• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

b. Refleksi pribadi a. Agar peserta dapat menangkap dan merenungkan serta menghayati materi dalam diskusi maupun penjelasan yang telah didapatkan a. Mempersembahkan segala rencana dalam tangan Tuhan

b. Menjalani kehidupan selanjutnya dengan lebih baik

a. Dialog a. Alat tulis b. LCD, Proyek-tor dan Laptop c. Buku pribadi 31 10.00-10.30 Snack 32 10.30-10.45 a. Penegas-an a. Menyatukan dan mengobarkan kembali semangat dlm menjalani kehidupan yang lebih baik

a. Renungan singkat a. Renung-an b. Film Toni Melen-des a. LCD, Proyek-tor dan Laptop 33 11.00-13.00 f. Ekaris-ti Kaum Muda a. Syukur dan persemba-han hidup a. peserta mempersiap-kan diri untuk

mempersem-a. Misa Ekaristi Kaum Muda

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) bahkan pilihan jalan hidup 34 13.00-13.30 Makan siang 35 13.30-14.00 a. Penutup a. Secret angel a. Peserta dapat belajar mendoakan orang lain a. Setiap peserta memanggil satu nama teman yang telah didoakan selama kegiatan retret berlangsung, serta memberikan dan memakaikan gelang kepada teman yang didoakannya. a. Dialog a. Souvenir (gelang) b. Sambut-an wakil sekolah / wakil siswa berisi ucapan terima kasih a. Perwakilan pihak sekolah / wakil siswa memberikan sepatah dua patah kata yang berisi ucapan terima kasih dan pengalaman dalam menjalani kegiatan retret a. Dialog c. Peneguh-an a. Peserta siap menjalani kehidupan nyata selanjutnya

a. Perwakilan dari tim kelompok retret untuk memberikan pesan-pesan singkat kepada peserta

C. Persiapan Tertulis Untuk Masing-Masing Mata Acara 1. Tema, Tujuan dan Pemikiran Dasar

a. Tema Umum : Pemilihan jalan hidup di tengah permasalahan yang dihadapi oleh Kaum Muda

b. Tujuan : Mengarahkan, membantu serta mempersiapkan diri kaum muda terhadap pemilihan jalan hidup yang akan mereka tempuh di tengah permasalahan hidup yang dihadapi oleh Kaum Muda c. Pemikiran Dasar

Kaum muda merupakan bagian dari struktur masyarakat disekitar kita. Sedang dalam struktur gereja, kaum muda dapat dikatakan sebagai tonggak ataupun penerus Gereja. Hal ini menjadi fokus dari pihak Gereja, dimana kaum muda dapat dibentuk untuk dapat menjadi seorang pribadi yang memiliki kualitas hidup yang baik guna menyongsong masa depan sebagai tonggak ataupun penerus Gereja.

Kaum muda saat ini hidup dalam jaman yang disebut dengan budaya digital. Gaya hidup mereka pun bermacam-macam, seperti halnya mengikuti trend atau mode, menikmati dunia maya, bersenang-senang, atau yang sering disebut “gaul”. Selain kehidupan itu, kaum muda pun dihadapkan pada pemilihan jalan hidup yang akan menentukan masa depan mereka masing-masing. Hal ini akan sangat terlihat jelas bagi mereka yang tengah duduk dikelas XII SMA, pilihan yang ada bagi mereka setelah lulus yakni akankah melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi atau terjun ke dunia kerja. Hal ini kemudian diperkuat dengan adanya sebuah survey yang dilakukan oleh YCAB yang mendapatkan data bahwa lebih

dari 50% responden kaum muda mengaku tidak tahu dan tidak memiliki tujuan dalam hidup mereka. Dengan melihat kenyataan yang ada, kemudian penulis pun mencoba untuk membantu mereka dalam menghadapi pilihan hidup tersebut melalui kegiatan Retret yang ditawarkan.

Untuk dapat menjadi seorang yang memiliki kualitas hidup yang baik, hal pertama yang dilakukan yakni bagaimana harus menjalani kehidupan yang ada dengan sebaik-baiknya. Sehingga hal selanjutnya yang diperlukan yakni pemilihan jalan hidup yang baik. Pembinaan merupakan hal yang tepat bagi kehidupan kaum muda, dimana seorang pembina pun pada dasarnya adalah sebagai pendorong, pendamping dan sahabat. Pembinaan kali ini diharapkan dapat membantu kaum muda untuk dapat memilih pilihan jalan hidup yang tersedia di tengah permasalahan hidup yang dihadapi oleh Kaum Muda.

