• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Redaks

Dalam dokumen SKRIPSI BUNGA ANALISIS ISI skripsi (Halaman 40-47)

Kebijakan Redaksional merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga media massa untuk memberitakan atau menyiarkan suatu berita. Kebijakan redaksional juga merupakan sikap redaksi suatu lembaga media massa, terutama media cetak, terhadap masalah aktual

yang sedang berkembang, yang biasanya dituangkan dalam bentuk berita (internasional). Sudirman Tebba (2005:150) menyatakan bahwa, “Kebijakan redaksional radio merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga media massa khususnya radio siaran, untuk memberitakan atau menyiarkan suatu berita. Saat membuat pemberitaan, kebijakan redaksional yang dibuat oleh suatu media massa erat kaitannya dengan hukum dan etika yang berlaku.”

Selain itu, Sudirman Tebba juga menambahkan adanya beberapa dasar pertimbangan media untuk menyiarkan atau tidaknya suatu peristiwa, antaralainnya adalah:

Pertama adalah Ideologis. Maksudnya adalah pertimbangan ideologis media massa ditentukan oleh latar belakang pendiri atau pemilik media massa tersebut. Baik itu agama, ataupun nilai – nilai yang dihayati, seperti nilai kemanusiaan, kebangsaan dan sebagainya. Yang kedua adalah Politik. Maksudnya adalah ketika kehidupan pers merupakan indikator demokrasi. Oleh sebab itu, pers tidak pernah lepas dari masalah politik. Demokratis tidaknya suatu negara antara lain ditentukan oleh kehidupan persnya, yaitu bebas atau tidak. Adanya pemilik atau pimpinan media massa yang juga menjadi pemimpin suatu partai politik, maka akan menyebabkan kedekatan media massa dengan partai politik yang bersangkutan. Kemudian selanjutnya adalah Bisnis, dalam hal ini berarti ketika pemilik media massa lebih melihat kepada pertimbangan siapa sasaran paling besar (Segmentasi Pasar), agar media tersebut banyak dikonsumsi masyarakat. Misalnya dengan melihat ekonomi masyarakat, pendidikan dan sebagainya.

Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi redaksi dalam membuat suatu kebijakan saat akan membuat atau menyiarkan pemberitaan. Oleh karena itu norma dan nilai yang berlaku harus diperhatikan. Djudjuk Juyoto ( dalam Tebba: 2005: 156 ):

Redaksi juga harus mampu menganalisa yang akan diturunkan, yakni adanya timbang dan kebijaksanaan redaksionalnya. Tentu untuk merealisir kenyataan semacam itu, dituntut oleh nilai – nilai, norma – norma dan standar yang harus diberlakukan dalam kehidupan masyarakatnya. Yakni mampu membangun secara spiritual dan materiilnya.

Selain dasar pertimbangan dan faktor yang mempengaruhi redaksi dalam membuat suatu kebijakan, tentunya ada aspek – aspek penting yang harus diperhatikan dalam membuat suatu pemberitaan. Aspek penting itu akan menjadi acuan sebuah stasiun radio dalam memberikan kebijakan untuk membuat suatu pemberitaan. Berikut adalah aspek – aspek kebijakan redaksional menurut Sudirman Tebba yang harus diterapkan oleh sebuah stasiun radio:

Pertama adalah objektivitas. Aspek objektivitas diperlukan dalam kebijakan redaksional, maksudnya adalah jika sebuah radio siaran akan membuat sebuah pemberitaan maka harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Radio sebagai media massa, harus bersifat netral dalam membuat dan menyampaikan berita.

