• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) KELAS IIB TANJUNG PURA

3.2 Kedudukan Narapidana di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas IIB Tanjung Pura

Pada dasarnya narapidana ditempatkan di dalam LAPAS bukan di dalam RUTAN. Namun, pada realitasnya tidak sedikit narapidana yang pada akhirnya ditempatkan di dalam RUTAN. Alasan penempatan narapidana di dalam RUTAN dijelaskan dalam PASAL 38 ayat (1) jo. Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang menyatakan bahwa “Menteri dapat menetapkan LAPAS tertentu sebagai RUTAN.”66 Kemudian, diikuti dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.04.UM.01.06 Tahun 1983 tentang Penetapan Lembaga Pemasyarakatan Tertentu sebagai Rumah Tahanan Negara, LAPAS dapat berfungsi sebagai RUTAN, dan begitu juga sebaliknya RUTAN dapat berfungsi sebagai LAPAS.

64 Ibid, Pasal 1 angka 9

65 Ibid, Pasal 42 ayat (1)

66 Penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Hal penempatan narapidana di RUTAN juga dipicu karena mengingat kondisi LAPAS yang ada di Indonesia, khususnya daerah Sumatera Utara telah melebihi kapasitas (over capacity), sehingga banyak narapidana harus ditempatkan di dalam RUTAN hingga masa pidananya selesai atau dalam waktu tertentu yang sudah ditentukan.67 Penetapan RUTAN sebagai LAPAS juga dilaksanakan oleh salah satu RUTAN yang berada di Kabupaten Langkat, yaitu Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas IIB Tanjung Pura.

Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II B Tanjung Pura ini terletak di Kabupaten Langkat yang berlokasi di Km.59 Jalan Lintas Medan-Aceh. RUTAN ini berjarak sekitar 100 meter dari Masjid Azizi, Tanjung Pura. RUTAN ini dilandasi dengan visi kokohnya yang menyatakan “Menjadi Pelayan Terbaik, Terpercaya, dan Pelindung Terhdap Warga Binaan Pemasyarakatan.” Diikuti dengan misi mulia sebagai berikut:

1. Menjadi pelayan yang harmonis, menjunjung tinggi hak asasi manusia, memberikan perlindungan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan.

2. Melaksanakan pelayanan pembinaan, perawatan, bimbingan untuk menjadikan Warga Binaan Pemasyarakatan menjadi manusia yang lebih produktif, tanggung jawab, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Memberikan pelayanan perlindungan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan dan keluarga, masyarakat yang berkunjung.

67 Hasil wawancara dengan Bapak Parlindungan Siregar, Kepala RUTAN Kelas II B Tanjung Pura, pada Senin, 23 Maret 2020, Pukul 10:00 WIB.

Saat ini RUTAN ini memiliki sebanyak 60 (enam puluh) karyawan tetap.

Yang setiap harinya dibagi dalam satu regu yang berisikan 10 (sepuluh) orang.

Setiap harinya regu yang sudah disusun memiliki tugas sebagai berikut:

1. Penjaga Pintu Utama (P2U) sebanyak 2 (dua) orang 2. Penjaga Pos Menara sebanyak 3 (tiga) orang

3. Penjaga Hunian Lantai Bawah sebanyak 2 (dua) orang 4. Penjaga Hunian Lantai Atas sebanyak 2 (dua) orang 5. Komandan Jaga di Pos Karupam sebanyak 1 (satu) orang.

Berikut susunan bagan organisasi dari Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas IIB Tanjung Pura:

BAGAN I

RUTAN ini memiliki bangunan dengan jumlah 31 (tiga puluh satu) kamar hunian. Setiap kamar hunian berukuran panjang 8 meter dan lebar 5 meter. Dari jumlah 31 kamar hunian tersebut, 25 (dua puluh lima) diantaranya merupakan

kamar hunian yang ditempati oleh narapidana dan tahanan laki-laki, sebanyak 3 (tiga) kamar hunian ditempati oleh narapidana dan tahanan perempuan, serta 3 (tiga) kamar hunian untuk kamar isolasi. RUTAN ini memiliki kapasitas penampungan narapidana dan tahanan sebanyak 167 orang. Tetapi, pada realitasnya di RUTAN ini ditempati Warga Binaan Pemasyarakatan sebanyak 702 orang per tanggal 24 Maret 2020.68 Diantara 702 orang yang berada di RUTAN ini, 204 (dua ratus empat) orang sudah berstatus narapidana, dan 498 (empat ratus sembilan puluh delapan) orang yang masih berstatus tahanan.69

