• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT HIDUP

IV PETA SOSIAL KELURAHAN SUKAMISKIN DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN BANDUNG

5.4. Kegiatan pembinaan yang memiliki potensi ekonomi.

5.4.1. Percetakan

Kegiatan ini dilaksanakan di dalam lingkungan Lembaga Pemasyarakatan, narapidana yang mengikuti kegiatan bimbingan keterampilan kerja bidang percetakan sebanyak 83 orang, diantaranya 19 orang yang telah memiliki ketarampilan atau tenaga terampil dalam bidang percetakan untuk membantu menularkan pengetahuannya kepada narapidana lain dan didampingi oleh 7 orang petugas Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, kegiatan yang dilaksanakan berupa, membuat blanko/barang-barang cetak dengan mencetak buku-buku/kartu-kartu registrasi (buku administrasi) dari seluruh Kantor Wilayah, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Rumah Tahanan Negara (Rutan), Balai Pemasyarakatan (Bapas) dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) seluruh Indonesia.

Pendapatan/upah/premi yang diperoleh setiap narapidana berbeda, berdasarkan tingkat keterampilan yang dimiliki dalam bidang percetakan, bagi mereka yang memiliki keterampilan percetakan, diberikan premi sebesar Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 15.000,- per harinya, sedangkan bagi mereka yang hanya membantu diberi premi antara Rp. 2.000,- sampai dengan Rp. 7.000,-

Sebagaimana yang dituturkan seorang responden (Profil IN als. SLH bin MHT) narapidana yang sebelumnya pernah bekerja dipercetakan, yaitu IN, dia pernah bekerja dipercetakan sebelum bekerja di kantor notaris :

“Alhamdulilah mas selama saya berada di LP Sukamiskin ada lah pemasukan, walau pun tidak seberapa, tetapi saya bersyukur buat ngebantu nutupin kebutuhan sehari-hari, ya buat beli rokok, beli odol, sabun, dan kadang-kadang saya bisa nabung, kalo anak istri saya besuk saya masih bisa kasih uang meski gak banyak, tetapi saya bersyukur.” Melalui kegiatan ini, para narapidana merasa santai dan dapat sedikit menghilangkan stress yang mereka alami, karena selain membuat barang- barang cetakan, narapidana juga dilatih untuk mengolah kertas-kertas bekas pakai untuk di daur ulang untuk membuat kerajinan tangan dengan menggunakan kertas daur ulang, baik untuk cindera mata, sampul maupun buku- buku catatan yang memiliki nilai seni, dan itu pun akan menambah penghasilan para narapidana. Dalam kegiatan ini seorang narapidana dapat memperoleh

penghasilan sampai Rp. 300.000,- setiap bulannya, sekalipun pun tidak setiap bulan mereka dapat memperolehnya, tergantung pesanan dan hasil produksi yang dapat dipasarkan (laku).

5.4.2. Pertanian dan Perikanan.

Kegiatan menanam/budidaya pertanian dilakukan di dalam dan di luar Lembaga Pemasyarakatan. Lahan pertanian di dalam LAPAS seluas 100 m², sedangkan luas lahan pertanian di luar LAPAS 2.800 m². Dalam kegiatan ini para narapidana memperoleh upah/premi dengan cara menjual hasil pertanian, antara lain, sayur mayur, berupa tomat, cabe, bayam, kangkung, ketimun dan buah melon. Upah/premi yang diterima oleh para narapidana berbeda-beda jumlahnya, tergantung keahlian atau keterampilan yang dimiliki narapidana. Rata-rata upah/premi mereka sekitar Rp. 50.000,- sampai dengan Rp. 100.000,- setiap musim panen, yaitu tiga sampai empat bulan sekali. Sedangkan untuk penghasilan sehari-hari, mereka memperolehnya dari upah memasarkan hasil pertanian sebesar Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 20.000,- perhari. Kegiatan memasarkan ini dilakukan oleh narapidana yang sedang menjalani asimilasi di luar Lembaga Pemasyarakatan. Kegiatan dilakukan di sekitar lingkungan Lembaga Pemasyarakatan dan kompleks di kelurahan Sukamiskin.

Kegiatan Perikanan juga dilakukan di dalam dan di luar Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung. Kolam ikan di dalam Lapas luasnya 300 m² dan luas kolam ikan di luar Lapas 500 m². Kegiatan ini lebih banyak untuk hiburan bagi narapidana yaitu memancing. Narapidana yang tidak memiliki kegiatan tertentu melakukan kegiatan memancing bersama-sama untuk hiburan. Penghasilan yang diperoleh dari usaha perikanan tidak dalam bentuk uang. Narapidana hanya memperoleh ikan sebagai lauk pauk untuk makan mereka, atau untuk acara tertentu.

5.4.3. Kerajinan

Kegiatan ini diikuti oleh narapidana dengan berlatih keterampilan membuat kerajinan, antara lain membuat layang-layang. Narapidana yang telah ahli/terampil di dalam membuat dan menghasilkan layang-layang sebanyak 1.000 lembar layang-layang setiap minggunya akan memperoleh premi/upah.

Premi/upah yang diterima narapidana bervariasi antara Rp. 2.000,- sampai dengan Rp. 5.000,- perhari.

Produksi hasil kerajinan ini dijual ke masyarakat luas, antara lain sekitar wilayah Bandung dan sampai ke daerah Jawa Tengah tergantung pemesanan. Hasil kerajinan layang-layang ini sering disebut sebagai layangan Napi, karena proses pengerjaanya dilakukan oleh para narapidana.

