• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK-BENTUK KEKERASAN YANG DIALAMI TOKOH MIRA DALAM NOVEL WAJAH SEBUAH VAGINA

2.3 Bentuk-Bentuk Kekerasan yang dialami Tokoh Mira

2.3.2 Kekerasan Nonseksual

2.3.2.2 Kekerasan Ekonomi

Kekerasan Ekonomi adalah setiap perbuatan yang bersifat membatasi seseorang untuk bekerja, baik di dalam atau di luar rumah, yang menghasilkan uang atau barang, dan atau membiarkan korban bekerja untuk dieksploitasi, atau tindakan menelantarkan keluarga.

Kekerasan ekonomi yang menimpa Mira berupa eksploitasi pada tubuh Mira. Eksploitasi merupakan suatu perbuatan yang memperalat seseorang untuk kepentingan sendiri dan dengan cara yang tidak adil (Ervita, 2002:7). Eksploitasi tersebut dilakukan oleh mbah Dinah yang berkerja sebagai mucikari. Ia menjual Mira dengan alasan, Mira harus membayar makanan dan tempat tinggal selama Mira tinggal bersamanya.

(19)“kakak jadi WTS?”Totti mengeja pertanyaannya

“Yak arena tidak ada jalan lain yang bisa saya lakukan pada waktu itu. Selain menjadi WTS,”tanggap Mira geram.

“….Pak lurah terus mengancam-ngancam saya, saya lalu pergi ke Surabaya menemui seorang tetangga saya yang katanya kerja di sebuah restoran. Namanya Mbak Dinah . Ternyata, Mbak Dinah menjadi mucikari, Dia tega menjual saya …”

: Haaa..menjual kakak?” Totti membelalak.

“Iya. Karena saya harus membayar makanan sewa kamar tidur selama saya tinggal bersamanya. Mbak Dinah menuntut itu Padahal aku sudah merengek berkali-kali, mau menjadi babu di rumah dia, untuk membayar biaya hidup saya selama menumpang di rumahnya (hlm 49-50).

Kutipan (19) gambaran adanya kekerasan seksual yang membawa Mira pada kekerasan ekonomi yang berupa pemaksaan dan eksploitasi yang terjadi pada diri Mira, Mira dipaksa oleh Mbak Dinah agar mengkomersialkan vaginanya ataumelacurkan diri..

Setelah lima tahun menjadi pelacur, dan akhirnya menikah dengan Kang Suhar tidak membuat Mira merasa bahagia, kebutuhan ekonominya tidak semudah saat ia bekerja di Wisma-Sumringah tempat mbak Dinah. Apalagi ketika neneknya sakit dan harus operasi, tabungan Mira terkuras untuk membiayai neneknya, berikut kutipannya.

(20)“Saya menjual vagina saya sekitar 5 tahun, sampai akhirnya saya berhenti karena dilamar Kang Suhar.”Mira berbisik, “Ternyata menjadi istri Kang Suhar tidak bisa mengantongi uang sebanyak yang saya dapatkan ketika kerja di wisma –Sumringah, bordil yang dikelola mbak Dinah. Apalagi pada waktu itu nenek saya memerlukan uang banyak untuk biaya pengobatan dan operasi tumor yang bersarang di perutnya. Tabunghan say, saya kuras untuk membiayai neneksaya,.ternyata nenek meninggal setelah dioperasi. Saya benar-benar ngenes waktu itu. Tabungan ludes, nenek saya, satu-satunya orang yang mencintai dan menyayangi saya meninggal. Ya, sudahlah saya benar-benar frustasi.”(hlm 50)

Kang Suhar, suami Mira sangat sabar, ia mencarikan pekerjaan untuk Mira, Kang Suhar mencarikan objekan untuk Mira, yaitu menjual bir kepada Mister Mulder dan teman-temannya. Pekerjaan itu memperbaiki kondisi perekonomian keluarga mereka dan bahkan Mira mendapatkan dunianya yang baru, berikut kutipannya.

