• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Metode Permainan Kooperatif dalam Pelatihan Bahasa Korea

2. Metode Permainan

Permainan adalah fakta yang dianalisis untuk memahami proses perilaku dalam permainan; pilihan keputusan masing-masing dalam bertindak atau berkata menjadi kesimpulan sebagai pembelajaran memproduksi diri sendiri (Dananjaya, 2013:166). Joan Freeman dan Utami munandar (dalam Andang Ismail, 2009: 27) mendefinisikan permainan sebagai suatu aktifitas yang

39

membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional.

Menurut Santrock (2006: 273) permainan (play) adalah suatu kegiatan menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Permainan memiliki karakter yang utama yaitu adanya sifat menyenangkan dalam kegiatanya. Bermain adalah melakukan sesuatu untuk bersenang-senang. Adapun permainan merupakan sesuatu yang digunakan untuk bermain itu sendiri(M Fadlillah,dkk, 2014:25)

Jadi permainan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menyenangkan dengan berbagai aturan yang berlaku. Dalam konteks pembelajaran, permainan memiliki tujuan yang harus dicapai oleh para peserta permainan. Permainan merupakan sesuatu yang digunakan untuk bermain itu sendiri.

b. Manfaat Bermain

Bermain memiliki berbagai manfaat bagi yang

memainkanya. Berikut ini merupkan beberapa manfaat bermain menurut M. Fadlillah dkk. (2014:34)

1) Perkembangan fisik. Bermain aktif penting bagi anak untuk mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuhnya.

2) Dorongan berkomunikasi. Bermain yang dilakukan bersama anak-anak lain secara tidak langsung akan dapat membantu anak untuk berkomunikasi secara baik. 3) Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam.

Bermain berpengaruh sebagai saranan bagi anak untk menyalurkan ketegangan yang disebabkan oleh pembatasan lingkungan terhadap perilaku mereka.

40

4) Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan. Bermain dapat berfungsi sebagai penyalurkebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi dalam kesehariannya. Dengan bermain ini anak akan menyalurkan kebutuhan dan keinginannya tersebyt dengan penuh kegembiraan. 5) Sumber belajar. Bermain memberi kesempatan untuk

mempelajari berbagai hal melalui buku, televisi, atau menjelajahi lingkungan, yang tidak diperoleh anak dari beljar di rumah atau disekolah.

6) Rangsangan bagi kreativitas. Bermain dengan permainan tertentu akan dapat merangsang kreativitas anak. Baik permainan yang sifatnya mandiri maupun kelompok.

7) Perkembangan wawasan diri. Dengan bermain anak mengetahui tingkat kemampuanya dibandingkan dengan teman bermainya. Hal ini, memungkinkan mereka untuk mengembangkan konsep dirinya dengan lebih pasti dan nyata.

8) Belajar bermasyarakat. Dengan bermain bersama anak-anak lain, mereka belajar bagaimana membentuk hubungan sosial dan bagaimana menghadapi dan memcahkan masalah yang timbul dalam hubungan tersebut.

9) Standar moral. Dalam bermain, anak akan belajar untuk mengikuti aturan-aturan dalam permainan tersebut yang telah ditentukan. Hal ini, akan memberikan gambaran tentang bagaimana menaati sebuah aturan yang telah dibuatnya, baik menyangkut hubungan dengan Allah SWT maupun orang lain.

10)Belajar bermain sesuai dengan jenis kelamin . Dalam bermain, adakalanya permainan tertentu hanya dapat dilakukan berdasarkan jenis kelamin. Meskipun pada perkembanganya semua permainan dapat dilakukan oleh semua jenis kelamin.

11)Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan. Dengan bermain bersama orang lain, anak akan belajar bekerjasama, murah hati, jujur, sportif, dan disukai orang.

Manfaat permainan bagi orang dewasa. Dikutip dari laman health.liputan6.com ada lima manfaat bermain yaitu

41

Dalam studi yang dilakukan peneliti dari Loma Linda University California, Amerika Serikat memperlihatkan peserta menonton video lucu, sementara kelompok lainnya tidak melakukan apa-apa. Ternyata pada mereka yang menonton video lucu, hormon penyebab stres bernama kortisol rendah. Sehingga mereka tidak mengalami aneka masalah yang disebabkan stres seperti sakit kepala, cemas dan insomnia.

