• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan pemulihan hutan dan lahan dengan metode Vegetatif

RENCANA DAN STRATEG

1. Kegiatan pemulihan hutan dan lahan dengan metode Vegetatif

Kegiatan pemulihan hutan dan lahan ditujukan untuk memulihkan kondisi hutan dan lahan, mempertahankan fungsinya serta meningkatkan masing- masing fungsi baik hutan maupun lahan. Upaya pemulihan hutan dan lahan merupakan pemulihan kembali fungsi hutan dan lahan sehingga dapat mendukung sistem penyangga kehidupan. Kegiatan utama didalam rencana pemulihan hutan dan lahan diarahkan kepada kegiatan-kegiatan vegetatif baik di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan. Kegiatan pemulihan hutan dan lahan dilakukan dalam bentuk: a) reboisasi dan atau pengkayaan tanaman pada kawasan hutan baik hutan lindung, hutan konservasi maupun hutan produksi, dan b) penghijauan dan atau pengkayaan tanaman pada kawasan lindung di luar kawasan hutan maupun kawasan budidaya. Rencana pemulihan kawasan hutan yang dilakukan ini ditujukan untuk:

a. Pemulihan kawasan hutan lindung sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan dan memulihkan kesuburan tanah termasuk di dalamnya sebagai pengatur tata air. Untuk mengembalikan fungsi hutan lindung maka jenis tanaman (pohon) yang digunakan dalam reboisasi

128 maupun pengkayaan adalah jenis-jenis dengan ciri berdaun panjang dan lebar, mempunyai perakaran dalam dengan tingkat evapotranspirasi yang relative rendah. Selain itu pohon yang ditanam dapat menghasilkan getah, kulit dan buah sehingga pohon tersebut bermanfaat secara ekologi dan ekonomi.

b. Pemulihan fungsi pokok kawasan Hutan Konservasi sebagai habitat dan peningkatan keanekaragaman hayati. Jenis tanaman yang digunakan dalam reboisasi maupun pengkayaan tanaman adalah jenis dengan ciri-ciri berdaun panjang, perakaran dalam, evapotranspirasi rendah, tanaman kayu-kayuan endemik dan Multi Purpose Tree Species (MPTS) jenis asli yang dapat dimanfaatkan masyarakat setempat.

c. Pemulihan fungsi pokok kawasan Hutan Produksi untuk meningkatkan produktifitas kawasan hutan produksi. Jenis tanaman yang digunakan dalam reboisasi maupun pengkayaan tanaman adalah jenis tanaman dengan ciri-ciri yang mempunyai pertumbuhan cepat, nilai komersialnya tinggi, teknik silvikultur-nya telah dikuasai, mudah pengadaan benih dan bibit yang berkualitas, diorientasikan sesuai dengan kebutuhan pasar.

Rencana pemulihan lahan ditujukan untuk pemulihan kawasan lindung diluar kawasan hutan diarahkan guna memulihkan fungsi pokok sebagai perlindungan daerah bawahnya dan pengatur tata air. Di dalam pemulihan kawasan lindung diluar hutan supaya dapat mengembalikan lagi fungsi perlindungan daerah bawahnya dan sekitarnya maka jenis tanaman yang digunakan dengan ciri mempunyai perakaran dalam, tingkat evapotranspirasi rendah dan diupayakan hanya menghasilkan hasil hutan bukan kayu. Diharapkan upaya pemulihan kawasan lindung di luar kawasan hutan mampu juga selain memulihkan sekaligus meningkatkan produktivitas lahan sehingga dapat berfungsi secara optimal.

Pemulihan kawasan budidaya diarahkan guna memulihkan kembali produktifitas lahan sehingga dapat berfungsi seraca optimal. Didalam

129 pemulihan kawasan budidaya jenis tanaman yang digunakan selain mempertimbangkan kesesuaian terhadap lahan dan biofisik lainnya juga mempertimbangkan pada pemilihan jenis yang diinginkan oleh masyarakat setempat sebagai pemilik lahan. Khususnya didalam pemulihan lahan dengan cara penghijauan maka penanaman secara penuh dilakukan pada lahan terlantar, lahan kosong maupun pengkayaan tanaman pada lahan-lahan menurut pertimbangan teknis maupun sosial ekonomi masih perlu diperkaya dengan tanaman tahunan.

