• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN xxx I PENDAHULUAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.2. Model Keseimbangan Umum

2.1.2.3. Keseimbangan Sektor Produksi dan Konsums

Keseimbangan sektor produksi dan konsumsi tercapai pada saat

2 1 12 12 P P MRS

MRPT = = . MRPT menunjukkan tingkat transformasi suatu produk terhadap produk lain. MRS menunjukkan sejauhmana konsumen mau mempertukarkan suatu komoditi dengan komoditi lainnya. Keseimbangan terjadi jika transformasi produksi sesuai dengan tingkat substitusi konsumsi atau MRPT

= MRS. Pengertian ekonomi dari keseimbangan total ini adalah bahwa kombinasi output x1 dan x2 Jumlah y Jumlah x P E P x1 x* x’1 y’1 y* y1 C C C* C* U1 U2 U3 Slope = - px/py Slope = - p*x/p*y

harus optimal baik dari sudut produsen maupun konsumen. Keseimbangan total ini ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Keseimbangan Sektor Produksi dan Konsumsi

Pada Gambar 3 dapat dilihat daerah batas kemungkinan produksi untuk ekonomi dua barang (kurva PP) dan satu set kurva indiferen (U). Anggap rasio harga-harga adalah Px/Py. Pada rasio harga seperti ini perusahaan akan memilih kombinasi output X1, Y1, sebab hanya pada titik ini harga kedua barang sama

dengan biaya-biaya marjinalnya pada kurva PP. Sebaliknya, dengan kendala anggaran ini (garis C), konsumen akan meminta kombinasi X1’, Y1’. Berarti disini

terdapat kelebihan permintaan akan barang X, sedangkan untuk barang Y terdapat kelebihan pasokan. Mekanisme pasar dalam hal ini akan menyebabkan harga barang X naik, dan harga barang Y turun. Karenanya rasio Px/Py akan naik, sehingga garis harga akan mempunyai slope yang lebih curam. Reaksi perusahaan-perusahaan terhadap perubahan rasio harga ini adalah bergerak searah jarum jam di sepanjang kurva PP, yakni mereka akan meningkatkan

produksi barang X dan mengurangi produksi barang Y. Begitu juga para konsumen akan melakukan reaksi, yaitu dengan menukar X dengan Y dalam pilihan konsumsi mereka. Tindakan kedua fihak (konsumen dan produsen) adalah mengeliminasi kelebihan permintaan akan barang X dan kekuarangan pemasokan barang Y.

Keseimbangan akan dicapai pada titik E(X*, Y*), dengan rasio harga Px*/Py*. Dengan rasio harga-harga yang baru ini permintaan dan penawaran, baik untuk barang X maupun barang Y, berada dalam posisi keseimbangan. Perusahaan-perusahaan akan menghasilkan X* dan Y* dalam usaha memaksimumkan labanya. Begitu juga dengan kendala anggaran C*, konsumen akan membeli X* dan Y* untuk memaksimumkan kepuasannya. Di sini sangat jelas bagaimana sistem harga persaingan sempurna melakukan market clearing, sehingga jumlah permintaan persis sama dengan jumlah penawaran, dan apa yang menguntungkan perusahaan juga membuat masyarakat lebih sejahtera. Keseimbangan yang dihasilkan juga efisien. Dengan demikian sistem pasar persaingan sempurna tidak hanya menciptakan efisiensi, tetapi juga menciptakan keseimbangan umum ditinjau dari segi permintaan dan penawaran.

Efisiensi keseluruhan dalam suatu ekonomi menurut Pareto adalah suatu alokasi barang-barang dan sumber-sumber diantara individu dan perusahaan yang efisien adalah jika tidak seorangpun yang dapat ditingkatkan kesejahteraannya tanpa membuat kesejahteraan yang lainnya berkurang (Nicholson, 2005). Selain memenuhi asumsi pasar persaingan sempurna dan efisiensi pareto, terdapat beberapa asumsi lain dari model keseimbangan umum (Gilig dan Carl, 2002; Oktaviani, 2008), yaitu:

1. Pada pasar komoditi dan pasar input, total permintaan sama dengan total penawaran.

2. Pada tingkat harga keseimbangan keuntungan perusahaan sama dengan nol.

3. Pendapatan rumah tangga sama dengan pengeluaran rumah tangga. 4. Penerimaan pemerintah sama dengan pengeluaran pemerintah.

