• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kesalahan yang Dilakukan Siswa

Berdasarkan hasil tes kemampuan awal siswa dalam soal pilihan ganda yang diberikan pada Siswa Kelas XI MIPA SMA Barrang Lompo yang berjumlah 17 siswa tetapi yang melakukan tes hanya 13 siswa.Kemudian dipilih 3 siswa untuk mewakili masing-masing tingkat kriteria kemampuan yaitu tinggi, sedang dan rendah.

a. Kesalahan Subjek Berkemampuan Tinggi (SN)

Berdasarkan paparan data hasil tes dan wawancara pada siswa yang berkemampuan tinggi telah berusaha menyelesaikan soal cerita program linear berdasarkan metode Newman yaitu kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi, kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan penulisan jawaban akhir.

Pada tahap membaca siswa mampu membaca soal dengan baik bahkan menyebut nominal uang dan satuan matematika dengan baik tanpa mengalami kesalahan dalam membaca.Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Zakaria (2010) mengatakan bahwa kesalahan membaca ini tidak identifikasi pada subjek kemampuan tinggi karena dianggap bahwa subjek penelitian tidak mengalami kesalahan membaca.

Kemudian pada tahap memahami masalah siswa tidak melakukan kesalahan dalam pemahaman tetapi siswa mampu memahami isi dari keseluruhan dari soal tersebut, hal ini dilihat pada penyelesaian tes soal cerita yang diberikan oleh peneliti. Siswa kemampuan tinggi dapat menuliskan informasi apa yang diketahui dari soal. Sedang pada saat wawancara siswa kemampuan tinggi ini juga menjelaskan dengan jelas apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mulyadi, dkk (2015) mengatakan tidak ada kesalahan yang terjadi karena miskonsepsi dan karna tidak mengetahui konsep.Maka dari itu pada tahap memahami dalam tingkat kemampuan tinggi mampu melalui tahap memahami.

Pada kesalahan transformasi siswa kemampuan tinggi memahami masalah maka siswa pasti mampu mentransformasikan masalah kedalam model matematika, hal ini dilihat pada penyelesaian tes soal cerita siswa kemampuan tinggi ini mampu menuliskan model matematika dan pada saat wawancara siswa berkemampuan tinggi ini juga mampu menjelas bagaimana cara mentransformasikan soal ke dalam model matematika, maka siswa tingkat kemampuan tinggi mampu melalui tahap transformasi.

Pada tahap keterampilan proses siswa kemampuan tinggi melakukan kesalahan. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa yaitu siswa salah dalam melakukan operasi hitung, sebagaimana pendapat Lestari (Ramlah, dkk: 2016) menyatakan bahwa kesalahan hitung yaitu kesalahan melakukan operasi hitung dalam matematika, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan membagi. Sedangkan pendapat sari (Satriani,

83  

dkk:2020). Mengatakan bahwa kesalahan keterampilan proses terjadi jika tidak melaksanakan proses penyelesaian dengan benar termasuk salah memasukkan data, salah melakukan proses perhitungan dan tidak melanjutkan proses untuk mendapatkan kesimpulan. Maka dari itu penyebab kesalahan yang dilakukan oleh subjek yaitu kurangnya ketelitian dalam operasi hitung dan subjek tidak memeriksa kembali jawabannya.

Selanjutnya pada tahap penulisan jawaban akhir siswa kemampuan tinggi melakukan kesalahan pada penulisan jawaban akhir.Hal ini menyebabkan subjek mendapatkan kesalahan pada penulisan akhir, penyebab terjadinya kesalahan adalah siswa kemampuan tinggi terbiasa tidak menuliskan kesimpulan pada jawaban tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam penyelesaian tes soal cerita bahwa siswa kemampuan tinggi ini memang tidak menuliskan kesimpulan nya tetapi saat wawancara ia mampu menjelaskan kesimpulan dari sesuai dari soal tersebut. Maka dari itu siswa kemampuan tinggi melakukan kesalahan penulisan jawaban akhir.

b. Kesalahan Subjek Berkemampuan Sedang (MA)

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa siswa yang berkemampuan sedang telah berusaha menyelesaikan soal cerita program linear berdasarkan metode Newman yaitu kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi, kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan penulisan jawaban akhir.