Rencana pemulihan hutan dan lahan pada SWP DAS Batang Gadis meliputi kegiatan reboisasi dan pengkayaan reboisasi pada kawasan hutan baik hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi serta penghijauan/hutan rakyat di luar kawasan hutan. Rencana pemulihan hutan dan lahan untuk reboisasi seluas 19.329,85 ha dan penghijauan seluas 106.611,77 ha yang tersebar dalam 3 (tiga) kabupaten/kota yaitu Kabupaten Mandailing Natal, Kota Padangsidempuan dan Tapanuli Selatan. Rencana pemulihan hutan dan lahan di DAS Batang Gadis disajikan pada Tabel 43 berikut :

Tabel 43. Rencana Pemulihan Hutan dan Lahan SWP DAS Batang Gadis

No Kabupaten Jenis Kegiatan Jumlah Reboisasi (Ha) Penghijauan/ Hutan Rakyat (Ha)

1 Mandailing Natal 194.624,04 67.547,74 262.171,78 2 Padangsidempuan 1.976,22 10.169,93 12.146,15 3 Tapanuli Selatan 122.729,59 28.894,10 151.623,69 Total 319.329,85 106.611,77 425.941,62

Sumber : Hasil Analisa Peta Rekomendasi RTk-RHL BPDAS Asahan Barumun, 2009

Upaya pemulihan hutan dan lahan melalui kegiatan vegetatif baik dilakukan dengan reboisasi dan penghijauan diharapkan meningkatkan penutupan lahan oleh vegetasi berdasarkan kesesuaian penggunaan lahan, sehingga formasi dan bentuk tutupan vegetasi hasil pemulihan hutan dan lahan baik yang berada pada Hutan Lindung, Hutan Konservasi, Hutan Produksi dan

130 pada Kawasan Lindung maupun Budidaya sesuai dengan yang diharapkan. Indikator yang dipakai didalam mengukur keberhasilan upaya pemulihan hutan dan lahan antara lain terjadainya penurunan lahan kritis, Indeks Penutupan Lahan (IPL) dan Kesesuaian Penggunaan Lahan (KPL). Kondisi kini dan harapan dalam upaya pemulihan hutan dan lahan di DAS Batang Gadis dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Kondisi lahan kritis di SWP DAS Batang Gadis berdasarkan data spatial lahan kritis tahun 2005 sebesar 436.208,31 ha yang terbagi dalam Agak kritis seluas 290.616,82 ha, Kritis seluas 123.464,21 ha dan Sangat kritis seluas 22.127,28 ha. Dalam rencana pemulihan hutan dan lahan diharapkan dapat menurunkan lahan kritis seluas 145.591,49 ha (33,38 %) yang menjadi Prioritas I dalam jangka waktu 15 tahun atau sampai tahun 2025.

b. Kondisi Indeks Penutupan Lahan (IPL) SWP DAS Batang Gadis saat ini sebesar 52,92 %. Berdasarkan hasil Interpretasi Citra Satelit diketahui masih banyak wilayah hutan yang kondisi penutupannya tidak sesuai karena berupa tanah kosong dan semak belukar sehingga penutupan lahan yang ada masih belum mampu memberi tutupan yang sesuai harapan.

c. Diharapkan dengan upaya yang serius untuk mengeliminir tingkat kegagalan dengan asumsi kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan berhasil menurunkan lahan kritis seluas 145.591,49 ha baik di dalam dan luar kawasan hutan, maka pada tahun 2025 (jangka waktu 15 tahun kedepan) luas lahan yang berpenutupan vegetasi akan meningkat sehingga diharapkan Indeks Penutupan Lahan (IPL) akan meningkat menjadi 81,72 %.

d. Kesesuaian penggunaan lahan didasarkan oleh kondisi biofisik lahan, kemampuan penggunaan lahan dan berdasarkan penetapan keputusan penggunaan lahan yang berlaku.

131 Kesesuaian Penggunaan Lahan (KPL) pada SWP DAS Batang Gadis saat ini sebesar 63,46 %, pada tahun 2025 diupayakan ditingkatkan menjadi 92,26 %. Kondisi kesesuaian penggunaan lahan pada saat ini belum sesuai harapan, diharapkan dengan kegiatan RHL mampu mengembalikan dan meningkatkan fungsi lahan sesuai dengan peruntukkan baik di dalam kawasan hutan mupun di luar kawasan hutan, sehingga mampu meningkatkan kesesuaian penggunaan lahan di SWP DAS Batang Gadis. Matrik rencana teknik rehabilitasi hutan dan lahan dengan metode vegetatif di kawasan DAS Batang Gadis disajikan pada Tabel 44.