Tahanan adalah seseorang yang berada dalam penahanan. Berdasarkan Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum, atau hakim dengan penetapannya.70 Merujuk pada Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP menyatakan bahwa tahanan ditempatkan di dalam RUTAN selama proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di pengadilan. Jadi, sudah sangat jelas bahwa RUTAN merupakan tempat hunian bagi tahanan yang belum berstatus narapidana.

Namun, realitasnya disetiap RUTAN ditempatkan lebih dari 100 orang WBP yang berstatus narapidana. Narapidana yang ditempatkan di RUTAN ada yang dengan putusan pengadilan dibawah 1 (satu) tahun ataupun di atas 5 (lima)

68 Hasil wawancara dengan Bapak Ronny Steven Hutapea, KPR RUTAN Kelas II B Tanjung Pura, Pada Selasa, 24 Maret 2020, Pukul 08:30 WIB

69 Laporan Harian Data WBP RUTAN Kelas II B Tanjung Pura, Hari Selasa, 24 Maret 2020, didapat pada Pukul 14:00 WIB

70 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Pasal 1 angka 21

tahun. Namun, di RUTAN Kelas II B Tanjung Pura ini, narapidana hanya memiliki maksimal 5 (lima) tahun untuk dapat dibina di dalam RUTAN ini. Bagi Narapidana yang masa pidananya di atas 5 (lima) tahun, kemudian akan di ajukan pemindahan ke LAPAS lain.71

Narapidana di dalam RUTAN ini dibina dan dibimbing berdampingan dengan tahanan lainnya. Kedudukan narapidana di dalam RUTAN ini adalah sebagai Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) tetap yang memiliki hak dan kewajiban seperti yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan.

Narapidana di dalam RUTAN ini juga wajib mendapatkan fasilitas yang seharusnya mereka dapatkan seperti di dalam LAPAS. Bagi Narapidana yang ditempatkan di dalam RUTAN juga memiliki hak untuk bertemu keluarga dan tamu. Narapidana yang ditempatkan di RUTAN juga memiliki hak yang dapat diangkat menjadi tamping RUTAN, ataupun kepala regu dan/atau tamping di RUTAN ini. Sedangkan untuk yang berstatus tahanan, mereka tidak dapat diangkat menjadi tamping RUTAN.72

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa walaupun RUTAN sejatinya bukan tempat hunian bagi Narapidana, namun karena alasan-alasan yang harus menempatkan mereka di dalam RUTAN, tetap tidak menggeser kedudukan narapidana itu sendiri. Narapidana di dalam RUTAN sesuai aturannya juga tetap mendapatkan hak dan kewajiban penuh seperti yang di atur di dalam peraturan perundang-undangan. Pembinaan, pembimbingan, dan pendidikan narapidana di dalam RUTAN harus sesuai dengan apa yang mereka dapatkan di LAPAS itu

71 Hasil wawancara dengan Bapak Clinton Ambarita, Petugas Pemasyarakatan, Pada Rabu, 25 Maret 2020, Pukul 13:00 WIB

72 Ibid

sendiri. Sehingga tidak akan menimbulkan kekeliruan antara narapidana dengan tahanan. Karena pada realitasnya, blok kamar hunian tahanan dan blok hunian kamar narapidana dipisahkan berdasarkan tindak pidana, dan lamanya masa pidana. Masing-masing narapidana dan tahanan mendapatkan hak dan kewajiban mereka sesuai apa yang diatur dalam undang-undang.

3.3 Hak dan Kewajiban Narapidana di Rumah Tahanan Negara (RUTAN)