• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adaptasi sangat diperlukan ketika seseorang bermobilitasi atau berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Terlebih seorang mahasiswa yang merantau untuk menimba limu, haruslah dapat ber adaptasi dengan baik agar tidak mempengaruhi studi nya. Adaptasi yang dilakukan tidak hanya ketika berada dalam lingkungan kampus, namun lingkungan tempat tinggal yang ia tempati selama berkuliah juga menjadi perhatian agar bisa berkuliah dengan baik.

Tidak hanya faktor luar seperti yang disebutkan diatas, faktor dalam diri seperti, terjadinya geger budaya yang menimbulkan kekagetan dalam diri mahasiswa perantau dikarenakan perbedaan budaya dan lingkungan yang ada.

Maka adaptasi yang baik diperlukan agar bisa mengatasi masalah dan menekan rasa geger budaya yang dialami mahasiswa perantau.

Sesuai dengan Kim Young Yun, Kim dalam teori Cross Cultural Adaptation dan Oberg menjelaskan bahwa proses adaptasi yang dialami oleh seorang asing melalui tiga proses utama, pertama adalah proses kedatangan (honeymoon), stres (cultural shock), dan penyesuaian (adjustment).29 Pada proses honeymoon, seorang pendatang akan merasa senang karena merasa akan menempati tempat dan lingkungan yang baru, namun setelah berlalunya waktu, orang tersebut akan mengalami masa krisis karena mengalami cultural shock.

Pada masa ini, seseorang akan mulai menjumpai beberapa hambatan karena adanya perbedaan budaya dan hal ini menimbulkan rasa tidak senang atau tidak

29 JUITA LORDA LA‟IA, ADAPTASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASING UNS (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Hambatan Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Asing dalam Beradaptasi di Solo Tahun 2015), Jurnal Komunikasi Massa, vol 1 edisi 2016, hal.3

nyaman selama seseorang tinggal di negara tuan rumah. Ketika seseorang mengalami cultural shock, maka secara otomatis ia akan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda tersebut, jika mereka berhasil maka ia akan merasa nyaman kembali.30

Maka peneliti melihat proses adaptasi yang melalui tiga fase berikut menjadi kerangka pemikiran sebagai berikut :

30 Ibid, hal.8

Mahasiswa perantau luar Pulau Jawa

Bermobilisasi ke jakarta dengan lingkungan dan budaya

Memasuki fase adaptasi budaya

Proses kedatangan

Stres

Geger budaya

Penyesuaian

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

28 BAB III

METODOLOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimana peneliti mengambil dua lokasi kampus yaitu, kampus utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No.95 Ciputat, Kota Tanggerang Selatan. Serta kampus PPG UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Jalan Raya Bojongsari No. 55, Kota Depok, Jawa Barat.

Gambar 3.1 Peta Lokasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 3.2 Peta Lokasi PPG UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini berlangsung selama delapan bulan. Penelitian yang dilakukan pada bulan Oktober hingga November 2021 sampai kemudian penulisan laporan akhir dan menyerahkan laporannya pada bulan Desember 2021. Berikut adalah tabel detail rencana waktu penelitian ini.

Latar penelitian ini adalah lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dimana memiliki banyak mahasiswa yang bukan hanya berasal dari Jakarta dan sekitarnya namun berasal dari luar Pulau Jawa, daerah-daerah pelosok Indonesia bahkan luar negeri. Peneliti sendiri merupakan mahasiswa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta perantau yang berasal dari luar Jawa, peneliti juga mempunyai banyak kenalan sesama perantau domisili luar Pulau Jawa yang berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adanya pluralisme

30

dalam lingkungan kampus membuat ketertarikan akan penelitian ini. Banyaknya perantau yang tiap tahunnya bertambah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga menjadi dasar dalam penelitian ini yang dimana mereka harus bisa beradptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Tidak hanya mahasiswa baru namun mahasiswa yang sudah merantau setahun dua tahun juga masih membutuhkan adaptasi dimana mereka masih terus belajar untuk menyesuaikan diri agar bisa bertahan hidup dan beraktivitas sama dengan mahasiswa lainnya tanpa melihat suku bangsa bahkan ras yang berbeda.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif diamana hasil data yang di dapatkan dipaparkan melalui kata-kata secara tertulis. Moleong Lexy J mengungkapkan bahwa metode kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena terkait apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.1