Dalam tahap membaca siswa mampu membaca soal dengan baik bahkan menyebut nominal uang dan satuan matematika dengan baik tanpa mengalami kesalahan dalam membaca. Dari hasil penelitian Zakaria (2010)

kesalahan membaca ini tidak identifikasi karena dianggap bahwa subjek penelitian tidak mengalami kesalahan membaca.Maka siswa berkemampuan sedang ini mampu melalui tahap membaca.

Kemudian dalam tahap memahami masalah siswa tidak melakukan kesalahan dalam pemahaman tetapi siswa mampu memahami isi dari keseluruhan dari soal tersebut, hal ini dilihat pada penyelesaian tes soal cerita yang diberikan oleh peneliti. Siswa kemampuan sedang dapat menuliskan informasi apa yang diketahui dari soal. Sedang pada saat wawancara siswa kemampuan sedang ini juga menjelaskan dengan jelas apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Sehingga ia tidak melakukan kesalahan pada tahap memahami. Maka dari itu pada tahap memahami dalam tingkat kemampuan sedang mampu melalui tahap memahami.

Dalam tahap transformasi siswa berkemampuan sedang ini melakukan kesalahan, kesalahan tersebut yaitu kesalahan dalam transformasikan simbol pertidaksamaan. Hal ini dapat dilihat pada penyelesaian tes soal cerita dapat dilihat bahwa siswa kemampuan sedang ini mengalami kesalahan mentransformasikan simbol pertidaksamaan padahal ia mampu menuliskan model matematika dan dalam wawancara siswa kemampuan sedang ini mampu menjelaskan dalam mentransformasikan ke dalam model matematika hanya saja sangat disayangkan karena kurang tepat dalam menggunakan pertidaksamaan. Hal ini sependapat dengan Sari (2018) bahwa ketika siswa telah mampu menentukan urutan prosedur perhitungan suatu soal tetapi tidak mengetahui cara yang diperlukan untuk melaksanakan prosedur tersebut.

85  

Pada tahap keterampilan proses siswa kemampuan sedang melakukan kesalahan. Kesalahan tersebut didapatkan pada tahap sebelumnya yaitu tahap transformasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Satriani, dkk(2020) bahwa diketahui semua mata pelajaran melakukan kesalahan keterampilan proses sebagai akibat dari transformasi kesalahan yang dilakukan oleh siswa sebelumnya seperti salah dalam menentukan rumus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kesalahan yang dilakukan siswa kemampuan sedang berupa: tidak mengetahui langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah dengan tepat, salah mengarsir grafik, kesalahan operasi hitung. Hal ini sependapat dengan Siswandi (2018) bahwa siswa kurang mengetahui langkah-langkah yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan tepat, kesalahan prosedur seperti salah dalam menuliskan fungsi tujuan yang akan dicapai, kesalahan dalam menggambar daerah layak sesuai dengan permintaan pada soal cerita Program linear.

Selanjutnya pada tahap penulisan jawaban akhir siswa kemampuan sedang melakukan kesalahan.Kesalahan tersebut yaitu tidak menuliskan kesimpulan sesuai permintaan pada soal. Hal ini menyebabkan subjek mendapatkan kesalahan pada penulisan akhir, penyebab terjadinya kesalahan adalah subjek terbiasa tidak menuliskan kesimpulan pada jawaban tersebut. Menurut Santoso (Rahmawati: 2018) kesalahan penulisan jawaban akhir sangat disayangkan, karena siswa telah berhasil mencapai tahap pengolahan data tetapi gagal menuliskan solusi akhir.

c. Kesalahan Subjek Berkemampuan Rendah (SA)

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa siswa yang berkemampuan tinggi telah berusaha dalam menyelesaikan soal cerita program linear berdasarkan metode analisis Newman yaitu kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi, kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan penulisan jawaban akhir.

