• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecamatan Pasirwangi

Secara historis Kecamatan Pasirwangi merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Samarang yang diresmikan pada tanggal 20 Januari 2001 sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Garut No 23 tahun 2000. Untuk mencapai wilayah Kecamatan Pasirwangi dapat ditempuh kurang lebih 20 km sebelah Barat dari Ibu Kota Kabupaten Garut dan 80 km ke sebelah Selatan dari kota Propinsi Jawa Barat. Ketinggian wilayah Kecamatan Pasirwangi antara 1000 – 1200 M di atas permukaan laut, keadaan topografi tanah yang berbukit-bukit sehingga lokasi merupakan daerah rawan longsor dan suhu udara berkisar 16 – 22 derajat Celcius dengan curah hujan antara 1500 – 3000 mm/tahun.

1. Batas Wilayah dan Tataguna Lahan

Secara geografis batas-batas wilayah Kecamatan Pasirwangi antara lain:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Samarang

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sukaresmi

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Samarang dan kecamatan Bayongbong

Sedangkan luas wilayah Kecamatan Pasirwangi + 5.002,6 ha, yang sebagian besar terdiri dari ladang (tegalan), hutan dan sawah yang

103

mencakup 91% lebih dari seluruh penggunaan lahan di Kecamatan Pasirwangi. Sebagaimana terlihat dalam tabel 8.

Tabel 8. Penggunaan Lahan di Kecamatan Pasirwangi No. Penggunaan lahan: Luas

(dalam ha) % 1. Perkampungan (perumahan &

pekarangan)

347,359 ha 6,94

2. Sawah 1.211,420 ha 24,22

3. Lahan Basah/ kolam 38 ha 0,76 4. Tegalan / Ladang 1.720,651 ha 34, 39 5. Sarana Pemerintahan dan sosial 16,920 ha 0,33

6. Hutan 1.667,000 ha 33,33

7. Sarana perdagangan dan jasa 1,25 ha 0,02

Jumlah 5.002,6 ha

Sumber: Diolah dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat Kecamatan Pasirwangi, bulan September 2012

Sedangkan penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian yaitu lahan basah (sawah) dan tegalan atau ladang mencakup 67% lebih. Hal tersebut menunjukkan suatu indikasi bahwa warga masyarakat Pasirwangi sebagian besar hidup sebagai petani atau sebagai buruh tani.

2. Kondisi Penduduk dan Mata Pencaharian

Penduduk Kecamatan Pasirwangi berdasarkan data laporan dari desa- desa tercatat pada bulan September tahun 2012 sebanyak 68.755 orang yang terdiri dari laki-laki 35.192 orang, dan perempuan 33.563 orang serta Kepala Keluarga 17.225 (KK). Sebagaimana terlihat dalam tabel 9.

104

Tabel 9. Keadaan Penduduk Laki-laki, Perempuan dan KK di Kecamatan Pasirwangi, 2012

No. DESA KK Penduduk RT RW

Laki2 Perempuan Jumlah

1. Pasirwangi 1632 3143 3448 6591 31 10 2. Pasirkiamis 1128 3656 2391 6047 28 7 3. Padasuka 1434 2530 2448 4978 29 10 4. Karyamekar 1393 3053 2868 5921 32 6 5. Padaawas 1696 3496 3404 6900 43 10 6. Barusari 1756 3032 2834 5866 40 9 7. Padaasih 1270 3066 2990 6056 30 9 8. Sirnajaya 1716 2436 2391 4827 22 7 9. Padamulya 1156 2142 2042 4184 22 5 10. Talaga 1325 2601 2554 5155 20 7 11. Sarimukti 1442 3537 3683 7220 27 9 12. Padamukti 1277 2500 2510 5010 34 9 Jumlah 17225 35192 33563 68755 346 96

Sumber: Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat Kecamatan Pasirwangi, bulan September 2012

Berdasarkan jumlah penduduk per-desa di Kecamatan Pasirwangi, terlihat bahwa desa dengan jumlah kepala keluarga (KK) terbesar adalah Desa Banusari (1756 KK). Sedangkan desa dengan jumlah kepala keluarga (KK) paling sedikit adalah Desa Pasirkiamis dengan jumlah 1128 KK. Padahal jumlah penduduk tertinggi terdapat di Desa Sarimukti (7220 jiwa), sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah Desa Padamulya (4184 jiwa).

Sebagian besar penduduk Kecamatan Pasirwangi bermata pencaharian sebagai buruh (53,3%), baik sebagai buruh tani, buruh bangunan atau serabutan. Namun berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar buruh tersebut adalah sebagai buruh tani. Sedangkan yang menjadi bermata pencaharian sebagai petani berjumlah sekitar 31%.

