• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK-BENTUK KEKERASAN YANG DIALAMI TOKOH MIRA DALAM NOVEL WAJAH SEBUAH VAGINA

2.3 Bentuk-Bentuk Kekerasan yang dialami Tokoh Mira

2.3.2 Kekerasan Nonseksual

2.3.2.1 Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik adalah setiap perbuatan yang menyebabkan rasa sakit, cidera, atau cacat pada tubuh seseorang dan atau menyebabkan kematian. Berupa pemukulan, tamparan, penjambakan, benturan dan segala tindakan yang menyerang fisik atau mengakibatkan luka fisik perempuan.

Mira mendapat kekerasan fisik, ketika ia bekerja di tempat Mbak Dinah sebagai seorang pelacur selama lima tahun di kota Surabaya. Selama Mira menjadi pelacur, ia mengalami perlakuan kasar dari pelanggannya. Perlakuan kasar seperti payudara diremas-remas dan digigit-gigit. Sampai pernah Mira dipukul dan alat kelaminnya disulut puntung rokok. Bukti kekerasan fisik yang di alami Mira dapat terlihat pada kutipan sebagai berikut.

(11) Akhirnya saya ikuti Mbak Dinah. Saya menjual vagina sekitar lima tahun...(hlm50)

(12)“…Ada lagi yang menyebalkan itu lho..selama hubungan intim sambil meremas-remas atau menggigit-nggit payudara. Anu, saya juga pernah dapat laki-laki edan, waktu hubungan intim memukul saya dan vagina saya disulut rokok segala…”(hlm 55)

Kutipan (11),(12) membuktikan adanya kekerasan fisik yang dialami Mira ketika ia bekerja sebagai pelacur. Karena adanya pukulan dan segala tindakan yang menyerang fisik atau mengakibatkan luka fisik perempuan. Remasan dan

gigitan di seputar payudara merupakan perbuatan yang menyebabkan rasa sakit, pemukulan yang dialami Mira bisa menyebabkan cidera atau cacat pada tuhuh. Tindakan mengenai alat kelamin Mira atau vagina disulut rokok, tentu saja merupakan kekerasan fisik yang bisa mengakibatkan luka fisik perempuan atau alat kelamin rusak.

Keadaan tersebut tidak hanya sekali dialami Mira, beberapa kali ia melayani pelanggan yang berbuat kasar kepadanya, ketika ia bekerja di rumah bordil milik mbak Dinah. Seperti pada kutipan berikut.

(13)“..saya beberapa kali melayani laki-laki kasar semacam itu ketika saya berkerja di mbak Dinah. (hlm56)

Akibat dari perlakuan kasar atau kekerasan fisik tersebut, tentu saja mengakibatkan Mira mengalami luka pada fisik atau tubuh sampai luka pada alat kelamin yang membuat Mira merasa sakit.

Kekerasan fisik tidak hanya dialami Mira ketika menjadi pelacur, ia mendapat perlakuan kasar dari teman hidupnya tanpa ikatan pernikahan. Mulder Dicky Class, seorang laki-laki Belanda yang memberikan kemewahan, sehingga menyebabkan Mira meninggalkan suaminya yang mengangkatnya dari pelacuran. Kekerasan yang dilakukan Mulder ketika melakukan hubungan seks, Mira diperlakukan seenaknya oleh Mulder.

Mira merasa bola yang seenaknya digiring dan ditendang, tubuh Mira seperti diinjak-injak sepatu serdadu, dipelintir ribuan gurita dan Mira merasakan alat kelaminnya terasa nyeri dan sakit.. Hal tersebut merupakan kekerasan fisik karena menyebabkan rasa sakit pada tubuh Mira. Berikut bukti kekerasan fisik pada kutipan berikut ini.

