• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Keterampilan Menyimak dalam Bahasa Korea

Dalam pembelajaran bahasa salah satu keterampilan yang penting untuk dikuasai oleh pebelajar adalah keterampilan menyimak.

1. Definisi Menyimak

Menyimak merupakan keterampilan yang pertama kali dipelajari-dikuasai manusia (Daeng Nurjamal, dkk, 2011:2). Menyimak merupakan sebuah keterampilan yang kompleks yang memerlukan ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang aktif dan kecerdasan dalam mengasimilasi serta menerapkan setiap gagasan (Hermawan, 2012:30). Proses pembelajaran berbahasa, mulai dari menyimak sampai dengan bicara awal, itu merupakan proses alamiah-universal, artinya semua manusia dimanapun berada mengalami proses pembelajaran menyimak-berbicara (Daeng Nurjamal, dkk, 2011: 3).

Menyimak adalah sebuah sarana untuk produksi bahasa lisan (atau berbicara), dimana yang dimaksud dengan berbicara disini adalah meniru teks-teks yang diajarkan secara lisan. Bahasa lisan memiliki beberapa karakterisik yang berbeda dari bahasa tulis (Ghazali, 2013: 168). Pandangan lain yang berbeda, menyatakan bahwa menyimak adalah terletak pada satu level yang sama dengan

27

ketiga kemampuan bahasa lainya(berbicara, membaca dan menulis) dan keempatnya saling berinteraksi satu sama lain. (Ghazali, 2013:169)

Menyimak sebagai sumber utama dari input linguistik yang mengaktifkan/ memicu terjadinya proses pembelajaran bahasa. (Ghazali, 2013 :169). Para pembelajar bahasa kedua akan melakukan kegiatan menyimak bahasa target dalam berbagai macam situasi yang berbeda-beda.

Seseorang dapat dikatakan terampil menyimak apabila dia dapat menyerap-menangkap gagasan-pikiran yang disimaknya atau yang disampaikan orang lain kepadanya secara lisan, dengan tepat: benar, akurat, dan lengkap (Daeng Nurjamal, dkk, 2011:3).

Jadi menyimak merupakan salah satu keterampilan dalam pembelajaran bahasa baik bahasa ibu maupun bahasa asing yang penting untuk dikuasai oleh seseorang. Menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dalam pembelajaran bahasa yang semua orang mengalaminya sebelum berbicara, membaca dan menulis. Menyimak juga merupakan ketrampilan yang kompleks yang memerlukan ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang aktif dan kecerdasan dalam mengasimilasi serta menerapkan setiap gagasan.

2. Pentingnya Menyimak

Menyimak berbeda dengan mendengar. Mendengar bersifat pasif dan spontan, sedangkan menyimak bersifat aktif, menyimak

28

menyagkut proses interpretasi terhadap informasi yang datang. Jadi dalam menyimak diperlukan konsentrasi, perhatian yang sungguh-sungguh, kesengajaan, pemahaman dan kehati-hatian. ( Hermawan, 2012:33)

Secara fisiologi menyimak mencakup penggunaan organ-organ pendengaran untuk menerima getaran-getaran akustik yang diubah bentuknya ke dalam sinyal-sinyal yang dapat dimengerti oleh otak. Selanjutnya otak memberikan arti kepada getaran-getaran tersebut dan menyandi pola-pola getaran ini yang dikenal dengan nama kata-kata. Dengan demikian dapat dikatakan mendengar merupakan sebuah proses yang tidak selektif sedangkan menyimak merupakan proses selektif ketika setiap rangasangan disaring. Oleh karena itu tidak mengherankan jika banyak orang yang mendengar tetapi tidak menyimak.

Jadi menyimak penting dalam pembelajaran karena menyimak bukan hanya sebatas kegiatan mendengarkan pasif akan tetapi dalam merupakan proses mendengarkan aktif untuk mengintepretasikan sesuatu yang didengar untuk mendapatkan suatu makna.

3. Tahapan dalam Menyimak

Menurut Adler et al., 1986; Lesikar et al., 1999;Myers & Myers, 1975; DeVito, 2001 dalam komunikasi, menyimak terdiri dari berbagai elemen seperti penerimaan, pemahaman, pengingatan, pengevaluasian dan penanggapan (Hermawan, 2012: 36). Ruth G.

29

Strickland (Henry, 2008:31) menyimpulkan adanya sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap itu adalah 1) menyimak berkala, 2) menyimak dengan perhatian dangkal, 3) setengah menyimak, 4) menyimak serapan, 5) menyimak sekali-sekali, 6) menyimak asosiatif, 7) menyimak dengan reaksi berkala, 8) menyimak secara seksama, 9) menyimak secara aktif.