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis2 Dengan kata lain penelitian deskriptif, peneliti ingin menggambarkan suatu gejala (fenomena) atau sifat tertentu, tidak untuk menerangkan atau mencari keterkaitan antar variabel. Dalam penelitian kualitatif ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pola penyesuaian diri atau adaptasi yang dilakukan mahasiswa rantau yang bersal dari luar Pulau Jawa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di era perkembangan zaman globalisasi serta dengan adanya wabah yang dilakukannya pembatasan sosial.

1 Kurniawan Candra Guzman, 2018, Strategi Komunikasi Eksternal Untuk Menunjang Citra Lembaga, (Economic Education Analysis Journal 7 (1)), h. 307

2 Hardani, 2020, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, Yogyakarta : CV. Pustaka Ilmu Group, h.54

D. Prosedur Pengumpulan Data

Polulasi adalah objek/subjek penelitian dengan karakter dan ciri yang sudah ditetapkan.4 Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Populasi Penelitian adalah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sampling atau teknik sampling merupakan teknik atau cara yang digunakan peneliti untuk mengambil sampel penelitian. Tekhnik sampling atau tekhnik pengambilan sampel adalah satu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik sampling adalah merupakan tekhnik pengambilan.6 Pengambilan sumber data dalam penelitian ini adalah snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Teknik pengambilan sampel pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain untuk dapat melengkapi data.7 Peneliti menggunakan teknik snowball sampling dikarenakan adanya rekomendasi siapa yang akan di jadikan narasumber dari para narasumber sebelumnya.

Syarat responden dalam snowball sampling dalam penelitian ini adalah bahwa subjek penelitian ini adalah mahasiswa perantau berdomisili di luar Pulau Jawa yang masih berstatus aktif kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta berada pada semester 5,7 dan 9. Sampel dalam penelitian ini adalah lima belas narasumber diantaranya, sepuluh narasumber mahasiswa perantau domisili luar

4 Adam Malik, 2018, Pengantar Statistika Pendidikan, Yogyakarta: Deepublish, h. 48

5 Sugiyo, 2015, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta, h. 117

6 Adam Malik, op.cit, h. 49

7 Sugiyo, op.cit, h. 125

32

Pulau Jawa yang masih berstatus aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lalu empat narasumber teman dari mahasiswa tersebut yang asli domisili Jabodetabek, serta satu narasumber adalah pemilik kost atau kontrakan tempat mahasiswa rantau tinggal.

Untuk sumber data sendiri, penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder, pada data primer adalah hasil wawancara yang dilakukan kepada mahasiswa rantau luar Jawa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan data sekunder berupa dokumen dan foto.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.

1. Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila: (1) sesuai dengan tujuan penelitian (2) direncanakan dan dicatat secara sistematis, dan (3) dapat dikontrol keadaannya (reliabilitasnya) dan kesahihannya (validitasnya). Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan psikologis. Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti. Disini peneliti akan melakukan pengamatan terhadap beberapa mahasiswa perantau bagaimana proses adaptasi, sosialisasi juga interaksi di lingkungan sekitarnya baik luar maupun dalam kampus, serta masayarakat lainnya yang berbeda identitas etnis serta budaya lingkungannya. Adapun instrumen observasi yang peneliti gunakan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Instrumen Observasi

No PEDOMAN OBSERVASI

1 Tujuan Untuk memperoleh informasi terkait adaptasi yang dilakukan dengan lingkungan sekitarnya baik masyarakat atau kampus

2 Aspek yang diamati a. Lokasi

b. Latar belakang mahasiswa ( asal domisili )

c. Ritunitas sehari-hari mahasiswa d. Kondisi sosial di lingkungannya

tinggal ( adaptasi)

e. Kondisi sosial di kampus ( adaptasi)

2. Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih dimana pertanyaan diajukan oleh seseorang yang berperan sebagai pewawancara. Teknik wawancara dapat digunakan sebagai strategi penunjang teknik lain untuk mengumpulkan data, seperti observasi berperanserta, analisa dokumen dan sebagninya. Wawancara dilakukan untuk meng konstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain 8 Teknik wawancara, merupakan teknik penggalian data melalui percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu, dari dua pihak atau lebih. Pewawancara (interviewer) adalah orang yang mengajukan pertanyaan, sedangkan orang yang diwawancarai berkedudukan sebagai narasumber yang akan memberikan Jawaban atas pertanyaan

8 Salim & Syahrum, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Citapustaka Media, h.119-120

34

yang disampaikan. Menurut Lincoln dan Guba (1985:266) wawancara dapat dilakukan untuk mengkonstruksi mengenai orang, perasaan, motivasi, kejadian, kegiatan, organisasi, tuntutan, kepedulian, merekonstruksi keutuhan harapan pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah, memperluas informasi dari berbagai sumber, dan mengubah atau memperluas konstruksi yang dikembangkan peneliti sebagai triangulasi. Teknik wawancara dipilih peneliti untuk memperoleh data yang lebih banyak, akurat dan mendalam.9 Adapun instrumen wawancara yang peneliti gunakan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Instrumen Wawancara

9 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa, Surakarta 2014, h.125

No Kajian Pertanyaan Responden

1 Proses kedatangan

- Pencocoka

36

hadapi ketika

melakukan penyesuaian diri?

10. Bagaimana tindakanmu ketika ada perbedaan

kebiasaan dan

kebudayaan tersebut?

11. Bagaimana cara kamu mengatasi culture shock (geger budaya) atas perbedaan kebiasaan atau budaya yang ada?

12. Bagaimana kamu melakukan penyesuaian diri selama masa pandemi covid?

13. Apa saja kesulitan untuk melalukan penyesuaian diri selama masa pandemi covid?

14. Jika dibandingkan dengan sebelum dan selama wabah covid.

Diantara kedua waktu ini, apa saja perbedaan penyesuaian diri yang kamu lakukan?

2 Proses

3. Apa saja kesulitan yang kamu hadapi ketika

38

3. Dokumentasi adalah catatan, atau hasil karya sesuatu hal yang sudah berlalu, dokumentasi dapat berupa teks, gambar, video dan lain sebagainya. Dalam hal ini peneliti menggunakan dokumentasu berupa gambar, rekaman suara, catatan diskusi serta hasil wawancara yang berupa teks

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa teknik dalam memeriksa keabsahan data, maka dari itu peneliti menggunakan uji kredibilitas (Credibility) yaitu data dapat dinyatakan kredibel apabila adanya persamaan antara apa yang disampaikan peneliti dengan hal yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti10

Beberapa teknik uji kredibilitas yang peneliti gunakan sebagai berikut:

1. Triangulasi

Triangulasi dikatakan sebagai kegiatan pengecekan data melalui beragam sumber, teknik, dan waktu. Tujuan triangulasi adalah untuk meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis, maupun interpretatif dari penelitian kualitatif.11 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dimana narasumber yang akan diteliti beragam

2. Meningkatkan Ketekunan

10 Arnild Augina Mekarisce, Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat, (Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020), h.

147

11 Ibid., h. 150

pulau jawa dan pulau jawa atau jabodetabek?

Bagaimana

perbandingan sikap serta adaptasinya?

40

Dengan hal ini, peneliti dapat meningkatkan ketekunannya dalam bentuk pengecekan kembali terhadap data yang telah ditemukan, apakah itu benar atau tidaknya dengan cara melakukan pengamatan secara terus-menerus, membaca berbagai referensi buku, jurnal maupun hasil penelitian dan dokumentasi yang terkait, sehingga wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam.12 G. Analisis Data

Analisis data adalah langkah setelah proses pengumpulan data telah selesai dilakukan. Analisis data merupakan elemen terpenting dalam metode ilmiah, karena analisis data berguna untuk memecahkan masalah dalam penelitian.

