• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan pengendalian erosi dan sedimentas

RENCANA DAN STRATEG

2. Kegiatan pengendalian erosi dan sedimentas

Upaya pengendalian erosi dan sedimentasi dilaksanakan dengan menerapkan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan secara sipil teknis. Kegiatan vegetatif selain bertujuan untuk pemulihan hutan dan lahan juga berfungsi untuk pengendalian erosi dan sedimentasi, namun hasil atau manfaatnya perlu waktu yang panjang. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah apabila masalah utama yang ditemukan di suatu daerah adalah erosi, sedimentasi dan banjir maka pengendaliannya perlu dibarengi dengan penerapan teknik konservasi tanah secara sipil teknis. Penerapan teknik konservasi tanah secara teknik sipil berupa pembuatan bangunan Dam Pengendali, Dam Penahan, Gully Plug, Terassering, Sumur Resapan dan Biopori. Dari hasil analisa peta Matriks Rencana Teknis DAS Batang Gadis yang terdiri dari DAS prioritas I, II dan III adalah sebagai berikut Tabel 47.

Tabel 47. Rekomendasi penerapan teknik KTA sipil teknis di DAS Batang Gadis

DAS Batang Gadis

Dalam Kawasan Hutan Luar Kawasan

HL HK HP Lindung

(L)

Budidaya (B)

Hulu (H) -- -- -- -- DPn/GP

Tengah (T) E-DPN -- E-DPN -- Dpi/GP

Hilir (L) -- -- -- -- SRA/B

Berdasarkan identifikasi model-model konservasi tanah dan air di lapangan dan aturan yang berlaku serta referensi mengenai kegiatan konservasi tanah dan air, maka rekomendasi bangunan konservasi tanah dan air pada MRT-RHL DAS Batang Gadis adalah sebagaimana Tabel 48. dan Tabel 49.

Dam pengendali (DPi) merupakan struktur bangunan yang ditujukan untuk mengendalikan aliran air sehingga erosi dan sedimentasi dapat ditekan. Selain itu, pada awal-awal pengoperasiannya DPi juga mempunyai fungsi

141 sebagai tempat parkir air sementara sampai dengan daya tampungnya terisi oleh sedimen. Oleh karena itu, jika dilakukan pemeliharaan secara rutin dengan melakukan pengerukan sedimen yang tertahan oleh DPi, maka fungsi sebagai tempat parkir air sementara akan terpenuhi. Namun demikian, pada saat ini sumberdaya untuk melakukan pengerukan tersebut dipandang tidak efisien jika dibandingkan dengan pembuatan Dpi yang baru. Secara umum lokasi DPi ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini :

 Lahan kritis dan potensial kritis

 Sedimentasi dan erosi sangat tinggi

 Struktur tanah stabil (badan bendung)

 Luas DTA 100 -250 Ha

 Tinggi badan bendung 8 meter

 Kemiringan rata-rata daerah tangkapan 15 - 35 %

Tabel 48. Rekomendasi penerapan teknik konservasi tanah dan air di DAS Batang Gadis

No. Lokasi Rekomendasi

1. Hutan Lindung bagian Tengah

Embung: dibuat pada daerah kritis dan kekurangan air, topografi <30%, air tanah sangat dalam dan memiliki daya tampung air 500 m3.

Dam Penahan : dibuat pada lahan dengan sedimentasi dan erosi tinggi, tinggi maksimal 4 meter pada kemiringan alur 15-35% dengan konstruksi bronjong kawat.

2. Hutan Produksi bagian Tengah

Embung : dibuat pada daerah kritis dan kekurangan air, topografi <30%, air tanah sangat dalam dan memiliki daya tampung air 500 m3

Dam Penahan : dibuat pada lahan dengan sedimentasi dan erosi tinggi, tinggi maksimal 4 meter pada kemiringan alur 15-35% dengan konstruksi bronjong kawat.

3. Kawasan

Budidaya bagian Hulu

Dam Penahan : dibuat pada lahan dengan sedimentasi dan erosi tinggi, tinggi maksimal 4 meter pada kemiringan alur 15-35% dengan konstruksi bronjong kawat.

