• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemudahan interaksi sosial Hal ini dikarenakan Desa Jangglengan merupakan desa yang dahulu dijadikan lokasi KKN-P IPB 2015 oleh

PENDEKATAN LAPANG Metode Penelitian

6. Kemudahan interaksi sosial Hal ini dikarenakan Desa Jangglengan merupakan desa yang dahulu dijadikan lokasi KKN-P IPB 2015 oleh

peneliti sehingga secara sosial dapat dikatakan bahwa peneliti memiliki kedekatan baik sebelumnya dengan masyarakat. Hal ini akan mempermudah peneliti dalam mendapatkan data penelitian.

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan menggunakan kuesioner (Lampiran 1), sedangkan data kualitatif diperoleh dari wawancara mendalam menggunakan panduan wawancara (Lampiran 2). Data primer yang didapatkan adalah data berupa penjelasan karakteristik pengguna, sikap, norma subjektif, dan perilaku pengunaan

smartphone. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menetapkan konsep terlebih dahulu yang kemudian dijadikan variabel. Setelah itu, berdasarkan variabel-variabel tersebut ditetapkan indikator- indikator pengukurnya dan dibuat dalam bentuk kuesioner dengan pilihan jawaban dan skor yang ditetapkan oleh peneliti. Pertanyaan tersebut kemudian ditanyakan kepada responden yang telah ditentukan. Data kualitatif diperoleh dengan cara

explanatory research (wawancara mendalam) pada beberapa informan seperti ketua karang taruna, aparat desa yang memahami kegiatan remaja, ketua remaja desa, pemilik konter handphone. Selama wawancara mendalam peneliti menggunakan alat perekam untuk mengantisipasi ada informasi yang terlupa. Kemudian peneliti menuliskannya dalam catatan harian.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik responden. Bagian kedua berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai norma subjektif. Bagian ketiga berisi sikap responden terhadap smartphone, dan bagian akhir memuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pengukuran perilaku responden dalam penggunaan

smartphone. Data sekunder yang dikumpulkan pada penelitian ini melalui dokumentasi kantor Desa Jangglengan. Data sekunder yang diperoleh adalah data yang berguna untuk kebutuhan informasi mengenai masyarakat Desa Jangglengan pada umumnya serta gambaran umum lokasi penelitian. Selain itu data-data lain yang berkaitan dengan topik yang dikaji peneliti yakni sikap dan perilaku dalam menggunakan smartphone juga didapatkan melalui pencarian data sekunder yang diperoleh dari literatur penunjang lainnya seperti laporan hasil penelitian, buku, artikel, dan jurnal yang berkaitan dengan topik.

Sebelum digunakan di lapang kuesioner melalui tahap uji kelayakan kuesioner yakni uji reliabilitas dan uji validitas. Menurut Umar (2005) uji validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat itu mengukur apa yang ingin diukur. Langkah- langkah dalam pengujian validitas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur 2. Melakukan uji coba pengukuran kepada sejumlah responden. 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

4. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan menghitung skor jumlah memakai rumus berikut:

r = n ∑ xi yi− ∑ xi ∑ yi √{n ∑ xi2− ∑ x

i 2}{n ∑ yi 2 − ∑ yi 2 }

Keterangan:

n : Jumlah responden

xi : Skor masing-masing pernyataan untuk tiap responden yi : Skor jumlah semua pernyataan dari setiap responden

Hasil uji validitas kuesioner penelitian menunjukkan bahwa instrumen penelitian valid yang ditunjukkan dengan perolehan r hitung > 0,25 untuk masing- masing-masing pernyataan. Setelah dilakukan uji validitas maka dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Apabila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur suatu yang sama dan menghasilkan pengukuran yang relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut dapat dikatakan handal. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach’s (Sugiyono 2003) yaitu dengan rumus sebagai berikut:

ri = k − _ { −k ∑ σσ i2 t 2 }

Keterangan:

ri : Keandalan Instrumen k : Banyak butir pertanyaan ∑ σt2 : Jumlah ragam butir ∑ σt2 : Ragam jumlah

Hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian menunjukkan bahwa instrumen penelitian reliabel dengan perolehan nilai Cronbach Alpha > 0,6. Hasil uji reliabilitas dilakukan pada sepuluh responden untuk menentukan kelayakan kuesioner. Responden yang digunakan dalam menentukan kelayakan responden merupakan penduduk desa yang bukan berasal dari dukuh yang sama dengan responden penelitian. Secara geografis lokasi tempat tinggal responden yang digunakan untuk menentukan kelayakan responden sama dengan respon yang akan dalam penelitian. Artinya uji reliabilitas dan uji validitas ini akan dilakukan di daerah yang memiliki karakteristik yang mirip dengan lokasi penelitian namun sasarannya bukan orang yang berpeluang menjadi responden. Hasil uji reliabiltas kuesioner ditunjukkan oleh tabel 3.

Tabel 2 Uji reliabilitas instrumen

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,623 70

Sumber: Uji reliabilas SPSS for windows ver. 21

Aturan penentuan nilai Alpha Cronbach’s dalam reliabilitas instrumen menurut Sugiyono (2010) yaitu koefisien dengan interval 0,000-0,199 termasuk dalam tingkat reliabiltas sangat rendah, 0,200-0,399 reliabilitas rendah, 0,400-0,599 reliabilitas sedang, 0,600-0,799 reliabilitas kuat, dan 0,800-0,1,000 reliabilitas sangat kuat. Uji koesioner berikutnya adalah uji validitas yang dilihat dari hasil masing-masing variabel memiliki r hitung > r 0,25, uji validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows ver. 21 . Setelah melalui uji reliabilitas dan uji validitas kuesioner tersebut dapat digunakan untuk memperoleh data primer. Kuesioner yang telah diisi atau dijawab oleh responden, diolah dengan

menggunakan microsoft excel 2013 sebelum dimasukan ke perangkat lunak SPSS for windows versi 2.1 untuk mempermudah pengolahan data.

Pada uji reliabilitas akan melihat standart deviasi pada masing-masing pertanyaan sehingga bagi pertanyaan yang dirasa kurang relevan akan diganti atau dihapuskan dalam kuesioner. Data kuantitatif yang akan di hasilkan melalui isiian kuesioner akan di dukung dengan data kualitatif dari hasil wawancara langsung kepada informan, selain itu pernyataan responden juga akan menentukan hasil dari penelitian. Pada pegumpulan data penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Metode pengumpulan data Teknik

Pengumpulan Data Data yang Dikumpulkan Sumber Data Kuesioner (primer)  Karakteristik responden

 Sikap pengguna dalam menggunakan smartphone  Norma subjektif  Perilaku penggunaan smartphone Remaja Desa Jangglengan Wawancara Mendalam (primer)

 Pemanfaatan smartphone oleh pengguna

 Keterlibataan pengguna dalam organisasi

Significant others, ketua karang taruna,

penjual pulsa Observasi Lapang

(primer)

 Aktivita masyarakat lokal dan beragam mata pencaharian yang dilakukan masyarakat sekitar

 Konter smartphone

Data di lapang

Dokumentasi (sekunder)

 Gambaran umum Desa Jangglengan, masyarakat lokal melalui data monografi desa

 Kegiatan remaja

Data sekunder

Penentuan Responden dan Informan

Singarimbun dan Effendi (2006) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh keluarga di Desa Jangglengan sedangkan populasi sasarannya adalah seluruh keluarga petani di Desa Jangglengan. Jumlah KK di Desa Jangglengan ini sebesar 817 KK, namun keluarga petani sebesar 754 KK. Populasi remaja di Dukuh Puntukrejo sebesar 507 orang. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu, yakni anggota keluarga petani atau remaja pedesaan yang berusia 16-25 tahun, dan memiliki smartphone. Pemilihan usia responden ini didasarkan pada data usia dengan persentase tinggi berdasarkan hasil survey Indikator TIK rumah tangga Puslitbang PPI Kominfo. Unsur sampling pada penelitian ini diambil menggunakan kerangka sampling yang merupakan daftar anggota keluarga petani dengan kelompok usia 16-25 tahun, dan memiliki smartphone pribadi, serta

memperoleh biaya untuk kehidupan sehari-hari dari bekerja, orangtua atau wali mereka. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah probability, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Teknik ini dipilih karena kondisi lokasi penelitian homogen berdasarkan sumber pendapatan, dan tidak tersebar secara geografis.