Peristiwa maupun isu yang ada, harus dilaporkan berdasarkan fakta – fakta yang ada. Sejauh ini, isu – isu yang ada di Indonesia selalu mengundang pro dan kontra. Terlebih lagi apabila isu tersebut berasal dari pemerintahan atau politik. Apabila sebuah media menjadi boneka pemerintahan, maka media tersebut akan hilang kredibilitasnya dengan khalayak. Tanpa kredibilitas, pemerintah mungkin dapat memanipulasi media dengan membodohkan politisi, namun tidak akan membodohi seseorang. Bahkan pesan yang benar bisa menjadi kurang dipercaya. Karena biasanya, pemberitaan yang dibuat atas dasar kepentingan pemerintah, dalam penyampaiannya pasti ada penekanannya tersendiri dalam kalimat atau naskah berita. Oleh sebab itu, kebijaksanaan redaksional radio dalam membuat pemberitaan harus memiliki aspek objektivitas. Ketidakberpihakan suatu media atas isu – isu tertentu memang sudah seharusnya diterapkan dalam membuat pemberitaan. Sebuah media menyiarkan bukan tentang tantangan biasa saja atau salah, sehingga tidak bisa mempublikasikan sesuatu yang merugikan jika ingin tetap pada pekerjaannya. Namun demikian, media khususnya reporter harus menemukan cara bagaimana mengekspresikan kebenaran sehingga apa yang disiarkannya sepenuhnya kredibel.

Jika dikaitkan dengan penelitian maka, Sindo Trijaya FM melalui program siaran langsungnya atau yang biasa disebut dengan Live Report harus membiasakan diri terhadap para reporternya untuk meliput, membuat dan menyiarkan pemberitaan yang sesuai dengan keadaan yang sebenar – benarnya. Apalagi pemberitaan mengenai kejadian atau peristiwa politik. Aspek objektivitas ini para reporter serta jajaran redaksi dan koordinator liputan harus memilih untuk mengudarakan pemberitaan yang netral atau tidak berat sebelah. Selain itu aspek objektivitas juga terkait dengan berita – berita yang dilaporkan berdasarkan kenyataan yang sebenar – benarnya. Berarti reporter Live Report tidak boleh membuat atau mengarang berita yang tidak sesuai dengan fakta peristiwa yang terjadi.

Selanjutnya Sudirman Tebba menjelaskan tentang Aspek Legalitas ( 2005: 157): Legalitas juga merupakan aspek yang harus diterapkan media dalam membuat kebijakan. Aspek legalitas ini berarti berita yang disiarkan oleh sebuah stasiun radio, harus jelas darimana sumbernya dan berdasarkan keterangan resmi dari pihak – pihak yang berwenang. Misalnya, apabila ada kasus kejahatan, reporter harus melalui tahap demi tahap untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang kejahatan tersebut. Dalam proses pencarian informasi yang mendalam itu, reporter tidak boleh memberikan berita yang tidak sesuai dengan fakta atau hal yang masih dalam penanganan pihak berwenang. Legalitas sebuah berita sangatlah penting dalam membuat pemberitaan. Itu menunjukkan bahwa dalam proses membuat pemberitaan, sebuah media terutama reporter tidak boleh sembarang memberikan informasi. Karena ada banyak sekali dampak yang mungkin akan merugikan media apabila menyiarkan pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.

Jika dikaitkan dengan penelitian, pemberitaan yang dibuat dalam program Live Report Sindo Trijaya FM maka berita harus berisikan data yang jelas termasuk siapa narasumber yang terdapat dalam berita tersebut. Selain itu dalam aspek legalitas ini juga ditekankan

bahwa reporter lapangan harus memperoleh data mengenai peristiwa yang akan dijadikan berita melalaui keterangan dari pihak yang berwenang. Misalnya berita mengenai tata cara pencoblosan saat pemilu, reporter lapangan harus mewawancari anggota Komisi Pemilihan Umum.

Aspek Ketiga adalah nilai berita. Menurut Sudirman Tebba “Setiap berita yang akan disiarkan tentunya memiliki nilai – nilai yang menjadi dasar apakah dapat menarik minat para pendengarnya dan memenuhi kebutuhan informasi yang mereka inginkan atau tidak. Selain itu, nilai berita (news value) merupakan tolak ukur seorang jurnalis untuk memutuskan fakta apa saja yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik”. Radio sebagai sebuah media massa yang bersifat lokal dan personal maka memiliki pendekatan dalam menetapkan nilai berita yang berbeda dengan nilai berita yang ditetapkan pada media massa lainnya.

