• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT HIDUP

IV PETA SOSIAL KELURAHAN SUKAMISKIN DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN BANDUNG

VI. PELAKSANAAN PEMBINAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN

6.5. Sistem Pembinaan pada Lembaga Pemasyarakatan

6.5.1. Ruang Lingkup Pembinaan.

Fungsi dan tugas pembinaan pemasyarakatan terhadap warga binaan pemasyarakatan (narapidana, anak negara, klien pemasyarakatan dan tahanan) dilaksanakan secara terpadu dengan tujuan agar mereka setelah selesai menjalani pidananya, pembinaannya dan bimbingannya dapat menjadi warga masyarakat yang baik.

89

Pembinaan terhadap warga binaan pemasyarakatan disesuaikan dengan asas-asas yang terkandung dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Standard Minimum Rules (SMR) yang tercermin dalam 10 Prinsip Pemasyarakatan. Arah pelayanan, pembinaan dan bimbingan yang dilakukan oleh petugas ialah memperbaiki tingkah laku warga binaan pemasyarakatan agar tujuan pembinaan dapat dicapai. Ruang lingkup pembinaan dapat dibagi kedalam dua bidang yakni :

6.5.1.1. Pembinaan kepribadian adalah kegiatan bertujuan menciptakan manusia yang taat dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pribadi, sikap dan perilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, kegiatan yang dilakukan meliputi :

(a) pembinaan kesadaran beragama, usaha ini diperlukan agar dapat diteguhkan imannya terutama memberikan pengertian agar warga binaan pemasyarakatan dapat menyadari akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan yang benar dan perbuatan-perbuatan yang salah;

(b) pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara, usaha ini

dilaksanakan melalui P4, termasuk menyadarkan mereka agar dapat menjadi warga negara yang baik dapat berbakti bagi bangsa dan negara, perlu disadarkan bahwa berbakti untuk bangsa dan negara adalah sebagian daripada iman (taqwa);

(c) pembinaan kemampuan intelektual (kecerdasan), usaha ini diperlukan agar pengetahuan serta kemampuan berfikir warga binaan pemasyarakatan semakin meningkat sehingga dapat menunjang kegiatan-kegiatan positif yang diperlukan selama masa pembinaan, kegiatan ini dapat dilakukan baik melalui pendidikan formal maupun melalui pendidikan non-formal. Pendidikan formal diselenggarakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ada yang ditetapkan oleh pemerintah agar dapat ditingkatkan semua warga binaan pemasyarakatan. Pendidikan non-formal, diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan melalui kursus-kursus, latihan keterampilan dan sebagainya. Bentuk pendidikan non-formal yang paling mudah dan paling murah ialah kegiatan-kegiatan ceramah umum dan membuka kesempatan

90

yang seluas-luasnya untuk memperoleh informasi dari luar, misalnya membaca surat kabar/majalah, menonton TV, mendengar radio dan sebagainya. Untuk mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan baik formal maupun non-formal diupayakan cara belajar melalui Program Kejar Paket A, B, C dan Kejar Usaha;

(d) pembinaan kesadaran hukum, kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan hukum yang bertujuan untuk mencapai kadar kesadaran hukum yang tinggi, sehingga sebagai anggota masyarakat, mereka menyadari hak dan kewajibannya dalam rangka turut menegakkan hukum dan keadilan, perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia, ketertiban ketentraman, kepatuhan hukum dan terbentuknya perilaku setiap warga negara Indonesia yang taat kepada hukum. Penyuluhan hukum bertujuan lebih lanjut untuk membentuk Keluarga Sadar Hukum (Kadarkum) yang dibina selama berada dalam lingkungan pembinaan maupun setelah berada kembali di tengah-tengah masyarakat. Penyuluhan hukum diselenggarakan secara langsung yakni penyuluhan berhadapan langsung dengan sasaran yang disuluh dalam Temu Sadar Hukum dan Sambung Rasa, sehingga dapat bertatap muka langsung, misalnya melalui ceramah, diskusi, sarasehan, temuwicara, peragaan dan simulasi hukum. Metode pendekatan yang diutamakan ialah metode persuasif, edukatif, komunikatif dan akomodatif (Peka); dan