Tabel 44. Matrik rencana teknik rehabilitasi hutan dan lahan dengan metode vegetatif

DAS Batang Gadis

Dalam Kawasan Hutan Luar Kawasan

HL HK HP Lindung (L) Budidaya (B) Hulu (H) RL – HHL RK – HHK RP - HHP -- PB - HKB Tengah (T) RL – THL RK – THK RP - THP -- PB - TKB Hilir (L) RL – LHL -- RP - LHP -- PB – LKB

Berdasarkan identifikasi model-model Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di lapangan dan arahan sesuai aturan yang berlaku serta referensi mengenai kesesuaian jenis tanaman maka rekomendasi RHL DAS Batang Gadis disajikan pada Tabel 45.

Tabel 45. Rekomendasi RHL DAS Batang Gadis

No. Kode MRT Rekomendasi RTk RHL DAS

1 2 3

1. RL-HHL  Jumlah batang tanaman reboisasi awal ditentukan 1.100 btg/ha, 1600 btg/ha dengan jarak tanam 3 x 3 m atau 3 x 2 m.

 Tanaman kayu-kayuan campuran jenis Suren (Toona sureni), Sampinur (Podocarpus imbricatus), Meranti (Shorea sp.), Merbau (Intsia bijuga), Pinus (Pinus merkusii), Damar (Agathis sp) dan Medang (Litsea sp), minimal 660 btg/ha atau 960 btg/ha.

 Tanaman MPTS jenis Jengkol (Pithecolobium lobatum), Petai (Parkia javanica), Durian (Durio zibethinus), langsat (Lancium sp), kayu manis (cinnamomum

132

No. Kode MRT Rekomendasi RTk RHL DAS

1 2 3

burmanii), Manggis (Garcinia mangostana) dan kemiri (Aleurites moluccana) 440 btg/ha atau 640 btg/ha. 2. RL-THL  Jumlah batang tanaman reboisasi awal ditentukan 1.100

btg/ha, 1600 btg/ha dengan jarak tanam 3 x 3 m atau 3 x 2 m.

 Tanaman kayu-kayuan campuran jenis Suren (Toona sureni), Sampinur (Podocarpus imbricatus), Meranti (Shorea sp), Merbau (Intsia bijuga), Kruing (Dipterocarpus sp), Mahoni (Switenia macrophylla) dan Medang (Litsea sp), minimal 660 btg/ha atau 960 btg/ha.

 Tanaman MPTS jenis Jengkol (Pithecolobium lobatum), Petai (Parkia javanica), Durian (Durio zibethinus), langsat (Lancium sp), kayu manis (cinnamomum burmanii), Manggis (Garcinia mangostana) dan kemiri (Aleurites moluccana) 440 btg/ha atau 640 btg/ha. 3. RL – LHL  Jumlah batang tanaman reboisasi awal ditentukan 1.100

btg/ha, 1600 btg/ha dengan jarak tanam 3 x 3 m atau 3 x 2 m.

 Tanaman kayu-kayuan campuran jenis Suren (Toona sureni), Sampinur (Podocarpus imbricatus), Meranti (Shorea sp), Merbau (Intsia bijuga), Kruing (Dipterocarpus sp), Mahoni (Switenia macrophylla) dan Medang (Litsea sp) minimal 660 btg/ha atau 960 btg/ha.

 Tanaman MPTS jenis Jengkol (Pithecolobium lobatum), Petai (Parkia javanica), Durian (Durio zibethinus), langsat (Lancium sp), kayu manis (cinnamomum burmanii), Manggis (Garcinia mangostana) dan kemiri (Aleurites moluccana) maksimal 440 btg/ha atau 640 btg/ha.

4. RK – HHK  Jumlah batang tanaman pengkayaan reboisasi awal ditentukan 400 btg/Ha.

 Tanaman kayu-kayuan campuran jenis Suren (Toona sureni), Sampinur (Podocarpus imbricatus), Pinus (Pinus merkusii), Meranti (Shorea sp), Damar (Agathis

sp), Mahoni (Switenia macrophylla), Merbau (Intsia bijuga), Kruing (Dipterocarpus sp) dan Medang (Litsea

sp) minimal 360 btg/Ha.

