• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Kemampuan Awal (Pre-test)

Berdasarkan data kemampuan awal menyimak bahasa Korea yang didapatkan dari hasil observasi yang dilaksanakan pada senin 17 Oktober 2016 di kelas reguler 22 lembaga pendidikan Bina Insani Yogyakarta. Diperoleh dari keterangan tentor dan assisten pengajar bahwa pembelajaran bahasa Korea untuk kelas reguler 22 dilakasanakan setiap hari senin sampai dengan jumat dari pukul 08.30 hingga 11.30 WIB. Kelas ini diikuti oleh 8 peserta. Materi yang disampaikan dalam pembelajaran bahasa Korea merupakan materi yang ada dalam buku text book EPS TOPIK yang diterbitkan oleh pihak HRD Korea.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti juga didapatkan bahwa setiap peserta memiliki motivasi yang besar dalam mengikuti pembelajaran. Motivasi yang paling banyak disampaikan adalah mereka ingin untuk dapat lulus dalam ujian EPS TOPIK yang diadakan oleh pihak HRD Korea. Karena hal ini merupakan salah satu

87

persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap calon tenaga kerja Indonesia yang ingin mencari pekerjaan di Korea. Dalam pembelajaran, setiap peserta cenderung aktif mengikuti instruksi yang disampaikan oleh tentor mereka. Hanya saja dibeberapa kesempatan siswa merasa bosan, pasif dan sibuk dengan kegiatan mereka sendiri. Metode yang banyak digunakan adalah metode ceramah, pemberian tugas dan drill test.

Selain dari data observasi yang telah diperoleh, kemampuan awal peserta pelatihan juga terlihat dalam hasil pre-test keterampilan menyimak bahasa Korea. Kegiatan pre-test ini dilaksanakan pada hari Selasa 18 Oktober 2016 dengan hasil dari pre-test tersebut:

a. Deskripsi Data Kemampuan Awal pada Subjek R

Data kemampuan awal peserta pelatihan sebelum dilakukan treatment yang menggunakan permainan kooperatif dapat diketahui melalui hasil pre-test yang berbentuk soal pilihan ganda dan tes isian yang berjumlah 15 soal yang terbagi menjadi 3 indikator pencapaian. Indikator tersebut antara pendiktean dalam bentuk kata berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapatkan 5 poin pendiktean dalam bentuk kalimat yang berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapat 5 poin dan juga tes isian dengan indikator ketercapaian mengisi bagian yang kosong dalam teks percakapan yang berjumlah 5 soal dengan total poin 20 poin, subjek mendapat 3 dengan menjawab 3 jawaban benar.

88

Dari hasil tes yang berjumlah 15 soal tersebut, peserta pelatihan mendapatkan poin 13 dari total 30 poin. Nilai pre-test yang diperoleh subjek R yang menggambarkan kemampuan awal subjek R adalah 43,3 dengan presentase 43,3% dengan predikat sangat rendah

b. Deskripsi Data Kemampuan Awal pada Subjek Rf

Data kemampuan awal peserta pelatihan sebelum dilakukan treatment yang menggunakan permainan kooperatif dapat diketahui melalui hasil pre-test yang berbentuk soal pilihan ganda dan tes isian yang berjumlah 15 soal yang terbagi menjadi 3 indikator pencapaian. Indikator tersebut antara lain mengenali pendiktean dalam bentuk kata berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapatkan 4 poin mengenali pendiktean dalam bentuk kalimat yang berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapat 5 poin dan juga tes isian dengan indikator ketercapaian mengisi bagian yang kosong dalam teks percakapan yang berjumlah 5 soal dengan total poin 20 poin, subjek mendapat 5 dengan menjawab 5 jawaban benar.

Dari hasil tes yang berjumlah 15 soal tersebut, peserta pelatihan mendapatkan poin 15 dari total 30 poin. Nilai pre-test yang diperoleh subjek Rf yang menggambarkan kemampuan awal subjek Rf adalah 50 dengan presentase 50% dengan predikat sangat rendah.

