• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV.USULAN PROGRAM UNTUK PARA PENDAMPING

G. Satuan Persiapan Program

2. Satuan Persiapan II

a. Judul Pertemuan : Spiritualitas Pendamping bagi Pendampingan Iman Anak

b. Tujuan : Peserta semakin memiliki spiritualitas pelayanan sebagai pendamping pendampingan iman anak sehingga mampu menjalankan komitmennya sebagai pendamping sanggar anak.

c. Peserta : Pendamping Sanggar Anak Sadang, Pelangi, Sodong, Krajan, Pasbolo, Bomas, Piningit, dan Wawar

d. Tempat : Rumah Bambu Sanggar Anak Sodong

e. Waktu : 90 menit

f. Pemikiran Dasar

Pendampingan iman anak merupakan usaha bersama untuk membantu perkembangan iman anak. Oleh sebab itu diharapkan semua orang ambil bagian dalam karya pewartaan Yesus Kristus. Selain mempunyai tugas pokok di dalam hidupnya, umat diharapkan mengambil bagian dalam mendampingi iman anak, untuk perkembangan pribadi umat sendiri, maupun perkembangan iman anak yang didampingi.

Pemilihan materi ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis yang menyatakan bahwa sebanyak 2 (10%) responden tidak setuju dan 1 (4%)

responden netral jika kegiatan sanggar anak mendapat dukungan dari romo paroki, dewan paroki, dan seluruh umat. Pada item 50 sebanyak 3 (14%) yang menyatakan tidak setuju jika orang tua selalu mendukung anaknya untuk terlibat dalam sanggar anak. Pernyataan-pernyataan ini menjadi dasar pemilihan materi yaitu spiritualitas pendamping.

Pendampingan Iman Anak merupakan usaha bersama untuk membantu perkembangan iman anak. Peran pendamping iman anak adalah membantu dan mempermudah perkembangan iman anak dengan menciptakan suasana hidup beriman. Pendampingan iman anak merupakan salah satu bentuk karya pewartaan Gereja untuk memperdalam iman dan membantu mereka untuk semakin terlibat dalam hidup menggereja baik secara pribadi maupun bersama. Oleh sebab itu, seorang pendamping pendampingan iman anak harus memiliki spiritualitas Kristiani. Dengan adanya spiritualitas Kristiani mereka memiliki sesuatu yang memotivasi untuk terus-menerus melayani Tuhan. Menjadi seorang pendamping bukanlah hal yang mudah karena yang dihadapi adalah anak-anak yang memiliki berbagai macam karakter. Lebih luas lagi, pendamping juga harus menghadapi orang tua anak yang belum tentu mendukung anaknya untuk terlibat dalam sanggar anak. Pendamping juga harus menjalin hubungan dengan romo paroki, dewan paroki, dan seluruh umat sebagai bagian dari Gereja. Oleh sebab itu, sebelum melihat keluar, pertama kali yang harus diperhatikan adalah spiritualitas pendamping. Pendamping sanggar anak perlu dibekali spiritualitas pendamping pendampingan iman anak supaya semakin bersemangat dalam menjalani karyanya bagi Gereja walaupun berbagai rintangan datang untuk menghadang.

g. Sumber Bahan

Sumber bahan yang digunakan dalam satuan persiapan II adalah materi mata kuliah Pendidikan Iman Anak dari Program Studi IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Materi yang dipakai adalah spiritualitas pendamping PIA. Sumber bahan yang kedua diambil dari penulisan skripsi dalam BAB II (hal 27- 30) tentang spiritualitas pendamping PIA. Sumber bahan yang juga dipakai dalam satuan persiapan ini adalah Yohanes 10:11-15 sebagai peneguhan untuk menjadi seorang pendamping sanggar anak yang baik.

