribusi analitik, yakni redistribusi sintesis. Gejala yang muncul di permukaan adalah struktur komponen yang terdiri dari beberapat kata (frasa) dalam bahasa sumber yang disepadankan dengan satu kata dalam bahasa target. Dalam teks 297 frasa yang terdiri dari empat kata disepadankan dengan satu kata, dalam teks 298 frasa yang terdiri dari enam kata disepadankan dengan satu kata, dalam teks 299 frasa yang terdiri dari tujuh kata disepadankan dengan satu kata.

Dalam teks 300 hal. 140 frasa a howthorn bush disepadankan dengan frasa pohon kamboja. Konsepsi howthorn bush dalam konteks budaya linguistik (lingusitic culture) masyarakat atau penutur bahasa sumber adalah sejenis tanaman yang sering ditanam atau ditancapkan di kuburan; sama halnya dengan frasa pohon

kamboja dalam konsepsi budaya linguistik masyarakat atau penutur bahasa target. Pohon kamboja adalah sejenis tanaman yang sering ditanam atau ditancapkan di kuburan. Dalam teks 301 hal. 140, kata the blackbirds disepadankan dengan burung kutilang atau ketilang. Konsepsi blackbird dalam konteks budaya linguistik masyarakat atau penutur bahasa sumber adalah burung yang bulunya berwarna hitam jika berjenis jantan dan coklat jika betina dan berparuh kurning cerah. Dalam konsepsi budaya linguistik bahasa target burung kutilang atau ketilang adalah salah satu jenis burung yang memiliki ciri yang hampir sama - walaupun ada jenis lainnya yang juga mirip, yakni burung jalak, tetapi burung kutilang atau ketilang dapat mewakili blackbird. Dalam teks 302 dan teks 303 hal. 140) di atas frasa dog-cart disepadankan dengan kata delman dan bendi. Konsepsi dasar frasa dog-cart, delman dan bendi dalam budaya linguistik bahasa sumber dan bahasa target adalah alat transportasi yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi dan lain-lainya). Kata dog-cart adalah alat transportasi yang ditarik oleh anjing yang dalam budaya linguistik masyarakat atau penutur bahasa sumber memang ada dan dikenal. Dalam budaya linguistik masyarakat atau penutur bahasa target memang ada dan dikenal alat transportasi yang ditarik oleh hewan, tetapi hewan penarik yang digunakan umumnya adalah kuda, sapi, dan kerbau. Alat transportasi ini disebut dan dikenal dengan delman dan bendi. Dalam teks 304 dan teks 305 hal. 140) kata gallon disepadankan dengan gentong dan liter. Konsepsi dasar kata gallon, gentong, dan liter adalah ukuran volume benda cair. Sekalipun jumlah volumenya berbeda satu dengan lainnya, tetapi dalam budaya bahasa sumber dan bahasa target dikenal dan dipakai. Dalam teks 306 hal. 141, frasa paint-pot disepadankan dengan kaleng cat. Konsepsi dasar kata pot adalah wadah

untuk benda cair berbentuk bulat sementara kata kaleng konsepsi dasarnya adalah juga wadah untuk benda cair yang bentuknya selinder, khususnya untuk benda cair (cat) dalam budaya bahasa target digunakan kaleng. Teks-teks di atas menggambarkan bagaimana redistribusi total (complete distribution) dilakukan untuk mendapatkan padanan yang sesuai dengan konteks situasi dan budaya linguistik bahasa sumber dan bahasa target.

Penyesuaian struktur di satu sisi dikarenakan perbedaan karakteristik bahasa sumber dan bahasa target dan keharusan mempertahankan keutuhan pesan, keterbacaan, dan kealamiahan teks target pada sisi lain akan menghasilkan beragam tipologi terjemahan. Tipologi terjemahan makna budaya dalam teks sumber (Animal Farm) ke dalam teks target (Peternakan Binatang) dapat diformulasikan sebagai berikut: (1) terjemahan dengan padanan ideal, (2) terjemahan yang sepadan, tetapi bentuknya tidak berkorepondensi, (3) terjemahan yang sepadan, tetapi maknanya tidak berkorespondensi, dan (4) padanan kosong karena tidak diterjemahkan.

5.2.1 Terjemahan dengan Padanan Ideal

Terjemahan dengan padanan ideal menggambarkan adanya kesejajaran bentuk dan makna antara teks sumber dan teks target yang pembahasannya sebagai berikut.

Dalam teks 307 hal. 141, padanan ideal terjadi pada tataran frasa. Korespondensi formal terjadi dalam penerjemahan frasa the clover menjadi tanaman bunga. Dari segi bentuk teks sumber berupa nomina disepadankan dengan nomina juga dalam teks target. Frasa the clover dan tanaman bunga keduanya memiliki fungsi

gramatikal yang sama, yakni sebagai komplemen dalam struktur teks. Dari segi makna kedua frasa sepadan secara tekstual. Dalam hedges teks 308 hal. 142, padanan yang terjadi juga padanan ideal pada tataran frasa. Korespondensi formal