• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Deskripsi/Amplifikas

5.1. Makna Budaya dalam Animal Farm dan Peternakan Binatang

5.2.3 Terjemahan Sepadan tetapi Maknanya Tidak Berkorespondens

Terjemahan sepadan tetapi maknanya tidak berkorespondensi berhubungan dengan penerjemahan teks sumber ke dalam teks target yang strukturnya berkorespondensi dan maknanya sepadan secara tekstual tetapi terjadi pergeseran

makna ke arah medan makna yang lebih luas atau sebaliknya dan pergeseran sudut pandang seperti dalam pembahasan berikut.

Dalam penerjemahan frasa rubbish heap (teks 318 dan 319 hal. 143) menjadi frasa keranjang sampah dan tong sampah menggambarkan terjemahan yang sepadan tetapi maknanya tidak berkorespondensi. Kata heap dalam bahasa sumber bersifat generik yang konsepsi dasarnya mengacu pada tumpukan sesuatu. Sementara dalam konsepsi bahasa target kata keranjang dan tong konsepsi dasarnya mengacau pada wadah atau tempat untuk sesuatu yang bersifat spesifik.Terjadi sudut pandang yang berbeda dalam penerjemahan kata heap dalam frasa rubbish heap dalam bahasa sumber menjadi keranjang sampah dan tong sampah dalam bahasa target. Dalam penerjemahan frasa the shed dalam teks 320 hal. 142 menjadi ruang dalam teks target juga menggambarkan terjemahan yang sepadan tetapi maknanya tidak berkorespondensi. Kata shed dalam bahasa sumber bersifat spesifik yang konsepsinya mengacu pada tempat penyimpanan sesuatu yang spesifik. Sementara kata ruang dalam bahasa target walaupun sama-sama mengacu pada tempat peneyimpanan sesuatu, tetapi bersifat generik.

Dalam penerjemahan frasa thirty yards away, fifty yards, dan twenty yards dalam teks 321 hal. 143, teks 322 dan 323 hal. 144 menjadi 20 meter, 25 meter, dan 10 meter menggambarkan terjemahan yang sepadan tetapi maknanya tidak berkorespondensi. Dalam konsepsi bahasa sumber kata yard digunakan untuk ukuran panjang atau luas yang sama halnya dengan kata meter dalam konsepsi bahasa target yang juga digunakan untuk ukuran panjang dan luas. Namun demikian ukuran untuk yard tidak sama dengan meter. Satu yard sama panjangnya

dengan 91,4 sentimeter. Sementara satu meter dalam konsepsi bahasa target sama dengan 100 sentimeter.

Dalam teks 324 hal. 144 kata inch dalam frasa every inch of the field dalam bahasa sumber diterjemahkan menjadi setiap jengkal tanah pertanian dalam bahasa target. Terjemahan ini menggambarkan terjemahan yang sepadan tetapi maknanya tidak berkorespondensi. Kata jengkal tidak sepadan dengan kata inch. Konsepsi kata jengkal untuk ukuran dalam bahasa target adalah ukuran sepanjang rentangan antara ujung ibu jari tangan dan ujung jari lain yang direntangkan. Kata inch dalam konsepsi bahasa sumber digunakan untuk ukuran panjang yang setara dengan 2,54 sentimeter. Kata jengkal dalam bahasa target juga sering digunakan untuk ukuran panjang. Satu jengkal adalah ukuran rentangan jari yang ukurannya beragam. Jika kata jengkal yang digunakan untuk mengukur panjang, maka terdapat ukuran panjang yang beragam yang melebihi ukuran panjang dengan inch. Dengan demikian satu inch tidak dapat disepadankan dengan satu jengkal.

Dalam teks 325 hal. 144 kata gallon dalam bahasa sumber diterjemahkan menjadi gentong dalam bahasa target. Terjemahan ini menggambarkan terjemahan yang sepadan tetapi maknanya tidak berkorespondensi. Kata gallon dalam konsepsi bahasa sumber digunakan untuk ukuran volume yang setara dengan 4,5 liter Kata gentong dalam bahasa target digunakan juga untuk ukuran volume yang jumlahnya tidak dapat dipastikan setara dengan berapa liter Kata gentong konsepsinya dalam bahasa target adalah tempat air yang berbentuk seperti tempayan besar biasanya terbuat dari tanah liat. Kata gentong dapat disepadankan

dengan kata gallon tetapi maknanya tidak berkorespondensi Kata gentong tidak menjelaskan jumlah volume yang dapat ditampung, seperti kata gallon.