89

c. Deskripsi Data Kemampuan Awal pada Subjek OA

Data kemampuan awal peserta pelatihan sebelum dilakukan treatment yang menggunakan permainan kooperatif dapat diketahui melalui hasil pre-test yang berbentuk soal pilihan ganda dan tes isian yang berjumlah 15 soal yang terbagi menjadi 3 indikator pencapaian. Indikator tersebut antara lain mengenali pendiktean dalam bentuk kata berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapatkan 5 poin, mengenali pendiktean dalam bentuk kalimat yang berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapat 5 poin dan juga tes isian dengan indikator ketercapaian mengisi bagian yang kosong dalam teks percakapan yang berjumlah 5 soal dengan total poin 20 poin, subjek mendapat 16 dengan menjawab 16 jawaban benar.

Dari hasil tes yang berjumlah 15 soal tersebut, peserta pelatihan mendapatkan poin 26 dari total 30 poin. Nilai pre-test yang diperoleh subjek OA yang menggambarkan kemampuan awal subjek OA adalah 86,6 dengan presentase 86,6% dengan predikat sangat baik

d. Deskripsi Data Kemampuan Awal pada Subjek D

Data kemampuan awal peserta pelatihan sebelum dilakukan treatment yang menggunakan permainan kooperatif dapat diketahui melalui hasil pre-test yang berbentuk soal pilihan ganda dan tes isian yang berjumlah 15 soal yang terbagi menjadi 3 indikator pencapaian. Indikator tersebut antara lain mengenali pendiktean

90

dalam bentuk kata berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapatkan 5 poin, mengenali pendiktean dalam bentuk kalimat yang berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapat 5 poin dan juga tes isian dengan indikator ketercapaian mengisi bagian yang kosong dalam teks percakapan yang berjumlah 5 soal dengan total poin 20 poin, subjek mendapat 5 dengan menjawab 5 jawaban benar.

Dari hasil tes yang berjumlah 15 soal tersebut, peserta pelatihan mendapatkan poin 15 dari total 30 poin. Nilai pre-test yang diperoleh subjek D yang menggambarkan kemampuan awal subjek D adalah 50 dengan presentase 50% dengan predikat sangat rendah.

e. Deskripsi Data Kemampuan Awal pada subjek S

Data kemampuan awal peserta pelatihan sebelum dilakukan treatment yang menggunakan permainan kooperatif dapat diketahui melalui hasil pre-test yang berbentuk soal pilihan ganda dan tes isian yang berjumlah 15 soal yang terbagi menjadi 3 indikator pencapaian. Indikator tersebut antara lain mengenali pendiktean dalam bentuk kata berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapatkan 5 poin. mengenali pendiktean dalam bentuk kalimat yang berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapat 5 poin dan juga tes isian dengan indikator ketercapaian mengisi bagian yang kosong dalam teks percakapan yang berjumlah 5 soal dengan

91

total poin 20 poin, subjek mendapat 8 dengan menjawab 8 jawaban benar.

Dari hasil tes yang berjumlah 15 soal tersebut, peserta pelatihan mendapatkan poin 18 dari total 30 poin. Nilai pre-test yang diperoleh subjek S yang menggambarkan kemampuan awal subjek S adalah 60 dengan presentase 60% dengan predikat cukup. f. Deskripsi Data Kemampuan Awal pada Subjek SW

Data kemampuan awal peserta pelatihan sebelum dilakukan treatment yang menggunakan permainan kooperatif dapat diketahui melalui hasil pre-test yang berbentuk soal pilihan ganda dan tes isian yang berjumlah 15 soal yang terbagi menjadi 3 indikator pencapaian. Indikator tersebut antara lain mengenali pendiktean dalam bentuk kata berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapatkan 5 poin, mengenali pendiktean dalam bentuk kalimat yang berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapat 5 poin dan juga tes isian dengan indikator ketercapaian mengisi bagian yang kosong dalam teks percakapan yang berjumlah 5 soal dengan total poin 20 poin, subjek mendapat 8 dengan menjawab 8 jawaban benar.

Dari hasil tes yang berjumlah 15 soal tersebut, peserta pelatihan mendapatkan poin 18 dari total 30 poin. Nilai pre-test yang diperoleh subjek SW yang menggambarkan kemampuan awal subjek SW adalah 60 dengan presentase 60% dengan predikat cukup.

