• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesempatan Investasi di Daerah/Negara Lain Yang Lebih Terbuka

VI. PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI PENGEMBANGAN PTSP PENANAMAN MODAL PENGEMBANGAN PTSP PENANAMAN MODAL

6. Kesempatan Investasi di Daerah/Negara Lain Yang Lebih Terbuka

Hal lain yang dinilai dapat mengancam atau menghambat dalam upaya menarik para investor agar mau menanamkan modalnya atau tetap melakukan investasi di DKI Jakarta adalah kesempatan berinvestasi yang lebih baik. Kesempatan berinvestasi di daerah/ negara lain lebih menguntungkan dan memudahkan para investor. Diantaranya adalah pelayanan perizinan penanaman modal yang lebih baik dan lebih mudah serta lebih cepat dalam pemprosesannya. DKI Jakarta yang kompleks dengan permasalahan sangat menyulitkan bagi adanya percepatan pelayanan investasi. Dengan waktu penyelesaian investasi sebagai yang tertuang dalam Peraturan Gubernur nomor 112 tahun 2007, dirasa masih cukup lama apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga Indonesia maupun daerah seperti Solo, Sragen dan juga Jembrana.

Jika hal ini terjadi maka perlu dicari strategi atau solusi yang tepat dengan mengedepankan kompetisi yang sehat. Setiap daerah pasti akan melakukan upaya untuk mengoptimalkan segala daya dan upaya untuk dapat menarik minat investor melakukan investasi di daerahnnya. Dengan masuknya para investor baik melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA) salah satunya juga sebagai upaya dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

6.2 Tahap Pencocokan dan Pemanduan

Tahap pencocokan dan pemanduan dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta eksternal yaitu peluang dan ancaman. Pada tahapan berikut adalah menentukan nilai bobot kepada 6 (enam) responden yang merupakan petugas PTSP Penanaman Modal.

6.2.1. Penentuan Nilai Bobot Faktor Internal dan Eksternal

Penentuan bobot faktor internal dan eksternal diperoleh dari 6 (enan) responden dengan memberikan pilihan skala 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat penting). Bobot ini menunjukan seberapa penting keberhasilan faktor tersebut dalam pemetaan kebutuhan yang bersangkutan. Jumlah seluruh bobot untuk setiap faktor harus sama dengan 1,0. Penentuan nilai bobot faktor internal dan eksternal terlihat dalam tabel 23 dan 24.

Tabel 23 Matriks Gabungan Penentuan Nilai Bobot Faktor Internal

Faktor Strategis Internal Resp1 Resp2 Resp3 Resp4 Resp5 Resp6 Rata-rata

Kekuatan 0,64

Kecepatan,Ketepatan dan Kepastian proses pelayanan

0,30 0,28 0,25 0,24 0,20 0,22 0,25 Kebijakan dan Dukungan

pimpinan. 0,20 0,22 0,19 0,18 0,20 0,16 0,20 Kelemahan 0,36 Kemampuan SDM yang masih kurang 0,11 0,12 0,14 0,13 0,09 0,10 0,12 Kurangnya Sarana dan

Prasarana

0,10 0,11 0,13 0,14 0,09 0,08 0,11 Kurangnya Penyampaian

Kebijakan Penanaman Modal

0,10 0,09 0,12 0,12 0,13 0,14 0,13 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Untuk mengetahui nilai terbobot dari masing-masing faktor, maka digunakan perhitungan dengan total nilai terbobot adalah satu untuk kedua faktor strategis baik internal maupun eksternal. Jumlah perhitungan rata-rata faktor strategis internal kekuatan adalah 0,64 sedangkan jumlah rata-rata faktor strategis internal kelemahan adalah 0,36, total nilai terbobot adalah satu. Berikut Tabel 15 merupakan tahap masukan kolom 2 matriks Eksternal Faktor Evaluation Matriks (EFE Matriks).

Untuk mengetahui nilai terbobot masing-masing faktor, maka digunakan perhitungan dengan nilai total terbobot adalah satu untuk kedua faktor strategis baik internal maupun eksternal. Rata-rata faktor strategis peluang adalah 0,58 sedangkan rata-rata faktor strategis ancaman adalah 0,42, total nilai terbobot adalah satu

Tabel 24 Matriks Gabungan Penentuan Nilai Bobot Faktor Eksternal

Faktor Strategis Internal Resp1 Resp2 Resp3 Resp4 Resp5 Resp6 Rata-rata

Peluang 0,67

0,24 0,23 0,25 0,23 0,19 0,21 0,20 Kedudukan DKI Jakarta

sebagai Ibukota Negara

0,20 0,19 0,18 0,17 0,17 0,19 0,18 Infrastruktur yang Relatif

Lengkap

0,15 0,17 0,18 0,16 0,19 0,15 0,14

Otonomi Daerah 0,16 0,15 0,17 0,15 0,18 0,10 0,15

Ancaman 0,33

Kurangnya Rasa Aman 0,11 0,12 0,14 0,13 0,12 0,10 0,12 Tidak adanya Kepastian

Hukum

0,10 0,09 0,10 0,14 0,15 0,13 0,12 Kesempatan yang lebih baik

di daerah/negara lain

0,10 0,09 0,08 0,08 0,09 0,11 0,09 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