 Tanaman MPTS jenis Jengkol (Pithecolobium lobatum), Petai (Parkia javanica), Durian (Durio zibethinus), langsat (Lancium sp), kayu manis (cinnamomum burmanii), Manggis (Garcinia mangostana) dan kemiri (Aleurites moluccana) minimal 440 btg/ha atau 640 btg/ha.

5. RK – THK  Jumlah batang tanaman pengkayaan reboisasi awal ditentukan 400 btg/Ha.

 Tanaman kayu-kayuan campuran jenis Suren (Toona sureni), Sampinur (Podocarpus imbricatus), Meranti (Shorea sp), Damar (Agathis sp), Mahoni (Switenia macrophylla), Merbau (Intsia bijuga), Kruing

133

No. Kode MRT Rekomendasi RTk RHL DAS

1 2 3

(Dipterocarpus sp) dan Medang (Litsea sp) minimal 360 btg/ha.

 Tanaman MPTS jenis Jengkol (Pithecolobium lobatum), Petai (Parkia javanica), Durian (Durio zibethinus), langsat (Lancium sp), kayu manis (cinnamomum burmanii), Manggis (Garcinia mangostana) dan kemiri (Aleurites moluccana) minimal 440 btg/ha atau 640 btg/ha.

6. RP – HHP  Jumlah batang tanaman reboisasi awal ditentukan 1.600 btg/Ha atau 3300 btg/ha dengan jarak tanam 3 x 2 m atau 3 x 1 m.

 Tanaman kayu-kayuan campuran jenis Suren (Toona sureni), Meranti (Shorea sp), Pinus (Pinus merkusii), Damar (Agathis sp), Mahoni (Switenia macrophylla), Merbau (Intsia bijuga), Kruing (Dipterocarpus sp) dan Medang (Litsea sp) minimal 1.440 btg/ha atau 2.970 btg/ha.

 Tanaman MPTS jenis Jengkol (Pithecolobium lobatum), Petai (Parkia javanica), Durian (Durio zibethinus), langsat (Lancium sp), kayu manis (cinnamomum burmanii), Manggis (Garcinia mangostana) dan kemiri (Aleurites moluccana) maksimal 160 btg/ha atau 330 btg/ha.

7. RP – THP  Jumlah batang tanaman reboisasi awal ditentukan 1.600 btg/Ha atau 3300 btg/ha dengan jarak tanam 3 x 2 m atau 3 x 1 m.

 Tanaman kayu-kayuan campuran jenis Suren (Toona sureni), Meranti (Shorea sp), Damar (Agathis sp), Mahoni (Switenia macrophylla), Merbau (Intsia bijuga), Mahoni (Switenia macrophylla), Kruing (Dipterocarpus

sp) dan Medang (Litsea sp) minimal 1.440 btg/ha atau 2.970 btg/ha.

 Tanaman MPTS jenis Jengkol (Pithecolobium lobatum), Petai (Parkia javanica), Durian (Durio zibethinus), langsat (Lancium sp), kayu manis (cinnamomum burmanii), Manggis (Garcinia mangostana) dan kemiri (Aleurites moluccana) maksimal 160 btg/ha atau 330 btg/ha.

8. RP – LHP  Jumlah batang tanaman reboisasi awal ditentukan 1.600 btg/Ha atau 3300 btg/ha dengan jarak tanam 3 x 2 m atau 3 x 1 m.

 Tanaman kayu-kayuan campuran jenis Suren (Toona sureni), Meranti (Shorea sp), Damar (Agathis sp), Mahoni (Switenia macrophylla), Merbau (Intsia bijuga), Kruing (Dipterocarpus sp) dan Medang (Litsea sp) minimal 1.440 btg/ha atau 2.970 btg/ha.

 Tanaman MPTS jenis Jengkol (Pithecolobium lobatum), Petai (Parkia javanica), Durian (Durio zibethinus), langsat (Lancium sp), kayu manis (cinnamomum burmanii), Karet (Hevea braziliensis), Mangga (Mangifera indica), Manggis (Garcinia mangostana)

134

No. Kode MRT Rekomendasi RTk RHL DAS

1 2 3

dan kemiri (Aleurites moluccana) maksimal 160 btg/ha atau 330 btg/ha.

9. PB – HKB  Jumlah batang tanaman penghijauan awal ditentukan 400 btg/Ha dengan pola tanaman hutan rakyat dengan jarak tanam 5 x 5 m.