Pendapat lain mengenai tahapan menyimak datang dari Hunt (dalam Henry, 2008: 35) bahwa tahapan menyimak terdiri dari

(a) Isolasi : pada tahap ini sang penyimak mencatat aspek-aspek individual kata lisan dan memisah-misahkan atau mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus, begitu pula stimulus-stimulus lainya.

(b) Identifikasi : sekali stimulus tertentu telah dapat dikenal maka suatu makna atau identitas pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu

(c) Integrasi : kita mengintegrasikan atau mennyatupadukan yang telah kita simpan dan rekam dalam otak kita. Oleh karena itulah, pengetahuan umum sangat penting dalam tahap ini. Kalau proses meyimak berlangsung, kita harus terebih dahulu harus mempunyai latar belakang atau pemahaman mengenai bidang pokok pesan tertentu. Kalau kita tidak memiliki bahan penunjang yang dapat dipergunakan untuk mengintegrasikan informasi yang baru itu, jelas kegiatan menyimak itu aka menemui kesulitan atau kendala.

(d) Inspeksi : pada tahap ini, informasi baru yang telah kita terima dikontraskan dan dibandingkan dengan segala informasi yang telah kita miliki mengenai hal tersebut. Proses ini akan menjadi paling mudah berlangsung kalau informasi baru justru menunjang prasangka atau prakonsepsi kita. Akan tetapi, kalau informasi baru itu bertentangan dengan ide-ide kita sebelumnya mengenai sesuatu, kita harus mencari serta memilih hal-hal tertentu dari informasi itu yang lebih mendekati kebenaran.

30

(e) Interpretasi : pada tahap ini, kita secara aktif mengevaluasi sesuatu yang kita dengar dan menelusuri dari mana semua itu berasal. Kita pun mulai menolak dan menyetujui serta mengakui dan mempertimbangkan informasi tersebut dengan sumber-sumbernya.

(f) Interpolasi : selama tidak ada pesan yang dibawa makna dalam dan memberi informasi, tanggung jawab kitalah untuk menyediakan serta memberikan data-data dan ide-ide penunjang dari latar belakang pengetahuan dan pengalaman kita sendiri untuk mengisi serta memenuhi butir-butir pesan yang kita dengar.

(g) Instrospeksi : dengan cara merefleksikan dan menguji informasi baru, kita berupaya untuk mempersonasisasikan informasi tersebut dan menerapkanya pada situasi kita sendiri

Jadi menyimak memiliki beberapa tahapan, yaitu tahap penerimaan, pengenalan, pentinterprerasian, dan penarikan kesimpulan. Tahap penerimaan dimana penyimak menerima simbol-simbol bahasa lisan melalui penginderaan, kemudian tahap pengenalan adalah tahap dimana penyimak mulai menghubungkan simbol lisan tersebut apakah sudah dikenal atau simbol asing, tahap ketiga adalah tahap interpretasi dimana setelah dikenali simbol lisan tersebut disesuaikan maknanya dan kemudian disimpulkan makna apa yang terkandung dalam simbol lisan tersebut.

4. Menyimak dalam ujian bahasa Korea

Menyimak dalam bahasa Korea disebut ”듣기” (deud ki). Sebagai salah satu kompetensi yang diujikan dalam ujian keterampilan bahasa Korea, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh para pebelajar bahasa Korea. Untuk kriteria yang

31

harus dipenuhi oleh para peserta ujian EPS Topik untuk sesi menyimak dapat dilihat pada tabel 5 tentang Criteria of Korean Language Test (Listening section) (halaman 22).

Jadi berdasarkan kriteria tes bahasa Korea (menyimak) yang

disampaikan pihak hrd Korea melalui website

http://eps.hrdkorea.or.kr terdapat empat kriteria yang harus dipenuhi dalam ujian EPS Topik. Penilaian menghubungkan pengucapan dan nomor dalam struktur fonologis bahasa Korea kata dan kalimat, penilaian dalam perintah dari bahasa Korea menggunakan bahan visual seperti foto dan gambar, penilaian terhadap kemampuan pemecahan masalah setelah kandidat akan mendengarkan percakapan secara seksama untuk kehidupan sehari-hari (kajian pemahaman dasar dan kemampuan mengelola) dan penilaian pemahaman detail dan konteks keseluruhan setelah mendengarkan percakapan antara dua orang .

Penelitian ini mengambil satu kriteria yaitu penilaian menghubungkan pengucapan dan nomor dalam struktur fonologis bahasa bahasa Korea kata dan kalimat. Sedangkan tema dan materi pembelajaran disesuaikan dengan materi yang ada pada buku teks yang diterbitkan oleh pihak hrd Korea. Dengan kompetensi menyimak diktasi (dictation) dan menyimak percakapan (dialog) dalam bahasa Korea.

32

C. Metode Permainan Kooperatif dalam Pelatihan Bahasa Korea

Dokumen terkait