Penentuan rating faktor internal dan eksternal diperoleh dengan mengajukan pilihan pertanyaan untuk menyatakan intensitas pendapat terhadap suatu faktor. Intensitas pendapat responden ditentukan berdasarkan pilihan skala 1,2,3 dan 4 yakni dimulai dari skala tidak penting hingga skala penting. Masing-masing rata-rata rating faktor strategis internal kekuatan dan kelemahan adalah 11,5 dan 7,80 dengan nilai total 19,3. Sedangkan masing-masing rata-rata rating faktor strategis eksternal peluang dan ancaman adalah 11,3 dan 7,40 dengan total 18,70.

6.2.3. Penentuan Skor atau Nilai Terbobot Faktor Internal

Penentuan skor nilai terbobot pada matriks Internal Faktor Evaluation (IFE) dilakukan dengan melakukan perkalian bobot dan rating. Berikut Tabel 25, nilai terbobot Tabel 25 Internal Factor Evaluation Matriks (IFE-Matriks)

Faktor Strategis Internal Bobot Rating Nilai Terbobot

Kekuatan 0,64 11,5 2,45

Lokasi Kantor PTSP 0,25 3,80 0,95

Kecepatan,Ketepatan dan Kepastian proses pelayanan

0,19 3,90 0,74

Kebijakan dan Dukungan pimpinan.

0,20 3,80 0,76

Kelemahan 0,36 7,80 0,93

Kemampuan SDM yang masih kurang

0,12 2,50 0,30

Kurangnya Sarana dan Prasarana 0,11 2,65 0,29 Kurangnya Penyampaian

Kebijakan Penanaman Modal

0,13 2,65 0,34

Total 1,00 19,3 3,38

Matrik evaluasi faktor internal (IFE) merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor stategis internal berupa kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh terhadap pelaksanaan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta. Dari hasil IFE Matriks Tabel 16 diperoleh total skor (nilai terbobot) untuk faktor strategis internal sebesar 3,38. Jumlah total nilai terbobot faktor strategis internal elemen kekuatan yakni 2,45 sedangkan jumlah total nilai terbobot internal kelemahan yakni 0,93 dan apabila jumlah total nilai terbobot faktor strategis internal lebih besar dari rata-rata yakni 2,50 maka menunjukan bahwa upaya perbaikan penyelenggaraan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta secara internal telah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimilki untuk mengatasi kelemahan.

Penentuan skor nilai terbobot pada matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE) dilakukan dengan melakukan perkalian bobot dan rating. Berikut Tabel 17, nilai terbobot

Tabel 26 Ekternal Factor Evaluation Matriks (EFE-Matriks)

Faktor Strategis Internal Bobot Rating Nilai Terbobot

Peluang 0,58 11,3 2,17

Kedudukan DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara

0,23 3,75 0,86

Infrastruktur yang Relatif Lengkap

0,18 3,80 0,68

Otonomi Daerah 0,17 3,75 0,63

Ancaman 0,42 7,40 1,00

Kurangnya Rasa Aman 0,13 2,50 0,30

Tidak adanya Kepastian Hukum 0,14 2,50 0,30 Kesempatan yang lebih baik di

daerah/negara lain

0,15 2,40 0,40

Total 1,00 18,7 3,17

Matrik evaluasi faktor eksternal (EFE) merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor stategis eksternal berupa peluang dan ancaman yang mempengaruhi terhadap pelaksanaan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta. Dari hasil EFE Matriks Tabel 17 diperoleh total skor (nilai terbobot) untuk faktor strategis eksternal sebesar 3,17 Jumlah total nilai terbobot faktor strategis eksternal peluang yakni 2,17 sedangkan jumlah total nilai terbobot eksternal ancaman yakni 1,00 dan apabila jumlah total nilai terbobot faktor strategis eksternal lebih besar dari rata-rata yakni 2,50 maka menunjukan bahwa upaya perbaikan penyelenggaraan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta secara eksternal telah mampu memanfaatkan peluang yang dimilki untuk mengatasi ancaman.

6.3. Tahap Pencocokan melalui Matriks SWOT

Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengakibatkan keunggulan organisasi dengan tantangan lingkungan untuk memastikan bahwa tujuan dapat dicapai, (bahan ajar diklatpim III). Untuk mencapai tujuan dan

sasaran tersebut perlu disusun suatu strategi dengan cara menginteraksikan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan sehingga terjadi sinergi dalam mencapai sasaran dan tujuan.

Tahap pencocokan dari kerangka kerja perumusan strategi menggunakan teknik matriks kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman (SWOT). Matriks SWOT ini bersandar pada informasi yang diturunkan dfari tahap input untuk mencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal.