• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesiapan Masyarakat

Determinant Factors in community Readiness Related Adaptive capacity to climate change in Water Sector

2. Kesiapan Masyarakat

Adanya faktor kerentanan dan resiko yang dapat dikurangi dengan upaya pembangunan, mengurangi kerentanan aset terkena, kerapuhan sosial ekonomi, dan kapasitas perbaikan dan ketahanan masyarakat (IDB 2007). Keuntungan pengukuran dan pemetaan kerentanan, yaitu identifikasi faktor prioritas dalam tindakan manajemen resiko. Upaya antisipasi dampak pada masyarakat dan ekosistem dilakukan

Gambar 1. Dampak Perubahan Iklim dan Masyarakat

dengan mengacu pada literatur dan praktek adaptasi. Kesiapan masyarakat sangat menentukan dalam menentukan kerentanan dan keterpaparan, hal ini dapat terlihat untuk kejadian bencana yang sama besar dapat menghasilkan dampak yang berbeda.

Keterlibatan masyarakat dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan upaya adaptasi dengan menggunakan pengetahuan lokal, sampai dengan pengambilan keputusan yang dapat diintegrasikan dengan komunitas yang lebih luas akan memberikan efektivitas terkait adaptasi perubahan iklim. Berdasarkan penelitian Balai Litbang Sosekling Bidang Permukiman telah dapat diidentifikasi tingkat kesiapan Masyarakat yang terdiri dari kesiapan individu, komunitas, dan kelembagaan seperti tabel di samping ini.

METODE PENELITIAN

Peningkatan suhu akan meningkatkan jumlah kejadian panas ekstrim seiring dengan pertumbuhan penduduk di perkotaan dapat meningkatkan jumlah permintaan air di kota- kota. Banyak daerah di wilayah dunia akan mendapatkan musim kering disepanjang musim. Jika hal ini terus berlanjut akan terjadi keterbatasan sumber daya air yang parah.

Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor determinan yang mempengaruhi kesiapan masyarakat dalam beradaptasi menghadapi perubahan ketersediaan sumber air minum di perkotaan, sehingga faktor-faktor tersebut dapat dijadikan model dalam menyusun starategi adaptasi dan mitigasi untuk mengurangi dampak salah satunya karena perubahan iklim. Untuk

No Indikator Uraian

1 Karakteristik responden Usia Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

2 Pengetahuan Pengetahuan tentang kesiapan masyarakat dalam menghadapi permasalahan perubahan ketersediaan sumber daya air akibat perubahan iklim

3 Kesiapan sikap Dukungan responden untuk memberi respon positif atau negatif terhadap kesiapan masyarakat dalam menghadapi permasalahan perubahan ketersediaan sumber daya air akibat perubahan iklim 4 Kesiapan perilaku masyarakat

dalam penggunaan air sehari-hari

Jumlah dan jenis air yang dimiliki keluarga Ketersediaan sumber air yang dimiliki keluarga Kesediaan mengeluarkan biaya untuk berganti sumber air yang lebih baik

Kesediaan membayar untuk mendapatkan sumber air Kesediaan mengeluarkan biaya untuk merawat instalasi sumber air secara rutin

Perubahan sumber air berdasarkan musim 5 Status penyakait karena

masalah air

6 Kesiapan perilaku masyarakat dalam penggunaan air saat musim langka air

Terjadinya perubahan kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber air

Terjadinya pembatasan penggunaan air saat musim langka air

Terjadi kebiasaan menyimpan air Penambahan pengeluaran biaya

Persiapan menghadapi perubahan musim langka air Mengurangi kegiatan saat musim langka air Munculnya konflik saat musim langka air Menderita sakit

7 Perilaku pemanfaatan air untuk usaha

No Indikator Uraian 1 Karakteristik responden Usia Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

Kedudukan tokoh dan lamanya menjabat di Masyarakat

2 Kearifan lokal Pengetahuan lokal

Mempunyai dan Menjalankan Keterampilan dan Kearifan Lokal

Mengetahui dan Menggunakan Sumber Air Alami Mempunyai dan Mematuhi Peran Sosial

3 Pengelolaan air

pada musim langka air

Perubahan Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas Sumber Air

Perbedaan Cara Memperoleh Air Upaya Mengatasi Kelangkaan Air Upaya Untuk Aspek Pengelolaan (Tata Atur)

4 Keterlibatan

komunitas dalam organisasi

Terlibat dalam Pembuatan Sarana Fasilitas Umum Keinginan Membayar terhadap Out Put Proyek Terlibat dalam Pemeliharaan Fisik

