• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

2 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN METODE UMUM PENELITIAN

2.2 Metode Umum Penelitian 1 Alat dan Bahan Penelitian

2.2.2 Pengumpulan Data

Secara garis besar data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari atas dua jenis, yaitu: data karakteristik habitat dan data perilaku orangutan. Pengumpulan data dilakukan dari bulan Oktober 2013 hingga September 2014.

Data Perilaku Orangutan

Pengamatan perilaku orangutan dilakukan dengan metode focal animal sampling (Altmann 1974; Paterson 1992) dengan menfokuskan pengamatan pada satu individu orangutan sebagai objek/target. Pengamatan dilakukan mulai dari

individu orangutan keluar dari sarang di pagi hari sampai individu tersebut membuat sarang untuk tidur pada sore hari/menjelang malam. Pencatatan data dilakukan secara instantaneous, yaitu mencatat perilaku individu dalam kurun waktu tertentu pada tally sheet (pada penelitian ini setiap dua menit). Selain itu, semua perilaku penting yang terjadi di luar interval waktu pengamatan juga dicatat (van Schaik 2003).

Pemilihan orangutan didasarkan atas proporsi jenis kelamin dan umur (disebut kelas fokal). Pengamatan perilaku orangutan di KP Batubara dan Prevab TN Kutai dilakukan secara paralel. Prosedur kerja pengumpulan data perilaku orangutan adalah sebagai berikut:

1 Pencarian (searching) orangutan

Pencarian individu orangutan sampel dilakukan pada saat pengamatan dimulai untuk pertama kalinya, pada saat orangutan menghilang ketika pengambilan data sedang berlangsung, serta pada saat masa pengambilan data untuk satu orangutan telah berakhir sehingga perlu dilakukan pencarian individu orangutan berikutnya. Pencarian orangutan dilakukan dengan penjelajahan pada titik-titik yang peluang perjumpaan dengan orangutan cukup besar, misalnya di sekitar pohon buah, lokasi tempat sisa makanan, maupun sarang baru. Beberapa tanda yang dapat membantu pengamat untuk menemukan orangutan antara lain melihat perpindahan atau mendengar suara pergerakan orangutan dari satu pohon ke pohon lainnya, mendengar suara/vokalisasi yang sering dikeluarkan oleh orangutan, dan mencium bau orangutan (tubuh, urin atau fesesnya).

2 Pemilihan orangutan

Individu orangutan yang dijadikan target pengamatan ditentukan menggunakan teknik sampling insidentil, yaitu individu mana saja yang secara kebetulan bertemu dengan pengamat dan sesuai dengan kriteria dapat digunakan sebagai sampel (Sugiyono 2007).

3 Identifikasi dan penandaan orangutan

Indentifikasi dilakukan berdasarkan ciri morfologi orangutan, yaitu: jenis kelamin, ukuran tubuh, warna rambut, panjang rambut, warna mata, bantalan pipi, kantong leher, dan ciri-ciri lain (Kuze et al. 2005). Orangutan diklasifikasikan menjadi 4 kelas umur dan jenis kelamin (disebut kelas fokal), yaitu: jantan dewasa berpipi (flanged male, FM), jantan dewasa tidak berpipi (unflanged male, UFM), betina dewasa (adult female, AF), dan remaja (adolescent, Adol).

Estimasi populasi dengan metode pengamatan langsung terhadap individu orangutan yang dijumpai di ARKPB juga dilakukan. Semua individu yang dijumpai diidentifikasi berdasarkan lokasi perjumpaan, ciri morfologi, status reproduksi (punya bayi/anak/hamil), perilaku, dan ciri-ciri khusus seperti bekas luka atau cacat. Setiap individu didokumentasikan dengan kamera foto untuk memastikan bahwa individu yang sama tidak terhitung lebih dari satu kali.

4 Pengamatan dan pencatatan aktivitas harian orangutan

Apabila orangutan sudah ditetapkan, pengamat langsung mengambil titik koordinatnya dan menandai kedudukannya dalam peta. Selanjutnya pengamat mulai mengikuti dan mencatat seluruh perilaku harian orangutan sampai orangutan tersebut membuat sarang untuk tidur. Pengambilan data dilanjutkan pada hari berikutnya dengan mengunjungi sarang tidur. Pengamatan dimulai dari

orangutan keluar sarang (sekitar pukul 05.00 WITA) sampai orangutan membuat sarang malam (sekitar pukul 16.30-17.30 WITA). Cara kerja ini diulangi setiap hari sampai target waktu pengamatan yang sudah ditentukan tercapai. Apabila orangutan menghilang sebelum sarang tidur dibuat atau sebelum target waktu pengamatan tercapai maka aktivitas pencarian kembali dilakukan, sampai menemukan kembali baik orangutan yang sama maupun orangutan yang lain. Pengamatan terhadap individu yang diamati dibatasi antara 7-10 hari setiap bulannya, hal ini untuk menjaga agar orangutan tidak terlalu terbiasa dengan kehadiran manusia serta untuk mencegah stress pada orangutan.

Data aktivitas harian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dengan pengamatan harian ≥5 jam. Waktu pengamatan minimum dalam studi ini dinilai cukup representatif karena lebih besar daripada yang digunakan pada beberapa studi sebelumnya yang mengacu pada standar pengambilan data orangutan oleh Morrogh-Bernard et al. (2002) dengan waktu minimum 3 jam, misalnya Hardus et al. (2012) and Morrogh-Bernard et al. (2009). Bahkan Rijksen (1978) menggunakan minimal lama pengamatan aktivitas orangutan dalam satu harinya hanya 90 menit atau 1.5 jam.