5.4.4. Pembuatan Batako.

Kegiatan pembuatan batako dilaksanakan di luar Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin. Narapidana yang mengikuti kegiatan ini mereka yang sedang melaksanakan asimilasi luar Lembaga Pemasyarakatan. Kegiatan ini telah berjalan kurang lebih 13 bulan, dimulai saat penandatanganan perjanjian kerjasama dengan CV Samson Jaya. Namun kegiatan ini belum dapat menghasilkan upah bagi narapidana hanya berupa pemberian bantuan batako untuk lingkungan Lembaga Pemasyarakatan.

Kendala yang dirasakan narapidana terhadap belum adanya premi/panghasilan dan belum efektifnya kerjasama ini antara lain disebabkan: • Dengan sering terjadinya pelarian Warga Binaan Pemasyarakatan

(narapidana) yang telah melaksanakan asimilasi di luar Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, hal tersebut menjadikan pertimbangan tersendiri bagi pihak Lapas Sukamiskin untuk melaksanakan kerjasama dimaksud, maka untuk sementara waktu kegiatan ini dibatasi.

• Mengingat bahwa barang produksi yang dihasilkan oleh CV. Samson Jaya rentan terhadap kerusakan (mudah rusak), sehingga membutuhkan keahlian dan kesabaran bagi pegawai yang menangani pekerjaan dimaksud, maka untuk menghindari timbulnya kerugian dari pihak CV Samson Jaya, pemberdayaan Warga Binaan Pemasyarakatan sementara dibatasi.

• Masalah pembagian keuntungan (25%) untuk pihak LAPAS dan narapidana dari keuntungan bersih yang diperoleh oleh CV Samson Jaya sampai saat ini belum bisa direalisasikan. Hal tersebut terkait dengan belum adanya keuntungan yang diperoleh oleh CV Samson Jaya selama satu tahun pertama beropersional. Namun demikian, CV. Samson Jaya telah memberikan kontribusi dalan bentuk lain, seperti dengan pemberian bantuan batako untuk kebutuhan Lembaga Pemasyarakatan, khususnya bagi blok-blok tempat

tinggal Narapidana dan pelatihan pembuatan batako bagi Warga Binaan Pemasyarakatan.

5.4.5. Koperasi

Koperasi yang dibentuk di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, belum memberikan dampak ekonomis bagi narapidana terutama dalam hal memperoleh pendapatan dan hanya beberapa narapidana yang memperoleh dampak ekonomis, itu pun bagi mereka yang menjadi pemuka dan pemilik modal usaha.

Koperasi yang ada masih bersifat sekunder sebatas memberikan bantuan dalam memenuhi keperluan petugas dan narapidana. Pada umumnya kegiatan usaha koperasi adalah menjual barang-barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, berupa makanan dan minuman ringan, keperluan mandi dan sebagainya.

Pengelolaan koperasi ini belum seluruhnya dilaksanakan oleh narapidana, namun terbatas pada mereka yang telah ditunjuk dan memiliki perilaku baik serta dapat dipercaya. Usaha lain yang dilaksanakan oleh koperasi, antara lain pengadaan telepon umum / Wartel sebagai sarana untuk membantu narapidana dalam berkomunikasi dengan keluarga atau masyarakat luar, tetapi tetap dalam pengawasan petugas.

Ikhtisar :

Analisis jenis-jenis kegiatan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin yang telah berhasil mencapai tahap - tahap tertentu dalam pembinaan yaitu :

Tahap 1 : Meningkatkan keterampilan narapidana berproduksi dalam bidang :

• Percetakan ; berupa adanya perolehan premi/upah dalamsetiap kegiatan pembuatan buku administrasi, kartu undangan, kartu nama dan sebagainya.

• Peternakan ; berupa pemeliharaan itik, dan menghasilkan telor setiap minggunya sebanyak 50 sampai dengan 100 butir dan pada tahun 2005 telah mendapat bantuan ternak kambing sebanyak 10 ekor dari Dinas Peternakan Kota Bandung, dan pada saat ini jumlah kambing tersebut telah berjumlah 25 ekor.

Tahap 2 : Meningkatkan pemasaran produksi di bidang :

• percetakan : melalui pesanan dan kegiatan rutin dari kantor pusat. • Peternakan : melalui warung-warung jamu yang ada di sekitar

Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin.

• Layang-layang ; pesanan wilayah Bandung dan Jawa Tengah. • Pertanian : dipasarkan dalam kegiatan asimilasi narapidana dan

pasar sekitar Sukamiskin.

Tahap 3 : Kemampuan membangun / menciptakan usaha bersama dan kerjasama serta berorganisasi belum dilaksanakan dengan baik. Tahap 4 : Meningkatkan kemampuan adaptasi dengan lingkungan luar Lapas,

membangun kepercayaan dengan pihak lain dan menjaring mitra kerjasama saat ini dilaksanakan melalui program asimilasi, cuti menjelang bebas, cuti mengunjungi keluarga, cuti bersyarat dan pembebasan bersyarat di luar Lapas.

Tahap 5 : Meningkatkan kemampuan memperoleh pendapatan/premi terhadap kegiatan yang dilaksanakan di Lapas. Kegiatan ini dilaksanakan melalui peningkatan kualitas dan variasi produksi yang dihasilkan.