Penjelasan mengenai nilai berita dijelaskan oleh Tebba ( 2005:157-159)

Pertama, proximity. Kedekatan adalah faktor yang sangat penting. Maksudnya adalah sebuah radio berkonsentrasilah pada berita kecil, lokal dan penting bagi pendengar. Kedua, relevance. Kedekatan dan relevansi adalah sebuah paket yang tidak bisa dipisahkan. Berita yang tidak relevan dengan pendengar tidak akan banyak berpengaruh dalam kehidupan mereka maka tidak penting bagi mereka. Berita semacam ini jarang sekali didengar. Yang ketiga, news is only news while it is new .Maksudnya adalah, tidak ada gunanya menyajikan berita ‘basi’ , karena ini adalah nyawa sebuah radio yang menyebabkan dirinya lebih unggul dibandingkan media komunikasi lainnya. Perlu diingat bahwa faktor kesegeraan dalam sebuah radio memiliki ukuran yang berbeda dari media massa lainnya. Ukuran ‘basi’ di radio sangat cepat. Hitungannya bisa jam bukan hari. Selanjutnya adalah interest. Disesuaikan dengan nilai berita sebelumnya yaitu proximity dan relevance kepentingan pendengar maka pendengar akan menentukan berita apa yang penting bagi dirinya. Jika tidak penting maka pendengar akan segera mengganti saluran. Berita yang dianggap penting dan menarik minat khalayak adalah berita tentang orang, entah itu selebritas, penguasa dan keluarganya bhakan mengenai elit – elit politik. Selanjutnya adalah nilai berita yang mengadung drama. Pendengar lebih menyukai berita yang mengandung unsur drama ketimbang informasi yang datar – datar saja. Kemudian di point terakhir nilai berita entertaiment. Maksudnya adalah unsur hiburan atau entertaiment dalam dunia jurnalistik kerap disihkan, atau dibicarakan secara sembunyi – sembunyi karena dianggap mencemari sakralisme jurnalisme. Namun perlu diingat bahwa radio yang bersifat personal harus melibatkan kreativitas yang tinggi untuk melibatkan unsur hiburan sebagai pelengkap dari sebuah nilai berita. Penggunaan unsur entertaiment jangan sampai berlebihan karena bisa menurunkan nilai beritanya itu sendiri.

Jika dikaitkan dengan penelitian maka, aspek nilai berita yang menjadi salah satu unsur dari kebijakan redaksi yang sangat penting terlebih lagi pada program laporan langsung

Sindo Trijaya FM yang menjadikan isi atau pesan sebagai ujung tombak dari keberhasilan programnya. Dengan adanya aspek nilai berita para reporter lapangan dan juga koordinator lapangan menjadi mudah untuk menentukan berita apa yanga akan dicari, digali dan kemudian disiarkan. Tentunya nilai berita ini harus merujuk kepada nilai – nilai telah disebutkan diatas. Yaitu proximity atau kedekatan. Maksudnya Sindo Trijaya FM hanya mengudarakan berita lokal yang tentunya mempunyai kedekatan baik dari segi psikologis atau lokasi bagi pendengarnya. Kemudian reporter lapangan Sindo Trijaya FM juga harus mempertimbangkan relevansi sebagai sebuah nilai berita. Karena jika relevansi tidak ada dalam sebuah berita maka pendengar akan meninggalkan siran berita tersebut. Kemudian nilai berita yang ketiga adalah kebaruan. Maksudnya Sindo Trijaya FM harus menyiarkan berita yang baru. Karena masyarakat membutuhkan hal terbaru atau terkini mengenai suatu peristiwa. Nilai berita selanjutnya adalah interest. Pendengar hanya akan mendengarka berita yang dianggap menarik. Menarik disini bisa diartikan sesuatu yang penting bagi hidupnya.