2. Persiapan Tertulis untuk Pembukaan, Pengantar, Persiapan dan Ibadat Pembukaan

a. Pembukaan

Tujuan : agar terciptanya suasana yang harmonis antara pihak sekolah, peserta maupun tim sehingga kegiatan Retret dapat berjalan dengan baik. Alokasi Waktu : 30 Menit (16.30-17.00)

 Sambutan Wakil Sekolah

Menyapa para siswa dan mengajak para siswa untuk memasuki Retret bersama-sama dengan sikap yang baik serta tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Tim fasilitator dan menyerahkan siswa kepada Tim.

 Sambutan Koordinasi Tim

Mengucapkan terimakasih kepada pihak sekolah atas kepercayaan yang telah diberikan serta mengajak para siswa untuk serta memasuki Retret yang akan berlangsung. Dan tak lupa pula memperkenalkan anggota Tim Retret kepada para siswa.

b. Pengantar

Tujuan : Agar peserta Retret mengetahui beberapa informasi mengenai kegiatan Retret yang akan berlangsung.

Sarana : Handout hal ikhwal Retret Ignatian Alokasi Waktu : 30 Menit (16.30-17.00)

 Salam pembuka serta ucapan salam hangat dan terima kasih atas kesediaan peserta mengikuti kegiatan retret kali ini dari tim pendamping retret

Selamat sore teman-teman yang terkasih dalam Kristus, terima kasih pula teman-teman telah berusaha untuk hadir dan mengikuti kegiatan ini. Pada kesempatan kali ini kita mendapat kesempatan bersama untuk dapat berproses melalui kegiatan Retret yang akan kita alami dan kita jalani selama tiga hari kedepan. Adapun tema yang akan kita angkat dalam kegiatan pendampingan kali ini yakni “Pemilihan Jalan Hidup di tengah Permasalahan yang dihadapi oleh Kaum Muda” yang bertujuan untuk “mengarahkan, membantu serta mempersiapkan diri kaum muda terhadap pemilihan jalan hidup yang akan mereka tempuh”. Selama tiga hari kedepan kita akan berproses kedalam empat pokok dinamika retret yakni kebaikan Tuhan, godaan dan dosa, pertobatan, penegasan pilihan jalan hidup dan persembahan hidup.

Retret sendiri merupakan suatu latihan rohani, di mana dilakukan berbagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan teratur dalam bidang rohani, seperti: berdoa, membuat pemeriksaan batin, mengadakan refleksi, membuat renungan atau meditasi, memasuki kontemplasi, bersemedi dan lain-lain guna mencapai hasil tertentu dalam hidup rohani. Selain itu didalam Retret pun peserta dapat berproses dengan adanya ketenangan, latihan rohani (relasi dengan Tuhan), serta keterbukaan kepada sesama dalam bentuk peduli.

Dalam proses retret kali ini, kita akan menggunakan kisah hidup Dewabrata sebagai suatu sarana (kemudian peserta mendengarkan cerita singkat dari kisah hidup Dewabrata dan melihat gambar Dewabrata).

Selama proses berlangsung diharapkan teman-teman dapat bekerjasama agar kegiatan retret ini dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya, tidak perlu terlalu serius tetapi santai. Santai disini bukan berarti juga kita tidak serius, tetapi bagaimana caranya kita dapat menjalaninya dan semua yang kita bahas dapat diterima oleh teman-teman. Dan juga kebijakan tata tertib yang telah diatur oleh pihak rumah retret ini sendiri mohon diindahkan, dan juga dalam acara berlangsung supaya saling mengerti agar kegiatan retret ini dapat berjalan baik tentunya dengan kerjasama yang telah kita sepakati.

c. Persiapan

Tujuan : Agar peserta dapat merasa nyaman dengan suasana yang ada sehingga pelaksanaan retret dapat berjalan dengan baik

Sarana : Teks lagu, Permainan Bisik Berantai dan alat musik gitar Alokasi Waktu : 60 menit (17.00-18.00)

 peserta dan pendamping saling berkenalan dan dilanjutkan dengan pembagian kelompok dan tugas

Hari ini kurasa bahagia

Hari ini kurasa bahagia, berkumpul bersama saudasar seiman.. Tuhan Yesus tlah satukan kita, tanpa memandang diantara kita..

Bergandengan tangan dalam kasih, dalam satu hati.. Berjalan dalam terang kasih Tuhan..