 Tanaman kayu-kayuan campuran jenis Suren (Toona sureni), Meranti (Shorea sp), Mahoni (Switenia macrophylla) minimal 240 btg/ha.

 Tanaman MPTS jenis Jengkol (Pithecolobium lobatum), Petai (Parkia javanica), Durian (Durio zibethinus), langsat (Lancium sp), kayu manis (cinnamomum burmanii), Manggis (Garcinia mangostana) dan kemiri (Aleurites moluccana) maksimal 160 btg/ha.

10. PB – TKB  Jumlah batang tanaman penghijauan awal ditentukan 400 btg/Ha dengan pola tanaman hutan rakyat dengan jarak tanam 5 x 5 m.

 Tanaman kayu-kayuan campuran jenis Suren (Toona sureni), Meranti (Shorea sp), Mahoni (Switenia macrophylla) minimal 240 btg/ha.

 Tanaman MPTS jenis Jengkol (Pithecolobium lobatum), Petai (Parkia javanica), Durian (Durio zibethinus), langsat (Lancium sp), kayu manis (cinnamomum burmanii), Karet (Hevea braziliensis), Mangga (Mangifera indica), Manggis (Garcinia mangostana) dan kemiri (Aleurites moluccana) 160 btg/ha.

11. PB – LKB  Jumlah batang tanaman penghijauan awal ditentukan 400 btg/Ha dengan pola tanaman hutan rakyat dengan jarak tanam 5 x 5 m.

 Tanaman kayu-kayuan campuran jenis Suren (Toona sureni), Meranti (Shorea sp), Mahoni (Switenia macrophylla) minimal 240 btg/Ha.

 Tanaman MPTS jenis Jengkol (Pithecolobium lobatum), Petai (Parkia javanica), Durian (Durio zibethinus), langsat (Lancium sp), kayu manis (cinnamomum burmanii), Karet (Hevea braziliensis), Mangga (Mangifera indica), Manggis (Garcinia mangostana) dan kemiri (Aleurites moluccana) 160 btg/ha.

Sumber : Rekomendasi RTKRHL BPDAS Asahan Barumun, 2009

Sebaran rekomendasi RTk RHL DAS Batang Gadis menurut kecamatan dan Sub DAS disajikan pada Tabel 46.

135 Tabel 46. Rencana Rehabilitasi Hutan dan Lahan Metode Vegetatif di DAS

Batang Gadis Menurut Kecamatan dan Sub DAS

Kabupaten/ Kecamatan

Luas Rencana Rehabilitasi Hutan dan Lahan Menurut Sub DAS (Ha)

Jumlah (Ha) Batang Angkola Batang Gadis Hilir Batang Gadis Hulu Batang Salai Sikorsik (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kab. Mandailing Natal 14.906,80 38.430,90 154.905,50 843,80 47.248,50 256.335,60 Batang Natal 0,00 0,00 9,30 0,00 105,30 114,60 Rk-Hhk 9,30 71,50 80,80 Rp-Hhp 33,80 33,80 Bukit Malintang 0,00 1.180,90 8.880,40 0,00 0,00 10.061,30 Pb-Hkb 26,40 26,40 Pb-Lkb 912,10 912,10 Pb-Tkb 1.240,70 1.240,70 Rk-Hhk 688,50 25,70 714,20 Rl-Hhl 492,40 5.793,90 6.286,30 Rl-Lhl 13,50 13,50 Rl-Thl 378,60 378,60 Rp-Thp 489,50 489,50 Kotanopan 0,00 0,00 23.289,60 0,00 0,00 23.289,60 Pb-Hkb 10.364,80 10.364,80 Pb-Tkb 910,80 910,80 Rk-Hhk 1.740,30 1.740,30 Rl-Hhl 7.978,50 7.978,50 Rp-Hhp 2.295,20 2.295,20 Lembah Sorik Merapi 0,00 0,00 3.066,30 0,00 0,00 3.066,30 Pb-Hkb 161,70 161,70 Pb-Tkb 2.711,20 2.711,20 Rl-Hhl 12,40 12,40 Rl-Thl 1,00 1,00 Rp-Hhp 0,20 0,20 Rp-Thp 179,80 179,80 Muara Batang Gadis 0,00 10.840,40 0,00 0,00 37.849,80 48.690,30 Pb-Hkb 1.192,40 1.846,20 3.038,60 Pb-Lkb 1.106,80 1.106,80 Pb-Tkb 532,60 2.894,40 3.427,10