Dalam teks 326 hal. 144 frasa a half gallon dalam bahasa sumber diterjemahkan menjadi 2 liter dalam bahasa target. Terjemahan ini menggambarkan terjemahan yang sepadan tetapi maknanya tidak berkorespondensi. Kata gallon dalam konsepsi bahasa sumber digunakan untuk ukuran volume yang setara dengan 4,5 liter. Dengan kata lain ukuran volume 2 liter dalam bahasa target tidaklah sama dengan ukuran a half gallon.

5.2.4 Padanan Kosong

Padanan kosong (zero translation) berhubungan dengan tidak munculnya penerjemahan teks sumber ke dalam teks target ke permukaan sementara dalam teks sumber bentuk-bentuk dimaksud ada. Berikut pembahasan yang berhubungan dengan padanan kosong.

Dalam teks 327 hal. 144, artikel tak defenitif (indefinite article) a yang mempunyai makna dasar „satu‟ sebagai bagian dari pembentuk frasa yang mengandung informasi baru tidak muncul dalam bahasa target. Sementara dalam kasus lain hal ini muncul, seperti dalam teks: And the news soon leaked out that every pig was now receiving a ration of a pint of beer (hal 71) yang diterjemahkan „Dan kabar-kabar berikutnya merembes keluar adalah: tiap-tiap babi peroleh ransum segelas bir tiap hari (hal 143)‟. Sama halnya dengan teks 329, 330, dan 331 hal. 145 dimana the platform, the windmill dan the scullery tidak muncul dalam bahasa target. Sementara pada teks lain frasa-frasa dimaksud muncul dengan jelas dalam terjmahan teks lainnya, seperti dalam ... who had unremarkable gift for composing songs and poems, sat on the front of the raised

platform (hal 36) yang diterjemahkan‟ ...yang punya bakat luar biasa menciptakan lagu dan sajak duduk di tempat ketinggian (hal 67).‟ Demikian juga dengan frasa the windmill yang muncul pada bagian lain dalam teks sumber, seperti within a few

weeks Snowball‟s plan for the windmill were fully worked out (hal 30) yang

diterjemahkan „Hanya dalam tempo beberapa minggu saja, rencana kincir angin Snowball sudah berjalan sepenuhnya.(hal 57)‟ Sama halnya dengan teks 332 hal. 145 dimana kata case muncul dalam teks lain, seperti: It was a few days later that than this that the pigs came upon a case of whiskey in the cellars of the farmhouse (hal 66) yang diterjemahkan „Hanya beberapa hari sesudah itu, beberapa babi menemukan peti berisi minuman keras di ruang bawah tanah gedung peternakan (hal 122). Dalam teks 331 dan 332 hal. 145 sama sekali tidak muncul dalam teks target.

5.3 Strategi Pemadanan

Kesenjangan linguistik dan budaya dari teks sumber dan teks target menjadi masalah yang tidak mudah bagi penerjemah ketika dia berusaha untuk menerjemahkan atau menemukan padanan makna yang diterjemahkannya. Untuk menerjemahkan atau menemukan padanan makna yang diterjemahkannya, dia harus menggunakan suatu strategi pemadanan. Berikut pembahasan beberapa strategi pemadanan yang digunakan dalam menemukan padanan makna dari teks sumber ke dalam teks target.

5.3.1 Strategi Struktural

Strategi struktural mencakup penambahan, pengurangan, dan transposisi seperti dalam pembahasan berikut.