2) Bermain merangsang memori lebih optimal

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam PNAS Online baru-baru ini, permainan sejenis yang menggunakan ingatan mampu merangsang peningkatan kinerja sel abu-abu (bagian yang terkait dengan kecerdasan) di otak.

3) Bermain buat lebih produktif

Suasana santai penuh gelak tawa pada saat meeting tentu lebih menyenangkan dibanding suasana formal dan kaku. Bahkan meeting dengan suasana cair bisa menghasilkan interaksi tim yang lebih baik dan produktivitas kerja lebih tinggi seperti yang terungkap dalam penelitian yang

dipublikasikan dalam Journal of Applied

Psychology 2014. Jadi, tak ada salahnya memberi jeda dengan bermain pada saat bekerja demi mendongkrak produktivitas kerja.

42

4) Bermain bakar kalori

Permainan fisik seperti bermain dengan anjing hingga futsal dengan teman-teman sama dengan kegiatan olahraga yang tentunya baik untuk kesehatan jantung. Selain itu, berjalan-jalan dengan anjing membantu bakar kalori 230 per jam atau Anda bisa bakar 500 kalori per jam bila memilih bermain sepak bola.

5) Bermain tingkatkan hubungan pasangan

Pasangan yang sering melakukan aneka permainan, bernostalgia atas pengalaman lucu di masa lalu dapat

menyebabkan kepuasaan hubungan yang lebih besar

menurut Journal Motivation and Emotion tahun 2007.

Sedangkan menurut www.helpguide.org ada beberapa manfaat bermain bagi orang dewasa

1) Relieve stress. Play is fun and can trigger the release of

endorphins, the body’s natural feel-good chemicals. Endorphins promote an overall sense of well-being and can even temporarily relieve pain.

2) Improve brain function. Playing chess, completing puzzles, or pursuing other fun activities that challenge the brain can help prevent memory problems and improve brain function. The social interaction of playing with family and friends can also help ward off stress and depression.

3) Stimulate the mind and boost creativity. Young children often learn best when they are playingand that

principle applies to adults, as well. You’ll learn a new task better when it’s fun and you’re in a relaxed and

playful mood. Play can also stimulate your imagination, helping you adapt and problem solve.

4) Improve relationships and your connection to others. Sharing laughter and fun can foster empathy,

43

compassion, trust, and intimacy with others. Play doesn’t

have to be a specific activity; it can also be a state of mind. Developing a playful nature can help you loosen up in stressful situations, break the ice with strangers, make new friends, and form new business relationships.

5) Keep you feeling young and energetic. In the words of

George Bernard Shaw, “We don’t stop playing because

we grow old; we grow old because we stop playing.”

Playing can boost your energy and vitality and even improve your resistance to disease, helping you feel your best.

6) Play helps develop and improve social skills. Social skills are learned in the give and take of play. During childhood play, kids learn about verbal communication, body language, boundaries, cooperation, and teamwork. As adults, you continue to refine these skills through play and playful communication.

Jadi permainan bagi orang dewasa memiliki berbagai manfaat seperti dapat membuat tertawa dan mengurangi stress, meningkatkan kerja otak, dapat menstimulasi kreatifitas, meningkatkan hubungan dengan yang lain, membuat orang merasa tetap muda dan energic. Dengan bermain juga dapat meningkatkan keterampilan sosial.

c. Ragam Permainan

Menurut Brandenburger(2007) “Game theory is divided into two branches, called non-cooperative and cooperative

branches” yang kurang lebih menyebutkan bahwa teori permainan

terbagi atas dua cabang, yang disebut non-kooperatif dan cabang kooperatif. Menurut Mayke Tedjasaputra (2003:10) ada beberapa macam permainan yang memiliki aturan-aturan tertentu dan tujuan

44

tertentu pula. Adapun macam-macam permainan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Permainan Individual

Permainan ini menguji kemampuan sendiri karena sebagian besar permainan itu dilakukannya sendiri. Peserta didik bermain tanpa menghiraukan apa yang dilakukan oleh peserta didik lain di sekitarnya. Contoh permainan individual adalah lompat tali, menyusun puzzle, menyusun balok-balok, dsb.

