• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

2 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN METODE UMUM PENELITIAN

2.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di dua tipe habitat berbeda, yaitu: (1) Kawasan Perjanjian Kontrak Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT Kaltim Prima Coal (PT KPC) site Sangatta (disebut KP Batubara), mewakili habitat orangutan di KP Batubara; (2) Kawasan Prevab TN Kutai, mewakili habitat alami orangutan morio di Kaltim. Kedua lokasi penelitian terletak di Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kaltim. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Peta lokasi penelitian di PT KPC dan TN Kutai, Provinsi Kaltim Kabupaten Kutai Timur merupakan kabupaten hasil pemekaran yang terdiri atas 18 kecamatan dengan 133 desa dan 2 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Kutai Timur sebesar 35 747.50 km² atau sekitar 17% dari luas wilayah Provinsi Kaltim (Bappeda Kutim 2015). Penyebaran penduduk Kabupaten Kutai Timur tidak merata dengan kepadatan yang bervariasi antara 18 kecamatan. Kecamatan

Sangatta Utara memiliki kepadatan penduduk tertinggi, yaitu 30.92% dari total penduduk Kabupaten Kutai Timur. Sebaliknya, kecamatan Busang hanya berpenduduk sebesar 1.34% dari total penduduk kabupaten.

2.1.1 Sejarah dan Geografi KP Batubara

PT KPC telah berdiri sejak tahun 1982, sesuai dengan akta No. 28 tanggal 9 Maret 1982 dan mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman RI sesuai dengan Surat Keputusan No Y.A.5/208/25 tanggal 16 Maret 1982. Pengesahan tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 30 Juli 1982 No. 61 Tambahan No. 967. Sesuai dengan PKP2B yang ditandatangani pada tanggal 8 April 1982, Pemerintah memberikan izin kepada PT KPC untuk melaksanakan eksplorasi, produksi, dan memasarkan batubara dari wilayah perjanjian sampai dengan tahun 2021. Wilayah PKP2B ini mencakup daerah seluas 90.938 ha di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kaltim (Gambar 2.2).

Gambar 2.2 Peta kawasan PKP2B PT KPC

Secara garis besar, operasi penambangan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: tahap persiapan penambangan, penambangan, dan pasca penambangan (KPC 2010). Proses penambangan batubara di PT KPC disajikan pada Gambar 2.3.

Tahap persiapan diawali dengan kegiatan survei eksplorasi, yang terdiri atas pemetaan lapangan, pengukuran struktur geologi, pengambilan sampel singkapan, pemboran eksplorasi, logging geofisika, dan penaksiran cadangan. Pada tahap ini juga dihitung jumlah tanah pucuk yang dipindahkan, rencana area rehabilitasi, dan jumlah peralatan tambang yang diperlukan.

Tahap produksi diawali dengan kegiatan penebangan dan pemotongan pohon serta pemindahan tanah pucuk, yang didahului dengan kegiatan identifikasi dan dokumentasi flora dan fauna yang ada di daerah tersebut. Beberapa jenis tanaman penting dikoleksi sebagai bibit tanaman bagi kegiatan rehabilitasi. Tanah

pucuk dipindahkan ke lokasi penyimpanan atau bisa langsung digunakan untuk rehabilitasi area timbunan yang sudah permanen. Setelah melalui tahap penebangan pohon dan pemindahan tanah pucuk, dilakukan pemboran dan peledakan tanah penutup. Tanah penutup yang sudah diledakkan kemudian diangkut ke lokasi timbunan yang sudah direncanakan. Tanah penutup yang mengandung asam/PAF (Potential Acid Forming) ditimbun terpisah dari tanah yang tidak mengandung asam/NAF (Non Acid Forming). Tanah penutup dengan kategori NAF ditimbun di lokasi timbunan yang sudah permanen dan dilakukan rehabilitasi sementara tanah penutup, sedangkan kategori PAF ditimbun di lokasi timbunan sementara.

Gambar 2.3 Proses penambangan batubara PT KPC (KPC 2010)

Setelah tanah penutup dipindahkan, batubara yang sudah terbuka ditambang menggunakan alat muat khusus batubara. Batubara kemudian diangkut oleh truk langsung menuju lokasi peremukan (crusher) atau ditimbun sementara di lokasi penyimpanan batubara (stockpile batubara) sesuai dengan kualitas batubara. Di lokasi crusher, batubara ditumbuk sesuai ukuran yang sudah ditetapkan, dilanjutkan proses pencucian untuk batubara kotor. Batubara yang sudah mengalami pengecilan ukuran dan siap jual selanjutnya diangkut menggunakan ban berjalan (belt conveyor) menuju ke lokasi timbunan batubara di pelabuhan khusus batubara (Coal terminal). Batubara siap jual selanjutnya dimuat ke dalam kapal untuk dikirim ke para pelanggan.

