• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

2. Pelatihan Bahasa Korea

Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamannya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama(Dardjowidjojo, 2012: 16). Menurut Ghazali

bahasa sebagai cara utama untuk menciptakan dan

mengkomunikasikan makna (Ghazali, 2013:169). Bahasa kedua itu bisa bahasa nasional, bahasa resmi kenegaran, bahasa resmi kedaerahan, atau juga bahasa asing (bukan bahasa penduduk asli)

15

(Iskandarwassid, Dadang Sunendar, 2013:89). Bahasa asing adalah bahasa yang bukan asli milik penduduk suatu negara, tetapi kehadirannya diperlukan dengan status tertentu (Iskandarwassid, Dadang Sunendar, 2013:89).

Beberapa praktisi masih berpendapat sampai sekarang bahwa pembelajaran bahasa adalah sebuah proses yang linear/ lurus, yaitu diawali dengan menguasai bahasa lisan (menyimak dan berbicara) dan baru kemudian beralih ke bahasa tulis (membaca dan menulis).

Jadi bahasa asing merupakan bahasa yang bukan merupakan milik dari satu kelompok masyarakat baik dalam satu negara ataupun berbeda negara. Contoh negara Indonesia untuk orang Papua dan sekitarnya maka bahasa jawa merupakan bahasa yang asing untuk mereka begitu pula sebaliknya. Lebih luas lagi misalkan bahasa Korea merupakan bahasa asing untuk Indonesia karena di Indonesia tidak menggunakan bahasa Korea sebagai bahasa utama. Bahasa asing bisa jadi merupakan bahasa kedua, ketiga dan seterusnya. Salah satu bahasa asing bagi penduduk Indonesia adalah bahasa Korea.

a. Sejarah singkat Bahasa Korea

Korea merupakan salah satu negara yang memiliki bahasa nasional dengan karakteristik dan ciri khas tertentu. Hangeul adalah nama resmi Bahasa Korea yang dipakai oleh Bangsa Korea setelah diciptakan oleh Raja Agung Sejong, Dinasti Chosun pada tahun 1443(www.world.kbs.co.kr/learn korean). Pada tahun 1443

16

terciptalah 28 huruf Hangeul, yang terdiri atas 17 konsonan dan 11 vokal. Bahasa Korea memiliki beberapa dialek di samping dialek umum yang digunakan di Seoul. Hanya dialek dari Provinsi Jejudo yang begitu berbeda sehingga sulit dipahami oleh penduduk dari propinsi lain (www.niied.com).

Studi-studi linguistik dan etnologi telah mengklasifikasikan bahasa Korea dalam keluarga bahasa Altaic, yang mencakup bahasa Turki, Mongol, dan Tungus-Manchu. Raja Agung Sejong mempersiapkan serta membantu menciptakan alfabet Korea Hangeul pada abad ke-15. Sebelum alfabet ini terbentuk, persentase jumlah penduduk Korea yang bisa membaca relatif kecil. Hanya sedikit rakyat Korea yang mampu menguasai huruf-huruf China. Saat ini huruf yang lazim digunakan berjumlah 40 huruf, yang terdiri atas 14 konsonan tunggal, 10 konsonan gabungan, 10 vokal tunggal dan 11 vokal gabungan (Usmi, 2007).

Jadi bahasa Korea merupakan bahasa yang digunakan oleh para penduduk Korea. Bahasa Korea diklasifikasikan dalam keluarga bahasa Altaic, yang mencakup bahasa Turki, Mongol, dan Tungus-Manchu. Raja Agung Sejong menciptakan 28 huruf hangeul pada 1443 sehingga mereka memiliki bahasa nasional sendiri. Sebelumnya penduduk Korea menggunakan huruf China. Sejak Raja Sejong menciptakan huruf hangeul penduduk Korea yang melek huruf meningkat.

17 b. Tata Bahasa Korea

Bahasa Korea merupakan bahasa yang tidak serumpun dengan bahasa Indonesia. Ada beberapa perbedaan antara bahasa Korea dan bahasa Indonesia. Seperti dalam penulisan simbol bahasanya, bahasa Indonesia menggunakan huruf alfabet romawi sedangkan dalam bahasa Korea huruf yang digunakan adalah huruf Hangeul yang berjumlah 40 buah karakter, terdiri atas 10 vokal, 11 vokal gabungan, 14 konsonan tunggal dan 5 konsonan gabungan(Usmi, 2007:3)

Tabel 1. Huruf Vokal “Hangeul”

No Huruf Bunyi 1 A 2 Ya 3 eo/o 4 Yeo 5 O 6 Yo 7 U 8 Yu 9 eu/u 10 I (Sumber: http://info-menarik.net)

Tabel 2. Huruf Konsonan “Hangeul”