2) Permainan Beregu

Permainan beregu ialah permainan yang setiap pesertanya menjadi bagian dari sebuah regu. Jumlah anggota regu tergantung dari jenis permainan yang hendak dimainkan. Permainan beregu ini sangat mengutamakan kekompakan dan kerja sama di antara anggota regu/ kelompok. Oleh karena itu tujuan utama permainan ini sebenanrnya adalah memupuk rasa kebersamaan dan keakraban di antara para peserta. Permainan beregu juga memiliki unsur persaingan hanya saja persaingan yang ada adalah antar regu/ kelompok.

3) Permainan Kooperatif

Permainan kooperatif merupakan permainan yang ditandai dengan adanya kerjasama atau pembagian tugas dan pembagian peran antara peserta didik yang terlibat dalam

45

permainan tersebut untuk mencapai tujuan dari kegiatan bermain. Bermain kooperatif, orang bermain antara satu dengan yang lainya dibandingkan melawan satu sama lain. Permainan kerjasama dapat dilihat saat peserta didik mengerjakan suatu proyek atau tugas secara bersama-sama dalam kelompok kecil atau kelompok besar sekaligus.

Langkah-langkah dalam permainan kooperatif

desesuaikan dengan permainan yang akan dimainkan. Akan tetapi dalam permainan kooperatif langkah yang utama dalah mengelompokan peserta didik. Jumlah anggota kelompok akan disesuaikan dengan permainan yang dimainkan. Selain itu aturan utama permainan kooperatif adalah bahwa tidak ada

persaingan dalam permainan. Permainan kooperatif

menggunakan paradigma lingkaran bukan segitita, dimana dalam lingkaran setiap poin bernilai sama.

Bermain dengan bekerjasama ini bisa dimulai oleh peserta didik sendiri atau dengan arahan dari guru. Permainan ini dapat mengembangkan keterampilan sosial dan konstruktif bagi peserta didik. Dalam permainan ini peserta didik dapat berperan serta dalam usaha untuk belajar memecahkan masalah secara bersama-sama.

46

4) Permainan Sosial

Permainan sosial adalah kegiatan bermain peserta didik yang melibatkan orang lain atau teman-temannya. Pada permainan ini peserta didik berpartisipasi dalam kegiatan bermain dengan peserta didik lainnya sesuai perannya masing-masing yang sudah disepakati sebelumnya.

Anak-anak yang bermain mesti berpikir tentang bagaimana mengorganisasi materi sesuai dengan tujuan mereka bermain. Anak-anak yang bermain “dokter -dokteran“. Misalnya, harus berpikir di mana ruang dokter, apa yang digunakan sebagai stetoskop anak juga akan memikirkan tugas dokter dan mempertimbangkan materi-materi tertentu, seperti warna, ukuran, dan bentuk agar sesuai dengan karakteristik dokter yang diperankan. Contohnya seperti permainan polisi dengan pencuri, atau lompat tali beregu.

5) Permainan dengan aturan tertentu

Permainan ini ditandai dengan adanya kegiatan bermain yang menggunakan aturan-aturan tertentu. Setiap aturan permainan disesuaikan dengan jenis permainan yang dimainkan. Setiap permainan tentu memiliki aturan permainanya masing-masing. Ada permainan yang aturan permainanya sudah ditentukan dan mutlak untuk dilakukan. Setiap peserta yang

47

terlibat diharuskan mematuhi peraturan yang sudah ditentukan tersebut. Dalam permainan ini peserta didik juga diharapkan dapat bersikap sportif.

Contoh dari permainan ini adalah sepak bola, dalam permainan sepak bola maka peserta diharuskan menggiring bola ke gawang lawan menggunakan kaki dan tidak diperbolehkan menggunakan tangan kecuali untuk penjaga gawang, aturan ini tidak boleh dilanggar oleh peserta permainan karena aturan ini merupakan aturan-aturan yang mutlak. Contoh permainan lain adalah gobak sodor, monopoli, ular tangga, dsb.

Ragam permainan juga dapat di kategorikan berdasarkan konteks materi yang dipelajari. Dalam berbagai pembelajaran, guru biasanya menggunakan permainan sebagai metode utama untuk menyampaikan materi ataupun hanya sebagai selingan saja. Seperti halnya pada konteks pembelajaran bahasa maka guru dapat menggunakan permainan sebagai metode utama maupun selingan dalam menyampaikan materi.

