• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENDAMPINGAN IMAN ANAK DENGAN SANGGAR ANAK

C. Pendampingan Iman Anak (PIA)

2. Kekhasan Dasar dan Tujuan Pendampingan Iman Anak (PIA)

a. Kekhasan Pendampingan Iman Anak (PIA)

Pendampingan Iman Anak (PIA) adalah salah satu bentuk pendampingan yang dilakukan untuk membimbing dan mengembangkan hidup anak, terutama dalam iman. Anak-anak yang mengikuti kegiatan PIA pada umumnya berusia antara 5-13 tahun, dan diikuti oleh anak-anak beragama Katolik baik yang sudah maupun belum dibabtis. Pelaksanaan Pendampingan Iman Anak biasanya dilaksanakan pada hari Minggu. Ini dikarenakan pada hari Minggu sekolah libur dan anak-anak bisa mengikuti kegiatan PIA secara lebih efektif. Lama waktu pendampingan biasanya antara satu sampai dua jam.

b. Dasar Pendampingan Iman Anak (PIA)

Pendampingan Iman Anak (PIA) adalah suatu bentuk usaha untuk membantu mengembangkan iman anak melalui pendampingan informal. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam pengembangan iman anak. Dalam “Gereja Keluarga” anak mendapatkan pewartaan iman awal dan mengembangkan panggilan rohani mereka (bdk. LG 11). Bahkan dalam keluarga itu bukan hanya orang tua yang bertugas mewartakan Injil kepada anaknya, tetapi orang tua pun mendapat pewartaan dalam anak (Nota Pastoral, 2008: 36). Tidak dapat dipungkiri bahwa zaman yang semakin maju membuat keluarga harus memenuhi tuntutan ekonomi dan memaksa orang tua harus bekerja lebih keras. Akibatnya anak menjadi kurang terdampingi. Hal ini diperkuat oleh survei yang dilakukan oleh Keuskupan Agung Semarang tahun 2005 bahwa banyak orang tua menghabiskan waktunya untuk bekerja sehingga anak kurang terdampingi.

Gereja melihat bahwa kehidupan kaum muda dan anak-anak sangat memprihatinkan. Hal ini mendorong Gereja membentuk kelompok untuk memberikan pendampingan iman bagi anak-anak, sehingga iman dalam diri anak- anak semakin diperkuat. Pendampingan ini sangat menentukan kehidupan anak di masa depan, baik yang menyangkut kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan beriman, maupun panggilan hidupnya.

Berikut adalah dasar-dasar pentingnya pendampingan bagi anak-anak sebagai upaya menganalisis pentingnya peran orang tua terhadap pendampingan.

1) Dasar Kitab Suci

Yesus mengajar semua orang dengan mengatakan bahwa anak-anak adalah gambaran dari Kerajaan Surga. Yesus secara tegas memberikan pandangan-Nya mengenai anak-anak dan anak-anak harusnya diberikan kesempatan untuk selalu dekat dengan Tuhan. Perikop dalam Injil Lukas 18:15-17 mengatakan,

“Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya ia menjamah mereka. Melihat itu murid- murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barang siapa tidak menyambut kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya”

Sabda Yesus ini menunjukkan bahwa anak-anak mendapat tempat di hati Yesus. Anak-anak tidak hanya diundang untuk datang kepada Yesus, tetapi bahkan dijadikan model bagi mereka yang menanggapi pewartaan Yesus. Teks tersebut juga menjadi dasar ajaran Yesus untuk anak-anak. Yesus sangat menekankan bahwa semua murid-Nya wajib untuk memberikan jalan dan petunjuk yang benar bagi anak-anak.

Dalam teks yang lain Tuhan Yesus juga menerima lima roti dan dua ikan dari seorang anak (Yoh. 6:1-15). Anak-anak adalah pribadi yang mempunyai hati untuk berbagi secara tulus. Dengan pendampingan yang maksimal keutuhan pribadinya juga akan maksimal. Jika anak-anak selalu dilatih sejak dini pasti anak “makin bertambah besar dan bertambah hikmat dan besar, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Luk. 2:52).

2) Dasar Dokumen Gereja

Konsili Vatikan II khususnya dalam Deklarasi tentang Pendidikan Kristiani menyatakan bahwa para orang tua mengemban tugas mulia untuk mendidik putra-putri mereka, termasuk pendidikan iman, dan mereka sendiri adalah pendidik pertama dan utama bagi putra-putri mereka. Diakui pula bahwa tugas ini membutuhkan bantuan masyarakat dan jemaat beriman. Di samping orang tua, orang lain pun dapat menolongnya, demikian pula Gereja. Deklarasi tentang Pendidikan Iman Kristiani, artikel 3 menyatakan bahwa tugas mendidik juga ada pada Gereja, bukan saja karena Gereja dianggap oleh masyarakat sebagai instansi (kelompok) yang mampu mendidik, akan tetapi bahwa Gereja wajib mewartakan jalan keselamatan bagi semua orang, sehingga makin memperkenalkan Kristus kepada semua orang (GE: art 3).