Kriteria informan sudah ditentukan oleh peneliti. Informan dalam penelitian ini adalah pihak yang berkaitan dalam penggunaan smartphone pemilihannya secara purposive. Pemilihan secara purposive berdasarkan kriteria yang telah ditentukan seperti: (1) informan berkaitan dengan remaja dan memahami kegiatan remaja, (2) informan berkaitan dengan penggunaan smartphone oleh remaja. Berdasarkan data monografi desa tahun 2015, jumlah penduduk di Desa Jangglengan usia 16-25 tahun sebanyak 250 laki-laki dan 257 perempuan. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel

2013. Jumlah responden yang digunakan sebanyak 50 orang. Jumlah tersebut telah melewati batas minimal responden dalam penelitian, artinya satu responden dari penentuan responden secara acak sederhana mampu menginterpretasikan populasi.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Jenis data yang akan dihasilkan yaitu data kuantitatif dan data kualitatif akan diolah dengan beberapa cara. Pada pengolahan data primer yang telah diperoleh melalui kuesioner dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan perhitungan persentase jawaban responden yang telah dibuat dalam bentuk tabulasi deskriptif. Tahap berikutnya yaitu melakukan pengkodean untuk menyeragamkan data yang telah dikumpulkan. Data primer yang telah ditabulasi tersebut kemudian dilakukan analisis statistik. Hasil analisis diinterpretasikan untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Uji statistik yang digunakan yakni uji korelasi Pearson untuk melihat hubungan antara variabel yang akan diuji yaitu variabel sikap, tingkat motivasi dan perilaku. Pada uji korelasi Pearson hubungan antar peubah terbagi menjadi korelasi positif (+) dan korelasi negatif (-). Korelasi positif artinya setiap perubahan pada peubah yang satu akan diikuti dengan perubahan peubah yang lain dengan arah yang sama atau berbanding lurus, sedangkan korelasi negatif artinya terjadi perubahan pada peubah satu, akan diikuti dengan perubahan peubah yang lain dengan arah yang berlawanan atau berbanding terbalik. Pada hubungan variabel

significant others dan perilaku menggunakan uji statistik non parametrik melalui uji Chi-Square karena data berbentuk nominal.

Signifikansi korelasi pada uji statistik digunakan dua taraf nyata yakni signifikan korelasi pada taraf α sebesar 0,05 yakni dalam selang kepercayaan sebesar 95% atau pada taraf α sebesar 0,01 yakni dalam selang kepercayaan sebesar 99% . Aturan nilai dalam menentukan nilai hasil korelasi menurut DeVasus (2014) adalah sebagai berikut: 0,00 (tidak ada hubungan), 0,01-0,09 (hubungan kurang berarti), 0,10-0,29 (hubungan lemah), 0,30-0,49 (hubungan moderat), 0,50-0,69 (hubungan kuat), 0,70-0,89 (hubungan sangat kuat), >9,90 (hubungan mendekati sempurna).