(e) pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat, pembinaan di bidang ini dapat dikatakan juga pembinaan kehidupan sosial kemasyarakatan, yang bertujuan agar mantan narapidana mudah diterima kembali oleh masyarakat lingkungannya, untuk mencapai ini, kepada mereka selama dalam lembaga pemasyarkatan dibina terus untuk patuh beribadah dan dapat melakukan usaha-usaha sosial secara gotong-royong, sehingga pada waktu mereka kembali ke masyarakat mereka telah memiliki sifat-sifat positif untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat lingkungannya. Untuk jelasnya kegiatan pembinaan kepribadian yang dilaksanakan

91

di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin dapat diihat pada Tabel 14 dibawah ini :

Tabel 14 : Kegiatan Pembinaan Kepribadian berdasarkan Hari, Tujuan, Penanggung Jawab dan Kerjasama, Sukamiskin 2007.

Kegiatan H a r i Tujuan Penanggung

jawab Kerjasam a 1 2 3 4 5 6 7 Pendidikan Agama Islam Pendidikan

mental Sie Bimpas

Dep. Agama Pendidikan

Agama Kristen

Pendidikan

mental Sie Bimpas

Dep. Agama Wawasan

Kebangsaan Cinta tanah air Sie Bimpas -

Kepramukaan

Bela Negara Sie Bimpas Kwarcab Pramuka Kunjungan

Keluarga Rutin

Pemulihan

hubungan Sie Bimpas Bapas Kunjungan

Keluarga Masal

2 kali setahun Pemulihan

hubungan Sie Bimpas Polri

Kesenian Minat/bakat Sie Bimpas -

Olahraga Sehat jasmani Sie Bimpas -

Pemerikdaan

Kesehatan Sehat jasmani

Sie

Perawatan Dep. Kes Makan 3 kali

/hari Sehat jasmani

Sie

Perawatan - Sumber : Sie Bimkemas, Lapas Sukamiskin tahun 2007.

6.5.1.2. Pembinaan Kemandirian, adalah kegiatan bertujuan menciptakan manusia yang memiliki keterampilan dan pengetahuan kerja sebagai bekal kembali ke dalam masyarakat, kegiatan yang dilaksanakan melalui program-program:

(a) keterampilan untuk mendukung usaha-usaha mandiri, misalnya kerajinan tangan, percetakan, industri, rumah tangga, reparasi mesin dan alat-alat elektronik dan sebagainya;

(b) keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri kecil, misalnya pengelolaan bahan mentah dari sektor pertanian dan bahan alam menjadi bahan setengah jadi (mengolah rotan menjadi perabot rumah tangga, pengolahan makanan ringan berikut pengawetannya dan pembuatan batu bata, genteng, batako);

92

(c) keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan bakatnya masing- masing, dalam hal ini bagi mereka yang memiliki bakat tertentu diusahakan pengembangan bakatnya, misalnya memiliki keterampilan atau kemampuan di bidang seni, maka diusahakan untuk disalurkan ke perkumpulan-perkumpulan seniman untuk dapat mengembangkan bakatnya sekaligus mendapatkan nafkah; dan

(d) keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri atau kegiatan pertanian (perkebunan) dengan menggunakan teknologi madya atau teknologi tinggi, misalnya industri kulit, industri pembuatan sepatu kualitas ekspor, pabrik tekstil, industri minyak asiri dan usaha tambak udang (perikanan).

Untuk jelasnya kegiatan pembinaan kepribadian yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin dapat diihat pada Tabel 15 dibawah ini : Tabel 15 : Kegiatan Pembinaan Kemandirian berdasarkan Hari, Tujuan, Penanggung Jawab dan Kerjasama, Sukamiskin 2007.

Kegiatan H a r i Tujuan Penanggung

jawab Kerjasama 1 2 3 4 5 6 7

Percetakan Produktif/mandiri Sie Bimker -

Kaligrafi Produktif/mandiri Sie Bimker -

Konveksi Produktif/mandiri Sie Bimker -

Perkayuan Produktif/mandiri Sie Bimker -

Bengkel Produktif/mandiri Sie Bimker -

Pertamanan Produktif/mandiri Sie Bimker -

Peternakan Produktif/mandiri Sie Bimker -

Hiasan

Aquarium Produktif/mandiri Sie Bimker -

Layang-

laying Produktif/mandiri Sie Bimker -

Pertanian Produktif/mandiri Sie Bimker -

Sumber : Sie Bimkemas, Lapas Sukamiskin tahun 2007.