• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Berpikir tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia, karena berpikir merupakan ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lainnya. Berpikir pada umumnya didefinisikan sebagai proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan. Kemampuan berpikir dikelompokkan menjadi kemampuan berpikir dasar dan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan yang termasuk ke dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif.1 Pada bagian ini akan dibahas tentang kemampuan berpikir kritis terlebih dahulu.

Secara alamiah, kehidupan seseorang selalu mengalami perubahan sehingga ia perlu bekal untuk dapat beradaptasi dalam situasi baru. Bekal tersebut adalah berupa kemampuan untuk menganalisis sudut pandang berbeda, menganalisis pilihan informasi yang beragam, dan menyusun pilihan informatif berdasarkan informasi yang akurat. Pastinya bekal seperti ini terkait dengan kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh setiap orang karena tujuan berpikir kritis adalah memutuskan apa yang diyakini atau dikerjakan.

Secara rinci Woolfolk menyatakan bahwa “kemampuan itu meliputi empat jenis, yaitu kemampuan pemecahan masalah, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan berpikir kreatif, dan kemampuan berpikir kritis”.2Hal tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu standar kemampuan yang harus ada dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika. Karena pada prinsipnya manusia itu

1 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching & Learning menjadikan kegiatan

belajar-mengajar mengasyikkan dan bermakna, (Bandung: MLC, 2009), h. 182

2 Ibrahim, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya, (Yogyakarta: Suka-Press,

memiliki bekal berpikir kritis. Tetapi yang menjadi pembedanya adalah bagaimana kemampuan ini dikembangkan dalam kehidupan masing-masing orang.

Berpikir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu.3 Kritis menurut Kamus besar Bahasa Indonesia memiliki arti berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan.4 Jadi, dapat dirumskan berpikir kritis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah suatu proses menggunakan akal untuk memutuskan sesuatu dan menemukan kekeliruan.

Berpikir kritis menurut beberapa ahli sering kali dijadikan acuan dalam membuat suatu rumusan yang baru yang sesuai dengan keinginan dari seorang penulis. Salah satu pendapat ahli tentang berpikir kritis adalah menurut Ennis. Ennis mengatakan bahwa “berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan”.5 Dari pendapat Ennis tersebut, berpikir kritis yang dimaksud adalah kemampuan memutuskan suatu solusi terhadap masalah sesuai dengan apa yang diyakini dan berdasarkan alasan-alasan yang logis dan tepat.

Berpikir kritis matematis dalam penelitian ini adalah berpikir kritis dalam pembelajaran matematika. Elaine B. Jhonson berpendapat dalam bukunya bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri.6 Maksudnya, ketika seseorang dihadapkan terhadap suatu masalah, masalah tersebut diselesaikan dengan cara yang diyakini dan memiliki alasan yang logis dalam penyelesaiannya. Perlunya berpikir kritis

3

W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1993), h. 752

4

W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1993), h. 527

5 Alec Fisher, Berpikir Kritis, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 4 6 Elaine B.Johnson, op. cit. h. 185

14

dapat dilihat dari tujuan berpikir kritis tersebut yaitu untuk memperoleh atau mencapai pemahaman yang mendalam, sehingga seorang siswa tidak serta merta menerima suatu pemahaman tanpa mengkaji permasalahan terlebih dahulu. Berpikir kritis merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam hal memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi, mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil ketika menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.

Pada umumnya, orang yang mampu berpikir kritis matematis adalah orang yang tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu. Mereka akan mencermati, menganalisis, dan mengevaluasi informasi sebelum menentukan apakah mereka menerima atau menolak informasi. Dalam berpikir kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji ketajaman gagasan, pemecahan masalah, dan mengatasi masalah. Kemampuan berpikir kritis ini perlu dikembangkan dalam diri siswa karena melalui kemampuan berpikir kritis siswa dapat lebih mudah memahami konsep, peka akan masalah yang terjadi sehingga dapat memahami dan menyelesaikan masalah dan mampu mengaplikasikan konsep dalam situasi berbeda.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengembangkan berpikir kritis adalah:

1. Mengenali masalah

2. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah.

3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan untuk penyelesaian masalah

4. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan 5. Menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas dalam

membicarkan suatu persoalan

7. Mencermati adanya hubungan logis anatara masalah-masalah dengan jawaban yang diberikan

8. Menarik kesimpulan-kesimpulan atau pendapat tentang isu atau persoalan yang sedang dibicarakan.7

Sejalan dengan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, Santrock berpendapat dalam Desmita bahwa untuk berpikir secara kritis, untuk memecahkan setiap permasalahan atau untuk mempelajari sejumlah pengetahuan baru, anak-anak harus mengambil peran aktif di dalam belajar, dalam artian anak-anak harus berupaya mengembangkan sejumlah proses berpikir aktif, diantaranya:

1. Mendengarkan secara seksama

2. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan-pertanyan 3. Mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka

4. Memperhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan 5. Melakukan deduksi (penalaran dari umum ke khusus)

6. Membedakan anatara kesimpulan-kesimpulan yang valid dan yag tidak valid secara logika

7. Belajar bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi.8 Selanjutnya Ennis menyatakan bahwa ada enam elemen dasar dalam berpikir kritis yang dikenal dengan FRISCO (Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity, Overview), penjelasannya sebagai berikut:

1. Focus (Fokus)

Langkah awal yang harus dilakukan dalam berpikir kritis adalah dapat mengidentifikasi masalah utama.

2. Reason (alasan)

Orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis dapat dilihat dalam memberikan alasan yang bisa diterima oleh orang lain. Dalam memberikan gagasan, kita harus tahu dan paham bahwa gagasan

7 Kasdin Sitohang, Membangun Pemikiran Logis, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

2012), h.. 7

8 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

16

yang kita sampaikan merupakan gagasan yang baik dan benar. Dengan memiliki alasan yang disertai bukti, tentu gagasan yang kita punya akan semakin kuat nilai kebenarannya.

3. Inference (menarik kesimpulan)

Orang yang berpikir kritis akan dapat menilai kualitas kesimpulan dengan mempertimbangkan alasan-alasan yang dapat diterima oleh orang lain. Sehingga kita dapat membuat kesimpulan yang mempertimbangkan pendapat orang lain.

4. Situation (situasi)

Menurut Ennis, orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan mampu menegnali situasi yang terjadi.

5. Clarity (kejelasan)

Elemen clarity menurut Ennis merupakan suatu kemampuan untuk memeriksa atau memastikan bahwa pemikiran yang disampaikan tidak membuat interpretasi ganda.

6. Overview (peninjauan)

Elemen terakhir dalam berpikir kritis adalah overview. Overview ini dilakukan sebagai bagian dari pengecekan secara keseluruhan. Overview juga dapat dikatakan sebagai kemampuan seseorang utnuk memeriksa kebenaran suatu masalah 9

Berdasarkan FRISCO, maka berpikir kritis matematis dalam penelitian ini dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi, memberikan alasan, dan memeriksa kebenaran dari suatu pernyataan. Dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kritis mengacu pada tiga elemen dasar yang diungkapkan Ennis yaitu Focus, Reason, dan Overview dengan indikator sebagai berikut.

1. Indikator Focus : siswa mampu mengidentifikasi masalah yang diberikan 2. Indikator Reason: siswa mampu memberikan alasan

9 Caroline Nilson, Developing Children’s Critical Thinking through Creative Arts

3. Indikator Overview: siswa mampu memeriksa kebenaran dari suatu pernyataan/permasalahan.