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan kriteria (H1) diterima jika r hitung > r tabel atau nilai signifikansi (P value) ≤ α (0,05). Pengolahan data untuk uji korelasi Pearson dilakukan dengan menggunakan software SPSS 21.0 for

windows 2.1 guna memperoleh ketepatan, kecepatan proses perhitungan, dan kepercayaan hasil pengujian. Pada uji korelasi Pearson data yang digunakan adalah data interval. Pada data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam melalui informan namun untuk memperkaya data pernyataan responden juga akan menjadi perhatian penelitian. Observasi lapang juga dilakukan untuk melihat gejala atau fenomena aktual di lapang, pengolahan dan analisis data kualitatif dilakukan dengan mereduksi atau meringkas data dengan menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keperluan untuk menjawab pertanyaan analisis di dalam penelitian. Data yang telah diperoleh kemudian disajikan secara deskriptif untuk mendukung dan memperkuat analisis kuantitatif. Gabungan dari data kuantitatif dan kualitatif setelah diolah dan dianalisis akan disajikan dalam bentuk dummy table, tabel hasil uji korelasi Pearson, tulisan tematik, bagan dan gambar (foto). Tahap terakhir dari penulisan hasil penelitian adalah kesimpulan dan saran sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang terdapat dalam penelitian. Pada variabel usia dan pengeluaran bulanan dilakukan pengkategorian kembali secara langsung dari hasil data lapang dengan menggunakan rumus standart deviasi berikut:

Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa indikator. Variabel-variabel tersebut di jelaskan sebagai berikut:

1. Sikap pengguna terhadap smartphone adalah sikap remaja pedesaan dalam penggunaan smartphone yang terdiri dari tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif.

a) Komponen kognitif adalah aspek sikap yang menyangkut pengetahuan, persepsi, dan keyakinan remaja pedesaan terhadap

smartphone.

b) Komponen afektif adalah aspek sikap yang menyangkut perasaan dan penilaian dalam penggunaan smartphone.

c) Komponen konatif adalah aspek sikap yang menyangkut kecenderungan berperilaku dalam penggunaan smartphone.

Cara mengukuran sikap pengguna terhadap smartphone dilakukan dengan melihat nilai jumlah yang diperoleh dari ketiga komponen sikap. Terdapat 30 butir pernyataan mengenai sikap pengguna terhadap smartphone. Semua butir pernyataan merupakan pernyataan positif dan negatif yang dapat ditanggapi oleh responden dengan jawaban sangat setuju (skor 4), setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1) dalam kuesioner. Jenis datanya adalah interval. Masing-masing pernyataan memiliki skor tertinggi 4 dan skor terendah 1. Gambaran sikap negatif dapat diperoleh dari jumlah hasil jawaban sangat tidak setuju dan setuju, sedangkan Rendah = < x − ⁄ Std Sedang = x − ⁄ Std sampai X + ⁄ Std Tinggi = > x + ⁄ Std Keterangan: x : Rata-rata Std : Standart Deviasi

untuk gambaran sikap positif dapat diperoleh dari jumlah hasil jawaban setuju dan sangat setuju. Dengan demikian sikap pengguna dapat dikategorikan sebagai berikut:

i. Rendah/(Negatif), dengan perolehan jumlah skor 30-60 ii. Tinggi/(Positif), dengan perolehan jumlah skor 61-120 2. Norma Subjektif adalah persepsi tentang harapan significant others terhadap

perilaku menggunakan smartphone. Persepsi pengguna terhadap harapan tersebut di antaranya adalah: Significant others yang memiliki intensi curahan waktu berkomunikasi lebih banyak dan pemakaian smartphone

sesuai dengan kebutuhan.

a) Significant others merupakan orang yang dianggap penting yang dapat memberikan pengaruh kepada remaja desa dalam menggunakan smartphone. Di antaranya adalah keluarga, kawan/teman, dan pasangan. Jenis datanya adalah nominal. Cara mengukurnya dengan menanyakan tingkatan tokoh terdekat yang berpengaruh dalam penggunaan smartphone.

