• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Strategi Pemadanan

4.3.1 Strategi Struktural

Strategi struktural yang berhubungan dengan struktur teks mencakup tiga strategi pemadanan, yakni penambahan, pengurangan, dan transposisi. Strategi penambahan yang terjadi tidak saja sebatas penambahan kata atau frasa tetapi juga frasa yang dalam kaedah bahasa Indonesia bukanlah suatu keharusan. Penambahan yang terjadi cenderung berupa penafsiran (interpretasi) penerjemah terhadap teks. Teks-teks di bawah ini menggambarkan penambahan:

Teks Sumber Teks Target

334. With the ring of light from his lantern dancing from side to side, he lurched across the yard, kicking off his boots at the back door, drew himself a last glass of beer from the barrel in the scullery, and made his way up to bed, where Mrs. Jones was already snoring (hal 1).

„Menggenggam lampu minyak yang sinarnya berayun kian kemari, ia terhuyung-huyung melintasi pekarangan, menendang pintu belakang dengan sepatu bot, meneguk gelas bir penghabisan, kemudian membuang diri ke tempat tidur. Nyonya Jones- tentu saja istrinya- sudah lama mendengkur. Bibirnya moncong, setitik ingus melekat di lubang hidungnya (hal 1).‟

335. The fields were full of weeds, the buildings wanted roofing, the hedges were neglected (hal 11).

„Ladang penuh ditumbuhi alang- alang, bangunan-bangunan bocor atapnya, pepohonan terlantar‟ (hal 23)

336. And you, Clover! Where are those four fouls you bore (hal 4)?

„Dan engkau, Clover, mana dia itu ke empat anak-anakmu yang sudah kau lahirkan susah payah (hal 10)?

337. „Now, comrades, what is the nature of this life of ours (hal 3)?

„Sekarang, sahabat-sahabatku apa itu sesungguhnya hakekat kehidupan kita (hal 5)?‟

338. In the morning the animals came out of their stalls to find that the flag staff had blown down and an elm tree at the foot of the orchard had been plucked up like a redish (hal 43).

„Ketika matahari muncul di ufuk timur, binatang-binatang menyuruk- nyuruk keluar dari kandang, dan tahulah mereka bahwa tiang bendera sudah patah terkulai dan pohon angsana yang tumbuh di kaki ladang sudah tercabut akar-akarnya, seakan- akan sang angin itu menyentil batang selada hanya dengan jari manisnya (hal 81).‟

339. A large jug was circulating and the mugs were being refilled with beer (hal 84).

Satu poci besar berisi minuman diedarkan dan gelas-gelas bertangan itupun terisi bir yang membuih (hal 159).‟

340. Last of all came the cat, who looked around, as usual, for the warmest place, and finally squeezed herself in between Boxer and Clover (hal 2).‟

Dan yang akhir dari yang akhir, datanglah sang kucing menoleh kesana kemari, dan sebagaimana biasanya mencari tempat yang paling hangat, dan melingkar di antara Boxer dan Clover (hal 4).‟

341. They had made their way on to the little knoll where the half-finished windmill stood (hal 35).

„Kemudian mereka bergerak menuju bukit kecil tempat tegak berdiri kincir yang setengah jadi (hal 100).‟

Berlawanan dengan strategi penambahan, strategi pengurangan berhubungan dengan pengurangan unsur struktural dalam bahasa target dikarenakan tuntutan wajib kaedah bahasa target dan kewajaran ungkapan. Teks-teks berikut menggambarkan strategi pengurangan:

Teks Sumber Teks Target 342. For whole days at a time he would

lounge in his Windsor chair in the kitchen (hal 11).‟

Behari-hari ia duduk terperenyak di korsi dapur (hal 22)

343. Boxer and Clover would harness themselves to the cutter or hoserake (no bits or reins were needed in these days) and tramp steadily round and round the field (hal 16).

Kedua penarik kuda- Boxer dan Clover- melakukan sendiri dari memotong rumput, meratakan, berjalan mengelilingi ladang dengan langkah-langkah berat (hal 33).‟

344. He claimed to know the existence of a mysterious country called Sugarcandy Mountain (hal 10).

‟Ia mengaku mengetahui adanya negeri misterius bernam “Gunung Permen”

345. And the pigs like to invent for him such title as (57).

„Dan bangsa babi gemar menemukan berbagai rupa julukan untuknya, seperti (hal 107).‟

346. ‟The harvest is more important

(hal 16).‟ Potong rumput lebih penting (hal 31) 347. The fields were full of weeds, the

buildings wanted roofing, the hedges were neglected (hal 11).

„Ladang penuh ditumbuhi alang- alang, bangunan-b angunan bocor atapnya, pepohonan terlantar (hal 23) 348. The hens and ducks with their

sharp eyes had gathered up the last stalk (hal 17).