Dalam teks 334 hal. 147 terjadi gejala penambahan pronomina berupa frasa (tentu saja istrinya) yang menjelaskan nomina sebelumnya (Mrs. Jones). Penambahan klausa (Bibirnya moncong, setitik ingus melekat di lubang hidungnya) adalah hasil penafsiran (interpretasi) penerjemah terhadap kata mendengkur yang terdapat pada teks (Nyonya Jones- tentu saja istrinya- sudah lama mendengkur). Dalam teks 335 hal. 147 terjadi gejala penambahan kata (ditumbuhi) yang menjelaskan frasa sebelumnya (ladang penuh). Dalam teks 336 hal. 147 terjadi gejala penambahan frasa (yang sudah) dan dalam teks 337 hal. 147 terjadi gejala penambahan kata yang menjelaskan kepemilikan (-ku) dalam frasa (sahabat-sahabatku). Dalam teks 338 hal. 147 klausa seakan-akan sang angin itu menyentil batang selada hanya dengan jari manisnya adalah gejala penambahan interpretasi terhadap kata tercabut akar-akarnya. Dalam teks 339 hal. 147 frasa yang membuih adalah gejala penambahan yang disebabkan oleh penafsiran (interpretasi) penerjemah terhadap yang terdapat frasa terisi bir dalam teks. Dalam teks 340 hal. 147 dan teks 341 hal. 148 menggambarkan penanambahan kata sambung (dan, kemudian) yang tidak terdapat dalam teks sumber. Penambahan ini mungkin disebabkan penerjemah menerjemahkan teks sumber dengan menarasikan teks. Penambahan ini bukanlah suatu keharusan (obligatory) dalam kaedah bahasa Indonesia tetapi bersifat manasuka (optional). Secara gramatikal teks 342 dan 343 hal. 148 menggambarkan bahwa waktu (tense) dalam bahasa Inggris ditandai dengan penanda tertentu. Secara gramatikal kata would dalam bahasa Inggris bersifat wajib untuk menandai suatu kebiasaan yang dilakukan pada waktu lampau sementara waktu (tense) dalam bahasa Indonesia tidaklah ditandai secara gramatikal. Dalam teks 344 dan 345 hal. 148 terjadi

gejala pengurangan preposisi to. Dalam kaedah bahasa Indonesia pengurangan ini merupakan keharusan karena dalam kaedah bahasa Indonesia subjek dapat langsung diikuti oleh dua verba berturut-turut (mengaku mengetahui dan gemar menemukan) sementara dalam bahasa Inggris tidak (claimed to know dan like to invent). Pengurangan verba bantu (auxiliary to be) is dan were dalam teks 346 dan teks 347 hal. 148 merupakan keharusan dalam kaedah bahasa Indonesia jika subjek mengandung predikat nonverba sementara dalam bahasa Inggris disesuaikan dengan kaedah persesuaian (concord/agreement) antara subjek dan verba bantu (auxiliary to be) serta waktu (tense). Dalam teks 346, teks 347 dan 348 hal. 148 menggambarkan gejala pengurangan kata sandang tertentu (definite article) the dalam the harvest, the fields, dan the hens yang memberikan informasi lama yang kehadirannya bersifat harus dalam bahasa Inggris tetapi dalam bahasa Indonesia sekalipun memberikan informasi lama kehadirannya tidak muncul. Sama halnya dengan teks 352 dan 353 hal 149 yang juga menggambarkan pengurangan kata sandang tak tertentu (indefinite article) a dalam a fox, at one end dan a lantern yang memiliki arti dasar „satu‟ yang dalam kaedah tata bahasa bahasa Indonesia tidak muncul tetapi pada bagian lain dari teks 353 hal 149 kata sandang a dalam a beam muncul. Pengurangan yang terjadi pada teks 348 dan 349 hal. 148 adalah penghilangan kata bantu (helping verb) yakni had sebagai kata bantu untuk membentuk waktu yang telah lalu (past perfect). Dalam kaedah bahasa Indonesia hal ini seharusnya secara gramatikal ditandai dengan penanda keterangan waktu (telah atau sudah) tetapi dalam terjemahannya tidak muncul dengan penanda keterangan waktu dimaksud secara gramatikal. Dalam teks 349 hal. 148 dan teks 350 hal. 149 menggambarkan gejala pengurangan pronomina

relatif (relative pronouns) yakni which yang berfungsi sebagai penerang klausa sebelumnya yang dalam kaedah bahasa Indonesia pronomina relatif ini dihilangkan. Dalam teks 351 hal. 149 terjadi gejala pengurangan subjek dalam klausa (it was possible to guess) yang menggunakan pronomina nonmanusia (impersonal pronoun) menjadi frasa (sangatlah mungkin). Dalam teks 354 hal. 149 menggambarkan terjadinya pengurangan kata bantu would dan pronomina they. Kata bantu would disini sama kasusnya dengan would pada teks 342 dan 343 hal. 148. Pengurangan pronomina they disebabkan paralelisme dalam kaedah dimana pronomina subjek they mengacu pada pronomina subjek yang sama yang dapat dihilangkan. Dalam teks 355 hal. 149 menggambarkan terjadinya pengurangan penanda kuantitas (some) yang mendahului nomina tak dapat dihitung (uncountable noun), yakni grain. Nomina tak dapat dihitung dalam bahasa sumber senantiasa didahului oleh penanda kuantitas sementara dalam bahasa target penanda kuantitas tidak senantiasa mendahului nomina baik itu nomina yang digolongkan ke dalam nomina tak dapat dihitung (uncountable noun) maupun yang dapat dihitung (countable noun).