h. Metode

Metode yang digunakan dalam satuan persiapan II ini adalah metode diskusi dan sharing pengalaman. Sharing pengalaman digunakan untuk membagikan pengalaman pribadi sebagai pendamping yang terlibat aktif maupun yang akan terlibat aktif dalam sanggar anak. Metode diskusi juga digunakan untuk memecahkan sebuah masalah tentang penyebab adanya umat yang tidak mendukung kegiatan sanggar anak.

i. Sarana

Sarana yang digunakan dalam satuan persiapan II ini adalah laptop, viewer dan handout. Sarana yang juga dipersiapkan adalah teks Kitab Suci sebagai acuan spiritualitas pendamping sanggar anak.

j. Materi

Materi dalam satuan persiapan II ini adalah “Spiritualitas Pendamping Pendampingan Iman Anak”. Isi dari materi tersebut meliputi pengertian kata “spiritualitas” dan spiritualitas yang harus dimiliki oleh seorang pendamping mulai dari kerendahan hati, beriman dewasa, Kristosentris, keterbukaan, kerjasama, saling melengkapi, mencintai Kitab Suci, semangat pelayanan, dan rela berkorban. Sebagai peneguhan materi yang disampaikan dari Kitab Suci diambil dari Yohanes 10:11-15.

k. Proses Pendampingan

1) Pembukaan

Pembukaan dibuka dengan pengantar sebagai berikut:

“Kita akan bersama-sama dalam pertemuan ini menggali pengalaman kita sebagai pendamping sanggar anak. Kita sebagai anak-anak Tuhan diharapkan mengambil bagian untuk melayani Tuhan lewat sesama seperti mendampingi iman anak sehingga makin berkembang dan menjadi murid Yesus. Oleh sebab itu kehadiran seorang pendamping iman Kristiani diharapkan mempunyai kemampuan untuk mempererat hubungan antarpribadi. Seorang pendamping iman bagi anak-anak diharapkan memiliki hubungan erat dengan Tuhan dan seluruh umat.

Pendampingan iman anak sangat khas dengan kegiatannya yang mampu menghargai setiap pribadi anak. Pendamping dalam mendampingi iman anak hendaknya mempunyai sikap rendah hati dan pengabdian untuk selalu belajar,

sabar, dan kreatif. Dalam kegiatan pendampingan iman dalam sanggar anak, pendamping pasti memiliki pengalaman yang khas. Ada saatnya kita merasa kecewa dengan orang tua yang tidak mendukung sanggar atau umat yang kurang perhatian dengan sanggar anak, ada saatnya kita juga mempunyai semangat berkobar-kobar dan bangga karena anak yang kita dampingi mampu memberikan penampilan yang sangat baik pada saat pentas di depan umum. Oleh sebab itu kita akan bersama berbagi pengalaman tentang keterlibatan kita dalam pendampingan iman dalam sanggar anak dengan harapan kita saling memperkaya dan meneguhkan keterlibatan kita dalam mendampingi iman anak.

Pada perjumpaan ini kita akan lebih mendalami spiritualitas pendamping dalam mendampingi iman anak yang meliputi: semangat yang perlu dimiliki pendamping, sikap dan kemampuan yang dimiliki pendamping, manfaat melaksanakan pendampingan iman anak, dan melihat gambaran pendamping yang baik menurut Kitab Suci, “Yesus gembala yang baik”. Semoga dengan pertemuan ini kita semakin bersemangat untuk selalu terlibat dalam melayani Tuhan lewat karya kita dalam sanggar anak. Harapan kita dengan berbagi pengalaman bersama ini, kita dapat saling memperkaya dan meneguhkan. Dengan mengetahui spiritualitas pendamping dalam mendampingi iman anak, kita diharapkan mampu menghayati dan menghidupinya.”

Sebagai pembuka sesi, peserta diajak untuk doa pembukaan. Pemimpin doa dapat dipersilakan untuk peserta pendampingan secara spontan, sebagai tanggapan tentang materi spiritualitas pendamping sanggar anak. Waktu untuk proses pembukaan adalah 5 menit.