136

Kabupaten/ Kecamatan

Luas Rencana Rehabilitasi Hutan dan Lahan Menurut Sub DAS (Ha)

Jumlah (Ha) Batang Angkola Batang Gadis Hilir Batang Gadis Hulu Batang Salai Sikorsik (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Rk-Hhk 2.848,90 1.908,40 4.757,30 Rl-Hhl 1.974,10 1.974,10 Rp-Hhp 5.159,70 25.532,20 30.691,90 Rp-Lhp 677,10 677,10 Rp-Thp 3.017,40 3.017,40 Muara Sipongi 0,00 0,00 13.365,20 0,00 0,00 13.365,20 Pb-Hkb 1.722,80 1.722,80 Rl-Hhl 11.280,50 11.280,50 Rl-Thl 361,90 361,90 Natal 0,00 0,00 0,00 0,00 5.501,80 5.501,80 Rk-Hhk 2.210,20 2.210,20 Rl-Hhl 2.101,20 2.101,20 Rp-Hhp 1.190,40 1.190,40 Panyabungan Utara 0,00 2.162,50 12.248,70 0,00 0,00 14.411,20 Pb-Hkb 55,30 55,30 Pb-Lkb 754,10 754,10 Pb-Tkb 2.480,80 2.480,80 Rk-Hhk 2.007,80 3.994,40 6.002,20 Rl-Hhl 154,70 3.369,10 3.523,80 Rl-Thl 634,10 634,10 Rp-Thp 960,90 960,90 Panyabungan Barat 0,00 0,00 5.799,50 0,00 0,00 5.799,50 Pb-Hkb 87,10 87,10 Pb-Tkb 2.205,00 2.205,00 Rk-Hhk 1.943,40 1.943,40 Rl-Hhl 1.489,20 1.489,20 Rl-Thl 74,80 74,80 Panyabungan Kota 0,00 0,00 18.065,20 0,00 0,00 18.065,20 Pb-Hkb 1.837,30 1.837,30 Pb-Tkb 5.551,80 5.551,80 Rl-Hhl 4.336,50 4.336,50 Rl-Thl 7,10 7,10

137

Kabupaten/ Kecamatan

Luas Rencana Rehabilitasi Hutan dan Lahan Menurut Sub DAS (Ha)

Jumlah (Ha) Batang Angkola Batang Gadis Hilir Batang Gadis Hulu Batang Salai Sikorsik (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Rp-Hhp 5.200,10 5.200,10 Rp-Thp 1.132,40 1.132,40 Panyabungan Selatan 0,00 0,00 7.164,40 0,00 0,00 7.164,40 Pb-Hkb 351,20 351,20 Pb-Tkb 1.785,40 1.785,40 Rk-Hhk 1.848,10 1.848,10 Rl-Hhl 2.820,60 2.820,60 Rl-Thl 359,10 359,10 Panyabungan Timur 0,00 0,00 19.708,40 0,00 0,00 19.708,40 Pb-Hkb 642,70 642,70 Pb-Tkb 564,80 564,80 Rl-Hhl 6.639,50 6.639,50 Rp-Hhp 11.577,10 11.577,10 Rp-Thp 284,30 284,30 Siabu 14.906,80 6.771,30 4.867,70 0,00 0,00 26.545,90 Pb-Hkb 1.423,00 332,50 1.755,50 Pb-Lkb 3.616,50 2.061,00 5.677,50 Pb-Tkb 2.548,80 918,20 3.467,00 Rk-Hhk 4.437,50 4.437,50 Rl-Hhl 7.001,00 1.265,00 970,20 9.236,20 Rl-Lhl 313,90 516,70 830,60 Rl-Thl 3,60 69,10 72,80 Rp-Hhp 1.068,80 1.068,80 Singkuang 0,00 17.475,80 0,00 843,80 9.293,40 27.612,90 Pb-Hkb 1.076,70 797,80 1.874,50 Pb-Lkb 283,80 283,80 Pb-Tkb 1.153,10 73,70 1.226,80 Rp-Hhp 12.455,90 272,70 6.365,30 19.093,90 Rp-Lhp 1.734,50 28,70 2.056,60 3.819,70 Rp-Thp 771,80 542,40 1.314,20 Tambangan 0,00 0,00 19.199,10 0,00 0,00 19.199,10 Pb-Hkb 4.249,10 4.249,10 Pb-Tkb 2.079,50 2.079,50