b) Tingkat motivasi significant other adalah besarnya dukungan

significant other terhadap penggunaan smartphone. Pertanyaan tingkat motivasi ini dapat ditanggapi oleh remaja desa dengan menjawab sering (skor 4), jarang (skor 3), kadang-kadang (skor 2), dan tidak pernah (skor 1) mengikuti apa yang dilakukan atau disarankan significant other. Jenis datanya adalah interval. Cara mengukur tingkat motivasi ini dengan memberikan sepuluh pertanyaan terkait variabel ini. Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh responden adalah 40 dan jumlah skor minimum adalah 10. Dengan demikian tingkat motivasi dapat dikategorikan sebagai berikut:

i. Motivasi Rendah, dengan perolehan skor 10-19 ii. Motivasi Sedang, dengan perolehan skor 20-30 iii. Motivasi Tinggi, dengan perolehan skor 31-40

3. Perilaku penggunaan smartphone adalah tindakan responden dalam menggunakan smartphone, yang dapat dilihat dari frekuensi penggunaan

smartphone, durasi penggunaan smartphone, dan aplikasi yang sering digunakan serta tujuan dalam penggunaan aplikasi dalam smartphone.

a) Memperoleh informasi merupakan perilaku dalam menggunakan

smartphone yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan terkait sesuatu yang dibutuhkan oleh responden. Cara mengukur perilaku penggunaan smartphone ini dengan memberikan empat belas pertanyaan baik yang produktif maupun yang konsumtif pada kuesioner yang berkaitan dengan perilaku responden dalam mencari informasi melalui smartphone. Pertanyaan ini dapat dijawab dengan jawaban sering (skor 4), jarang (skor 3), kadang-kadang (skor 2), dan tidak pernah (skor 1). Jenis datanya adalah interval. Jumlah skor maksimum yang akan diperoleh responden adalah 56 sedangkan jumlah skor minimum adalah 14. Perilaku penggunaan smartphone

dengan tujuan untuk memperoleh informasi dapat dikategorikan sebagai berikut:

ii. Sedang, dengan perolehan skor 20-30 iii. Tinggi, dengan perolehan skor 31-40

b) Tingkat interaksi sosial merupakan perilaku responden dalam menggunakan smartphone yang bertujuan untuk mencapai kedekatan hubungan sosial dan memungkinkan masuk dalam jaringan sosial tertentu. Cara mengukur perilaku penggunaan ini dengan memberikan sepuluh pertanyaan baik yang produktif maupun yang konsumtif pada kuesioner yang berkaitan dengan perilaku untuk interaksi sosial melalui smartphone yang dapat ditanggapi oleh responden dengan menjawab sering (skor 4), jarang (skor 3), kadang-kadang (skor 2), dan tidak pernah (skor 1). Jenis datanya adalah interval. Jumlah skor maksimum yang akan diperoleh responden adalah 40 sedangkan jumlah skor minimum adalah 10. Perilaku penggunaan smartphone dengan tujuan mencapai kedekatan hubungan sosial dan memungkinkan masuk dalam jaringan sosial tertentu dapat dikategorikan sebagai berikut:

i. Rendah, dengan perolehan skor 10-1 ii. Sedang, dengan perolehan skor 20-30 iii. Tinggi, dengan perolehan skor 31-40

c) Memperoleh hiburan merupakan perilaku responden dalam menggunakan smartphone yang bertujuan untuk mendapat kesenangan. Cara mengukur perilaku penggunaan smartphone

dengan tujuan ini dengan memberikan sepuluh pertanyaan baik yang produktif maupun yang konsumtif pada kuesioner yang berkaitan dengan perilaku responden untuk memperolah hiburan baik yang produktif maupun yang konsumtif melalui smartphone yang dapat di tanggapi oleh responden dengan menjawab pertanyaan dengan jawaban sering (skor 4), jarang (skor 3), kadang-kadang (skor 2), dan tidak pernah (skor 1). Jenis datanya adalah interval. Jumlah skor maksimum yang akan diperoleh responden adalah 40 sedangkan jumlah skor minimum adalah 10.Perilaku penggunaan smartphone

dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan dapat dikategorikan sebagai berikut:

i. Rendah, dengan perolehan skor 10-19 ii. Sedang, dengan perolehan skor 20-30 iii. Tinggi, dengan perolehan skor 31-40

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN