• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK-BENTUK KEKERASAN YANG DIALAMI TOKOH MIRA DALAM NOVEL WAJAH SEBUAH VAGINA

2.3 Bentuk-Bentuk Kekerasan yang dialami Tokoh Mira

2.3.1 Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual berupa; perkosaan, pelecehan seksual, hingga pemaksaan hubungan seksual dalam perkawinan ( marital rape ) maupun incest. Kekerasan seksual tersebut mengakibatkan, luka pada alat kelamin, selaput dara rusak, hamil, keguguran dan kerusakan pada rahim.

Kekerasan seksual yang dialami Mira berupa perkosaan dan pelecehan seksual. Perkosaan adalah setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual, baik yang dilakukan dengan cara yang tidak wajar dan atau tidak disukai ataupun dengan cara yang wajar dan atau disukai terhadap orang lain di luar atau di dalam pernikahan ( marital rape ) untuk tujuan komersil dan atau tujuan tertentu ( Rifka Annisa wcc, 2004:20).

Ketika Mira berusia 14 tahun saat lulus Sekolah dasar, dimana saat ia menginjak remaja, dan pertama kali ia mendapat haid pertama. Nenek Mira membuatkan selamatan berupa tumpang dan memandikan Mira air kembang tujuh macam, karena bagi perempuan mendapat haid merupakan awal memasuki perempuan sejati, keluarnya darah dari lubang vagina merupakan anugerah termulia yang telah Tuhan berikan kepada para perempuan sebagai garis penerus kehidupan dengan melahirkan keturunan. Di mana calon anak akan bermukim di bagian dalam vagina yang disebut rahim, Maka dari itu selayaknya vagina dihormati, dijunjung tinggi dan dihargai. Selamatan tersebut bertujuan supaya Mira bisa selamat dalam memasuki perempuan sejati.

(1)“Ya saya kehilangan kehormatan. Itu terjadi, satu bulan setelah saya mendapat haid yang pertama. Waktu haid pertama, nenek saya membuat selamatan berupa tumpang dan memandikan saya dengan air kembang tujuh macam. Maksudnya, agar saya selamat dalam memasuki gerbang

perempuan sejati. Ia bilang haid—keluarnya darah dari lubang vagina itu menandakan bahwa Gusti Allah menganugerahi perempuan kemuliaan, sebagai garis keturunan. Calon-calon anak bermukim di dalam vagina yang di sebutgarba—rahim. Maka sudah selayaknya bila vagina itu di hormati, dijunjung tinggi, karena tempat awalnya kehidupan. Tanpa adanya vagina berikut rahimnya, bisa jadi dunia ini akan kosong, tanpa penghuni.”( hlm 47-48)

Vagina merupakan benda yang suci dan merupakan kehormatan perempuan, namun bagi sebagian kaum lelaki vagina merupakan sumber kenikmatan, maka banyak vagina diburu laki-laki dengan berbagai cara.

(2)“Benar, kak Granny juga Bilang begitu. Vagina itu benda yang suci dan merupakan kehormatan perempuan. Tapi, saya pernah dengar ada laki-laki bicara, vagina itu merupakan sumber kenikmatan hidup yang tiada tandingan. Maka, vagina banyak diburu laki-laki. ( hlm 48)

Seperti yang di alami Mira, ketika umur 14 ia sudah kehilangan kehormatannya. Selamatan dan ritual hanya sebagai syarat, bahwa seorang perempuan yang mendapat haid akan memasuki gerbang perempuan sejati atau sebagai penanda kedewasaan. Selamatan berupa tumpang dan mandi tujuh macam kembang, tidak menjadikan Mira mempertahankan kehormatannya, dalam memasuki gerbang perempuan sejati.

Mira di perkosa oleh Lurah Prakoso, ketika Mira pulang dari sekolah. Di tengah sawah Lurah Prakoso mencegat Mira dengan dalih akan membantu biaya melanjutkan Sekolah. Dalih tersebut hanya sebagai alasan agar Mira mau mendekat pada Lurah Prakoso. Karena Lurah mengetahui kehidupan Mira yang sangat Miskin, neneknya yang hanya seorang dukun pijat bayi dan buruh penganyam bosang atau tempat buah, tentu saja tidak mampu untuk membiayai Mira melanjutkan sekolah lagi. Karena keadaan ekonomi yang sangat miskin dan keinginannya untuk melanjutkan sekolah lagi, Mira pun mau mendekati lurah

Prakoso, dan ternyata bantuan tersebut berupah menjadi pemaksaan untuk melayani nafsu Lurah Prakoso. Mira diperkosa pada umur yang masih belia, ia sudah mendapatkan kekerasan seksual dari pemerintah desanya yang seharusnya bisa menjaga dan melindungi serta menyejahterakan kehidupan masyarakat yang miskin seperti keadaan Mira dan neneknya, berikut kutipannya.

(3)“Ia merenggut kegadisanku ketika saya berusia empat belas tahun, pas lulus Sekolah Dasar. Ia melakukannya di tengah sawah, mencegat saya ketika saya pulang sekolah. Lurah gila itu memanggil-mangil saya dengan dalih akan memberikan bantuan biaya saya masuk SMP. Itu karena ia tahu saya memang ingin sekali melanjutkan sekolah, padahal nenek saya miskin sekali….”

“nenek kakak kerja apa?” sela Totti.

“Jadi tukang pijat bayi. Itu pendapatannya tidak seberapa. Untuk menambah penghasilannya ia jadi buruh menganyam bongsang—tempat buah. Hasilnya tidak seberapa. Kami memang benar-benar miskin. Makanya, ketika Pak Lurah memanggil saya , saya mau mendekatinya. Ternyata dia hanya…”kalimat Mira terputus.( hlm 47)

Kutipan (3) bukti adanya kekerasan seksual yang dialami tokoh Mira pada saat ia berumur 14 tahun. Kekerasan tersebut mengakibatkan selaput dara Mira rusak.

Perlakuan lurah Prakoso kepada Mira membawa Mira menjadi seorang WTS ( wanita tuna susila) atau pelacur. Karena takut akan ancaman lurah, Mira meninggalkan nenek dan desanya pergi ke Surabaya untuk menemui mbak Dinah tetangganya di desa, yang katanya bekerja sebagai pelayan restoran. Ternyata mbak Dinah seorang mucikari dan tega menjual Mira, dengan alasan Mira harus membayar makan, dan tempat tinggal selama Mira tinggal bersamanya. Selama ia menjadi pelacur Mira mendapat pelecehan seksual dari pelanggannya.

Tindakan pelecehan seksual adalah perbuatan memaksa seseorang terlibat dalam hubungan seksual atau menempatkan seseorang sebagai objek perhatian

seksual yang tidak diinginkannya ( Rohan Collier, 1998 ) Pelecehan seksual yang dialami Mira terjadi ketika ia melakukan hubungan intim saat melayani pelanggannya dan selama hidup bersama Mulder.

Hubungan intim dengan lawan jenis antara laki-laki dan perempuan cenderung lebih dominan laki-laki yang menguasai. Perempuan yang bekerja sebagai pelacur, dibayar untuk dinikmati dan melayani pelanggan. Keadaan tersebut seperti yang dialami Mira ketika ia berhubungan dengan pelanggannya. Perlakuan kasar ia terima seperti payudara diremas-remas, dan digigit. Perlakuan tersebut merupakan pelecehan karena sampai vagina Mira dirusak dengan rokok. Kekerasan tersebut merupakan kekerasan fisik tetapi juga mengarah pada kekerasa seksual karena mengarah pada pelecehan seksual.

(4)“Hubungan intim itu kadang melelahkan dan membosankan, karena biasanya laki-laki itu maunya main terus, lama dan berkali-kali, itu bikin vagina nyeri lho! Kadang pinggu dan pinggang juga sakit. Adalagi laki-laki yang menyebalkan, itu lho… selama hubungan intim sambil meremas-remas atau menggigit-nggigit payudara. Anu, saya juga pernah dapat laki-laki edan, waktu hubungan intim memukuli saya dan vagina saya disulut rokok segala…”(hlm 54-55)

Kekerasan tersebut juga tergolong pelecehan seksual karena Mira sebagai objek dari laki-laki untuk memuaskan hasratnya. Kekerasan tersebut mengakibatkan alat kelamin Mira rusak, karena sulutan rokok pada vaginanya.

Pelecehan seksual juga dialami Mira ketika ia hidup bersama Mulder. Kehidupan Mira dengan Mulder penuh dengan gemerlap harta, Mira menjadi nyonya gedongan dan memakai baju bagus. Hubungna Mulder dengan Mira sangat romantis sampai BH dan celana dalam Mira Mulder yang membelikan

dengan bagian bawah berlubang dengan tujuan agar Mulder bisa leluasa menyentuh alat kelamin Mira

(5)“Ya mulanya ia sangat romantis. Saya sering diberi bunga mawar merah dank ado-kado yang membuat saya bahagia…”,Mira bangga.

