• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi

Dalam dokumen BAHASA INDONESIA: MEMBANGUN KARAKTER BANGSA (Halaman 107-116)

BAB 4. ANALISIS BAHASA RAGAM ILMIAH

4.3 Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi

Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang bentuk-bentuk bahasa terkecil (morfem dan kata) serta proses pembentukannya. Dalam morfologi, morfem adalah satuan kajian terkecil dan kata menjadi satuan kajian terbesar (Ramlan, 1980; Sutarna, 1998:14). Morfem adalah satuan kebahasaan terkecil yang dibentuk dari deretan fonem yang dapat membangun struktur dan makna gramatikal tertentu. Sementara itu, kata disikapi sebagai bentukan dari morfem yang sudah miliki makna.

Proses pembentukan morfem dapat ditempuh dengan tiga cara yaitu: (1) afiksasi atau pengimbuhan, (2) reduplikasi atau pengulangan, dan (3) komposisi atau penggabungan (Verhaar, 2006). Dalam ketiga proses pembentukan morfem itulah biasanya ditemukan fenomena kesalahan berbahasa (tataran morfologi). Selain itu, kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi juga dapat terjadi dalam bidang kata (kategori kata). 4.3.1 Kesalahan Berbahasa dalam Afiksasi

Kesalahan berbahasa dalam tataran afiksasi dapat disebabkan oleh berbagai hal. Afiksasi adalah proses pengimbuhan kata dasar untuk membentuk kata baru dengan makna dan maksud yang berbeda. Dalam proses tersebut, sering terjadi kesalahan berbahasa. Berikut ini paparannya. a. Kesalahan Berbahasa Karena Salah Menentukan Bentuk Dasar

Kesalahan pada kategori ini terjadi karena penulis atau penutur salah dalam menentukan bentuk dasar karena tidak memahami bentuk-bentuk dasar bahasa yang membentuknya.

Contoh

Ia bertugas untuk bertanggung jawab pada unit produksi yang ia kelola.

Pada contoh di atas, terdapat kata kelola. Orang yang tidak memahami bentuk dasar dari kata tersebut, dapat beranggapan bahwa

96

kelola adalah sebuah bentuk dasar. Kelola berarti kegiatan mengatur,

menata, dan menjaga.

b. Fonem yang Seharusnya Luluh dalam Proses Afiksasi Tidak Diluluhkan

Di dalam proses afiksasi, perlu diketahui bahwa kata dasar yang diawali fonem (k), (p), (t), (s) akan luluh ketika mendapatkan afiks nasal (N).

Contoh

Bu Guru memperintahkan siswanya untuk

mensapu kelas setiap pagi sebelum pelajaran

dimulai.

Pada contoh di atas, terdapat kesalahan berbahasa karena tidak luluhnya kata dasar yang diawali fonem (k), (p), (t), (s) setelah mendapatkan imbuhan nasal (N), yaitu kata memperintahkan dan

mensapu. Kata memperintahkan berasal dari kata dasar perintah yang

mendapatkan imbuhan meN-kan. Sementara itu, kata mensapu berasal dari kata dasar sapu yang mendapatkan awalan meN. Jadi, perbaikan dari bentuk tersebut adalah sebagai berikut.

Perbaikan

Bu Guru memerintahkan siswanya untuk menyapu kelas setiap pagi sebelum pelajaran dimulai.

Sebagai catatan, hanya kata dasar yang fonem (k), (p), (t), (s) yang luluh dan tidak berlaku untuk kluster yang diawali fonem (k), (p), (t), (s). Contoh kluster yang diawali fonem (k), (p), (t), (s) misalnya: klasifikasi, produksi, transmigrasi, dan stiker.

c. Fonem yang Seharusnya Tidak Luluh dalam Proses Afiksasi Justru Diluluhkan

Dalam kasus lain, terdapat pula kesalahan berbahasa karena meluluhkan fonem dalam kata dasar yang seharusnya tidak luluh. Seperti yang terdapat contoh berikut.

Contoh

Kasus tersebut terjadi karena menurut pelaku, korban sering memitnahnya.

Pada contoh di atas, terdapat kesalahan pada kata memitnahnya. Hal ini disebabkan oleh terjadinya peluluhan pada kata dasar yang seharusnya tidak luluh. Perbaikannya adalahl sebagai berikut.