Dalam teks 356 dan 357 hal. 149 menggambarkan gejala transposisi dari teks sumber ke dalam teks target yang muncul ke permukaan sebagai perubahan struktur internal pembentukan frasa. Kaedah pembentukan frasa dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia berbeda. Bahasa Inggris menganut kaedah Merangkan + Diterangkan (MD) yang terdiri dari pemodifikasi (modifier) + inti, sementara bahasa Indonesia menganut kaedah Diterangkan + Menerangkan (DM) yang terdiri dari inti + pemodifikasi (modifier) dalam membentuk frasa nomina. Kaedah dalam bahasa Inggris berkembang ke kiri di mana frasa the big barn yang

memiliki struktur pemodifikasi (modifier) + inti berpadanan dengan‟ kandang besar itu‟ yang memiliki struktur inti + pemodifikasi (modifier) yang berkembang ke kanan dan farm building berpadanan dengan „gedung peternakan‟. Dalam teks 356 dan 357 hal. 149 menunujukkan perbedaan distribusi ajektiva dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dimana dalam frasa nomina bahasa Indonesia inti (nomina) tidak pernah didahului oleh ajektiva sementara dalam bahasa Inggris adjektiva mendahului inti (nomina). Dalam teks 358 hal. 150 menggambarkan gejala transposisi penggunaan waktu (tense) dalam bahasa Inggris, yakni waktu yang lalu dan sedang berlangsung (past continuous tense) dimana A large jug was circulating yang berpola kalimat aktif disepadankan dengan „Satu poci besar berisi minuman diedarkan‟ yang berpola kalimat pasif dalam bahasa Indonesia. Dalam teks 359 dan 360 hal. 150 menggambarkan gejala transposisi penggunaan klausa relatif benda (relative clause of thing)) dimana which she found dan which had become overgrown yang berpola kalimat aktif disepadankan dengan „yang dipunggutnya‟ dan‟ yang kini ditumbuhi‟ yang berpola kalimat pasif. Teks 361 hal 150 juga menggambarkan gejala transposisi klausa relatif orang (relative clause of person) yang dalam who sprang disepadankan dengan klausa „Ia melompat‟. Dalam teks 362 hal. 150 menggambarkan transposisi klausa relatif keterangan tempat (relative clause of place) yang dalam where the half-finished windmill stood berpola kalimat aktif dimana posisi subjek berada di depan mendahului predikatnya disepadankan dengan „tempat tegak berdiri kincir yang setengah jadi‟ yang berpola kalimat aktif tetapi predikat mendahului subjek. Pada teks 363 hal.150 terjadi gejala transposisi dari sebuah frasa in the morning menjadi sebuah klausa Ketika

matahari muncul di ufuk timur. Sama halnya dengan teks 364 hal. 150 juga terjadi gejala transposisi dari sebuah frasa Major‟s speech menjadi sebuah klausa si babi Major menyampaikan dia punya pidato dan sebuah klausa a ward of what he was saying menjadi sebuah kata isinya. Perubahan yang terjadi dalam teks 359, , teks 361, 362, 363, dan 364 hal. 150 disebabkan pergeseran fokus yang dilakukan oleh penerjemah.