(14)“Sedangkan Mira? Ia merasakan dirinya menjelma menjadi sebuah bola yang sedang dilambungkan tinggi-tinggi, kemudian ditangkap, dilambungkan lagi. Terus, ia merasakan dilemparkan jauh-jauh. Selanjutnya, ditendang kuat-kuat. Babak berikutnya, disepak dengan perkasa. Tahap selanjutnya, diinjak-injak dengan sepatui serdadu. Tidak lama kemudian, ia merasakan seperti dipelintir –pelintir oleh puluhan jemari ikan gurita. Masih ada versi lainnya,iaia merasakan dipantulkan bak anak panah. Akhirnya, jatuh…terpelanting dalam posisi terlentang dengan kedua paha meregang. Hoookk…!Tahu-tahu, benda tumpul menyodoknya dalam-dalam ke sebuah sudut yang sempit dan gelap, yaitu sudut vaginanya. Nyeri sekali.Hookk..! Perih sekali. Hooook....hoook!ingin sekali ia menjerit, tetapi jeritannya jadi lenyap ketika mendengar lenguhan Mulder yang panjang sambil berseru, Huuuupp…puas aku”. (hlm 95-96) Perlakuan Mulder saat hubungan intim ini membuktikan Mira mendapat kekerasan fisik seperti pada kutipan (14). Kekerasan tersebut tidak dirasakan Mira, karena pujian dan sanjungan yang diberikan Mulder bagi dirinya. Mira dianggap sebagai rembulan dan bidadari. Sanjungan tersebut, membuat Mira merasa di ”wongke”(dimanusiakan) sebagai perempuan ia dihargai keberadaannya..

(15)“Terimakasih…Bidadariku…terimakasih, Mira…kau adalah Rembulan! Kau memang rembulan hidupku”. (halm 96)

Tidak hanya itu saja bentuk kekerasan fisik yang dialami Mira yang dilakukan Mulder. Di Afrika Mira dijadikan pelacur dan mendapat perlakuan kasar dari Mulder. Mira bersama Mulder tinggal di sebuah hotel melati di wilayah Sunflower. Suatu kali Mulder pulang ke hotel untuk meminta uang kepada Mira dari tuan Lulumban lelaki yang harus Mira layani. Mulder melihat Mira sedang tidur, membuat Mulder marah, berikut bukti kutipannya.

(16)“..Malam itu Dicky memang harus cepat pulang untuk menemui Mira. Bukan, bukan untuk bercinta, melainkan untuk meminta uang yang diperoleh Mira dari Tuan Lulumban lelaki lelaki yang harus dilanyaninya malam itu. Tetapi Dicky terkejut ketika sampai di penginapan menemui Mira sedang tidur(hlm 161)”.

Mulder marah dan membentak Mira. Mulder menanyakan kepada Mira mengapa ia tidak melayani tuan Lulumba. Mira mencoba memberi alasan kepada Mulder kalau ia tidak bisa melayani tuan Lulumban karena sedang haid (datang bulan) dan perutnya sakit, keadaan yang dialami Mira merupakan alamiah bagi para perempuan secara biologis. Namum, Dicky Mulder tidak peduli alasan Mira, Mulder tidak percaya dan menganggap Mira berbohong. Karena melihat Mira tidak menghasilkan uang, Mulder marah dan menendang perut Mira hingga Mira terpelanting dari tempat tidur kayu yang sempit. Mira kesakitan, tetapi tidak berani menangis atau mengeluh, karena takut Mulder akan menendangnya lebih keras lagi.

Mulder meludahi wajah Mira yang pucat, Mira memohon maaf dengan menyembah-nyembah kaki Mulder. Mulder sangat marah kepada Mira, karena Mira belum memberitahu kepada tuan Lulumba, mengenai ketidakhadirannya untuk melayaninya. Bukti tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini.

(17)“Mira apa malam ini you tidak kerja?Tuan Lulumban menantimu di Paradise Motel!” Tanya Dicky dengan nada menghardik.

“O, Mulder…Mulder, Mulder…saya,saya ternyata tadi sore haid, jadi,jadi saya tidak bisa bekerja melayani Tuan Lumlumban!” sahut Mira geragapan, terbangun dari tidurnya, “pereut saya mules.”Tegasnya dengan suara gemetar, karena didilanda ketakutan.(hlm 161)”.

“Haid!Haid!Haid! You bohong. You sok suci. Heh!” Dicky menendang perut Mira hingga perempuan itu terjatuh terpelanting dari tempat tidur kayu yang sempit.

Tentu saja sakit. Tetapi Mira tidak berani menangis. Sebab, kalau ia berani menangis, Dicky akan menendangnya lebih keras lagi, bahkan ditambah pukulan bertubi-tubi.

“You sekarang memang kurang ajar. Ngelunjak. Tidak tahu diuntung. Dari kere sudah ik jadikan nyonya gedongan.Tapi, you membalas apa pada ik?”Dicky melotot, lalu meludahi wajah Mira yang pucat.

“Maafkan saya Tuan Mulder,”Mira menyembah-nyembah Mulder, setelah berhasil bangkit dengan tertatih-tatih.