Perbaikan

Kasus tersebut terjadi karena menurut pelaku, korban sering memfitnahnya.

97 Kategori ini biasa juga sering terjadi pada afiksasi yang dilakukan pada kata dasar yang berawalan fonem (c).

Contoh

Hampir setiap hari istrinya menyucikan pakaian milik suami dan anak-anaknya. Inilah bukti bahwa ia sangat menyintai keluarganya.

Pada contoh di atas, terdapat kesalahan pada kata menyucikan dan menyintai. Hal ini terjadi karena seharusnya kata dasar yang diawali fonem (c) tidak luluh.

Perbaikan

Hampir setiap hari istrinya mencucikan pakaian milik suami dan anak-anaknya. Inilah bukti bahwa ia sangat mencintai keluarganya.

4.3.2 Kesalahan Berbahasa dalam Reduplikasi

Reduplikasi adalah proses pengulangan kata. Kesalahan dalam reduplikasi masuk tataran morfologi karena berkaitan dengan pembentukan kata ulang. Berikut ini paparan rincinya.

a. Kesalahan Berbahasa Disebabkan Kesalahan dalam Menentukan Bentuk Dasar yang Diulang.

Kesalahan ini terjadi karena penulis/penutur tidak memahami kaidah pembentukan kata ulang. Secara spesifik, hal ini berkaitan dengan kesalahan dalam menentukan bentuk dasar yang diulang. Contoh

Dalam kasus perampok di rumah tuan tanah itu, polisi mengorek-korek barang bukti.

Pada contoh di atas terdapat kata ulang yang mengalami kesalahan dalam menentukan bentuk dasar yang diulang, yaitu kata ulang mengorek-korek. Berikut ini perbaikannya.

Dalam kasus perampok di rumah tuan tanah itu, polisi mengorek-ngorek barang bukti.

b. Kesalahan Pengulangan Kata Karena Bentuk Dasar yang Tidak Tepat. Dalam kesalahan ini, penulis atau penutur melakukan pengulangan yang salah karena bentuk dasar yang dipilih tidak tepat. Perhatikan contoh berikut ini.

Contoh

Setelah kejadian itu, tangan-tangan kanan mafia yang tersohor itu juga ikut menjadi tersangka.

Pada contoh tersebut, terdapat kata ulang tangan-tangan kanan dibentuk dari bentuk dasar yang tidak tepat. Sebenarnya, bentuk

98

dasarnya adalah tangan kanan. Jadi, perbaikannya adalah sebagai berikut.

Perbaikan

Setelah kejadian itu, tangan kanan-tangan kanan mafia yang tersohor itu juga ikut menjadi tersangka.

c. Kesalahan Berbahasa Terjadi Karena Menghindari Pengulangan yang Terlalu Panjang.

Kadangkala, dalam penbentukan kata ulang, penulis atau penutur ingin menghindari pengulangan kata yang terlalu panjang dan justru mengalami kesalahan berbahasa. Untuk menghindari pengulangan yang terlalu panjang, penulis/penutur hanya mengulang sebagian bentuk dasarnya.

Contoh

Wanita karir-karir perlu memikirkan bagaimana

memenuhi tugasnya sebagai ibu.

Pada contoh di atas, terdapat kata ulang Wanita karir-karir yang bentuknya salah. Hal ini karena bentuk dasarnya hanya diulang sebagian. Berikut ini perbaikannya.

Perbaikan

Wanita karir-wanita karir perlu memikirkan

bagaimana memenuhi tugasnya sebagai ibu. 4.3.3 Kesalahan Berbahasa dalam Komposisi

Komposisi adalah penggabungan kata atau proses pembentukan kata majemuk. Dalam penggabungan kata, terdapat kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan. Berikut ini bentuk-bentuk kesalahan dalam komposisi. a. Kata Majemuk yang Seharusnya Serangkai, Tidak Ditulis Serangkai

Kata majemuk ada yang harus ditulis serangkai dan ada pula yang tidak perlu ditulis serangkai. Terdapat beberapa kaidah penggabungan kata yang seharusnya ditulis serangkai (diatur di dalam PUEBI). Berikut ini paparannya.

Contoh

Di semester ini, ia tidak lulus dalam dua mata

kuliah.