92

g. Deskripsi Data Kemampuan Awal pada Subjek Sp

Data kemampuan awal peserta pelatihan sebelum dilakukan treatment yang menggunakan permainan kooperatif dapat diketahui melalui hasil pre-test yang berbentuk soal pilihan ganda dan tes isian yang berjumlah 15 soal yang terbagi menjadi 3 indikator pencapaian. Indikator tersebut antara lain mengenali pendiktean dalam bentuk kata berjumlah 5 soal dengan total poin 5 poin subjek mendapatkan 5 poin, mengenali pendiktean dalam bentuk kalimat yang berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapat 5poin dan juga tes isian dengan indikator ketercapaian mengisi bagian yang kosong dalam teks percakapan yang berjumlah 5 soal dengan total poin 20 poin, subjek mendapat 11 dengan menjawab 11 jawaban benar.

Dari hasil tes yang berjumlah 15 soal tersebut, peserta pelatihan mendapatkan poin 21 dari total 30 poin. Nilai pre-test yang diperoleh subjek Sp yang menggambarkan kemampuan awal subjek Sp adalah 70 dengan presentase 70% dengan predikat cukup h. Deskripsi Data Kemampuan Awal pada Subjek P

Data kemampuan awal peserta pelatihan sebelum dilakukan treatment yang menggunakan permainan kooperatif dapat diketahui melalui hasil pre-test yang berbentuk soal pilihan ganda dan tes isian yang berjumlah 15 soal yang terbagi menjadi 3 indikator pencapaian. Indikator tersebut antara lain mengenali pendiktean dalam bentuk kata berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek

93

mendapatkan 5 poin, mengenali pendiktean dalam bentuk kalimat yang berjumlah 5 soal dengan total poin 5, subjek mendapat 5 poin dan juga tes isian dengan indikator ketercapaian mengisi bagian yang kosong dalam teks percakapan yang berjumlah 5 soal dengan total poin 20 poin, subjek mendapat 12 dengan menjawab 12 jawaban benar.

Dari hasil tes yang berjumlah 15 soal tersebut, peserta pelatihan mendapatkan poin 22 dari total 30 poin. Nilai pre-test yang diperoleh subjek P yang menggambarkan kemampuan awal subjek P adalah 73,3 dengan presentase 73,3% dengan predikat cukup.

Berikut merupakan tabel dan grafik histogram data kemampuan awal subjek penelitian:

Tabel 10. Kemampuan Awal Menyimak Bahasa Korea

Nama Sebjek Hasil Tes(%) Pred ikat

R 43,3 % Sangat Rendah Rf 50 % Sangat Rendah OA 86,6 % Sangat Baik D 50 % Sangat Rendah S 60 % Cukup SW 60 % Cukup Sp 70 % Cukup P 73,3 % Cukup

Setelah melihat tabel di atas, maka sebagai upaya memperjelas data tersebut akan disajikan grafik yang mencakup kemampuan awal(pre-test) peserta pelatihan sebelum diberikan Treatment dengan permainan kooperatif

94 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Subjek R Subjek Rf Subjek OA Subjek D Subjek S Subjek SW Subjek Sp Subjek P

Gambar 2. Grafik Kemampuan Awal Menyimak Bahasa Korea (pre-test) Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kemampuan awal setiap peserta pelatihan berbeda-beda. Dari 8 peserta pelatihan subjek OA menunjukan bahwa subjek OA memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding dengan rekan-rekanya yaitu sebesar 86,6% terpaut 43,3 dengan subjek R yang memiliki kemampuan awal paling rendah diatara rekan-rekanya.

3. Penggunaan Permainan Kooperatif dalam membantu meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Korea kelas calon TKI Lembaga Pendidikan Bina Insani Yogyakarta

Penelitian ini menggunakan permainan kooperatif karena peserta pelatihan memerlukan variasi pembelajaran untuk menumbuhkan kembali semangat belajar dari rasa jenuh dengan metode pembelajaran yang monoton. Melalui permainan kooperatif ini peserta pelatihan dapat belajar secara kooperatif dan mendapat pengetahuan yang lebih banyak terutama dari teman-temanya. Pembelajaran seperti ini akan meningkatkan keterampilan menyimak

95

peserta pelatihan yang akan menunjang prestasinya dalam mengerjakan soal ujian EPS TOPIK yang dilaksanakan oleh HRD Korea sebagai salah satu persyaratan dalam bekerja ke Korea.

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan permainan ini secara umum adalah peneliti melakukan apersepsi dan tanya jawab mengenai permainan kooperatif ini, seperti apakah permainan ini akan dimainkan oleh peserta pelatihan dan bagaimana aturan permainan yang digunakan. Setelah meyampaikan aturan permainan peneliti mempersiapkan berbagai peralatan dan bahan kemudian memberikan contoh permainan kooperatif yang akan dimainkan untuk memperjelas pemahaman peserta pelatihan terhadap permainan-permainan yang akan dilakukan. Setelah pemberian contoh peneliti mengajak peserta pelatihan untuk memulai permainan kooperatif yang dilaksanakan. Setelah permainan selesai peserta pelatihan diberikan soal evaluasi tiap treatment.