2) Menggali pengalaman peserta dalam pelaksanaan Pendampingan Iman Anak

Peserta dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok memiliki anggota lima orang. Kelompok diberikan waktu 40 menit untuk melakukan sharing pengalaman dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:

a) Ceritakanlah bagaimana pengalaman Anda dalam mendampingi iman anak dalam sanggar anak!

b) Bagi yang belum pernah ceritakan pengalaman Anda dengan melihat pendamping sanggar anak yang pernah Anda lihat atau Anda alami!

c) Sejauh mana keterlibatan Anda dalam mendampingi dan melaksanakan kegiatan sanggar anak?

d) Bagaimana Anda menanggapi umat yang tidak mendukung kegiatan sanggar anak?

Peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan waktu 10 menit.

3) Mendiskusikan Materi tentang Spiritualitas Pendamping Pendampingan Iman Anak

Peserta diajak untuk bersama-sama mendiskusikan materi spiritualitas pendamping Pendampingan Iman Anak. Materi yang digunakan terlampir dalam

4) Mendalami Kitab Suci Yoh 10:11-15 Menjadi Pendamping yang Baik

Peserta diajak membaca teks Kitab Suci Yoh 10:11-15. Salah satu peserta dipersilakan untuk membacakan teks dan peserta yang lain menyimak teks Kitab Suci tersebut. Setelah selesai membaca teks Kitab Suci, peserta diberikan waktu 2 menit untuk merenungkan makna Kitab Suci tersebut, setelah itu pembawa materi memberikan makna Kitab Suci per ayat yang terlampir dalam Lampiran 3 (halaman 6). Waktu untuk mendalami Kitab Suci adalah 10 menit.

5) Penutup

Peserta diajak untuk menyimpulkan sesi spiritualitas pendamping pendampingan iman tersebut. Fasilitator dapat merangkum kesimpulan peserta dengan ungkapan sebagai berikut:

“Seorang pendamping sanggar anak adalah bagian dari umat dan hidupnya tentu harus berjumpa dengan umat. Oleh sebab itu dibutuhkan spiritualitas sebagai dasar yang selalu menghidupi karya pelayanan pendamping. Banyak rintangan yang selalu menghadang, baik dari anak-anak, orang tua, maupun dari pejabat Gereja. Semua adalah bumbu dari sebuah paguyuban, tanpa bumbu itu semua menjadi hambar atau tidak ada rasanya. Sebagai pendamping sanggar anak pantaslah selalu mengusahakan mempunyai spiritualitas untuk selalu melayani dan rela berkorban, mencintai Kitab Suci, beriman dewasa, rendah hati, dan mempunyai semangat bekerja sama dengan orang lain bahkan orang yang tidak menyukai kita.”

“Semua yang kita lakukan semata-mata sebagai pelayanan kita akan baptisan yang telah kita terima. Keselamatan yang diberikan Tuhan kepada kita pantaslah kita wariskan kepada anak-anak sebagai wujud pelayanan kita. Marilah kita bersama-sama menyerahkan usaha dan hasil kita dalam mendampingi iman anak-anak kepada Tuhan, apa pun hasil dan usaha kita selalu diterima karena Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi kita.”

Sebagai penutup sesi ini, dapat didoakan doa penutup sebagai berikut: “Tuhan, terimakasih atas penyertaan-Mu sehingga kami mempunyai semangat untuk selalu melayani dan rela berkorban, mencintai Kitab Suci, beriman dewasa, rendah hati, dan mempunyai semangat bekerja sama dengan orang lain bahkan orang yang tidak menyukai kami. Kami bersyukur karena sampai pada saat ini kami tetap mendapat kesempatan untuk bersama-sama anak- anak. Bantulah kami untuk selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anak yang kami dampingi sebagai wujud cinta kami kepada-Mu. Semua ini kami haturkan demi Yesus Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.”