No Huruf Nama Bunyi Awal Bunyi Tengah Bunyi Akhir

1 Kiyeok k/g G K 2 Nieun N N N 3 Tigeut t/d D T 4 Rieul r/l r/l L 5 Mieum M M M 6 Pieup p/b B P 7 Siot S S T 8 Ieung Ng 9 Chieut Ch J T 10 ch’ieut Ch Ch T 11 Khieuk Kh Kh K 12 Thieut Th Th T 13 Phieup Ph Ph P 14 Hieut H H (Sumber: http://info-menarik.net)

18

Konsonan “ ” apabila digabungkan dengan vokal, maka konsonan “ ” menjadi huruf mati hanya berfungsi untuk membunyikan vokal yang digabungkan denganya. Namun apabila digabungkan menjadi suku kata yang diletakan di bawah maka akan berbunyi /ng/.

Dalam tata tulis huruf Hangeul juga memiliki aturan tersendiri. Cara penulisan Bahasa Korea Hangeul dilakukan setelah menggabungkan huruf vokal dan konsonan untuk membentuk satu suku-kata seperti bahasa asing lainnya, dan dituliskan dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah (sumber:www.world.kbs.com).

Gambar 1. Cara Penulisan Huruf Hangeul

(Sumber:https://hallyutownnews.files.wordpress.com/2012/03/cara -menulis-konsonan.jpg)

Selain perbedaan dari segi jenis huruf, secara tata bahasa antara bahasa Indonesia dan Korea memiliki perbedaan yang cukup menonjol. Struktur frasa nomina dalam bahasa Indonesia menganut pola D-M, sedangkan dalam bahasa Korea menganut pola M-D (D= Diterangkan, M=Menerangkan) (Usmi, 2007:51).

19

Contoh:

Tabel 3. Struktur Frasa Nomina Bahasa Indonesia dan Bahasa Korea

Bahasa Indonesia

><

Bahasa Korea

D M M D

Tas Itu Itu Tas

Gadis Cantik Cantik Gadis

Rumah Besar Besar Rumah

Mobil Baru Baru Mobil

Struktur kalimat sederhana berobyek dalam tata bahasa Indonesia berpola Subjek + Predikat + Objek sedangkan dalam bahasa Korea Subjek + Objek + Predikat (Usmi, 2007: 53)

Contoh:

Bahasa Indonesia

Saya + belajar + bahasa Korea S + P + O

maka dalam tata bahasa Korea kalimatnya akan berpola Saya + bahasa Korea + belajar

S + O + P Contoh lain

Orang itu + bertemu + teman + di kafe S + P + O + Ket. Tempat maka dalam bahasa Korea

Orang itu + di kafe + teman + bertemu S + Ket. Tempat + O + P

Karena kedua bahasa ini tidak serumpun sehingga dalam pembelajaran sering mengalami kesulitan. Menurut Iskandarwassid

20

dan Dadang Sunendar pembelajaran bahasa kedua akan lebih berat lagi kalau bahasa kedua itu memiliki struktur fonetis, morfologis, dan sintaksis yang sangat berbeda dengan bahasa pertama. Oleh karena itu masalah yang muncul dalam pembelajaran bahasa kedua akan meliputi semua tataran bahasa (Iskandarwassid, Dadang Sunendar, 2013:89)

Jadi bahasa Korea merupakan bahasa asing bagi penduduk Indonesia. Secara tata bahasa, bahasa Korea memiliki struktur fonetis, morfologis dan sintaksis yang berbeda dengan bahasa Indonesia sehingga dalam pembelajaran bahasa Korea untuk penduduk Indonesia meliputi semua tataran bahasa untuk dapat berbahasa Korea.

c. Kompetensi Pelatihan Bahasa Korea

Dalam kurikulum pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi yang diajarkan, yaitu keterampilan menyimak, membaca, menulis dan berbicara. Sama seperti halnya pada pembelajaran bahasa pada umumnya, pembelajaran bahasa Korea baik kelas umum maupun khusus mengajarkan empat keterampilan berbahasa tersebut.

Ada beberapa tes yang diselenggarakan oleh negara Korea untuk mengetahui tingkat keterampilan berbahasa Korea, pemerintah Korea menerapkan 2 jenis ujian yaitu Test Of Proficiency In Korean (TOPIK Umum dan EPS TOPIK) dan

21

Korean Proficiency Exam. Keduanya bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan berbahasa Korea untuk non-native atau orang asing. Bagi mereka yang ingin bekerja ataupun melanjutkan pendidikan di Korea maka wajib untuk lulus ujian tes ini. untuk tes TOPIK mengujikan 3 keterampilan bahasa yaitu menyimak, membaca dan menulis. Sedangkan untuk KPE mengujikan 4 keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara.

