• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Dalam dokumen d. Urusan Perindustrian (Halaman 46-49)

KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Arah kebijakan ekonomi Kabupaten Wonosobo tidak terlepas dari situasi dan kondisi ekonomi global, nasional dan regional. Perkembangan ekonomi global di tahun 2019 masih menunjukkan perlambatan akibat ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China sehingga makin menekan volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia. Pelemahan ekonomi global juga semakin memperlemah aktivitas manufaktur dan menekan harga komoditas termasuk harga minyak yang berdampak di berbagai negara termasuk Indonesia, sehingga beberapa negara melakukan kebijakan stimulus fiskal dan memperlonggar kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga.

Perlambatan ekonomi global tersebut, semakin diperparah dengan munculnya pandemi Covid-19 sejak 31 Desember 2019. Beberapa kebijakan ekonomi ekonomi dunia yang berdampak pada kebijakan ekonomi nasional maupun regional, diantarnya IMF (International Monetary Fund) melakukan penyesuaian proyeksi tahun 2020 dengan menurunkan proyeksi ekonomi global tahun 2020 dari 3,4 persen menjadi 3,3 persen. Sedangkan untuk tahun 2021 proyeksi pertumbuhan ekonomi diturunkan menjadi 3,4 persen dari target semula sebesar 3,6 persen. Prediksi melambatnya laju pertumbuhan ekonomi dunia ini harus diantisipasi oleh semua pihak, termasuk pemerintahan daerah kabupaten Wonosobo. Hal tersebut akan berdampak pada melemahnya investasi, meningkatnya pengangguran, dan menurunnya produktivitas.

Melambatnya perekonomian global akan berdampak pada perekonomian nasional. Perekonomian Indonesia diperkirakan hanya akan tumbuh -0,4 s.d 2,5 persen di tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, pelemahan perdagangan ekspor-impor, investasi, dan sektor pariwisata mempengaruhi permintaan ekspor dan produksi industri dalam negeri. Melambatnya pertumbuhan ekonomi juga akan berpengaruh terhadap melemahkan daya beli masyarakat. Kebijakan Pemerintah untuk mengatasi hal tersebut diantaranya insentif pajak, restrukturisasi kredit, percepatan realisasi anggaran pemerintah, penurunan tarif daftar listrik dan membuka akses pasar ekspor. Sementara ekonomi regional di Provinsi Jawa Tengah juga menghadapi tekanan di beberapa aspek, diantaranya melemahnya perdagangan, menurunnya daya beli, serta melemahnya kinerja UMKM dan industri sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

Hasil simulasi Bank Indonesia, proyeksi PDRB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 hanya akan tumbuh di bawah 5 persen. Proyeksi ini masih sangat dinamis, tergantung seberapa masif penyebaran Covid-19 dan seberapa efektif upaya untuk mengantisipasi dampak ekonomi akibat Covid-19, didukung dengan penanganan melalui berbagai upaya refocusing pada program dan kegiatan yang mendukung penguatan perekonomian masyarakat. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada Tahun 2021 diharapkan telah pulih dari dampak pandemi Covid 19 yaitu pada angka 4,1-5,0%.

Pembangunan ekonomi Kabupaten Wonosobo tidak terlepas dari pembangunan ekonomi Jawa Tengah. Untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi Jawa Tengah, prioritas pembangunan ekonomi Kabupaten Wonosobo adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan arah kebijakan peningkatan kemandirian daerah dan pemulihan kondisi sosial ekonomi masyarakat akibat pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19). Sedangkan sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah:

- Meningkatnya kapasitas dan daya saing ekonomi daerah (PDRB ADHB senilai Rp 19,51 trilyun), melalui penguatan pada sektor basis (pertanian yang didukung sektor lainnya) yang difokuskan pada peningkatan produktivitas dan kualitas sektor pertanian, peningkatan mutu dan pemulihan akses koperasi IKM/UMKM di pasar regional dan nasional, pemulihan dan pengembangan pariwisata berbasis agro-eco-culture tourism yang didukung ekonomi kreatif serta pemulihan dan peningkatan iklim investasi yang kondusif.