(21)“kang Suhar sangat sabar dengan saya. Maka saya dicarikan objekan, yaitu menjual bir kepada Mister Mulder dan teman-temannya. Tadi sudah saya ceritakan, ekonomi kami membaik karena objekan ini. Bahkan saya juga merasa menemukan dunia yang menyenangkan…’(hlm 51)

Mister Mulder sering memberi Mira oleh-oleh berupa pakaian bagus-bagus, sepatu, tas semua bermerk, buatan luar negri. Ketika Mulder pulang dari Afrika, Mira diberi emas subang berlian. Kemewahan yang diberikan Mulder membawa Mira meninggalkan kang Suhar suaminya untuk hidup bersama Mulder. Kebahagiaan yang dialami Mira hanya sebentar, Mira diajak ke negara Afrika oleh Mulder dengan menjajikan kemewahan. Mira mengikuti Mulder ke Afrika dan diatas kapal menuju Afrika Mira mengetahui sifat asli Mulder, ia dijual oleh Mulder kepada teman-temannya di atas kapal dan sesampai Afrka Mira dijadikan pelacur, berikut kutipannya.

(22)Mister Mulder sering memberi saya oleh-oleh berupa pakaian bagus-bagus, parfum, sepatu, tas semua bermerk, buatan luar negri. Bahkan ketika Mister Mulder pulang dari Afrika, saya diberi oleh-oleh kalung emas dan sunag berlian indah sekali. Benda yang terindah, yang pernah saya miliki. Maka, ketika ia melamar saya, saya langsung mau dan meninggalkan Kang suhar begitu saja…”(hlm51)

(23)“Mister Mulder menjual vagina saya kepada teman-temannya!”mata Mira berair, bibirnya gemetar pucat.“Kapan itu terjadi?Di mana?”kejar Totti, matanya membelalak sangat lebar.“Pertama-tama diatas kapal, ketika saya berlayar kemari—ke Afrika. Kali lain Mulder menjual saya lagi, beberapa waktu sebelum Mulder mengubur saya hidup-hidup di wilayah ini.. Transaksi kali ini berlangsungdi sebuah hotelbintang lima di Durban..”kalimat Mira patah(hlm 55-56)

Dari kutipan (20), (21), (22), (23) menggambarkan bahwa Mira sebagai tokoh utama dalam novel WSV mengalami kekerasan ekonomi. Ia dieksploitasi oleh Mbak Dinah tetangganya di kota Surabaya dan untuk kedua kalinya Mira mendapat perlakuan sama ia dipaksa untuk menjual atau mengkomersialkan vaginanya untuk keuntungan Dicky Mulder, seorang lelaki Belanda yang mengaku sebagai penambang berlian.

Naning mencoba menyuguhkan kepada pembaca mengenai ketidakadilan yang dialami Mira yang dilakukan tokoh Dinah dan Mulder yang tega menjual Mira. Kekerasan ekonomi yang dialami Mira, bukan hanya laki-laki yang mengeksploitasi tubuh Mira, tokoh perempuan juga ikut andil dalam pengeksploitasi vagina Mira. Kekerasan tersebut tentu saja membuat Mira tidak berdaya, ia harus rela mengkomersialkan alat kelaminnya yang menurut neneknya sebagai benda suci yang harus menjaga kehormatannya, namun pada kenyataannya Mira dipaksa untuk menjual vaginanya.

Kisah tragis yang dialami Mira tentu saja sebagian kecil contoh kekerasan yang dialami perempuan. Banyak perempuan menjadi korban eksploitas, bisa kita

lihat di berbagai surat kabar. Banyaknya jaringan pelacuran disudut-sudut bagian bumi, yang entah adanya unsur paksaan atau dari kebutuhan pribadi. Seperti yang di alami pada kisah hidup Sumirah yang dieksploitasi oleh orang-orang dekatnya. Eksploitasi tersebut dilakukan oleh Mbak Dinah tetangganya didesa Mijil dan Dicky Mulder Class. Kekerasan tersebut tentu saja mengakibatkan keberadaan Mira sebagai perempuan direndahkan. Vaginanya yang dimuliakan dan disucikan keberadaannya direndahkan dan tidak ada harganya hanya sebagai pemuas nafsu laki-laki saja. Namun, tidak dipungkiri pengkomersialan tubuh menjadikan kedua belah pihak antara pengeksploitasi dan yang dieksploitasi saling menguntungkan.

Dokumen terkait