“Misalnya?” sela Totti, tidak sabar. Mira tersenyum-senyum, “itu lho…pakaian dalam BH dan celana dalam, Mulder suka ngasih B.H dan celana dalam warna merah jambu berenda-renda. Celananya, bagian bawahnya, pasvagina…ada jendelanya…ya ada lubangnya, jadi mulder dengan leluasa menyentuh-nyentuh vaginamaupun clitoris saya..kapan saja ia mau.(hlm 54)

Perlakuan Mulder tidak hanya itu saja, apalagi ketika Mulder melakukan hubungan kepada Mira. Perlakuan Mulder kepada Mira hanya sebagai pemuas nafsu birahinya. Mulder memperlakukan Mira dengan seenaknya, selama berhubungan intim dengan Mulder Mira merasa seperti mainan yang harus patuh kepada oarang yang memainkan, berikut kutipannya.

(6)”sedangkan Mira? Ia merasakan dirinya menjelma menjadi sebuah bola yang sedang dilambungkan tinggi-tinggi, kemudian ditangkap, dilambungkan lagi. Terus, ia merasakan dilemparkan jauh-jauh. Selanjutnya, diinjak-injak dengan sepatu serdadu. Tidak lam kemudian, ia merasakan seperti dipelintir-pelintir oleh puluhan jemari gurita. Masih ada versi lainnya, iamerasakan dipantulkan bak anak panah. Akhirnya, jatuh…terpelantingdalam posisi terlentang dengan kedua paha meregang. Hook…!Tahu-tahu, benda tumpul menyodoknya dalam-dalam ke sebuah sudut yang sempit dan gelap, yaitu vaginanya, nyeri sekali. Hoook..!perih sekali Hoook…!(hlm 48)

Kekerasan seksual juga mengarah pada kekerasan fisik karena membuat tubuh Mira sakit dan nyeri. Dalam pandangan pelecehan seksual yang menempatkan perempuan sebagai objek, pada dasarnya perbuatan tersebut dipahami dan dirasakan sebagai merendahkan menghinakan pihak yang dilecehkan sebagai manusia (Marzuki, 1995)

Objek dari kekerasan tersebut dalam penelitian ini adalah Mira. Mira mengalami kekerasan seksual dari Lurah Prakoso, seorang aparat desa yang seharusnya bertanggung jawab memberi contoh, melindungi dan menyejahterakan warga, bukan merusak keperawanan para gadis seperti yang Mira alami. Pelecehan seksual juga dilakukan Mulder dengan cara melakukan hubungan seksual dengan seenaknya sendiri, Mulder menganggap Mira sudah dibeli dan pantas melayaninya.

Ketika Mira, tidak bisa melayani Tuan Lulumba, karena sedang datang bulan, Mulder marah dan menempeleng Mira. Darah yang keluar dari Mulut Mira karena tempelengan tangan Mulder menebarkan aroma cendana, aroma wangi yang mengingatkan pada Wendy. Aroma tersebut membangkitkan birahi Mulder dan memperkosa Mira.

(7)”Saya, tuan Mulder. Saya mengerti!”sahut Mira dengan tubuh gemetar dan darah yang mengalir dari bibirnya makin deras. Darah itu berbau anyir tapi dipenciuman Dicky Mulder darah itu menebarkan aroma cendana. Aroma wangi yang mengingatkan Dicky Mulder pada Wendy Aroma itu langsung membangkitkan birahinya. Mira yang sedang berdarah-darah itu menjadi sassaran nafsu birahinya. Ketika Mira menolak, Dicky memaksanya, memperkosanya, membuat Mira tidak berdaya.( hlm 163-164)

Kutipan-kutipan (1), (2), (3), (4), (5), (6),(7) merupakan gambaran adanya kekerasan seksual yang di alami Mira. Kekerasan tersebut merupakan kekerasan seksual yang mengarah pada perkosaan karena terdapat unsur pemaksaan dan memanfaatkan perempuan sebagai pemuas birahi, walau Mira merasa senang dengan perlakuan Mulder, tetapi pada kenyataannya perlakuan tersebut merupakan pelecehan dan perkosaan.

Kekerasan seksual yang dialami Mira tidak hanya itu saja, ketika Mira dikubur oleh Mulder di semak-semak Mira diperkosa segerobolan anak muda yang melintas di daerah tersebut berikut bukti kekerasan tersebut terdapat pada kutipan pada prolog dibagian awal novel, berikut kutipannya

(8) Tiba-tiba ia tersentak oleh suara gemuruh, yaitu suara-suara pria, bernada histeris, saling bersahut-sahutan:

Vagina!