Pembelajaran menyimak bahasa Korea ini dilakukan sebanyak 4 kali treatment. Berikut ini adalah deskripsi pembelajaran dengan variasi permainan kooperatif tiap treatment:

a. Treatment I

Treatment I dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Oktober 2016. Permainan yang dimainkan pada treatment I adalah permainan Can You Trust Your Ears. Sebelum melakukan permainan ini peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan menjelaskan terlebih dahulu bagaimana peraturan

96

dalam permainan ini , kemudian setelah alat dan bahan siap dan peraturan sudah disampaikan, peneliti memberikan contoh pelaksanaan permainanya. Peserta pelatihan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari subjek R, SW, S dan Sp sedangkan kelompok kedua terdiri dari subjek D, Rf, P, OA. Setiap kelompok memainkan permainan secara bergantian. Kelompok pertama memainkan terlebih dahulu permainan ini kemudian setelahnya kelompok kedua yang mendapat giliran. Kedua kelompok tersebut memainkan permainan dengan me-rolling posisi anggota kelompoknya masing-masing. ada dua peran dalam permainan ini yaitu peran sebagai telinga dan juga peran sebagai penentu jawaban. Peran sebagai telinga mendengar rekaman audio menggunakan headphone. Sedangkan untuk peserta pelatihan yang berperan sebagai penentu jawaban bertugas untuk membacakan soal dan juga menentukan jawaban mana yang tepat.

Setelah permainan ini berakhir peneliti kemudian memberikan soal evaluasi Treatment 1 untuk mengukur sejauh mana penguasaan materi yang telah diberikan. Berikut ini kondisi dan hasil dari treatment I, tiap-tiap subjek:

1) Subjek R

Treatment I dilaksanakan, subjek R tertarik dan antusias dengan permainan yang akan dimainkan. Subjek R memberikan pertanyaan terkait peraturan yang dijelaskan oleh peneliti menandakan bahwa subjek R masih belum memahami

97

alur permainanya. Namun setelah peneliti memberikan contoh permainanya subjek R segera memahaminya, subjek R semakin antusias dan tertarik untuk segera melakukan permaian ini. Subjek R dalam pelaksanaan treatment I mengikuti dengan baik setiap instruksi yang diberikan oleh peneliti. Subjek R juga berperan aktif dalam kelompoknya.

Setelah permainan berakhir peneliti memberikan evaluasi. Setelah permainan berakhir peneliti memberikan evaluasi baik pada kelompok dan masing-masing peserta pelatihan. Subjek R mengerjakan tugas dengan baik. Subjek R mendapatkan poin 8 dari total 10 poin. Hal ini menunjukan bahwa subjek R menguasai materi keterampilan menyimak membedakan pendiktean kata dan kalimat.

2) Subjek Rf

Treatment I dilaksanakan, subjek Rf tertarik dan antusias dengan permainan yang akan dimainkan. Subjek Rf pada awal sebelum pemberian contoh juga belum memahami alur permainanya hal ini juga ditunjukan dengan bebarapa pertanyaan yang diajukan oleh subjek Rf terkait alur permainan. Namun setelah peneliti memberikan contoh permainanya subjek Rf segera memahaminya, subjek Rf semakin antusias dan tertarik untuk segera melakukan permaian ini. Subjek Rf dalam pelaksanaan treatment I mengikuti dengan baik setiap instruksi yang diberikan oleh

98

peneliti. Subjek Rf juga berperan aktif dalam kelompoknya. Subjek Rf berperan sebagai penentu jawaban diawal permainan untuk kelompoknya .

Setelah permainan berakhir peneliti memberikan evaluasi baik pada kelompok dan masing-masing peserta pelatihan. Secara individu subjek Rf mengerjakan tugas dengan baik. Subjek Rf mendapatkan poin 10 dari total 10 poin. Hal ini menunjukan bahwa subjek Rf menguasai materi keterampilan menyimak membedakan pendiktean kata dan kalimat.