105

Tabel 10. Jenis Mata pencaharian Penduduk Kecamatan Pasirwangi

No. Mata Pencaharian: Jumlah

Orang % 1. Buruh (tani, bangunan,

serabutan)

9.380 53,3

2. Petani 5.439 31,0

3. Pedagang 1.250 7,1

4. Jasa 977 5,5

5. PNS, TNI, POLRI, dan Pensiunan

460 2,6

6. Perangkat Desa 90 0,5

Jumlah 17.596 100,0

Sumber: Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat Kecamatan Pasirwangi, bulan September 2012

Berdasarkan tabel 10 tersebut nampak bahwa sebagian penduduk di Kecamatan Pasirwangi menggantungkan kehidupan keluarga mereka di bidang pertanian. Hal ini juga terkait dengan pemanfaatan lahan di Kecamatan Pasirwangi yang lebih banyak (67%) digunakan untuk lahan sawah atau tegalan (palawija). Berdasarkan kondisi dan fakta tersebut, maka suatu langkah yang bijak apabila program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat lebih diarahkan pada sektor pertanian.

3. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Selanjutnya mengenai sarana dan prasarana pendidikan di Kecamatan Pasirwangi, nampak bahwa jenjang pendidikan dari pra sekolah hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) telah tersedia.

106

Tabel 11. Kondisi Sarana dan Prasarana Pendidikan di Kecamatan Pasirwangi

No Tingkat Sekolah Jumlah Negeri Swasta

1 TK 7 - 7

2 SD / Sederajat 38 32 6

3 SMP / Sederajat 16 2 14

4 SLTA / Sederajat 4 1 3

Jumlah 65 35 31

Sumber: Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat Kecamatan Pasirwangi, bulan September 2012

Berdasarkan tabel 11, fasilitas pendidikan yang tersedia di Kecamatan Pasirwangi, relatif cukup lengkap. Bagi para lulusan SLTA yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi ke kota Kabupaten Garut. Di kota Kabupaten Garut tersedia Universitas Garut (UNIGA), akademi atau sekolah tinggi lainnya.

Sedangkan bagi mereka yang akan melanjutkan pendidikan namun secara usia sudah melewati program wajib belajar (wajar) 9 tahun, maka tersedia pula kelompok belajar (kejar) paket A, B, dan C. Di kecamatan Pasirwangi tersedia 4 kelompok belajar yang semuanya dikelola oleh dinas pendidikan, dengan rincian 3 kelompok belajar (kejar) paket B dan 1 kelompok belajar (kejar) paket C. Kesemua fasilitas pendidikan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan layanan pendidikan bagi warga masyarakat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan taraf pendidikan warga.

107

4. Sarana Kesehatan

Jaminan pelayanan kesehatan salah satunya ditunjukkan dengan tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di suatu daerah. Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bahawa salah satu indikasi keseriusan pemerintah daerah terhadap pelayanan kesehatan warga juga ditunjukkan dengan tersedianya fasilitas kesehatan di suatu daerah. Sebagaimana terlihat dalam tabel 12, terlihat sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Kecamatan Pasirwangi.

Tabel 12. Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Pasirwangi

No Tingkat Sekolah Jml (buah)

1 Puskesmas 2

2 Balai Pengolahan Swasta 2

3 Klinik Bersalin -

4 Polindes 4

5 Posyandu 80

6 Pustu 2

7 Poskesdes 1

Sumber: Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat Kecamatan Pasirwangi, bulan September 2012

Kelengkapan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut juga ditunjang pula dengan tenaga kesehatan, yaitu dokter 2 (dua) orang, bidang 17 orang, dan perawat medis sejumlah 12 orang. Ketersediaan sumber daya tenaga kesehatan tersebut, apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Kecamatan Pasirwangi yang berjumlah 68.755 jiwa, tentu sangat tidak memadai. Selain tersedianya fasilitas kesehatan dan tenaga medis untuk memelihara kesehatan warga masyarakat di Kecamatan Pasirwangi, juga terdapat terdapat masalah sosial. Berdasarkan data

108

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat Kecamatan Pasirwangi, bulan September 2012 terdapat 8516 KK dalam kondisi miskin. Dengan demikian apabila di kecamatan Pasirwangi terdapat 17.225 KK, maka 49% lebih berada dalam kondisi miskin. Kemudian apabila dalam satu keluarga terdiri dari 4 (empat) anggota keluarga, maka empat dikali jumlah KK miskin se-Kecamatan Pasirwangi, akan terdapat kurang lebih 34 ribu penduduk berada dalam kondisi miskin.

Dengan kondisi 49% lebih kepala keluarga (KK) di Kecamatan Pasirwangi berada dalam kemiskinan akan menimbulkan persoalan yang khas, berkaitan dengan kehadiran industri berteknologi tinggi di wilayah kecamatan ini, seperti PT. Chevron Geothermal Indonesia, PT. Indonesia Power, dan Pertamina Geothermal Kamojang. Sungguh merupakan sisi (kondisi) yang ironis, antara kehadiran industri besar berteknologi tinggi di satu sisi, dengan kondisi masyarakat yang setengah penduduknya hidup dalam kemiskinan. Sehingga dapat dipahami apabila pola relasi yang terjadi antara masyarakat lokal dengan korporasi menjadi tidak seimbang, dari sisi manapun.

Bagian selanjutnya akan dikemukakan gambaran dari desa yang secara administratif lokasinya paling dekat dengan lokasi operasi dari Chevron Geothermal Indonesia, yaitu Desa Karyamekar.

109