• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 1.4 Kegunaan Penelitian

Matriks 6.4. Ikhtisar Kontribusi Pelaksanaan Program Pengembangan Masyarakat Industri Panas Bumi Gunung Salak Terhadap Pengembangan Wilayah

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Program pengembangan masyarakat yang dilaksanakan oleh CHV antara lain meliputi bidang Pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi lokal, lingkungan, infrastruktur serta komunikasi dan hubungan sosial dengan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh CHV dapat dibagi ke dalam dua periode, yaitu periode sebelum tahun 2000 dan periode setelah tahun 2000. Program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh CHV telah mengalami pergeseran, beberapa program telah berusaha untuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal, masyarakat mulai di libatkan walaupun baru diwakili oleh orang–orang tertentu saja, namun secara umum realisasi program masih berorientasi pada kegiatan-kegiatan yang bersifat derma (karitatif). Hasil analisis menunjukan bahwa pelaksanaan program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh CHV belum sesuai dengan best practice dalam pengembangan masyarakat, komitmen perusahaan terhadap pengembangan masyarakat masih rendah, Komitmen yang rendah itu tercermin dari:

a. Struktur organisasi perusahaan, dimana bagian yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan program pengembangan masyarakat hanya setingkat manager.

b. Pelaksanaan program bersifat tidak berkelanjutan, bantuan yang diberikan kebanyakan berupa pembangunan fisik/infrastruktur.

c. Laporan pelaksanaan program pengembangan yang di buat tidak transparan, sehingga sulit untuk mengukur peningkatan pelaksanaan program pengembangan masyarakat dari tahun ketahun.

2. Pelaksanaan program pengembangan masyarakat dapat menjadi penggerak bagi pengembangan wilayah, melalui pelaksanaan program pengembangan masyarakat, perusahaan dapat membantu wilayah untuk berkembang. Terdapat kontribusi dari pelaksanaan program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh industri panas bumi Gunung Salak terhadap pengembangan wilayah, tetapi kontribusi tersebut masih sangat rendah dan belum sesuai dengan harapan, hal ini terjadi karena adanya kendala-kendala

dalam pelaksanaan program (lihat matriks 5.4 dan matriks 6.4). Kontribusi yang masih rendah terhadap pengembangan wilayah ini terlihat dari Struktur perekonomian Kabupaten Sukabumi, dimana sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam perekonomian di bandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Disamping itu kehadiran industri geothermal di Kecamatan Kabandungan belum banyak memberikan perubahan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat yang berada di lingkar perusahaan hal ini terlihat dari masih banyaknya keluarga miskin yang ada di Kecamatan Kabandungan yang mencapai 61,06 %, dan merupakan jumlah presentase keluarga miskin terbesar se-Kabupaten Sukabumi. Meskipun keberadaan industri geothermal memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat setempat, namun masih dalam jumlah yang kecil (kurang dari 20%), sebagian besar karyawan perusahaan berasal dari luar daerah.

3. Pengordinasian dan pengintegrasian program dengan program lain masih lemah serta perusahaan masih pasif menunggu usulan program dari masyarakat. Program pengembangan masyarakat yang dilakukan juga mempunyai dampak negatif yaitu terjadinya ketergantungan masyarakat terhadap perusahaan serta terdapatnya kelompok-kelompok dalam masyarakat dan menimbulkan konflik yang melibatkan kelompok-kelompok tersebut.

4. Program pengembangan masyarakat hanya dilakukan di daerah tertentu saja yang dekat dengan lokasi perusahaan dan pelaksanaannya belum merata., Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Christaller (1930) dalam Rustiadi et.al (2005) tentang pembangunan wilayah dalam hubungannya dengan lokasi industri dan pertumbuhan perkotaan.

