• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) KELAS IIB TANJUNG PURA

3.1 Pengertian dan Macam-Macam Warga Binaan Pemasyarakatan

Warga Binaan Pemasyarakatan atau yang dapat disingkat dengan WBP, pada Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menjelaskan bahwa “Warga Binaan Pemasyarakatan adalah Narapidana, Anak Didik Pemasyarakatan, dan Klien Pemasyarakatan.”56 Dari penjelasan pasal tersebut dapat dilihat bahwa WBP itu sendiri terbagi menjadi 3 (tiga) status yang membedakannya. Berikut penjelasan mengenai apa itu Narapidana, Anak Didik Pemasyarakatan, dan Klien Pemasyarakatan.

1. Narapidana

Narapidana secara harafiah dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang menjelaskan bahwa “Narapidana adalah orang yang sedang menjalani hukuman karena telah melakukan suatu tindak pidana.”57 Sedangkan dalam arti hukumnya, yang dilihat dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal 1 angka 7 yang menyatakan dengan jelas bahwa

“Narapidana adalah terpidana yang sedang menjalani masa pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.”58

Terpidana dapat dilihat juga pada Pasal 1 angka 6 undang-undang yang sama yang menjelaskan bahwa

56 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, Pasal 1 angka 5

57 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Narapidana, https://kbbi.web.id, Diakses pada 15 September 2020, pukul 14:20

58 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, Pasal 1 angka 7

“terpidana adalah seseorang yang di pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.”59

Dan dapat juga dilihat dari Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menjelaskan penjelasan tentang terpidana sesuai dengan yang tertulis di UU Pemasyarakatan tersebut.

Sehingga dari beberapa penjelasan tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Narapidana merupakan seseorang atau terpidana yang hilang kemerdekaannya sementara karena suatu tindak pidana dan sedang menjalani suatu hukuman di Lembaga Pemasyarakatan.

Narapidana yang menjalani suatu hukuman di LAPAS maupun RUTAN memiliki kewajiban yang harus dilaksanakannya. Kewajiban setiap Narapidana diatur dan dijelaskan dalam Pasal 23 Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tentang Pemasyarakatan, yaitu:

a. Mengikuti program pembinaan yang meliputi kegiatan perawatan jasmani dan rohani, serta kegiatan tertentu lainnya dengan tertib.

b. Mengikuti bimbingan dan pendidikan agama sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

c. Mengikuti kegiatan latihan kerja yang dilaksanakan selama 7 (tujuh) jam dalam sehari.

d. Mematuhi peraturan tata tertib LAPAS selama mengikuti program kegiatan.

e. Memelihara sopan santun, bersikap hormat dan berlaku jujur dalam segala perilakunya, baik terhadap sesama penghuni dan lebih khusus terhadap seluruh petugas.

f. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam hubungan interaksi sesama penghuni.

g. Melaporkan kepada petugas segala permasalahan yang timbul dalam penyelenggaraan pembinaan narapidana, lebih khusus terhadap masalah yang dapat memicu terjadinya gangguan kamtib.

h. Menghindari segala bentuk permusuhan, pertikaian, perkelahian, pencurian, dan pembentukan kelompok-kelompok solidaritas di antara penghuni di dalam LAPAS.

59 Ibid, Pasal 1 angka 6

i. Menjaga dan memelihara segala barang inventaris yang diterima dan seluruh sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembinaan narapidana.

j. Menjaga kebersihan badan dan lingkungan dalam LAPAS.60

Jika Narapidana memiliki kewajiban untuk ia jalankan di dalam LAPAS atau RUTAN, maka ia juga mendapatkan hak-hak pribadinya di dalam LAPAS atau RUTAN. Hak Narapidana dijelaskan secara jelas dalam Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, yaitu:

a. Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya b. Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani c. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran

d. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak e. Menyampaikan keluhan

f. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang

g. Mendapat upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan

h. Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum atau orang tertentu lainnya

i. Mendapat pengurangan masa pidana (remisi)

j. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga

k. Mendapatkan pembebasan bersyarat l. Mendapatkan cuti menjelang bebas

m. Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.61

2. Anak Didik Pemasyarakatan

Anak Didik Pemasyarakatan merupakan salah satu jenis atau status dari Warga Binaan Pemasyarakatan. Dalam Pasal 1 angka 8 UU Pemasyarakatan menjelaskan bahwa “Anak Didik Pemasyarakatan adalah:

60 B Mardjono Reksodiputro, Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Pemasyarakatan, Jakarta, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM RI, 2009, hlm.90

61 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, Pasal 14 ayat (1)

a. Anak Pidana yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun

b. Anak Negara yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan pada negara untuk dididik dan ditempatkan di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun

c. Anak Sipil yaitu anak yang atas permintaan orang tua atau walinya memperoleh penetapan pengadilan untuk dididik di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun.62

Sama halnya seperti Narapidana, Anak Didik Pemasyarakatan, baik itu Anak Pidana, Anak Negara, ataupun Anak Sipil, masing-masing memiliki hak-hak yang diatur dalam Pasal 22 ayat (1) UU Pemasyarakatan, yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya b. Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani c. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran

d. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak e. Menyampaikan keluhan

f. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti sistem media massa lainnya yang tidak dilarang

g. Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu lainnya

h. Mendapatkan masa pengurangan pidana (remisi)

i. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga

j. Mendapatkan kebebasan bersyarat k. Mendapatkan cuti menjelang bebas

l. Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.63

3. Klien Pemasyarakatan

Klien Pemasyarakatan dalam UU Pemasyarakatan Pasal 1 angka 9 menjelaskan bahwa “Klien Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut

62 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, Pasal 1 angka 8

63 Ibid, Pasal 22 ayat (1)

Klien adalah seseorang yang berada dalam bimbingan BAPAS.”64 Klien ini menurut Pasal 42 ayat (1) UU Pemasyarakatan terdiri dari:

a. Terpidana bersyarat

b. Narapidana, Anak Pidana, dan Anak Negara yang mendapatkan pembebasan bersyarat atau cuti menjelang bebas

c. Anak Negara yang berdasarkan putusan pengadilan, pembinaannya diserahkan kepada orang tua asuh atau badan sosial

d. Anak Negara yang berdasarkan Keputusan Menteri atau pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang ditunjuk, bimbingannya diserahkan kepada orang tua asuh atau badan sosial e. Anak yang berdasarkan penetapan pengadilan, bimbinganya

dikembalikan kepada orang tua atau walinya.65

3.2 Kedudukan Narapidana di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas IIB