• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOGOR

2009

VIII. KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

8.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari keseluruhan hasil kajian yang berkaitan dengan unsur-unsur yang mempengaruhi kualitas penyelenggaraan PTSP penanaman modal di Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut :

1 Dilihat dari efektivitas, penyelenggaraan PTSP mampu meningkatkan kualitas pelayanan investasi hal ini terlihat dari sebelum adanya PTSP waktu pengurusan perizinan adalah 196 hari dengan 19 item dan biaya yang tidak jelas, sedangkan setelah adanya PTSP maka waktu yang dibutuhkan untuk mengurus perizinan adalah 38 hari dengan 8 item dan biaya yang transparan.

2 Dari kesepuluh dimensi ServQual menunjukan dimensi Responsiviness merupakan dimensi yang dipersepsikan paling baik oleh investor sedangkan dimensi

Communication dipersepsikan paling buruk oleh investor. Investor merasa puas dengan kesanggupan para petugas PTSP Penanaman Modal untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat, tepat, transparan serta tanggap terhadap keinginan para investor. Disisi lain investor menganggap bahwa para petugas PTSP Penanaman Modal yang juga terdiri dari beberapa instansi teknis terkait kurang siap menerima kritik dan saran.

3. Secara keseluruhan tingkat kepuasaan rata-rata menurut dimensi ServQual bernilai positif. Hal tersebut berarti bahwa tingkat kepuasan rata-rata investor menurut dimensi ServQual telah menunjukan kepuasan. Investor merasa puas sejak adanya penyelenggaraan PTSP Penanaman Modal dibandingkan sebelum adanya PTSP Penanaman Modal. Investor merasa lebih mudah dalam pengurusan perijinan melalui PTSP dan juga waktu serta biaya yang lebih jelas sesuai dengan peraturan yang ada.

4. Dari ke-30 variabel yang diteliti, rata-rata tingkat kepuasan tertinggi adalah tepat waktu yang dijanjikan 0,25 dan rata-rata terendah adalah siap memberikan informasi -0,45. Hal ini berarti dalam memberikan pelayanan kepada investor, petugas PTSP Penanaman sudah dapat membuktikan kinerjanya dengan

menyelesaikan proses-proses secara lebih cepat dan lebih mudah, namun demikian jika dikaitkan dengan layanan yang disampaikan bahwa petugas PTSP Penanaman Modal dinilai agak susuh untuk memberikan informasi-informasi berkaitan dengan

kebijakan pelaksanaan Penanaman Modal, hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan dan keahlian petugas PTSP Penanaman Modal sehingga masih sulit untuk memberikan informasi-informasi berkaitan dengan Penanaman Modal. 5. Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal, pengembangan pelaksanaan

PTSP Penanaman Modal bertujuan untuk meningkatkan kepuasan terhadap para investor khususnya dalam memberikan pelayanan.

Hasil analisis matriks IFE menunjukan bahwa kurangnya sarana dan prasarana kantor PTSP penanaman modal di Propinsi DKI Jakarta memiliki kondisi internal yang lemah, PTSP Penanaman Modal belum mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki yaitu kecepatan, ketepatan dan kepastian proses pelayanan penanaman modal.

Hasil analisis matriks EFE menunjukan bahwa ancaman kesempatan yang lebih baik di daerah/negara lain yang lebih baik telah mampu memanfaatkan peluang kedudukan DKI Jakarta sebagai ibukota negara.

6. Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta yaitu melalui inventarisasi ijin-ijin daerah yang tumpang tindih, pelaksanaan Peraturan Gubernur Nomor 53 Tahun 2008, Rehab gedung PTSP Penanaman Modal, Pembayaran biaya perijinan melalui Bank DKI, Mengikutsertakan petugas PTSP untuk diklat yang dilaksanakan di Pusat (BKPM), Mengikutsertakan petugas PTSP dalam Seminar/Workshop.

7. Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta. Prioritas strategi yang pertama, adalah Proses pelayanan perizinan penanaman modal lebih cepat dan lebih mudah. Prioritas yang kedua adalah Informasi kebijakan penanaman modal tersedia melalui internet. Prioritas yang ketiga adalah Kemampuan peningkatan SDM agar lebih responsif terhadap tuntutan investor. 8. Berdasarkan program-program yang telah dihasilkan maka kegiatan-kegiatan yang

dapat menunjang kelancaran dari program-program tersebut adalah :

1) Penyusunan pedoman perizinan PMA/PMDN dalam pelayanan satu pintu. 2) Evaluasi pelaksanaan PTSP penanaman modal

3) Pengadaan perangkat komputer

4) Pelaksanaan Sistem Informasi Management Laporan Kegiatan Penanaman Modal.

5) Penyelenggaraan Temu Pakar

6) Capacity Building

7) Mengadakan pendidikan dan pelatihan fungsional 8) Mengikutsertakan kegiatan Seminar/Workshop

9) Pengadaan kursi buat ruang tunggu PTSP penanaman modal 10) Penataan tempat parkir yang nyaman

11) Sosialisasi PTSP penanaman modal 12) Operasional Jakarta Invesment Centre

8.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut

1. Untuk meningkatkan kualitas layanan menurut dimensi ServQual, dimensi

Communication merupakan dimensi yang perlu mendapat perhatian khusus. Upaya yang dapat dilakukan adalah peningkatan SDM PTSP Penanaman Modal untuk mendatangkan para pakar, melakukan pelatihan-pelatihan, kursus-kursus baik yang dilakukan di lingkungan Pemerintah Daerah maupun melalui Pusat (BKPM).

2. Untuk meningkatkan kualitas layanan yang secara keseluruhan, PTSP Penanaman Modal harus segera memperbaiki terhadap variabel-variabel yang memiliki tingkat kepuasan cukup rendah seperti penyampaian kebijakan Penanaman Modal, lokasi parkir, kebersihan kantor, kenyamanan kantor, siap menerima saran dan kritik dan sebagainya. Disisi lain PTSP Penanaman Modal juga harus tetap bisa

mempertahankan kinerja yang sudah dianggap memuaskan investor yaitu lokasi kantor agar tetap berada pada kondisi sekarang, tidak dipindahkan ketempat lain,

kesopanan petugas PTSP Penanaman Modal serta adanya kecepatan dalam memproses perijinan sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan.

3. Dalam menunjang kegiatan-kegiatan pengembangan PTSP penanaman modal maka program-program dan kegiatan-kegiatan sebagaimana diuraikan pada kesimpulan diatas dapat dilaksanakan.

8.3 Implikasi Kebijakan.

Dari analisis yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi kebijakan yaitu :

1. Kebijakan untuk dapat meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada investor sehingga investor merasa puas, dengan memberikan kecepatan, ketepatan, dan kepastian pelayanan kepada para investor. Hal ini dapat dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan persamaan persepsi antar instansi terkait bahwa investasi penting.

2. Kebijakan untuk memperbaiki sistem perijinan usaha dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) penanaman modal dapat mempercepat proses perijinan, menyederhanakan prosedur dan mengurangi biaya, sehingga kebijakan ini dapat memperbaiki iklim usaha di DKI Jakarta dan pada gilirinnya akan dapat menjadi daya tarik sendiri bagi para investor untuk menanamkan modalnya di DKI Jakarta. Dampak akhir dari kebijakan tersebut adalah peningkatan baik kuantitas maupin kualitas investasi. Implikasi peningkatan investasi dapat berdampak pada berkurangnya angka pengangguran, peningkatan PAD, peningkatan pajak perdagangan dan penghasilan, serta pertumbuhan PDRB Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.