Aspek keempat yang menjadi aspek dari kebijakan redaksi adalah aspek keakuratan. Aspek keakuratan. Menurut Sudirman Tebba adalah: (2005: 157 - 158)

Aspek keakuratan dalam membuat pemberitaan diterapkan untuk menunjukkan bahwa sebuah media terutama radio memiliki kredibilitas. Berita yang telah didapatkan, tidak berarti bisa langsung disiarkan dan disebarkan kepada khalayak. Namun membutuhkan proses yang detail dan panjang dalam menggali segala informasi menyangkut berita yang akan disiarkan tersebut. Terutama jika seorang jurnalis yang melakukan proses itu, harus memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Mulai dari hal – hal kecil misalnya seperti penulisan nama seseorang, waktu dan tempat kejadian sampai informasi penting lainnya yang berhubungan dengan berita tersebut. Selain itu untuk membuat berita yang akurat, jurnalis harus mengikuti sebuah kasus yang akan diangkatnya. Dan yang terpenting, jurnalis harus mendapatkan narasumber yang benar – benar mengetahui tentang kasus yang sedang diikutinya untuk dijadikan berita. Kesalahan dalam memilih narasumber, akan berakibat fatal terhadap penyiaran beritanya. Karena mungkin saja terjadi kesalahan informasi dan pemberitaan tidak sesuai dengan fakta yang ada. Tidak ada yang harus disiarkan tanpa fakta yang diperiksa ulang, bukan melalui isu ataupun desas – desus tapi dengan kehandalan menyeluruh. Fakta – fakta yang ada memang dapat dikembalikan lagi ke narasumber, oleh karena itu ketepatan jurnalis dalam memilih narasumber dan melakukan verifikasi ulang terhadap informasi yang didapat harus dilakukan. Aspek keakuratan dalam kebijakan redaksional apabila diterapkan dengan baik, bukan hanya membuktikan bahwa kinerja sebuah media dalam membuat dan menyiarkan pemberitaan memang bagus. Tetapi aspek tersebut akan menarik simpati dan kepercayaan para pendengar untuk tetap mendengarkan berita yang disuguhkan. Selain itu, informasi yang sesuai dengan fakta yang ada tidak akan membodohi atau membohongi publik.

Jika dikaitkan dengan penelitian maka Sindo Trijaya FM dalam program Live Report harus mengudarakan berita – berita yang kredibel atau bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Selain itu dalam membuat berita para reporter harus memiliki ketelitian untuk tidak salah menuliskan nama narasumber, waktu kejadian dan tempat kejadiannya. Untuk mendapatkan berita yang memiliki aspek keakuratan yang tinggi maka reporter harus menggali lebih dalam mengenai informasi dari peristiwa tersebut dengan mencari tahu kepada pihak yang berwenang. Aspek keakuratan terkait dalam pencarian kedetailan dari peristiwa yang diangkat menjadi berita. Yang paling penting dalam aspek keakuratan ini, reporter lapangan pada program Live Report harus mewawancarai narasumber yang benar – benar mengetahui tentang kejadian yang melatarbelakangi berita tersebut.

Mengenai aspek keakuratan ini, Yulia menambahkan secara tekhnis mengenai tata cara mendapatkan keakuratan dalam menulis berita. Keakuratan dalam menulis atau membuat sebuah berita agar keakuratannya terjaga yaitu, “ Pertama dapatkan selalu fakta yang benar. Setelah mendapat fakta periksa dan periksa lagi kebenaran yang didapat. Selanjutnya jangan membiasakan mengangkat isu atau desas – desus. Pastikan kebenarannya dan jangan berspekulasi. Dan yang terakhir pastikan segala sumber informasi dan data dapat dipertanggung jawabkan kewenangan, serta keabsahannya”. (Yulia, 2010:120)

Aspek kebijakan redaksi menurut Sudirman Tebba yang kelima adalah adil. Tebba menjelaskan aspek adil adalah sebagai berikut: (2005: 158)