Data mentah yang dikumpulkan tidak akan berguna jika tidak dianalisis. Data mentah juga perlu ditipologikan kembali ke dalam kelompok, dan dianalisis untuk dapat menJawab masalah atau menguji hipotesis.13

Adapun penelitian ini menggunakan teknis analisis data sebagai berikut:

1. Reduksi data

Selama reduksi data, peneliti melakukan proses seleksi atau pemilihan, penyederhanaan, pemusatan perhatian atau pemfokusan, dan pengabstraksian dari semua jenis informasi yang mendukung data penelitian yang didapatkan dan dicatat selama proses pengumpulan data di lapangan. Proses reduksi ini dilakukan secara terus-menerus selama penelitian masih berlangsung, dan pelaksanaannya dimulai sejak peneliti memilih kasus yang akan dikaji.14

2. Penyajian

Sajian data adalah sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan kepada peneliti untuk dapat menarik simpulan dan pengambilan tindakan. Sajian data merupakan suatu rakitan

12 Ibid.,

13 Farida Nugrahani, op.cit., h.169

14 Ibid., h.174

organisasi informasi, yang berbentuk deskripsi dan narasi yang lengkap, yang disusun berdasarkan pokok-pokok temuan yang terdapat dalam reduksi data, lalu disajikan menggunakan bahasa yang logis, dan sistematis, sehingga mudah untuk dipahami.15 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi.

Penarikan simpulan merupakan aktivitas penafsiran terhadap hasil analisis dan interpretasi data. Melakukan penarikan kesimpulan merupakan salah satu kegiatan dalam konfigurasi yang utuh. Hal ini sangat berbeda dengan penarikan simpulan yang dijumpai dalam penelitian kuantitatif, dimana berkaitan dengan pengujian hipotesis. Simpulan perlulah diverifikasi selama penelitian berlangsung agar dapat dipertanggungJawabkan hasilnya. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji keabsahan kebenarannya dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin.16

15 Ibid., h.175

16 Ibid., h.176-177

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

1) Sejarah singkat berdirinya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menelusuri berdirinya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sesungguhnya mengungkapkan bagian kisah perjuangan umat Islam Indonesia dalam rangka mewujudkan keinginan untuk memiliki lembaga pendidikan tinggi yang berwawasan keislaman, kemodernan, dan keindonesiaan. Oleh karenanya, berdirinya UIN pada dasarnya merupakan produk keinginan umat Islam untuk membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan yang dapat menggembleng mahasiswanya menjadi kader umat yang handal dalam merespon setiap kebutuhan masyarakat dan perubahan zaman. Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi, sejarah perkembangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam di Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan Islam secara modern. Embrio UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat ditelusuri dari pendirian Pesantren Luhur (pada masa menjelang kemerdekaan), Sekolah Tinggi Islam di Padang dan di Jakarta Tahun 1946, Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta, serta pendirian Akademi Dinas Departemen Agama (ADIA) tahun 1957 di Jakarta hingga menjadi UIN Syarif Hidayatullah sekarang.1

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 031 Tanggal 20 Mei 2002. Keppres itu menjadi landasan legalitas formal

1 https://www.uinjkt.ac.id/id/tentang-uin/ (diakses pada Jum‟at , 05/11/2021 pukul 10.16)

perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.1

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada saat itu terdiri dari 9 fakultas yaitu: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuludin dan Filsafat, Fakultas Syari‟ah dan Hukum, Fakultas Dakwah dam Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Sains dan Teknologi. Saat ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah berkembang dengan memiliki 12 fakultas dan 56 jurusan keilmuan, beberapa Fakultas tambahannya ialah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas kedokteran. Dengan perubahan ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diharapkan dapat mendorong terjadinya integrasi keilmuan baik dalam bidang agama, kemanusiaan, keindonesiaan dengan tujuan menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan integratif, adaptif, responsif dan inovatif terhadap pemikiran modern dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dengan landasan iman, ilmu dan amal yang menjadi dasar pijakan dalam pengembangan ilmu-ilmu Islam, baik ilmu-ilmu Qur‟aniyah maupun ilmu-ilmu Kauniyah.2

Kerangka itu pula yang mendasari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam pemberian gelar kesarjanaan sesuai dengan Keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta No. 16 Tahun 2002. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa mahasiswa yang berhasil menyelesaikan studinya di Program S1, S2, S3 berhak mendapat gelar sesuai dengan program studinya. Dengan demikian lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berada pada posisi yang sama dengan lulusan universitas-universitas negeri yang lain di Indonesia. Sebagai Universitas Islam Negeri yang sejajar dengan Universitas Negeri