Saatnya kemampuan kanak-kanak ditampung ke dalam hubungan yang hidup dengan Allah. Itu adalah karya yang sangat penting. Oleh karena itu karya itu memerlukan kasih yang besar dan sikap hormat yang mendalam terhadap anak-anak yang berhak atas penyajian iman Kristen yang sederhana sekali dan benar (Catechesi Tradendae art 36).

Dokumen Catechesi Tradendae di atas menegaskan bahwa pendidikan iman bagi anak sangatlah penting. Pendidikan iman bagi anak perlu dilakukan supaya anak mampu mengenal dan menghidupi Allah sejak dini. Penyajian pendampingan iman untuk anak-anak haruslah dengan bahasa yang sederhana dan benar. Hal ini dimaksudkan supaya anak mudah menangkap makna dari ajaran

Iman Kristiani. Penyajian iman secara konkrit perlu diusahakan di dalam kegiatan pendampingan.

3) Dasar Teologis

Pendampingan Iman Anak (PIA) juga didasarkan pada ajaran-ajaran Gereja yang mendasari iman kristiani. Secara dogmatis iman kristiani mengakui bahwa beriman merupakan hubungan pribadi dengan Allah. Relasi pribadi tersebut merupakan tanggapan manusia terhadap Wahyu Allah yang telah dilaksanakan oleh Allah sendiri lewat sejarah. Karya pewahyuan Allah ini diwujudnyatakan melalui pribadi Yesus yang menjelma sebagai manusia sebagai pemenuhan janji Allah kepada umat-Nya (Dei Verbum: art 4).

4) Dasar Psikologis

Pendidikan anak-anak di segala bidang kehidupan, khususnya pendidikan iman, sebaiknya dilakukan sejak dini. Hal ini sangat penting dan mendesak untuk dipikirkan dan dilakukan. Pendidikan iman sejak usia dini ini sangat menentukan keberadaan dan kehidupan anak-anak di masa depan, baik yang menyangkut kepribadian hidupnya, kehidupan sosial, kehidupan beriman, maupun panggilan hidupnya (Prasetya, 2008: 17).

Uraian Prasetya menjadi simpulan bagi penulis bahwa pendidikan iman sejak usia dini sangat penting dan mendesak untuk diperhatikan dan dilakukan baik oleh Gereja maupun orang tua, karena berkaitan erat dengan kepribadian anak di masa depan. Dengan pendidikan iman usia dini anak-anak akan menjadi

pribadi yang utuh dan tangguh menghadapi aneka tantangan kehidupan sehari- hari. Mereka akan mempunyai iman yang mendalam untuk mencintai Yesus Kristus dan Gereja-Nya.

c. Tujuan Pendampingan Iman Anak (PIA)

Orang Kristiani yang telah dilahirkan kembali dari air dan roh adalah putra- putri Allah. Oleh karena itu mereka berhak menerima pendidikan Kristiani. Pendidikan Kristiani bertujuan untuk mematangkan pribadi manusia, yaitu menjadi manusia sempurna sesuai dengan kepenuhan Kristus (bdk. Ef. 4:13). Konsili Vatikan II juga mengingatkan agar semua orang beriman memperoleh pendidikan Kristiani, terutama anak muda yang merupakan harapan Gereja (Sugiarti, 1999: 17).

Sudah sewajarnya bahwa manusia menyadari tugas mereka dalam mendidik putra-putri mereka. Keluarga Kristiani perlu menciptakan keluarga yang dijiwai cinta kasih terhadap Allah dan sesama, menciptakan suasana supaya setiap anggota keluarga menyembah Allah sesuai iman yang diterima pada waktu pembaptisan (bdk. Yoh. 4:23). Dalam Deklarasi tentang Pendidikan Kristiani Konsili Vatikan II menegaskan bahwa para orang tua mengemban tugas mulia untuk mendidik putra-putri mereka, termasuk dalam pendidikan iman sesuai yang diucapkan dalam janji perkawinan, karena orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi putra-putri mereka. Diakui bahwa orang tua membutuhkan bantuan orang lain untuk mendidik anak-anak mereka. Demikian juga Gereja. Deklarasi tentang Pendidikan Iman Kristiani artikel 3 menyatakan, bahwa tugas mendidik

juga ada pada Gereja, karena Gereja wajib menuturkan jalan keselamatan bagi semua orang, dan makin memperkenalkan Yesus sebagai jalan kebenaran dan hidup kepada semua orang. Menanggapi hal ini kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA) ingin membantu orang tua kristiani dalam usaha mendampingi anak- anak yang sedang berkembang menuju masa remaja, di dalam iman dan di dalam kepribadian mereka (Sugiarti, 1999: 17).