Pada tahap membaca siswa melakukan kesalahan membaca pada soal nomor 2, kesalahan tersebut diantaranya kesalahan membaca satuan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa pada subjek penelitian, kesalahan membaca satuan karena subjek belum memahami atau lupa cara membaca satuan dengan benar. Siswa terbiasa membaca meter (m) atau satuan lainnya dengan membaca hurufnya saja bukan kepanjangannya sehingga dari kebiasaan tersebut siswa menjadi lupa singkatan dari satuan yang ditemui pada soal tersebut. Menurut Sigh, Rahman & Hoon (2010) mengatakan bahwa kesalahan membaca terjadi ketika kata-kata atau simbol yang tertulis gagal diakui oleh subjek yang menyebabkannya gagal untuk menyelesaikan masalah berdasarkan langkah-langkah penyelesaian yang tepat. Penyebab terjadinya kesalahan membaca soal karena siswa tergesa-gesa dalam membaca soal cerita.

Dalam tahap memahami masalah siswa tidak melakukan kesalahan dalam pemahaman tetapi siswa mampu memahami isi dari keseluruhan dari soal tersebut, hal ini dilihat pada penyelesaian tes soal cerita yang diberikan oleh peneliti. Siswa kemampuan sedang dapat menuliskan informasi apa yang diketahui dari soal. Sedang pada saat wawancara siswa kemampuan

87  

sedang ini juga menjelaskan dengan jelas apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Sehingga ia tidak melakukan kesalahan pada tahap memahami. Maka dari itu pada tahap memahami dalam tingkat kemampuan sedang mampu melalui tahap memahami.

Pada tahap transformasi siswa kemampuan rendah mengalami kesalahan.Kesalahan tersebut subjek dapat mengubah soal ke dalam model matematika dari yang disajikan tetapi tidak mampu mentransformasikan soal dengan baik. Menurut Rahmawati & Permata (2018) mengatakan bahwa siswa melakukan kesalahan dalam mentransformasikan informasi ke dalam model matematika yang dengan benar, siswa juga bisa mengalami kesalahan dalam menentukan rumus serta operasi perhitungan yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal cerita. Kesalahan transformasi akan mempengaruhi kesalahan lainnya yaitu keterampilan proses dan penulisan jawaban akhir. Sedangkan Menurut Susanti (2017) berpendapat bahwa siswa tidak memeriksa kembali sehingga melakukan kesalahan dalam mentransformasikan informasi yang mereka ketahui dalam soal kedalam model matematika yang benar.Penyebab kesalahan subjek penelitian yaitu kurangnya ketelitian dalam operasi hitung matematika sehingga prosedur penyelesaian tidak tepat.

Pada tahap keterampilan proses siswa kemampuan rendah melakukan kesalahan. Kesalahan yang dilakukan siswa kemampuan rendah berupa: tidak mengetahui langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah dengan tepat, kesalahan menggambar kan grafik, kesalahan dalam menentukan nilai maksimumnya, dan asal-asalan dalam menyelesaikan soal

tersebut. Hal ini sejalan dengan Jha (2012) mengatakan bahwa kesalahan keterampilan proses yaitu siswa mampu mengidentifikasikan operasi yang sesuai, atau serangkaian operasi, tetapi tidak tahu langkah-langkah untuk melaksanakan operasi ini dengan sempurna.

Pada tahap penulisan jawaban akhir siswa kemampuan rendah melakukan kesalahan pada penulisan jawaban akhir. Hal ini menyebabkan subjek mendapatkan kesalahan pada penulisan akhir, penyebab terjadinya kesalahan adalah subjek salah menentukan nilai maksimum dan tidak menuliskan kesimpulan karena subjek terbiasa tidak menuliskan kesimpulan pada jawaban tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian Junaedi,dkk (Satriani, dkk:2020) menyatakan bahwa kesalahan penulisan terjadi ketika siswa tidak dapat menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.