Dari uraian tersebut terlihat bahwa model keseimbangan umum menjadi salah satu model ekonomi yang melihat ekonomi sebagai suatu sistem yang lengkap (Dixon et al, 1992; Oktaviani, 2008). Model keseimbangan umum dapat dibuat pada level agregat (makro), namun dengan memasukkan level mikro lebih rinci dengan adanya keterkaitan antara pelaku-pelaku ekonomi seperti industri, rumah tangga, investor, pemerintah, importir, eksportir dan antara pasar yang berbeda. Seluruh pasar secara jelas telah mencapai keseimbangan dan memiliki struktur tertentu yang didasari pada formula keseimbangan. Pasar dikatakan mencapai keseimbangan, jika memenuhi syarat-syarat: non-negatif, homogen dan memiliki harga yang unik, tidak terjadi kelebihan permintaan dan efisien pada harga pasar.

Model umum ekonomi keseimbangan umum memiliki dua karakteristik, yaitu dioperasikan dengan dasar harga relatif dan memenuhi hukum Walras (Oktaviani, 2008). Penggunaan dasar harga relatif menunjukkan bahwa harga seluruh barang merupakan harga relatif terhadap satu harga (numeraire). Akibatnya, model tidak dapat dibangun berdasarkan harga absolut. Untuk memenuhi hukum Walras, maka jumlah kelebihan permintaan di seluruh pasar harus sama dengan nol untuk setiap tingkat harga.

Model keseimbangan umum merupakan model dengan banyak persamaan, dimana solusinya menggambarkan keseimbangan umum. Dengan struktur mikroekonomi yang terinci, jumlah persamaan dapat mencapai ribuan persamaan. Persamaan-persamaan ini menggambarkan tingkah laku mikro- ekonomi yang umumnya merupakan persamaan non-linier. Model keseimbangan

umum tidak menghitung dan menangkap kebijakan makroekonomi dan fenomena moneter secara terpisah. Meskipun tidak ada aspek-aspek makroekonomi di dalam model keseimbangan umum terdapat peubah-peubah agregat yang dapat menentukan interaksi di level mikro. Untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan aspek makroekonomi, model keseimbangan umum pada umumnya menggunakan closure makroekonomi. Untuk mengatasi tidak tertangkapnya fenomena moneter, maka di dalam model keseimbangan umum digunakan harga numeraire.

Terdapat beberapa pilihan closure untuk menentukan tujuan ekonomi yang akan dicapai dalam suatu model. Suatu closure merefleksikan ketepatan asumsi ekonomi dalam model. Misalnya, kadangkala pembuat model berfikir bahwa sudah tepat menyatakan pengeluaran pemerintah tidak berubah (tetap) dengan neraca perdagangan yang defisit. Alasan makroekonomi ini mengakibatkan pentingnya pilihan closure. Secara teknis, closure menyediakan pilihan peubah-peubah yang menjadi peubah eksogen dan peubah endogen. Closure juga dapat digunakan untuk menentukan simulasi berkenaan dengan skala waktu jangka panjang maupun jangka pendek dengan mensubstitusi peubah eksogen dengan peubah endogen. Closure juga menentukan asumsi makroekonomi dibalik simulasi, misalnya situasi pasar tenaga kerja dan pasar modal.

Jumlah peubah di dalam model keseimbangan umum biasanya lebih besar dari persamaannya, sehingga harus ada peubah-peubah endogen dan eksogen. Peubah endogen adalah peubah yang nilainya ditentukan di dalam model. Peubah eksogen adalah peubah yang nilainya ditentukan di luar model. Peubah eksogen ini dapat digunakan sebagai pengguncang di dalam model, yang menunjukkan kebijakan ekonomi yang mengubah keseimbangan awal. Untuk mendapatkan solusi dari sistem persamaan yang ada, jumlah peubah

endogen harus sama dengan jumlah persamaannya. Pada simulasi jangka pendek, stok modal normalnya adalah tetap (eksogen) dan terdapat kekakuan di pasar tenaga kerja. Pada simulasi jangka panjang, beberapa peubah lainnya dipilih untuk menjadi peubah eksogen, misalnya tingkat pengembalian diasumsikan tetap pada situasi jangka panjang, sehingga stok modal berubah dan berpindah dari satu industri ke industri lain.