Adil dalam membuat pemberitaan merupakan aspek yang akan membuktikan bahwa seorang jurnalis atau reporter harus memiliki sikap yang netral. Tidak ada istilah pemberitaan yang ‘berat sebelah’ dan terlihat menguntungkan satu pihak atau merugikan pihak lain. Penekanan dalam tulisan atau ucapan, juga dapat mempengaruhi memihak atau tidaknya pemberitaan tersebut terhadap pihak tertentu. Kata – kata yang ditulis maupun diucapkan juga harus diperhatikan, agar tidak dinilai hanya mementingkan sisi tertentu saja tanpa mempedulikan kepentingan pihak lainnya yang terlibat juga. Beberapa kata yang terlalu sering digunakan untuk meyakinkan para pendengar bahwa pemberitaan yang disiarkannya penting. Kata – kata itu apabila dibacakan terdapat penekanan. Akan menjadi lebih baik jika reporter membiarkan fakta yang berbicara sendiri lewat tulisan dan pengucapannya, dibandingkan menambahkan kata – kata yang cenderung lebih menekankan terhadap suatu hal, yang akan mengakibatkan pemberitaan yang tidak seimbang. Pemberitaan yang tidak seimbang akan terjadi apabila jurnalis atau reporter terlalu menonjolkan sisi dari satu pihak saja diantara yang lain. Peristiwa yang melibatkan banyak orang penting memang dapat menarik perhatian publik. Contohnya, ada banyak kasus korupsi melibatkan sejumlah nama yang mayoritas duduk di kursi pemerintahan. Dalam membuat pemberitaannya, wartawan harus adil dan jujur. Menulis fakta sesuai dengan apa yang ia dapat dari narasumber ataupun fakta – fakta yang ada dilapangan. Menghormati hak narasumber yang ingin berpendapat dan yang tidak. Jadi, tidak ada

unsur paksaan dari seorang jurnalis untuk membuat narasumber tersebut buka suara tentang kasus yang sedang diikutinya. Sebab, seringkali terjadi narasumber yang mengkritik pemberitaan yang sudah disiarkan karena berita yang disampaikan tidak berimbang atau tidak sesuai dengan apa yang sudah narasumber katakan. Oleh karena itu, aspek adil dalam membuat pemberitaan harus dimasukkan dalam kebijakan redaksional.

Jika dikaitkan dengan penelitian, reporter lapangan yang nantinya akan menjadi ujung tombak dari siaran Live Report dari Sindo Trijaya FM harus bersifat netral dengan tidak terpengaruh oleh pemilik yang memiliki kepentingan politik ditempat para reporter ini bekerja. Repoter lapangan yang akan menyiarkan berita dalam program Live Report harus berdiri sendiri tanpa harus berada dipihak kanan (pemilik) atau kiri (narasumber). Aspek adil dalam kebijakan redaksi untuk menentukan berita apa yang akan diudarakan akan menjadi tantangan sendiri sekaligus tantangan yang berat bagi redaksi dari Sindo Trijaya FM.

Menurut Sudirman Tebba yang pernyataannya diungkapkan langsung dalam bukunya yang berbunyi “Reporter terkadang khawatir jika dianggap tidak sepenuhnya objektif karena para reporter telah mendapatkan nilai atau arahan tertentu dari pengajar dan pendidiknya”. Walaupun mungkin benar penyiaran lebih mengadili kalangan tertentu seperti kelas menengah dan semacamnya, ketidakseimbangan atau pembatasan dalam pemberitaan yang dihasilkan bukan berasal dari wartawan tetap redaksi. Karena wartawan dalam menjalankan tugasnya dilatarbelakangi oleh kebijakan redaksi.