Pada contoh tersebut, terdapat kata majemuk matakuliah yang seharusnya ditulis serangkai justru ditulis terpisah. Berikut ini pembenarannya.

99 Di semester ini, ia tidak lulus dalam dua

matakuliah.

b. Kata majemuk yang seharusnya ditulis terpisah justru dirangkai Berbeda dengan kategori sebelumnya, pada kategori ini, justru yang terjadi sebaliknya. kata majemuk yang seharusnya ditulis terpisah justru dirangkai.

Contoh

Banyak tetangganya yang terjakit hepatitis dan harus opname di rumahsakit.

Pada contoh tersebut, terdapat kata majemuk rumahsakit yang ditulis serangkai. Padahal, seharusnya kata majemuk tersebut ditulis terpisah.

Perbaikan

Banyak tetangganya yang terjakit hepatitis dan harus opname di rumah sakit.

c. Kesalahan Berbahasa Terjadi Karena Kata Majemuk yang Sudah Berpadu Tidak Seluruhnya Diulang.

Kesalahan ini terjadi karena pengulangan (reduplikasi) kata majemuk yang sudah padu hanya diulang sebagian. Hal ini menyebabkan kepaduannya menjadi hilang.

Contoh

Segi-segitiga tersebut harus dibuat dengan ukuran

yang presisi.

Pada contoh tersebut, terdapat kata Segi-segitiga yang sebenarnya merupakan kata majemuk yang sudah padu. Ketika direduplikasi dengan tidak tepat membuat kepaduannya menmjadi hilang. Berikut ini perbaikannya.

Perbaikan

Segitiga-segitiga tersebut harus dibuat dengan

ukuran yang presisi.

d. Kesalahan Berbahasa Karena Afiksasi Dianggap Menyatukan Penulisan Kata Majemuk yang Belum Padu.

Kesalahan ini terjadi karena penulis tidak paham bahwa afiksi yang dilakukan pada kata majemuk yang belum padu ditulis serangkai. Perhatikan contoh berikut ini.

Contoh

Belum ada yang bertanggungjawab dalam kejadian itu.

Pada contoh tersebut, terdapat kesalahan pembentukan kata majemuk bertanggungjawab yang ditulis serangkai karena afiksasi

100

padahal kata majemuknya belum padu. Jadi, seharusnya ditulis terpisah.

Perbaikan

Belum ada yang bertanggung jawab dalam kejadian itu.

Sebagai tambahan, proses afiksasi dalam kata majemuk ditulis serangkai apabila kata majemuknya yang dibentuk sudah padu, misalnya mempertanggungjawabkan, melatarbelakangi, dan lain-lain. 4.3.4 Kesalahan Berbahasa dalam Bidang Kata

Dalam penelitian yang dilakukan Pramala (2017) dengan judul “Kesalahan Penggunaan Preposisi dan Konjungsi pada Teks Cerita Ulang Biografi Karya Siswa Kelas XI SMKN 5 Jember”, ditemukan bahwa siswa melakukan kesalahan berbahasa dalam penggunaan preposisi (kata depan) dan konjungsi (kata hubung). Kesalahan penggunaan preposisi dan konjungsi meliputi kesalahan penempatan dan pemilihan. Kesalahan penempatan mencakup kesalahan posisi penempatan dan penghilangan. Kesalahan pemilihan berupa pilihan penggunaan preposisi maupun konjungsi yang kurang tepat. Kesalahan penggunaan preposisi terjadi pada preposisi tunggal dan majemuk. Kesalahan dalam aspek konjungsi berupa konjungsi intrakalimat dan antar kalimat.

a. Kesalahan Penggunaan Preposisi

Terdapat beberapa jenis kesalahan penggunaan preposisi. Hal tersebut sesuai jenis preposisi yang digunakan dalam kalimat. Kesalahan-kesalahan tersebut diuraikan sebagai berikut. 1) Kesalahan Penggunaan Preposisi Tunggal

Kesalahan penggunaan preposisi tunggal dibagi menjadi kesalahan penempatan dan kesalahan pemilihan, berikut pemaparan bagian-bagian tersebut.

a) Kesalahan Penempatan Preposisi Tunggal

Kesalahan berbahasa dalam kategori kesalahan penempatan preposisi tunggal apabila terdapat kesalahan tempat preposisi sehingga harus berpindah tempat.