5 Kepemimpinan Mempunyai Visi Cara Memilih Pemimpin Cara Memilih Pengurus

Cara Mendelegasikan Tugas Kepada Anggota Cara Pengambilan Keputusan

Cara Berinteraksi dengan Anggota Melakukan Evaluasi

Melakukan Monitoring

6 Keberadaan

organisasi

Penunjukkan Pengurus Organisasi Adanya Aturan Untuk Masyarakat dalam PAB Adanya Pemeliharaan Rutin Sarana Air Bersih Adanya Struktur Organisasi

Membuat AD/ART Kesiapan Komunitas

No Indikator Uraian

1 Jaringan

2 Ketersediaan

informasi Banyaknya informasi yang diperoleh lembaga dalam 6 bulan terakhir Menyampaikan informasi kepada warga dan mudah untuk dijangkau

3 Saluran/ channel

komunikasi Banyaknya saluran komunikasi yang ada di masyarakat Penanganan terhadap pengaduan memuaskan

4 Kesepakatan program dan dukungan kebijakan tentang penyediaan air bersih Mengikuti musyawarah Mempunyai catatan kesepakatan Mencari pendanaan

Memiliki rencana pembangunan air bersih tertulis

Masyarakat mengetahui program-program air bersih kelompok

Masyarakat mengetahui program-program air bersih pemerintah

Pemerintah melakukan pembinaan Mempunyai kepercayaan terhadap pemerintah daerah tentang PAB Puas terhadap pelayanan PAB pemerintah Bersedia mematuhi kebijakan pemerintah terkait air bersih di daerah

5 Manfaat Semua KK telah memanfaatkan sumber air bersih komunal

Layanan sumber air bersih komunal dapat terjangkau sepanjang tahun

Keinginan dan kelancaran membayar masyarakat terhadap output fasilitas komunal Adanya usaha untuk menjaga ketersediaan sumber air bersih

Kesiapan kelembagaan

menghasilkan instrumen-instrumen tersebut, akan dilakukan penelitian kuantitatif dengan tujuan mengaplikasikan pilihan teori yang telah dihasilkan pada penelitian kualitatif sebelumnya dengan rancangan cross sectional. Berikut bagan alir dari penelitian ini:

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

Sampel untuk mengetahui kesiapan adaptasi masyarakat diwakili oleh pengurus RT, RW, dan pengurus KSM dengan pertimbangan bahwa mereka merupakan subyek sekaligus obyek utama dalam implementasi model adaptasi yang dapat menjadi penggerak bagi seluruh warga di wilayah

tersebut dan terjadi dalam suatu komunitas tentang fenomena yang diteliti, sedangkan sampel untuk mengetahui kesiapan adaptasi individu diwakili oleh kepala keluarga. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu dalam memilih sampel dari populasi dilakukan secara tidak acak dan didasarkan dalam suatu kriteria inklusi tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, yaitu

1. Kriteria sampel: salah satu anggota keluarga yang dianggap dapat mewakili, bertempat tinggal di lokasi penelitian dan bersedia menjadi subjek penelitian, dan berusia minimal 20 tahun. 2. Besar sampel: untuk mengukur kesiapan

adaptasi masyarakat dilakukan pada 30 tokoh masyarakat, sedangkan untuk mengukur kesiapan adaptasi individu dilakukan pada 142 KK sesuai kriteria inklusi di masing-masing wilayah

Lokasi penelitian ini menggunakan wilayah yang memenuhi 4 kriteria, yaitu masyarakat miskin perkotaan, kepadatan penduduk tinggi, ada intervensi dari program bantuan terkait dengan pengelolaan air, wilayah dengan kelimpahan air dan wilayah dengan kekurangan air. Terdapat 3 wilayah yang memenuhi kriteria tersebut, yaitu Gunung Kidul (Kecamatan Wonosari: Kelurahan Mulo, Kelurahan Wareng, dan Kelurahan Karangrejek), Palembang (Kecamatan Seberang Ulu 1: ¾ Ulu, 15 Ulu, dan 5 Ulu), dan Kupang (Kecamatan Kelapa Lima: Oesapa, Oesapa Barat, dan Lasiana).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 jenis kesiapan, yaitu kesiapan individu (pengetahuan, persepsi, dan perilaku), kesiapan komunitas (kearifan lokal, sumberdaya,

community action plan, leadership, dan forum

komunitas), dan kesiapan kelembagaan (network, ketersediaan informasi, channel komunikasi, kesepakatan program, dukungan kebijakan, dan manfaat). Parameter kesiapan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu belum siap, peduli/dukungan kolektif, dan proaktif). Hasil dari pengamatan akan dianalisis dengan 3 pengujian, yaitu: 1) Univariate (distribusi frekuensi, central tendency, dan dispersion), 2)

Bivariate (Anova, chi-square, korelasi dan regresi),

3) Multivariate (Multiple Regresion Linear).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Indeks kesiapan masyarakat dalam