- Pulihnya ekonomi masyarakat terdampak Covid-19 yang difokuskan pada peningkatan daya beli masyarakat minimal sesuai kondisi sebelum pandemi Covid-19 (Pengeluaran Per Kapita disesuaikan Rp.10.870.000,00) melalui penguatan jaring pengaman sosial, pemulihan ekonomi sektor riil melalui pemberdayaan KUKM/IKM, fasilitasi kewirausahaan dan penguatan permodalan.

Arah kebijakan dan sasaran pembangunan ekonomi tersebut, diharapkan dapat mendorong peningkatan konsumsi masyarakat dalam jangka pendek, peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja yang bertujuan menurunkan angka kemiskinan dan tingat pengangguran paska pandemi Covid-19. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat sesuai dengan arah kebijakan ekonomi dengan prioritas pada:

- Sektor-sektor unggulan yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

- Sektor-sektor potensial untuk mendorong peningkatan pendapatan daerah. - Sektor-sektor yang mempunyai multiplier effect/pengaruh yang luas dalam

- Masyarakat dan sektor riil terdampak Covid-19 untuk meningkatkan daya beli dan memulihkan ekonomi masyarakat.

3.1.1. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2020 dan 2021

Perekonomian Kabupaten Wonosobo pada tahun 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 5,61%, dengan struktur ekonomi masih didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan (28,97%), industri pengolahan (17,79%) serta perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (17,19%). Apabila dilihat dari pertumbuhannya, penyumbang pertumbuhan tertinggi yaitu lapangan usaha informasi dan komunikasi (16,13%), pertambangan dan penggalian (11,77%), jasa perusahaan (10,31%) serta jasa lainnya (10,30%). Sedangkan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan hanya menyumbang 1,16% dan merupakan penyumbang pertumbuhan terendah diantara lapangan usaha lainnya.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonosobo pada tahun 2020 diperkirakan akan mengalami penurunan dengan kisaran -2% sampai 1% disebabkan tekanan beberapa aspek, diantaranya melemahnya perdagangan dunia, menurunnya nilai tukar rupiah, menurunnya daya beli masyarakat, melemahnya kinerja UMKM/IKM serta menurunnya investasi sebagai dampak pandemi Covid-19. Proyeksi ini masih sangat dinamis tergantung seberapa masif penyebaran Covid-19 dan seberapa efektif upaya untuk mengantisipasi dampak Covid-19 di Kabupaten Wonosobo.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonosobo pada tahun 2021 diharapkan telah pulih dari dampak pandemi Covid-19, dengan target optimis pada kisaran 3 sampai 4%, dengan didukung berbagai upaya refocusing program dan kegiatan pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi masyarakat. Sedangkan inflasi Kabupaten Wonosobo pada tahun 2021 diprediksikan masih terkendali pada angka 3,0+1% melalui pasokan pangan lokal bagi masyarakat serta pemantapan sistem distribusi. Proyeksi indikator ekonomi Kabupaten Wonosobo pada tahun 2020 dan tahun 2021 selengkapnya disajikan pada tabel berikut;

Tabel 3. 1

Proyeksi Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2020 dan tahun 2021

No Indikator

Target

Tahun 2020 Tahun 2021 1. PDRB :

Atas Dasar Harga Berlaku (Trilyun Rp) Atas Dasar Harga Konstan (Trilyun Rp)

18,63 13,49 19,51 13,99 2. Pertumbuhan Ekonomi (%) -2%-1% 3%-4% 3. Inflasi (%) 3,0+1 3,0+1

4. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp)

17,01 17,57

5. Nilai Investasi PMA dan PMDN (Trilyun Rp) 0,7 2,20 6. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,0-5,0 3,8-4,8

7. Kemiskinan (%) 16,7-17,0 15-16,5

Sumber: Bappeda Kabupaten Wonosobo, 2020

Dalam dokumen d. Urusan Perindustrian (Halaman 46-49)