„Binatang ayam dan angsa dengan mata mereka yang jeli mengumpulkan hingga rumput penghabisan (hal 33).‟

349. And led them out to a piece of waste ground at the other end of the farm, which had become overgrown with birch saplings (hal 82).

„Menggiring pergi menuju ke sebidang tanah yang terlantar yang terletak di sudut peternakan yang kini ditumbuhi semak liar (hal 153).‟

350. Ribbon,‟ he said,‟should be

considered as clothes, which are marks of a human being (hal 13).

‟”Kalung,” katanya, “mesti dianggap seperti pakaian tak terpisahkan dari bangsa manusia (hal 25).

351. And as Napoleon was the only boar on the farm, it was possible to guess at their parentage (hal 70).

„Dan karena Napoleon satu-satunya babi jantan di peternakan itu, sangatlah mungkin menerka siapa bapak mereka (hal 129).‟

352. Unfortunately the uproar awoke Mr. Jones, who sprang out of bed making sure that there was a fox in the yard (hal 8).

„Guntur yang gegap gempita itu membangunkan tuan Jones. Ia melompat dari tempat tidurnya, mengintip-ngintip kalau ada srigala menghampiri pekaranganya (hal 17).‟

353. At one end of the big barn, on the sort of raised platform, Major was already esconed on his bed of straw, under a lantern which hung from a beam (hal 1).

„Di penghujung kandang besar itu, di bagian yang agak ketinggian, si babi Major sudah menata diri di atas tempat tidur jeraminya, persisi di bawah lampu gantung yang tercantel di sebatang balok (hal 2).‟

354. They put it about that animals on the Manor (they insisted on calling it the Manor Far: they would not tolerate the name „Animal Farm‟ (hal 24).‟

Binatang-binatang di peternakan “Manor” itu (mereka masih tetap menggunakan sebutan MANOR dan tak sudi menyebut peternakan „BINATANG‟) (hal 45)

355. It became obvious that it would be necessary to procure some grain from somewhere (hal 46).

‟Tak bisa dielekkan lagi bahwa amat perlu mengusahakan gandum dari mana saja (hal 88).‟

Strategi transposisi berhubungan dengan perubahan struktur internal dalam bahasa sumber. Teks-teks berikut menggambarkan strategi transposisi:

Teks Sumber Teks Target

356. At one end of the big barn, on the sort of raised platform Major was alreadyensconed on his bed of straw, under a lantern which hung from a beam (hal 1).‟

Di penghujung kandang besar itu, di bagian yang agak ketinggian, si babi Major sudah menata diri di atas tempat tidur jeraminya, persisi di bawah lampu gantun yang tercantel di sebatang balok (hal 1).‟

357. After this they went back to the farm building (hal 14).‟

Sesudah itu mereka kembali ke gedung peternakan (hal 24).‟

358. A large jug was circulating and the mugs were being refilled with beer (hal 84).

Satu poci besar berisi minuman diedarkan dan gelas-gelas bertangan itupun terisi bir yang membuih (hal 159).‟

359. And sometimes used to read to the others in the evening from scrapts of paper which she found on the rubbish heap (hal 20).

„Malahan kadang-kadang

membacakan sobekan-sobekan kertas yang dipunggutnya dari tong smapah (hal 38).‟

360. And led them out to a piece of waste ground at the other end of the farm, which had become overgrown with birch saplings (hal

„Menggiring pergi menuju ke sebidang tanah yang terlantar yang terletak di sudut peternakan yang kini ditumbuhi semak liar (hal 153).‟

82).

361. Unfortunately the uproar awoke Mr. Jones, who sprang out of bed making sure that there was a fox in the yard (hal 8).

„Guntur yang gegap gempita itu membangunkan tuan Jones. Ia melompat dari tempat tidurnya, mengintip-ngintip kalau ada srigala menghampiri pekaranganya (hal 17).‟ 362. They had made their way on to the

little knoll where the half-finished windmill stood (hal 35).

„Kemudian mereka bergerak menuju bukit kecil tempat tegak berdiri kincir yang setengah jadi (hal 100). 363. In the morning the animals came

out of their stalls to find that the flag staff had blown down and an elm tree at the foot of the orchard had been plucked up like a redish (hal 43).

„Ketika matahari muncul di ufuk timur, binatang-binatang menyuruk- nyuruk keluar dari kandang, dan tahulah mereka bahwa tiang bendera sudah patah terkulai dan pohon angsana yang tumbuh di kaki ladang sudah tercabut akar-akarnya, seakan- akan sang angin itu menyentil batang selada hanya dengan jari manisnya (hal 81).‟

364. There she purred contentedly throughout Major‟s speech without listening to a ward of what he was saying (hal 3).‟

Di situlah ia mendengkur sejadi- jadinya selama si babi Major menyampaikan dia punya pidato tanpa sedikitpun menangkap isinya (hal 4)