5.3.2 Strategi Semantik

Strategi semantik mengacu pada pemadanan makna berdasarkan

makna yang mencakup berbagai strategi (sinonimi, adaptasi budaya, peminjaman yang dinaturalisasi, deskripsi, dan penghilangan) seperti pembahasan berikut. Kata atau frasa yang terdapat dalam teks berikut menggunakan strategi sinonimi yang maknanya lebih kurang sama. Frasa the hay dalam teks 365 hal. 151 disepadankan dengan jerami yang lebih kurang sama maknanya (sinonimi). Frasa white mare dalam teks 366 hal. 150 disepadankan dengan kuda betina yang maknanya lebih kurang sama. Frasa the little knoll dalam teks 367 hal. 151 disepadankan dengan bukit kecil yang maknanya lebih kurang sama. Frasa the yard dalam teks 368 hal. 151 disepadankan dengan pekarangan yang maknanya lebih kurang sama. Kata nodded dalam teks 369 hal. 151 disepadankan dengan mengangguk yang maknanya lebih kurang sama. Kata harvest dalam teks 370 hal. 151 disepadankan dengan panen yang maknanya lebih kurang sama. Frasa a general meeting dalam teks 371 hal. 151 disepadankan dengan sidang umum yang maknanya lebih kurang sama, dan frasa the Meeting dalam teks 371 hal. 150 disepadankan dengan Pertemuan yang maknanya lebih kurang sama.

adaptasi budaya. Frasa a howthorn bush dalam teks 372 hal. 152 disepadankan dengan sebatang pohon kamboja. Frasa the black birds dalam teks 373 hal. 152 disepadankan dengan burung-burung kutilang. Frasa the hen-house dalam teks 374 hal. 152 disepadankan dengan kandang ayam. Frasa a dog-cart dalam teks 375 dan 376 hal. 152 disepadankan dengan delman dan bendi. Frasa gallons of milk dalam teks 377 hal. 152 disepadankan dengan gentong susu. Frasa the paint- pot dalam teks 378 hal. 152 disepadankan dengan kaleng cat. Frasa every inch of the field dalam teks 379 hal. 152 disepadankan dengan tiap jengkal tanah perladangan.

Kata atau frasa yang terdapat dalam teks berikut menggambarkan strategi peminjaman yang dinaturalisasi, yakni penulisan dan pelafalan kata atau frasa bahasa sumber disesuaikan dengan penulisan dan pelafalan bahasa target. Kata Republic dalam teks 380 hal. 153 disepadankan dengan peminjaman yang dinaturalisasi menjadi “REPUBLIK”. Kata cannibalism dalam teks 381 hal. 153 menjadi kanibalisme. Kata Animalism dalam teks 382 hal. 153 menjadi

“BINATANGISME‟. Kata committee dalam teks 383 hal. 153 menjadi Komite.

Kata Lanterns dalam teks 384 hal. 153 menjadi Lentera. Kata pounds dalam teks 385 hal. 153 menjadi pon. Kata ounce dalam teks 386 hal. 153 menjadi ons. Kata biscuits dalam teks 386 hal. 153 menjadi biskuit. Kata inches dalam teks 387 hal. 153 menjadi inci.

Kata atau frasa yang terdapat dalam teks berikut menggunakan strategi pemadanan amplifikasi, yakni penerjemah memberikan deskripsi bentuk atau fungsi dari kata atau frasa teks sumber ke dalam teks target. Frasa the pop-hole dalam teks 388 hal. 154 disepadankan dengan lubang kecil tempat ayam keluar

masuk yang menjelaskan fungsi. Frasa one of the cockerels dalam teks 389 hal. 154 disepadankan dengan seekor ayam jantan yang belum lagi setahn umurnya yang menjelaskan bentuk. Frasa the harness-room dalam teks 390 hal. 154 disepadankan dengan gudang simpanan pakaian kuda yang menjelaskan fungsi. Frasa an old governess-cart dalam teks 391 hal. 154 disepadankan dengan kereta bekas digunakan untuk angkut guru pengasuh yang menjelaskan fungsi.

Kata atau frasa yang terdapat dalam teks berikut menggunakan strategi penghilangan, yakni penerjemah tidak menerjemahkan kata atau frasa teks sumber ke dalam teks target apakah sebagian atau keseluruhan dari kata atau frasa. Frasa the five-barred gate dalam teks 392 hal. 155 disepadankan sebagian dengan pintu saja. Frasa the door of the store shed dalam teks 393 hal. 155 disepadankan sebagian dengan pintu saja. Frasa the barrel in the scullery dalam teks 394 hal. 155, frasa the scullery dalam teks 395 hal. 155, frasa the platform dalam teks 396 hal. 155, frasa a stall dalam teks 397 hal. 155, frasa the field dalam teks 398 hal 155, frasa the store-shed dalam teks 399 hal. 155, frasa the harvest dalam teks 400 hal. 155, frasa the pile dalam teks 401 hal. 155, dan frasa his great iron-shoed hoofs dalam teks 402 hal. 155 tidak disepadankan sama sekali.