Data aktivitas harian orangutan dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam lima kategori utama dengan mengadopsi dan memodifikasi kategori yang dibuat Galdikas (1986), yaitu:

- Bergerak: aktivitas yang dimulai saat orangutan bergerak pindah dengan cara memanjat, membengkokkan pohon dari satu pohon ke pohon lain, maupun berjalan di tanah dengan 2 atau 4 anggota geraknya.

- Istirahat: kondisi saat orangutan relatif tidak bergerak/tidak melakukan aktivitas utamanya (duduk, berdiri, atau tiduran pada cabang, di dalam sarang, atau pada permukaan tanah).

- Makan: merupakan segala aktivitas yang meliputi persiapan, pemetikan, penggapaian, pengambilan, pengunyahan/penelanan makanan, bergerak dalam sumber makanan (pohon, liana, pohon tua yang mengandung rayap, tumbuhan lantai hutan), termasuk minum dan penggunaan alat untuk makan.

- Sosial: aktivitas yang melibatkan interaksi orangutan dengan orangutan lain (bermain, seksual, mengutui, dan agresi).

- Bersarang: merupakan aktivitas pematahan dan perajutan cabang-cabang dan/atau daun tumbuhan untuk membangun sarang sebagai tempat untuk tidur atau berlindung dari hujan. Data dari perilaku bersarang yang diamati antara lain: lama waktu membuat sarang, karakteristik pohon tempat bersarang (jenis pohon, tinggi, dan diameter setinggi dada/dbh, arsitektur pohon tempat bersarang, dan posisi sarang pada pohon.

Selama penelitian (bulan November 2013 s/d Agustus 2014) telah berhasil dijumpai sebanyak 41 individu orangutan berbeda di sepuluh ARKPB. Orangutan yang dijumpai terdiri dari berbagai kelas fokal (Tabel 2.1).

Jumlah data yang berhasil dikumpulkan selama 12 bulan pengamatan di KP Batubara adalah 86 hari (782 jam dan 44 menit). Data tersebut merupakan hasil pengamatan terhadap 10 individu orangutan yang terdiri 6 betina dewasa, 1 jantan berpipi, 1 jantan tidak berpipi, dan 2 remaja. Di habitat alami Prevab TN Kutai, jumlah orangutan yang berhasil diamati adalah 9 individu (3 betina dewasa, 2 jantan berpipi, 3 jantan tidak berpipi, dan 1 remaja) dengan jumlah data yang berhasil dikumpulkan sebanyak 124 hari (1 350 jam dan 48 menit) (Tabel 2.2).

Gambar individu orangutan yang menjadi target pengamatan di Prevab TN Kutai dan di KP Batubara disajikan pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6.

Tabel 2.1 Individu orangutan hasil pengamatan langsung di berbagai ARKPB

Areal Luas

(ha)

Tahun

tanam AM AF Ad Juv Inf Jumlah

Taman Payau 163.60 1998 4 4 1 1 3 13 D2 Arboretum 219.00 2000 - 1 1 - - 2 Gajah Hitam 37.00 2000 2 2 - 1 2 7 D4 Valley 69.08 2000 - 1 1 - - 2 Pelikan 18.30 2005 - 2 - - 2 4 Pit J-Rembulan 104.30 2010 - 3 - 1 2 6 C North Bendili 29.60 NR* 1 1 - - - 2 Panel 2 101.35 2008 - 1 - 1 - 2 Mentari 158.34 2002 - - 1 - - 1 CPP 11.72 - 1 1 - - 2 Total 912.29 - 7 16 5 4 9 41 Jumlah (%) - - 17.07 39.02 12.20 9.76 21.95 100

Ket: NR* = Vegetasi jarang, rehab gagal, AM = Adult male (jantan dewasa), AF = Adult female (betina dewasa), Adol = Adolescent (remaja), Juv = Juvenil (anak), Inf =Infant (bayi)

Tabel 2.2 Jumlah waktu pengamatan untuk masing-masing orangutan di KP Batubara dan di Prevab TN Kutai

Lokasi Kelas fokal Nama

orangutan Waktu observasi (jam:menit) Jumlah hari KP batubara FM Chiko 61:02 8 UFM Albaret 41:16 5 AF Cassia 245:01 29 Mentari 123:19 12 Clara 185:02 19 Valerin 27:52 3 Jatropa 30:30 3 Alstonia 22:54 2 Adol Rica 16:58 2 Merremia 28:50 3 Jumlah 782:44 86 Prevab TN Kutai FM Upas 79:44 7 Sumbing 156:20 15 UFM Dekong 92:54 9 Tako 22:00 2 Lolak 36:14 3 AF Mawar 366:39 35 Bayur 137:45 12 Labu 401;14 36 Adol Buyung 57:58 5 Jumlah 1 350:48 124

Gambar 2.5 Orangutan yang dijumpai dan diamati di Prevab TN Kutai

Data Karakteristik Habitat

Data yang digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik habitat orangutan terdiri atas: tipe penutupan lahan, komposisi jenis dari pohon-pohon dengan dbh

≥5 cm, struktur vertikal dan horizontal tegakan hutan. Metode pengumpulan data

untuk mempelajari struktur dan komposisi vegetasi pada masing-masing lokasi penelitian adalah metode petak ganda yang dijelaskan secara rinci pada Bab 3.