Tes TOPIK dibagi lagi menjadi 2 jenis tes yaitu TOPIK umum dan juga EPS Topik. Perbedaan dari kedua tes TOPIK ini adalah pada kompetensi yang diujikan dan juga peserta tes. Jika TOPIK umum mengujikan 3 keterampilan berbahasa maka EPS Topik hanya mengujikan 2 keterampilan berbahasa saja yaitu membaca (reading) dan menyimak (listening). Selain itu dari segi peserta, TOPIK umum lebih kepada orang asing pada umumnya yang ingin bekerja ataupun melanjutkan pendidikan di Korea sedangkan untuk EPS Topik adalah para calon tenaga kerja asing yang ingin bekerja di Korea.

Dalam ujian EPS Topik mengujikan 2 komptensi yaitu kompetensi membaca(reading) dan menyimak(listening). Setiap kompetensi yang diujikan dalam EPS Topik ini memiliki kriterianya masing-masing yang sudah diatur oleh pihak HRD Korea dan berikut merupakan kriteria ujian dalam ujian EPS Topik

22

Tabel 4. Criteria of Korean Language Test (Reading section)

Test content

1. Korean Language competence 2. understanding of Korean culture 3. occupational safety and health

Listening section test

area

Description of object and situation, vocabulary and grammar, practical data information, expository writing comprehension and safety sign and matter on occupational safety

Examination

method 4 Multiple choice

Number of

question 25 questions Time 40 minutes

Detail section Main criteria Sub criteria

Selecting correct sentence with seeing painting and picture to assess understanding of object and situation.

Object and situation description (occupational safety, including work related content)

Selecting correct sentence with seeing painting and picture

The ability to select vocabulary and sentence could fit into a blank space and use of sentence and grammar in the context on the assumption of understanding sentence.

Vocabulary and grammar (occupational safety, and work related content)

selecting vocabulary and sentence could fit into a blank space

Assessment on understanding of various sings used in every day life and working environment such as traffic sign, directional sign, occupational safety sign (prevention of disaster through understanding sign regarding occupational safety)

Practical data information (occupational safety, and work related content) Understanding of information on various signs Understanding of occupational sign Assessment on understanding of the content of Job advertisement and machinery manual and Korean culture

Comprehension (occupational safety, work, and Korean culture related content)

Selecting painting with reading the description (painting on occupational safety) Answer after reading description Sumber :http://eps.hrdkorea.or.kr

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa isi atau konten dalam ujian EPS Topik sesi reading adalah meliputi Description of object and situation, vocabulary and grammar, practical data information, expository writing comprehension and safety sign and matter on occupational safety

23

Tabel 5. Criteria of Korean Language Test (Listening section)

Test content

1. Korean Language competence 2. understanding of Korean culture 3. occupational safety and health

Listening section test area

Candidates choose a correct answer after listening the recording. The content of recoding is consist of sound and noting in word and sentence, and description, conversation, and story(including

occupational safety) about visual materials such as photo and picture.

Examination method Listening record 4 Multiple choice Number of

question 25 questions Time 30 minutes

Detail section Main criteria Sub criteria

Assessment on pronouncing the liaison and number in the Korean phonological structure of word and sentence

Sound and noting

Word

Sentence

Number

Assessment on command of Korean using visual material such as photo and picture.

Visual material (occupational safety, including work related content)

Selecting exact description on photo and picture

Selecting correct picture after listening conversation and sentence

Assessment on ability of solving problem after candidate will listen to the lively conversation for daily life (assessment of basic comprehension and managing ability)

Conversation (occupational safety, and work related content)

Selecting most appropriate content for next sentence after listening to a conversation between two people (Greeting, everyday life, and work related content)

Assessment on comprehension of detail and overall context after listening to a conversation between two people.

Conversation and story (occupational safety, work, and Korean culture related content)

Comprehension of the content after listening a conversation between two people)

Comprehension of the content after listening a story

Sumber:http://eps.hrdkorea.or.kr

Jadi dalam pembelajaran bahasa Korea sama seperti pembelajaran bahasa yang lain yaitu mengajarkan empat kompetensi pembelajaran yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara. Kompetensi yang diujikan dalam ujian keterampilan

24

berbahasa Korea berbeda berdasarkan jenis ujian yang diikuti. Terdapat 2 jenis ujian keterampilan berbahasa Korea yaitu TOPIK dan KPE dimana untuk TOPIK terbagi lagi menjadi dua yaitu TOPIK umum dan EPS-Topik. EPS Topik adalah bentuk tes Topik yang ditujukan untuk mereka para calon tenaga kerja asing yang akan bekerja di Korea. EPS-Topik mengujikan dua kompetensi yaitu menyimak dan membaca. Bagi para calon tenaga kerja asing maka wajib untuk lulus dalam ujian EPS-Topik ini.

Dokumen terkait