Yellow peach!( kuning buah persik) Juicy! ( Menggiurkan!)

Do not touch…! jangan disentuh!

Hoooooo…hemmmm….hooooo…hemmmmm.hooooo….hemmmm….ho oooo….!

Juicy…juicy…oooohh…juicylady!…mengiurkan,...menggiurkan,

ooohhh…perempuan yang menggiurkan!)………?????????

Suarasuara itu membuat tubuhnya genetar, Gusti beri aku waktu untuk memperbaiki diri. Gusti, beri aku waktu untuk menebus dosa-dosaku—ia menendis lagi, dengan lidah kaku membeku. Yang laki ini tidak berdaya. (hlm 6)

Setelah kekerasan seksual yang dialami Mira yang dilakukan beberasa laki-laki amoral. Kemudian diceritakan, Mira ditolong oleh suku Zulu Natal, suku pedalaman Afrika bernama Mbeko dengan dibantu neneknya Bu Sepuh dan adiknya Totti. Mira

dirawat dan diperjuangkan hidupnya. Mira mengalami kerusakan pada alat kelamin atau vagina, karena perkosaan dan benda tumpul.

(9)“Pakaian Mira yang terdiri dari setelan rok panjang blus lengan panjang motif flora musim semi, tidak hanya kotor saja. Melainkan, juga berlumuran darah kering campur tanah merah, Lumpur, pasir, telur dan tai cacing, B.H dan celana dalamnya robek-robek dan koyak-koyak,, renda-rendanya sebagaian hilang, rontok. Tubuhnya yang berkulit sawo matang terang tampak bilur-bilur lebam pahanya, pinggulnya, pinggangnya dan perutnya, bahkan, payudara dan lehernya penuh gigitan biri-biru hitam. Gadis-gadis yang menyaksikan tubuh Mira yang setengah rusak itu tidak bisa berkomentar apa-apa selain menarik nafas berat diiringi cucuran air mata. Apalagi, ketika melihat vagina Mira; wajah vagina yang penuh

darah kering maupun darah segar, yang terdiri dari darah merah dan darah putih…

“Oh, Nak…berapa laki-laki yang merusak vaginamu?” bisik bu sepuh dengan uara parau gemetar, sambil memeluk tubuh Mira yang menggigil.(hlm 25)

Setelah Mira dirawat Bu sepuh dan Totti, Mira dikenalkan kepada Nyonya Julia, istri dari bos Mbeko. Karena empati akan nasip Mira, Julia dan anaknya ikut membantu menyembuhkan Mira, Mira akhirnya dibawa kerumah sakit ternama agar mendapat perawatan yang baik di Durban. Mira mengalami pendarahan dan harus operasi, karena bukan hanya vaginanya tetapi juga rahim, akibat benda tumpul yang disodokkan pada vagina Mira.

(10)Mira dirawat dirumah sakit termewah di Durban, atas tanggungan keluarga Ian Camarro. “Madam Camarro, nyonya Mira besok akan menjalankan operasi vagina untuk mereproduksi rahimnya, agar ia tidak mengalami beeeding terus-menerus.”kata dr.Yolanda, dokter ahli kandungan yang menangani Mira.

“Ya, kenyataannya memang demikian. Madam Camarro. Ternyata yang rusak tidak hanya lobang vagina nyonya Mira, tetapi juga rahimnya. Itu akibat sodokan dasyat benda tumpul.”Jelas dr Yolanda lebih jauh.

“ Dari hasil rontgen tidak hanya penis saja, tetapi ada semacam tongkat atau mungkin batang kayu yang ujungnya tajam.

Peneliti merumuskan kekerasan seksual yang dialami Mira atas perlakuan laki-laki terhadap keberadaan vaginanya, kekerasannya sebagai berikut; perkosaan yang dilakukan pak Prakoso, pelecehan yang dilakukan pelanggan ketika Mira menjadi pelacur payudara Mira diremas-remas dan digigit-gigit sampai alat kelamin Mira disulut rokok. Ketika Mira hidup bersama Mulder saat melakukan hubungan intim dan perkosaan yang dilakukan Mulder, dan serta perkosaan yang dilakukan pemuda amoral. Kekerasan tersebut mengakibatkn rusaknya selaput

dara Mira, luka pada alat kelamin atau vagina dan kerusakan pada rahim yang menyebabkan kematian Mira.

Dokumen terkait