3) Subjek OA

Treatment I dilaksanakan, subjek OA sangat tertarik dan antusias dengan permainan yang akan dimainkan. Subjek OA adalah peserta pelatihan yang dapat dengan mudah memahami alur dan aturan permainan yang akan dimainkan. Hal ini ditunjukan dengan subjek OA membantu menjelaskan kepada teman-temannnya aturan permainan yang akan dimainkan. Baik dalam peran sebagai telinga maupun sebagai penentu jawaban subjek OA dapat melakukanya dengan sangat baik.

Setelah permainan berakhir peneliti memberikan evaluasi baik pada kelompok dan masing-masing peserta pelatihan. Secara individu subjek OA mengerjakan tugas dengan baik. Subjek OA mendapatkan poin 10 dari total 10 poin. Hal ini menunjukan bahwa subjek R menguasai materi

99

keterampilan menyimak membedakan pendiktean kata dan kalimat.

4) Subjek D

Treatment I dilaksanakan, subjek D tertarik dan antusias dengan permainan yang akan dimainkan. Subjek D memberikan pertanyaan terkait peraturan yang dijelaskan oleh peneliti menandakan bahwa subjek D masih belum memahami alur permainanya. Namun setelah peneliti memberikan contoh permainanya subjek D segera memahaminya, subjek R semakin antusias dan tertarik untuk segera melakukan permaian ini. Subjek D dalam pelaksanaan treatment I mengikuti dengan baik setiap instruksi yang diberikan oleh peneliti. Subjek D tergabung dalam kelompok 2. subjek D berperan aktif dalam kelompoknya. Dalam pelaksanaan subjek D melakukan beberapa kesalahan dengan menyebutkan jawaban yang benar sebagai jawaban salah.

Setelah permainan berakhir peneliti memberikan evaluasi baik pada kelompok dan masing-masing peserta pelatihan. Secara individu subjek D mengerjakan tugas dengan baik. Subjek D mendapatkan poin 8 dari total 10 poin. Hal ini menunjukan bahwa subjek D menguasai materi keterampilan menyimak membedakan pendiktean kata dan kalimat.

100

5) Subjek S

Treatment I dilaksanakan, subjek S tertarik dan antusias dengan permainan yang akan dimainkan. Subjek S memberikan pertanyaan untuk memastikan tentang pemhamanya terkait peraturan peramainan. Subjek S sangat antusias dan tertarik untuk segera melakukan permaian ini hal ini ditunjukan dengan dia membantu menjelaskan kepada teman-teman satu kelompoknya tentang peraturan permainanya. Subjek S dalam pelaksanaan treatment I mengikuti dengan baik setiap instruksi yang diberikan oleh peneliti. Subjek S juga berperan aktif dalam kelompoknya.

Setelah permainan berakhir peneliti memberikan evaluasi baik pada kelompok dan masing-masing peserta pelatihan. Secara individu subjek S mengerjakan tugas dengan baik. Subjek S mendapatkan poin 8 dari total 10 poin. Hal ini menunjukan bahwa subjek S menguasai materi keterampilan menyimak membedakan pendiktean kata dan kalimat.

6) Subjek SW

Treatment I dilaksanakan, subjek SW tertarik dan antusias dengan permainan yang akan dimainkan. Subjek SW tidak memberikan pertanyaan apapun kepada peneliti namun bertanya kepada teman satu kelompoknya. Namun setelah peneliti memberikan contoh permainanya subjek SW segera memahaminya, subjek SW semakin antusias dan tertarik untuk

101

segera melakukan permaian ini. Subjek SW dalam pelaksanaan treatment I mengikuti dengan baik setiap instruksi yang diberikan oleh peneliti. Subjek SW juga berperan aktif dalam kelompoknya.

Setelah permainan berakhir peneliti memberikan evaluasi baik pada kelompok dan masing-masing peserta pelatihan. Secara individu subjek SW mengerjakan tugas dengan baik. Subjek SW mendapatkan poin 8 dari total 10 poin. Hal ini menunjukan bahwa subjek SW menguasai materi keterampilan menyimak membedakan pendiktean kata dan kalimat.

7) Subjek Sp

Treatment I dilaksanakan, subjek Sp tertarik dan antusias dengan permainan yang akan dimainkan. Subjek Sp tidak memberikan pertanyaan apapun kepada peneliti namun bertanya kepada teman satu kelompoknya. Namun setelah peneliti memberikan contoh permainanya subjek Sp segera memahaminya, subjek Sp semakin antusias dan tertarik untuk segera melakukan permaian ini. Subjek Sp dalam pelaksanaan treatment I mengikuti dengan baik setiap instruksi yang diberikan oleh peneliti. Subjek Sp juga berperan aktif dalam kelompoknya namun subjek membuat kesalahan sehingga kelompok memilih jawaban yang salah.