7.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut:

7.2.1. Untuk Pengembangan Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Perdesaan

Pelaksanaan program pengembangan masyarakat sangat di pengeruhi oleh kondisi dari sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dimana program tersebut dijalankan, sehingga dalam pelaksanaan program pengembangan

masyarakat tidak hanya dititik beratkan pada programnya saja tetapi harus ada komunikasi yang baik dengan masyarakat. Program yang berhasil di suatu daerah belum tentu berhasil jika di terapkan di tempat lain,sehingga pola penanganan program pengembangan masyarakat di setiap daerah juga berbeda-beda.

7.2.2. Pihak Perusahaan

1. Perusahaan harus meningkatkan lagi komitmen-nya terhadap pengembangan masyarakat dan pengembangan wilayah di mana perusahaan beroperasi.

2. Dalam pelaksanaan program pengembangan masyarakat, perusahaan harus melibatkan partisipasi Masyarakat dan stakeholders lain dalam, penyusunan, pelaksanaan serta pengawasan program, sehingga program yang dijalankan benar-benar merupakan kebutuhan dan keinginan masyarakat serta untuk menghindari konflik dan benturan kepentingan.

3. Perlu di bentuk sebuah lembaga yang berfungsi menjembatani kepentingan perusahaan dan masyarakat dimana di dalamnya terdapat wakil-wakil masyarakat, LSM, pemerintah serta perusahaan sehingga dapat menyatukan seluruh potensi yang ada dan juga dapat berfungsi sebagai media untuk saling berkomunikasi antar stakeholders, agar terdapat keterpaduan antar stakeholder serta keterpaduan proses mulai dari identifikasi kebutuhan, perencanaan program, pelaksanaan dan pengembangan sampai kepada membangun jejaring yang efektif.

4. Perusahaan harus menyelaraskan serta mengintegrasikan program pengembangan masyarakat yang dilakukannya dengan program-program pembangunan dilaksanakan di kecamatan Kabandungan, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun oleh lembaga-lembaga lainnya. Sehingga tidak terjadi tumpang tindih dengan program lainnya, disamping itu untuk mendapatkan pengakuan dari masyarkat serta pemerintah setempat. Dalam hal ini perusahaan dapat menggunakan kegiatan musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan) baik di tingkat desa maupun di tingkat kecamatan sebagai media untuk mengordinasikan program dan menjaring aspirasi masyarakat mengenai program-program yang dibutuhkan. 5. Evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan program pengembangan

komponen masyarakat, sehingga program yang dilaksanakan tepat sasaran dan berdampak sesuai dengan harapan, serta dapat meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan program.

7.2.3. Pihak Pemerintah Daerah Sukabumi

1. Menciptakan payung hukum (perda tentang pengembangan masyarakat) yang dapat memayungi program kemitraan antara pemerintah daerah, industri dan masyarakat.

2. Melakukan evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan program pengembangan masyarakat oleh perusahaan dengan melibatkan masyarakat, sehingga program yang dilaksanakan berdampak sesuai dengan harapan, serta selaras dengan program pemerintah dalam melaksanakan pembangunan wilayah.

7.2.4. Pihak Desa dan Kecamatan Kabandungan

Mensinergikan antara program pembangunan pemerintah dengan program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga program yang dilaksanakan dapat saling mendukung dan menguatkan.

7.2.5. Pihak Masyarakat

1. Menciptakan iklim yang baik bagi kelangsungan dunia usaha melalui kerjasama dengan perusahaan dalam usaha peningkatan kesejahteraan dan pengembangan wilayah.

2. Membentuk sikap mental mandiri dan tangguh untuk menolong diri sendiri (self help) karena perusahaan bukanlah satu-satunya sumber, upaya pengembangan masyarakat bukan hanya tanggung jawab perusahaan saja, melaikan merupakan tanggung jawab bersama. Bertindak amanah (committed) serta tidak memanfaatkan program-program bantuan untuk kepentingan pribadi/kelompok dengan mengatasnamakan masyarakat. 3. Bersama stakeholder lain melakukan Evaluasi dan monitoring terhadap

pelaksanaan program pengembangan masyarakat sehingga program yang dilaksanakan berdampak sesuai dengan harapan, serta dapat meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan program.