Perusahaan melakukan reklamasi terhadap area bekas penambangan, yang bertujuan untuk mengembalikan lahan ke kondisi aman, stabil, dan produktif. Rehabilitasi dilakukan secara bertahap. Program rehabilitasi meliputi perencanaan, penempatan batuan penutup, pembentukan akhir, penempatan tanah pucuk, pembangunan sarana pengendali air (drainage), penanaman, perawatan, dan pemantauan. Sampai dengan tahun 2013, Pit yang dikelola PT KPC berjumlah 18 pit. PT KPC mengelola 5 pit dan 13 pit lainnya dibantu oleh para kontraktor (KPC 2013).

Secara struktural pengelolaan lingkungan dilakukan oleh Departemen Environment yang menginduk kepada Divisi Health Safety Environment and Security. Namun demikian secara tanggung jawab, pengelolaan lingkungan melekat pada masing-masing divisi. Sesuai dengan Kepmen 555.K/26/M.PE/1995-1, maka secara fungsional penanggungjawab atas pelaksanaan dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan) adalah Kepala Teknik Tambang.

TN Kutai

TN Kutai berdasarkan areal kerja terbagi atas dua seksi yaitu Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) wilayah I Sangatta dan SPTN Wilayah II Tenggarong, masing-masing SPTN dibagi menjadi 3 resort. Kawasan Prevab TN Kutai berada di areal kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) wilayah I Sangatta. Prevab TN Kutai secara administrarif pemerintahan masuk wilayah Desa Swarga Bara Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kaltim. Secara geografis Prevab TN Kutai berada antara 0031'55.74" LU dan 117027'53.10" BT, berdekatan dengan areal PT KPC yang dibatasi oleh Sungai Sangatta sebagai batas utara TN Kutai (Gambar 2.4).

Gambar 2.4 Peta situasi TN Kutai

Kawasan Prevab TN Kutai dapat ditempuh melalui jalan darat ±20 menit dari kota Sangatta menuju dermaga Papa Charlie yang terletak di Dusun Kabo Jaya, kemudian dilanjutkan melalui jalur sungai menggunakan perahu motor/ketinting ±40 menit ke arah hulu. Alternatif lain untuk mencapai kawasan Prevab TN Kutai adalah menggunakan perahu motor langsung dari Jembatan Sangatta dengan jarak tempuh ±2 jam.

Berdasarkan Surat Penunjukan SK Nomor: 352/Kpts-II/1995 Kawasan TN Kutai memiliki luas 198 629 ha, yang membentang mulai dari pantai Selat Makassar sebagai batas bagian Timur menuju arah daratan sepanjang kurang dari 65 km. TN Kutai dibatasi oleh Sungai Sangatta di sebelah Utara, Hutan Lindung Bontang dan HPH PT. Surya Hutani Jaya di sebelah Selatan, dan HPH PT Kiani

Lestari di sebelah Barat. Secara geografis TN Kutai berada di 07’54” - 033’53” LU dan 11658’48” - 11735’29” BT. Secara administrasi pemerintahan, TN Kutai terletak di tiga Kabupaten/Kota, yaitu: Kabupaten Kutai Timur seluas 158 903.20 ha (80%), Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 34 720.35 ha (17.48%), dan Kota Bontang seluas 5 005.45 ha (2.52%).

Sebagian besar wilayah TN Kutai memiliki topografi datar (92%) dan 8% sisanya bergelombang hingga berbukit-bukit yang tersebar di bagian tengah kawasan yang membentang arah utara selatan. Sebanyak 61% dari kawasan memiliki kelas ketinggian antara 0-100 m dpl (bagian timur dan barat) dan 39% sisanya pada tingkat ketinggian 100-250 m dpl (bagian tengah) (Ferisa 2014).