Gully Plug : Dibuat pada lahan kritis dan sangat kritis dengan kemiringan > 30% dan terjadi erosi parit, sedimentasi dan curah hujan tinggi.

142 4. Kawasan

Budidaya bagian Tengah

Dam Pengendali : dibuat pada lahan dengan sedimentasi dan erosi sangat tinggi, struktur tanah stabil, memiliki Cacthment Area 100 – 250 ha, kemiringan rata-rata daerah tangkapan 15 – 35%, tinggi badan bendung maksimal 8 meter dengan tipe kedap air

Gully Plug : Dibuat pada lahan kritis dan sangat kritis dengan kemiringan > 30% dan terjadi erosi parit, sedimentasi dan curah hujan tinggi.

5. Kawasan

Budidaya bagian Hilir

Sumur Resapan (SRA) : dibangun pada kawasan pemukiman padat dengan curah hujan tinggi, kebutuhan air lebih besar dari persediaan, run off tinggi, penutupan vegetasi <30% denganan tanah porous.

Biopori (B) : dibuat setiap 100 m2 sebanyak 30 titik dengan jarak 0,5 – 1 m dengan kedalaman 100 cm dan diameter 10 cm.

Tabel 49. Rekomendasi Penerapan Teknik Konservasi Tanah Secara Sipil Teknis di DAS Batang Gadis

No. Kabupaten/Kota Rekomendasi Teknis DPI (Unit) DPN (Unit) TD (Ha) TKB (Ha) TK (Ha) GP (Unit) 1. Mandailing Natal 8 24 - 2. Padangsidempuan - - - - 3. Tapanuli Selatan 6 35 - - - 20 Jumlah 14 59 - - - 20

Sumber : Rekomendasi RTk-RHL BPDAS Asahan Barumun, 2009

Keterangan :

DPI : Dam Pengendali TKB : Teras kebun

DPN : Dam Penahan TK : Teras kredit

TD : Teras datar GP : Gully plug

Dam penahan (DPn) merupakan struktur bangunan yang ditujukan untuk mengurangi erosi pada parit atau selokan dengan menghambat kecepatan aliran air dan tanah terendapkan pada tempat tersebut. Secara umum lokasi DPn ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini :

 lahan kritis dan potensial kritis

 sedimentasi dan erosi sangat tinggi serta struktur tanah stabil

143

 kemiringan lereng daerah tangkapan 15-35 %

Upaya pengendalian erosi dan sedimentasi di DAS Batang Gadis diharapkan mampu mengurangi tingkat bahaya erosi dan menurunkan hasil sedimentasi sampai batas yang ditoleransi. Berdasarkan data kelas erosi dan sedimentasi yang ada pada saat ini mayoritas tingkat bahaya erosi berat dan sangat berat mendominasi di DAS Batang gadis, sedangkan hasil sedimentasi rata-rata diatas 20 ton/ha/tahun. Kondisi kini dan harapan di DAS Batang Gadis dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Bahaya Erosi SWP DAS Batang Gadis saat ini berkisar antara 0,7 – 1.002,19 ton/ha/thn dengan rata-rata 180,43 ton/ha/thn, sedangkan Tingkat Bahaya Erosi sebesar 505.459,29 ha merupakan kelas berat dan sangat berat (72,58% dari luas DAS). Kondisi harapan dalam jangka waktu 15 tahun mendatang dengan upaya pengendalian erosi dan sedimentasi dapat diturunkan hingga dibatas ambang toleransi sehingga Tingkat Bahaya Erosi pada SWP DAS Batang Gadis menjadi ringan dan sangat ringan diatas 50%.

b. Hasil sedimentasi saat ini sebesar 25,07 ton/ha/thn diharapkan dengan adanya upaya pengendalian erosi dan sedimentasi dalam jangka 15 tahun mendatang akan mengurangi hasil sedimentasi di SWP DAS Batang Gadis menjadi <20 ton/ha/thn.