Contoh (1)

...sampai akhirnya di usia 18 ikut bergabung bersama rekan-rekannya mendirikan production

house dan menjadi prosedur pelaksana untuk

101 Contoh (2)

Pada saat itu Kartini dilarang untuk keluar hingga dia menikah demi menghilangkan rasa bosan Kartini terus menghabiskan waktunya untuk membaca buku ilmu pengetahuan.

Pada kedua contoh tersebut ditemukan kesalahan penempatan preposisi tunggal untuk. Contoh (1) dan (2) penempatan preposisi untuk diikuti dengan keterangan penjelas dan tidak menunjukkan adanya perbuatan untuk pihak lain. Hal ini dibuktikan dengan kata ganti yang masih merujuk pada subjek. Kata ganti yang dimaksud pada contoh (1) adalah kata – nya dan pada contoh (2) dia. Oleh karena itu, preposisi tunggal

untuk pada contoh a1 harus berpindah posisi dan pada contoh (2)

harus dihilangkan. Perbaikan kalimat yang benar sebagai berikut Perbaikan (1)

...sampai akhirnya di usia 18 ikut bergabung bersama rekan-rekannya untuk mendirikan

production house dan menjadi prosedur pelaksana

sebuah film pendek, memimpin perusahaan jasa.... Perbaikan (2)

Pada saat itu Kartini dilarang keluar hingga dia menikah demi menghilangkan rasa bosan Kartini terus menghabiskan waktunya untuk membaca buku ilmu pengetahuan.

b) Kesalahan Pemilihan Preposisi Tunggal

Kesalahan pemilihan preposisi tunggal terjadi apabila terdapat preposisi yang tidak sesuai sehingga harus digantikan dengan preposisi yang tepat.

Contoh (1)

Zulham mengawali karirnya bersama tim kampung halamannya yaitu di Persiter Ternate pada tahun 2006.

Contoh (2)

Ia justru menyelesaikan kuliahnya dibidang akuntansi yaitu di sekolah tinggi akuntansi negara.

Pada kedua contoh tersebut ditemukan dua penggunaan preposisi yang berdampingan dalam satu kalimat. Penggunaan dua preposisi yang berdampingan tidak dianjurkan dalam kalimat tersebut. Pemilihan preposisi yaitu kurang tepat digunakan pada contoh (1) dan (2), karena preposisi yaitu tidak dapat digunakan

102

di depan keterangan tempat. Contoh (1) keterangan tempatnya adalah Persiter Ternate dan contoh (2) sekolah tinggi akuntansi negara. Oleh karena itu, preposisi yaitu harus dihilangkan karena pemilihannya kurang tepat dan hanya menggunakan preposisi di. Kalimat yang benar sebagai berikut.

Perbaikan (1)

Zulham mengawali karirnya bersama tim kampung halamannya di Persiter Ternate pada tahun 2006.

Perbaikan (2)

Ia justru menyelesaikan kuliahnya dibidang akuntansi di sekolah tinggi akuntansi negara. 2) Kesalahan Penggunaan Preposisi Majemuk

Berdasarkan analisis kesalahan penggunaan preposisi majemuk terdapat pada kesalahan pemilihan preposisi majemuk. Dikategorikan sebagai kesalahan pemilihan preposisi majemuk apabila terdapat preposisi yang tidak sesuai sehingga harus digantikan dengan preposisi yang tepat. Kesalahan pemilihan preposisi majemuk ditemukan pada kedua contoh berikut.

Contoh a)

Dalam profil lengkap Tri Rismaharini dapat dilihat bahwa pada awal tahun 1997 hingga tahun 2000 Risma telah menjabat sebagai kepala seksi tata ruang dan tata ruangan tanah Bappeta Surabaya. Contoh b)

Penelitian tersebut dimulai pada tahun 1934 dan 35 tahun setelah penelitiannya, insulin berhasil diungkapkan.