1 ibid

2 ibid

44

lainnya di Indonesia, mulai Tahun akademik 2003/2004 dalam penerimaan mahasiswa baru disamping penerimaan secara lokal, UIN Syarif Hidayatullah juga masuk dalam SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) yang bertarap Nasional. Dengan demikian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara tidak langsung sudah mendapat pengakuan secara nasional dan internatsional. Pengakuan ini menjadi modal dasar membangun menuju internasionalisasi dan globalisasi dalam kerangka universitas riset yang unggul dan kompetitif (Leading Towards Research University).3

Komitmen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Riset ini adalah untuk menghasilkan penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan, baik dalam ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum, dengan menempatkan kemampuan meneliti sebagai kualifikasi utama dalam setiap kinerja ilmiah akademis. Karena sebagai Universitas Riset, kemampuan penelitian menjadi kualifikasi utama dalam setiap penampilan. Dengan berbasis riset, diharapkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat memiliki daya tarik bagi mahasiswa terutama bagi mahasiswa tingkat magister dan doktor dari berbagai penjuru dunia sehingga tercipta academic, social cultural exchange yang pada gilirannya membentuk intelectual community dan learning society dengan berkemampuan riset dan analisis yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang profesional dalam spectrum yang lebih luas dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta siap go internasional dan menjadi Universitas International. dan menjadi Jendela Keunggulan Akademis Islam Indonesia (Window of Academic Excellence of Islam in Indonesia) seperti yang diharapkan oleh tokoh-tokoh pejuang pendidikan Islam.4

3 ibid

4 ibid

2) Visi, Misi dan Tujan a. Visi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas dunia dengan keunggulan integrasi keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan.5

b. Misi

1. Melakukan reintegrasi keilmuan pada tingkat ontologi, epistemologi dan aksiologi sehingga tidak ada lagi dikotomi antar ilmu umum dan ilmu agama;

2. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan melakukan pencerahan dalam pembinaan iman dan taqwa (Imtaq) sehingga Iptek dan Imtaq dapat sejalan;

3. Mengartikulasikan ajaran Islam secara ilmiah akademis ke dalam konteks kehidupan masyarakat, sehingga tidak ada lagi jarak antara nilai dan perspektif agama dengan sofisme masyarakat;

4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan mengembangkan aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan, kemodernan, dan keindonesiaan;

5. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian yang bermanfaat untuk kepentingan ilmu dan masyarakat;

6. Membangun tata kelola universitas yang baik dan manajemen yang profesional dalam mengelola sumber daya perguruan tinggi sehingga menghasilkan pelayanan prima kepada civitas akademika dan masyarakat;

7. Membangun kepercayaan dan kerja sama dengan lembaga regional, nasional, dan internasional;

8. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

5 https://www.uinjkt.ac.id/id/visi-misi-dan-tujuan/ ( diakses pada jum‟at, 05/11/2021, pukul 10:22)

46

bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip efisiensi dan produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang sehat.6

c. Tujuan

1. Menghasilkan sarjana (lulusan) yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global;

2. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara dan anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, profesi, dan atau vokasi yang kompetitif serta dapat mengembangkan ilmu agama Islam, sains dan teknologi, serta seni;

3. Menyebarluaskan ilmu agama Islam, sains dan teknologi, serta seni yang dijiwai oleh nilai keislaman, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya budaya nasional.7

3) Moto

Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan Knowledge, Piety, Integrity sebagai motonya. Moto ini pertama kali disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana ke-67 tahun akademik 2006/2007.8

Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan peranan optimal dalam kegiatan learning, discoveries, and engagement hasil-hasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab UIN Syarif Hidayatullah

6 ibid

7 ibid

8 https://www.uinjkt.ac.id/id/moto/ ( diakses pada jum‟at, 05/11/2021, pukul 10:24)

Jakarta dalam membangun sumber daya insani bangsa yang mayoritas Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menjadi sumber perumusan nilai keislaman yang sejalan dengan kemodernan dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menawarkan studi-studi keislaman, studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta sains dan teknologi modern termasuk kedokteran dalam perspektif integrasi ilmu.9

Piety mengandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan inner quality dalam

Piety mengandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan inner quality dalam