2.1.2 Vegetasi KP Batubara

Hasil survei keanekaragaman vegetasi oleh KPC (2015) menunjukkan bahwa di areal rehabilitasi PT KPC terdapat 95 jenis vegetasi, antara lain: pulai gunung (Alstonia angustifolia), jambu-jambu (Eugenia sp.), jengkol hutan (Arcidendrum havilundi), kayu kuku (Enderita spectabilis), rambai (Baccaurea motleyana), sengkuang (Dracontomelon dao), durian burung (Durio assitifolia), kenanga (Cananga odorata), nangka (Artocapus integra), beringin (Ficus benyamina), dan rengas (Gluta Rengas). Meskipun di ARKPB dapat dijumpai beberapa spesiel lokal, jenis baru yang didatangkan dari luar kawasan lebih mendominasi, misalnya johar (Senna Siamea), sengon laut (Enterolobium cyclocarpum), kecapi (Eugenia operculata), waru (Hibiscus tiliaceus), kedawung (Parkia timoriana), jambu biji (Psidium guajava), trembesi (Samanea saman), pacar cina (Aglaia odorata), dan jabon (Anthocephalus cadamba) (KPC 2015).

Prevab TN Kutai

Kawasan Prevab ditumbuhi oleh berbagai jenis vegetasi dari berbagai tingkat pertumbuhan. Jenis vegetasi yang tumbuh di kawasan Prevab bervariasi, namun hanya dua suku yang terlihat mendominasi yakni Euphorbiaceae dan Lauraceae (Ferisa 2014). Tiga jenis vegetasi yang mendominasi di kawasan Prevab adalah Endospermum peltatum, Pterospermum javanicum, dan Alagium hirsutum (Ferisa 2014). Berbagai habitus vegetasi tumbuh di kawasan Prevab dan dimanfaatkan oleh orangutan sebagai sumber pakan, antara lain: pohon (sengkuang/Dracontomelon dao dan ara bendang /Ficus piramidata), liana (akar belaran/Merremmia peltata dan akar serapet/Mucuna sp), Jahe-jahean (Jaung/Etlingera sp. dan kedapat/Alpinia sp.) (Ferisa 2014).

2.1.3 Fauna KP Batubara

Menurut KPC (2015), di ARKPB terdapat 23 jenis mamalia, 7 jenis amfibi, 26 jenis burung, dan 56 jenis kupu-kupu. Jenis-jenis tersebut diantaranya: orangutan (Pongo pygmaeus), bekantan (Nasalis larvatus), dan burung enggang gading (Rhinoplax vigil), katak hijau, burung punai, burung delimukan zamrud, musang, tupai, lutung, Catopsilia pomona, Ideopsis vulgaris, Parantica agleoides,

Taractrocera ardonia, Euchrysops cnejus, Lampides boeticus, Eurema hecabe,

Neptis hylas, Hypolimmnas bolina, Polyura athamas (KPC 2015).

TN Kutai

Jenis burung yang dapat dijumpai di Kawasan Prevab TN Kutai antara lain: Kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris), julang emas (Aceros undulatus), srigunting batu (Dicrurus paradiseus), dan tepus merbah sampah (Stachyris eryhroptera) (Ismawan et al. 2015). Jenis satwa lain yang ditemukan di Prevab, yaitu: bekantan (Nasalis larvatus), banteng (Bos javanicus), payau (Rusa unicolor), beruang madu (Helarctos malayanus), buaya muara (Crocodylus porosus), dan buaya senyulong (Crocodylus schlegellii) (Wirawan (1985).

2.1.4 Iklim

Kabupaten Kutai Timur beriklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-rata 26° C (berkisar antara 21-34ºC), perbedaan suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 5° hingga 7° C. Curah hujan di Kabupaten Kutai Timur bervariasi, yang semakin meningkat mulai dari wilayah pantai hingga ke pedalaman. Jumlah curah hujan rata-rata berkisar antara 2000 hingga 4000 mm/tahun, dengan jumlah hari hujan rata-rata adalah 130 hingga 150 hari/tahun (Bappeda Kutim 2015).

Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Fergusson, kedua lokasi penelitian termasuk tipe iklim A yaitu sangat basah. Jumlah curah hujan tahunan antara 1 549.5 hingga 2 993.4 mm dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2 558 mm, curah hujan rata-rata bulanan sebesar 188.2 mm. Suhu rata-rata adalah 26ºC (berkisar antara 21-34ºC) dengan kelembaban antara 67-90%, kecepatan angin normal rata-rata 2-4 knot/jam (Ferisa 2014; KPC 2015).

2.2 Metode Umum Penelitian