Pada contoh a) dan b) ditemukan adanya kesalahan pemilihan preposisi majemuk. Penggunaan preposisi majemuk pada...hingga dan preposisi majemuk pada...dan kurang tepat digunakan karena preposisi pada digunakan untuk menyatakan waktu tertentu bukan awal dari suatu masa. Contoh a) dan b) menyatakan mulainya masa yang harusnya ditandai dengan preposisi majemuk dari dan harus diikuti dengan preposisi majemuk sampai untuk menyatakan akhir dari suatu masa. Perbaikan kalimat majemuk yang benar sebagai berikut.

Perbaikan a)

Dalam profil lengkap Tri Rismaharini dapat dilihat bahwa dari awal tahun 1997 sampai tahun 2000

103 Risma telah menjabat sebagai kepala seksi tata

ruang dan tata ruangan tanah Bappeta Surabaya. Perbaikan b)

Penelitian tersebut dimulai dari tahun 1934

sampai 35 tahun setelah penelitiannya, insulin

berhasil diungkapkan. b. Kesalahan Penggunaan Konjungsi

Kesalahan penggunaan konjungsi terdiri atas kesalahan penggunaan konjungsi intrakalimat dan antarkalimat. Kesalahan berbahasa ini terkait dengan penggunaan dan penempatan konjungsi intrakalimat dan antarkalimat. Kesalahan penggunaan konjungsi dibagi menjadi kesalahan penempatan konjungsi intrakalimat dan kesalahan pemilihan konjungsi intrakalimat, berikut pemaparan kesalahan berbahasa tersebut.

1) Kesalahan Penempatan Konjungsi Intrakalimat

Kesalahan penempatan konjungsi intrakalimat terjadi apabila terdapat kesalahan posisi konjungsi sehingga harus berpindah tempat. Paparan analisis contoh berikut ini menunjukkan kesalahan penempatan konjungsi intrakalimat dengan.

Contoh a)

Dengan gayanya di lapangan hijau membuat

dirinya dijuluki Messinya Indonesia. Contoh b)

Dengan cepat Rooney bergabung dengan tim

Everton.

Kedua contoh tersebut menunjukkan adanya kesalahan penempatan konjungsi intrakalimat dengan. Konjungsi intrakalimat

dengan digunakan untuk menghubungkan kesertaan, alat dan

perbuatan. Pada contoh a) dan b) konjungsi dengan tidak dapat diletakkan pada awal kalimat karena tidak terdapat unsur yang harus dihubungkan sehingga konjungsi dengan dapat dihilangkan. Konjungsi dengan juga tidak dapat diletakkan di depan kata kerja. Perbaikan konjungsi intrakalimat dengan sebagai berikut.

Perbaikan a)

Gayanya di lapangan hijau membuat dirinya dijuluki Messinya Indonesia.

Perbaikan b)

Rooney dengan cepat bergabung dengan tim Everton.

104

2) Kesalahan Penggunaan Konjungsi Antarkalimat

Berdasarkan analisis kesalahan penggunaan konjungsi antarkalimat, terdapat kesalahan berbahasa berupa kesalahan penempatan konjungsi. Kesalahan penempatan konjungsi antarkalimat adalah kesalahan letak konjungsi antarkalimat sehingga harus berpindah tempat atau melakukan penghilangan. Kesalahan tersebut ditunjukkan contoh berikut.

Contoh

Sebelum kemudian memeranginya dengan membawa lari senjata dan perlengkapan perang lain.

Terdapat kesalahan konjungsi antarkalimat sebelum pada contoh di atas. Penggunaan konjungsi antarkalimat sebelum kurang tepat karena konjungsi tersebut tidak dianjurkan digunakan berdampingan dengan konjungsi kemudian. Oleh karena itu, salah satu konjungsi antarkalimat harus dihilangkan. Konjungsi antarkalimat sebelum digunakan untuk menghubungkan pernyataan peristiwa yang terjadi sebelum klausa keterangan waktu. Konjungsi antarkalimat kemudian digunakan untuk menghubungkan keterangan waktu dan urutan peristiwa setelah klausa. Pada contoh tersebut keterangan waktu dinyatakan secara berurutan sehingga konjungsi antarkalimat sebelum harus dihilangkan. Perbaikan konjungsi antarkalimat sebagai berikut.

Perbaikan

Kemudian memeranginya dengan membawa lari senjata dan perlengkapan perang lain.

Dalam dokumen BAHASA INDONESIA: MEMBANGUN KARAKTER BANGSA (Halaman 107-116)