“You kasih tahu Tuan Lulumban tidak, kalau you sedang merah?”Tanya Dicky sambil memegangi leher Mira yang seolah-olah siap dicekiknya.( hlm 162)

Mira menggeleng perlahan-lahan dan Dicky lalu menempelengnya sambil berteriak, “stupid!Tolol!(hlm 162)

Kutipan (17) bukti kekerasan yang dialami Mira, dilakukan oleh Dicky Mulder pasangan hidupnya. Kekerasan yang dilakukan Mulder tidak berhenti di situ setelah menempeleng Mira, darah segar keluar dari mulut Mira, rasa sakit tidak bisa ia rasakan, karena takut ancaman akan dibunuh. Mencium darah segar dari mulut Mira Mulder teringat akan wangi cendana dari tubuh Wenny pacar barunya. Nafsu birahi Mulder tidak mampu terbendung lagi, Mulder memperkosa Mira. Pemaksaan yang dilakukan Mulder membuat Mira pingsan Mulder mengira Mira meninggal, ia cepat-cepat menyewa mobil dengan dalih akan mengantar Mira ke dokter. Bersama pacarnya Wendy Mulder mengubur Mira di semak-semak di wilayah Mpeseo Afrika Selatan. Seperti pada kutipan di bawah ini.

(18)“ Mira menggeleng perlahan-lahan dan Dicky lalu menempelengnya sambil

berteriak, “stupid!Tolol!Goblok!Bodoh!Dungu!perempuan kampungan!” “Ampun!Ampun!, Tuan Mulder!Ampuun..!” Mira meratap-ratap, sambil menciumi kaki Digky Mulder Darah segar pun menetes-netes dari bibir Mira yang baru saja ditempeleng Dicky.

“kalau you masih mau hidup, you harus nurut apa yang ik perintahkan. You tahu ik sekarang lagi butuh uang banyak, maka you harus rajin bekerja..”tegas Dicky dengan gigi menggegat-nggegat.

“Saya, Tuan Mulder. Saya mengerti!”sahut Mira dengan tubuh gemetar dan darah yang mengalir dari bibirnya makin deras. Darah itu berbau anyir tapi diciuman Dicky Mulder darah itu menebarkan aroma cendana. Aroma wangi segar, mengingatkan Dicky Mulder pada Wendy. Aroma itu langsung membangkitkan gairah birahinya. Mira yang berdarah-darah itu menjadi sasaran nafsu birahinya. Ketika Mira menolak, Dicky memaksanya, memperkosanya, membuat Mira tidak berdaya. Ia pingsan, Dicky mengira Mira sudah mati. Kemudian , Dicky menyewa mobil dengan dalih untuk membawa Mira kedokter., yang sebenarnya mobil sewaan itu dipergunakan Dicky untuk mengubur Mira di semak-semak wilayah Mpeseo. Wendy terlibat dalam kejahatan ini.(hlm 164)

Perbuatan yang dilakukan Mulder merupakan perbuatan yang tidak bermoral dan manusiawi demi keuntungannya ia tega menjual Mira, menganianya Mira dan bahkan mengubur Mira hidup-hidup. Kekerasan yang dialami Mira yang dilakukan Mulder mengakibatkan rasa sakit pada tubuh Mira, pada bagian perut karena ditendang, tempelengan atau pukulan diwajah mengakibatkan darah segar keluar dari bibir dan menyebabkan cidera sampai Mira pingsan.

Kutipan-kutipan (11), (12), (13), (14), (15), (16), (17) dan (18) memberikan gambaran, mengenai adanya kekerasan fisik yang dialami Mira dilakukan laki-laki. Kererasan fisik yang dialami Mira, seperti; Payudara diremas-reman dan digigit-gigit, dipukul saat berhubungan intim, dan sampai alat kelamin atau vagina disulut dengan rokok, perlakuan itu dilakukan oleh pelanggan Mira saat ia melayani berhubungan intim. Kekerasan yang dilakukan Mulder seperti; diperlakukan seenaknya saat berhubungan intim yang menyebabkan Mira merasakan rasa sakit dan nyeri di tubuh dan vaginanya, ditendang perutnya, ditempeleng atau dipukul, diperkosa dan dikubur hidup-hidup. Kekerasan fisik yang dialami Mira tentu saja menyebabkan rasa sakit pada tubuh Mira, luka pada wajah, alat kelamin dan menyebabkan Mira meninggal.

Dokumen terkait