Dalam konteks pembelajaran bahasa, metode permainan sering disebut dengan permainan bahasa. Dimana menurut

Sugiarsih(2010) menyebutkan bahwa permainan bahasa

merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca

48

dan menulis). Ada berbagai jenis permainan bahasa yang sering digunakan dalam pembelajaran seperti permainan kata, memilih kata, melengkapi kalimat, batu loncatan, true or false, card sort, index card match dan menyusun cerita (Sugiarsih, 2010).

Jadi permainan dapat dikelompokan berdasarkan beberapa kategori seperti jumlah keterlibatan peserta(Individu, beregu), tujuan, tempat(indoor dan outdoor) dan alat permainan yang digunakan. Metode permainan merupakan metode yang dapat digunakan disegala usia karena sifatnya yang lebih interaktif. Setiap permainan memiliki karakteristiknya masing-masing yang dalam konteks pembelajaran sebagai metode akan disesuaikan dengan variabel kondisi pembelajaran.

Permainan yang digunakan dalam penelitian ini adalah permainan kooperatif, dimana jika dilihat dari kategori jumlah keterlibatan peserta termasuk kedalam permainan beregu. Kemudian apabila dilihat dari kategori tempat permainan kooperatif yang digunakan lebih bersifat indoor atau permainan di dalam ruangan atau kelas. Sehingga dalam penelitian ini menerapkan permainan bahasa yang bersifat kooperatif dan dilakukan secara indoor.

d. Permainan Kooperatif

Kooperatif dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya adalah bersifat kerja sama. Pembelajaran kooperatif, seperti yang

49

tersirat dari namanya, menuntut para pelajar untuk bekerja sama menyelesaikan tugas bersama, berbagi informasi, dan saling mendukung.(Elizabert, dkk, 2012:7). Tujuan pembelajaran kooperatif adalah bekerja sama secara selaras dan saling mendukung untuk menemukan solusi(Elizbert, dkk, 2012:9).

Parten dalam (Maresha, 2011, 51) permainan kooperatif adalah permainan dalam kelompok yang terorgansir untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya, untuk membuat sesuatu, bermain permainan formal, atau mendramatisir situasi, satu atau dua anak mengontrol anggota kelompok dan mengarahkan aktivitas. Bermain kooperatif menurut Patmonodewa ( 2000: 106) ialah dimana masing masing anak memiliki peran tertentu guna mencapai tujuan kegiatan bermain, mereka masing-masing melakukan perannya secara tergantung satu sama lain dalam mencapai tujuan bermain.

“A cooperative game consists of two elements: (i) a set of

players, and (ii) a characteristic function specifying the value created by different subsets of the players in the game”

(Brandenburger, 2007). Permainan kooperatif terdiri atas dua elemen yaitu seting pemain dan fungsi karakteristik yang menentukan nilai yang diciptakan oleh himpunan bagian yang berbeda dari para pemain dalam permainan.

50

Sedangkan menurut Lyons, In Cooperative Games, people play with one another rather than against each other. Players enjoy each other as they share resources and make decisions”.

Dalam bermaian kooperatif, orang bermain antara satu dengan yang lainya dibandingkan melawan satu sama lain. Setiap pemain senang dalam membagikan sumber dan membuat keputusan bersama.

Lyons juga menambahkan bahwa when we play

cooperatively and use cooperative skills including listening, sharing, negotiating, etc., we are actually learning beneficial relationship skills that will help us be good at teamwork and collaborating with others in the real world. Ketika kita bermain secara kooperatif dan menggunakan kemampuan kooperatif seperti menyimak, berbagi, bernegosiasi, dll. Kita belajar keterampilan hubungan bermanfaat yang akan membantu kita menjadi kerja tim yang baik dan kolaborasi dengan orang lain dalam dunia nyata.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa permainan kooperatif adalah permainan dalam kelompok yang menggunakan kerjasama antar pemain seperti menyimak, berbagi informasi, berngosiasi yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu seperti membuat sesuatu, bermain permainan formal atau mendramatisir situasi. Dalam permainan kooperatif aspek

51

yang paling menonjol adalah kerjasama antar pemain dalam mencapai tujuan bersama.

Permainan kooperatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah permainan

1) Permainan Can You Trust Your Ears,

Dalam permainan ini peserta pelatihan akan dikelompokan, satu kelompok terdiri atas 3-4 orang dimana satu orang sebagai penentu jawaban dan sisanya akan membantu untuk memilihkan jawaban yang salah atau berperan sebagai otak dari si penentu jawaban sehingga akan memudahkan si penentu jawaban dalam memilih jawaban yang benar.