102

Setelah permainan berakhir peneliti memberikan evaluasi baik pada kelompok dan masing-masing peserta pelatihan. Secara individu subjek Sp mengerjakan tugas dengan baik. Subjek Sp mendapatkan poin 8 dari total 10 poin. Hal ini menunjukan bahwa subjek Sp menguasai materi keterampilan menyimak membedakan pendiktean kata dan kalimat.

8) Subjek P

Treatment I dilaksanakan, subjek P tertarik dan antusias dengan permainan yang akan dimainkan. Subjek P tidak memberikan pertanyaan apapun kepada peneliti dan terlihat diam. Namun setelah peneliti memberikan contoh permainanya subjek P segera memahaminya, subjek P semakin antusias dan tertarik untuk segera melakukan permaian ini. Subjek P dalam pelaksanaan treatment I mengikuti dengan baik setiap instruksi yang diberikan oleh peneliti. Subjek P juga berperan aktif dalam kelompoknya.

Setelah permainan berakhir peneliti memberikan evaluasi baik pada kelompok dan masing-masing peserta pelatihan. Secara individu subjek P mengerjakan tugas dengan baik. Subjek P mendapatkan poin 10 dari total 10 poin. Hal ini menunjukan bahwa subjek P menguasai materi keterampilan menyimak membedakan pendiktean kata dan kalimat.

Untuk penilaian secara kelompok didapat dari kerja kelompok dalam mengerjakan setiap tugas. Untuk kelompok 1

103

dapat menjawab 3 dari 5 soal dan untuk kelompok 2 dapat menjawab dengan sempurna semua soal yang diberikan.

Berdasarkan deskripsi dari treatment I di atas, berikut ini disajikan tabel untuk memperjelas data di atas mengenai poin dari masing-masing subjek:

Tabel 11. Hasil Nilai Skor Treatment I

No Nama Subjek Skor Predikat

1. R (inisial) 80 % Baik 2. Rf 100% Sangat Baik 3. OA 100% Sangat Baik 4. D 80% Baik 5. S 80% Baik 6. SW 80% Baik 7. Sp 80% Baik 8. P 100% Sangat Baik

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa skor teredah adalah 80% . hal ini menunjukan bahwa peserta pelatihan telah menguasai materi yang disampaikan pada treatment I.

b. Treatment II

Treatment II dilaksanakan kamis, 21 oktober 2016. Permainan yang dimainkan dalam treatment II adalah whisper race. Dalam pelaksanaan treatment II sebelum memulai permainan peneliti bersama dengan asisten pengajar menjelaskan aturan permainan yang akan dimainkan. Tidak ada pertanyaan sebanyak permainan pada treatment I. Dalam permainan whisper race setiap peserta dapat memahami dengan cepat aturan permainan yang akan dimainkan. Peneliti membentuk semua peserta pelatihan dalam satu kelompok. Sempat ada penolakan dari peserta pelatihan karena ingin dibagi menjadi 2 kelompok agar ada persaingan antar kelompok. Namun karena jumlah peserta pelatihan yang hanya 8

104

orang dan apabila dibagi menjadi 2 kelompok tantangan dalam permainan akan lebih mudah maka peneliti memilih tetap menggabungkan peserta pelatihan dalam 1 kelompok saja.

Setelah peneliti memberikan penjelasan aturan permainan dan peserta pelatihan sudah memami peraturanya permainan segera dimulai. Secara bergantian peserta pelatihan bertukar posisi untuk siapa yang menjadi orang pertama dan selanjutnya hingga orang terakhir. Secara kelompok setiap peserta berperan aktif dalam permianan dari 10 kata yang dimainkan, kelompok dapat menjawab 8 jawaban benar. Setelah permainan selesai, peneliti memberikan soal evaluasi untuk mengukur sejauh mana penguasaan materi yang telah diberikan oleh peneliti untuk peserta pelatihan, berikut ini kondisi dan hasil dari treatment II dari tiap-tiap subjek

1) Subjek R

Treatment II dilaksanakan, subjek R masih bersemangat dan antusias untuk melakukan permainan kedua

Dokumen terkait