Menurut peneliti, kebijakan redaksi sangat penting untuk diterapkan dalam sebuah lembaga penyiaran khususnya pada penelitian ini yaitu, lembaga siaran radio. Aspek – aspek atau unsur yang terdapat didalam kebijakan redaksi mulai dari aspek objektivitas yang membuat redaksi program Live Report pada Sindo Trijaya FM harus menyajikan berita yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tanpa harus berpihak kepada pemilik radio tersebut. Bukan rahasia umum lagi ketika Sindo Trijaya FM dimiliki oleh seorang pengusaha dan juga terjun kedunia politik. Maka banyak penilain mengenai isi berita pada program Live Repert Sindo Trijaya FM menjadi berat sebelah. Namun, dengan adanya kebijakan redkasi yang melibatkan aspek objektivitas tentu saja pemberitaan yang dibuat seharusnya menjadi netral yang berlatar belakang pada kejadian dan fakta – fakta yang sebenarnya. Aspek selanjutnya adalah aspek legalitas. Dalam kebijakan redaksi aspek ini tidak kalah penting dari aspek sebelumnya. Sebab dalam sebuah berita akan melibatkan banyak pihak didalamnya yang pada akhirnya akan merujuk pada sebuah informasi yang akan menjadi milik publik. Jika informasi yang diberikan tidak sesuai maka akan berdampak pada kerugian dari media tersebut.

Kerugian bagi media jika aspek legalitas tidak terpenuhi dalam kebijakan redaksi adalah publik atau khlayak tidak percaya akan informasi yang diberikan oleh media tersebut. Karena dianggap memberikan informasi dengan narasumber yang tidak berwenang bahkan tidak berkompeten. Selanjutnya adalah aspek nilai berita yang menjadi bagian dari sebuah kebijakn redaksi, menurut peneliti nilai berita harus ada dalam sebuah kebijakan pada sebuah lembaga penyiaran khususnya radio. Nilai berita akan sangat bermanfaat agar radio mampu menyajikan pemberitaan yang dibutuhkan dan memang ingin didengar oleh khalayak. Karena jika nilai berita tidak terdapat dalam sebuah berita dapat dipastikan berita tersebut akan menjadi anginlalu bahkan khalayak berupaya untuk mengganti media lain untuk mendapatkan berita yang diinginkan. Jangan sampai dengan latar belakang pemilik seorang politikus maka, seluruh media miliknya khususnya Sindo Trijaya FM melupakan aspek nilai berita yang menjadi bagian dari kebijakan redaksi. Selain itu aspek adil yang terdapat dalam kebijakan redaksi juga menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan. Aspek ini menurut peneliti adalah aspek yang sangat susah dicapai dalam sebuah pemberitaan. Terlebih lagi dalam aspek ini, pekerja rutin media dan juga jajaran redaksi harus berdiri ditengah tanpa harus berat terhadap satu pihak. Dalam aspek ini, para reporter lapangan yang akan mengudara dalam program Live Report harus bisa memberikan sebuah berita yang adil tanpa harus menutupi ‘kecacatan’ salah satu pihak. Pemilik perusahan yang memiliki kepentingan politik tidak boleh ikut campur dengan cara hanya boleh memberitakan hal – hal baik mengenai profil dirinya dan partai pendukungnya, namun terus memojokan lawan politiknya dengan pemberitaan yang negatif dan juga kritik terhadap pemerintahan yang sedang berjalan saat ini. Kebijakan redaksi dibuat agar sebuah lembaga penyiaran yang dikonsumsi oleh masyarakat luas sebgai media massa mampu memberikan informasi yang adil, akurat, jelas dan tidak berada dalam satu pihak tertentu. Kebijakan redaksi juga dibuat agar para rutin pkerja media dalam hal ini yaitu reporter lapangan mampu bekerja dengan nyaman tanpa tekanan dari pemilik atau penanam modal. Kebijakan redaksi juga dibuat agar berita yang disajikan adalah murni berdasarkan fakta yang ada dilapangan bukan hasil cipta yang mengada – ada.

Dalam dokumen SKRIPSI BUNGA ANALISIS ISI skripsi (Halaman 40-47)

Garis besar

Dokumen terkait