Alasan pemilihan permainan ini adalah karena permainan ini merupakan jenis permainan kooperatif yang dapat dilakukan di dalam ruangan dan cocok untuk pembelajaran bahasa asing untuk segala usia. Permainan ini juga mudah dimainkan dan menggunakan sumber-sumber daya yang sudah ada.

2) Permainan Whisper Race,

Dalam permainan ini peserta pelatihan akan dikelompokan, satu kelompok terdiri atas minimal 3 orang dimana nantinya setiap anggota akan secara berurutan menyampaikan pesan yang didengarnya melalui anggota

52

kelompoknya yang lain dan satu orang yang berada di barisan paling depan sebagai penentu pesan yang ia dengarkan.

Manfaat permainan whisper race ini (a) memusatkan perhatian siswa terhadap struktur bahasa yang spesifik, pola-pola grammar, dan tentunya kosa kata atau vocabulary, (b) Menjadi penguat, peninjau, dan pemer-kaya pelajaran, (c) Menjamin keikutsertaan siswa dalam belajar bahasa asing secara maksimal, (d) dapat digunakan disemua kemampuan bahasa seperti listening, speaking, reading, dan writing, (e) memberikan jalan untuk menggunakan basa asing yang dipelajari dengan kreatif dalam situasi yang tidak menekan, (f) melibatkan partisipasi yang setara antara siswa yang cepat dan lambat belajar bahasa asing.

Alasan pemilihan permainan ini adalah karena permainan ini merupakan jenis permainan kooperatif yang dapat dilakukan di dalam ruangan dan cocok untuk pembelajaran bahasa asing untuk segala usia. Permainan ini juga mudah dimainkan dan dengan berbagai keunggulanya permainan whisper race ini cocok dengan jenis soal dictation pada soal EPS Topik.

3) What’s Missing

Dalam permainan ini peserta pelatihan akan dikelompokan, satu kelompok terdiri atas 3-4 orang dimana

53

nantinya kelompok akan mendengarkan audio yang akan diputar secara bersama-sama. Kelompok akan dihadapkan pada teks soal yang di beberapa bagian kalimat ada yang hilang dan tugas kelomok adalah menemukan bagian yang hilang tersebut secara bersama-sama.

Alasan pemilihan permainan ini adalah karena permainan ini merupakan jenis permainan kooperatif yang dapat dilakukan di dalam ruangan dan cocok untuk pembelajaran bahasa asing untuk segala usia. Permainan ini juga mudah dimainkan dan menggunakan sumber-sumber daya yang sudah ada.

4) I am the Director.

Dalam permainan ini peserta pelatihan akan dikelompokan, satu kelompok terdiri atas 3-4 orang dimana nantinya salah satu anggota kelompok akan menjadi director dan yang lainya akan berperan sebagai artis yang peranya nanti akan ditentukan oleh director. Sang director akan memiliki teks/ naskah dialog yang lengkap dan benar secara keseluruhan. sedangkan para artis akan memiliki teks yang memiliki beberapa bagian yang hilang. Diretor bertugas untuk memberi tahu sang artis tentang bagian yang hilang tersebut .

Permainan ini dipilih karena dianggap cocok dengan kondisi peserta pelatihan. Alasan pemilihan permainan ini

54

adalah karena permainan ini merupakan jenis permainan kooperatif yang dapat dilakukan di dalam ruangan dan cocok untuk pembelajaran bahasa asing untuk segala usia. Permainan ini juga mudah dimainkan dan menggunakan sumber-sumber daya yang sudah ada.

Semua permainan tersebut secara umum menggunakan prosedur umum dalam pembelajaran kooperatif yaitu dengan mengelompokan peserta pelatihan dalam kegiatan pembelajaranya, selain itu dalam permainan kooperatif yang paling ditonjolkan adalah kerjasama antar anggota kelompok sehingga dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ini siswa di arahkan untuk lebih aktif.

Jadi metode permainan kooperatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah can you trust your ears, whisper race, what’s

missing dan I am the director. Secara sederhana permainan ini akan menempatkan peserta pelatihan untuk belajar secara berkelompok.

Dokumen terkait