138

Kabupaten/ Kecamatan

Luas Rencana Rehabilitasi Hutan dan Lahan Menurut Sub DAS (Ha)

Jumlah (Ha) Batang Angkola Batang Gadis Hilir Batang Gadis Hulu Batang Salai Sikorsik (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Rk-Hhk 4.729,40 4.729,40 Rl-Hhl 4.695,40 4.695,40 Rl-Thl 188,30 188,30 Rp-Hhp 2.932,20 2.932,20 Rp-Thp 325,20 325,20 Ulu Pungkut 0,00 0,00 19.241,70 0,00 0,00 19.241,70 Pb-Hkb 4.873,70 4.873,70 Pb-Tkb 122,00 122,00 Rk-Hhk 1.619,40 1.619,40 Rl-Hhl 12.626,60 12.626,60 Padangsidempuan 12.146,10 0,00 0,00 0,00 0,00 12.146,10 Padangsidempuan 12.146,10 0,00 0,00 0,00 0,00 12.146,10 Pb-Hkb 3.002,20 3.002,20 Pb-Lkb 354,00 354,00 Pb-Tkb 6.813,70 6.813,70 Rp-Hhp 651,60 651,60 Rp-Thp 1.324,60 1.324,60 Tapanuli Selatan 61.554,00 44.699,40 0,00 45.320,40 0,00 151.575,80 Angkola Barat 4.754,50 0,00 0,00 1.407,40 0,00 6.161,90 Pb-Hkb 717,00 717,00 Pb-Tkb 357,60 357,60 Rk-Hhk 277,70 277,70 Rp-Hhp 2.289,60 1.407,40 3.697,00 Rp-Thp 1.112,60 1.112,60 Angkola Selatan 4.997,30 0,00 0,00 26.834,70 0,00 31.832,00 Pb-Hkb 2.257,60 2.008,40 4.266,00 Pb-Tkb 587,10 2,20 589,30 Rl-Hhl 1.292,20 2.223,00 3.515,20 Rl-Thl 300,00 300,00 Rp-Hhp 745,10 20.895,30 21.640,40 Rp-Lhp 432,20 432,20 Rp-Thp 115,30 973,60 1.088,90 Angkola Timur 14.777,90 0,00 0,00 0,00 0,00 14.777,90

139

Kabupaten/ Kecamatan

Luas Rencana Rehabilitasi Hutan dan Lahan Menurut Sub DAS (Ha)

Jumlah (Ha) Batang Angkola Batang Gadis Hilir Batang Gadis Hulu Batang Salai Sikorsik (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pb-Hkb 3.892,30 3.892,30 Pb-Tkb 1.398,30 1.398,30 Rk-Hhk 1.476,00 1.476,00 Rl-Hhl 2.006,70 2.006,70 Rp-Hhp 3.853,90 3.853,90 Rp-Thp 2.150,70 2.150,70 Batang Angkola 15.975,40 15.206,70 0,00 17.078,30 0,00 48.260,20 Pb-Hkb 1.509,10 1.528,30 148,50 3.185,90 Pb-Lkb 1.929,80 1.530,70 301,50 3.761,90 Pb-Tkb 3.056,20 3.056,20 Rk-Hhk 135,50 135,50 Rl-Hhl 9.243,60 6.130,80 5.026,30 20.400,70 Rl-Thl 75,20 75,20 Rp-Hhp 26,00 5.147,80 9.267,90 14.441,70 Rp-Lhp 869,10 1.698,40 2.567,40 Rp-Thp 635,70 635,70 Sayur Matinggi 20.146,80 29.492,70 0,00 0,00 0,00 49.641,70 Pb-Hkb 2.335,30 523,00 2.858,30 Pb-Lkb 1.256,10 2.403,60 3.659,70 Pb-Tkb 1.151,50 1.151,50 Rk-Hhk 264,50 142,60 407,20 Rl-Hhl 12.870,10 12.244,40 25.115,60 Rl-Lhl 432,90 433,90 Rl-Thl 1.836,40 1.836,40 Rp-Hhp 12.589,90 12.589,90 Rp-Lhp 1.341,10 1.341,10 Rp-Thp 248,10 248,10 Sipirok 902,10 0,00 0,00 0,00 0,00 902,10 Rk-Hhk 240,90 240,90 Rp-Hhp 661,20 661,20 Grand Total 88.606,90 83.130,30 154.905,50 46.164,20 47.248,50 420.057,50

140