Kau sahabatku, kau saudaraku.. Tiada yang dapat memisahkan kita.. Kau sahabatku, kau saudaraku.. Tiada yang dapat memisahkan kita..  Gerak & Lagu dan Permainan “Bisik Berantai”

Peserta diajak untuk bernyanyi gerak dan lagu, dan dilanjutkan permainan. As we walk

As we walk to the right, as we walk to the left As we walk, as we walk and a half turn around And the hill and the toe, and a half turn around And the hill and the toe and the new friends comes

Gerak dan lagu ini pada akhirnya akan mengkondisikan para peserta dapat berbaur dengan teman peserta yang lainnya, kemudian dilanjutkan dengan permainan “bisik berantai”. Dimana:

 Peserta duduk berdampingan dengan posisi membuat lingkaran, dan saling berbisik kepada teman disebelah kirinya dengan menyebutkan nama, hobby dan cita-cita. Sehingga yang memperkenalkan setiap diri peserta yakni teman yang berada disebelah kirinya.

 Diberikan keleluasan untuk dapat pula menceritakan kepribadian dari teman yang diperkenalkannya kepada seluruh peserta

 Setelah perkenalan selesai lalu, peserta diajak untuk berdiri membuat lingkaran besar dan bernyanyi “Jalan serta Yesus”. Ketika musik telah diputar peserta berjalan berputar sesuai dengan lingkaran yang telah dibuat, pada saat musik berhenti peserta kemudian mencari teman yang menggunakan warna baju yang sama. Pada saat musik diputar kembali, peserta pun berjalan berputar seperti awal tadi, dan pada saat musik berhenti lagi peserta kemudian mencari teman dengan jumlah anggota tujuh orang dalam satu kelompok.

 Setelah terbentuknya kelompok, kemudian pendamping mencoba untuk membagi tugas pada kelompok yang telah dibentuk. Tugas yang dimaksud yakni antara lain doa pagi, doa malam, doa pada saat makan (sarapan, makan siang dan makan malam), kebersihan ruang makan, serta perayaan Ibadat ataupun Ekaristi.

 Setelah itu, kemudian peserta diajak untuk menjadi “Secret Angel” bagi teman lainnya. Setiap peserta mengambil satu gulungan yang berisi nama temannya, kemudian selama proses retret berlangsung setiap peserta wajib untuk selalu mendoakan nama teman yang telah didapatnya. Hal ini dapat melatih diri sendiri untuk dapat menjadi sahabat yang baik bagi teman.

 Kemudian peserta diajak untuk mendengarkan kisah dari empat batang lilin. “Ada empat lilin yang berteman sejak dahulu. Mereka bernama Damai, Iman, Cinta dan Harapan. Keempat lilin tersebut selalu memancarkan cahayanya kepada siapa pun. Melihat kehidupan yang ada saat ini, lalu lilin “Damai” berkata: “untuk apa aku tetap menyala, kalau ternyata masih saja

ada perkelahian, percekcokan, dan kejahatan. Lebih baik aku mati saja”. Dan cahaya dari lilin “Damai” pun padam. Kemudian lilin “Iman”pun juga berkata: “manusia sekarang sudah sibuk dengan kehidupan duniawi mereka masing-masing, tanpa menyadari iman yang mereka rasakan. Dari pada aku tidak berguna dalam kehidupan ini, lebih baik aku pun mati saja”. Dan cahaya dari lilin “Iman” pun padam. Lilin “Cinta”pun juga berkomentar: “semua orang menginginkan adaya cinta dan kasih sayang dalam kehidupannya, tetapi nyatanya kenapa masih ada saja kekerasan dalam pacaran dan keluarga, kenapa juga masih ada saja perselingkuhan?? Lebih baik akupun juga mati”. Dan cahaya dari lilin “Cinta” pun padam. Lilin yang terakhir pun angkat bicara: ”kenapa kalian merasa patah semangat, inilah yang dinamakan kehidupan. Kita semestinya harus selalu menerangi langkah-langkah mereka dengan cahaya kita. Jika kita harus padam satu persatu, lalu apa jadinya kehidupan ini??”. Kemudian lilin “harapan” menyulutkan kembali api kepada setiap lilin yang ada.”

 Kemudian dapat dilanjutkan dengan ibadat sabda pembukaan. d. Ibadat Sabda pembukaan

Tujuan : Agar peserta dapat mempersiapkan hati serta pikiran terhadap apa yang akan mereka terima selama retret berlangsung

Sarana : Lilin (lampion), susunan ibadat, teks lagu, LCD Proyektor dan laptop. Alokasi Waktu : 60 Menit (18.00-19.00)

 Ibadat dimulai pada pukul enam petang, hal ini dilakukan karena pergantian antara siang dan petang dirasa baik bagi dimulainya suasana retret. Ibadat akan dilaksanakan oleh kelompok satu dan didampingi oleh pembina. Agar mendapat suasana ibadat yang baik, semua lampu dipadamkan kemudian berganti dengan lilin-lilin kecil yang telah dibawa oleh para peserta.

 Lagu Pembukaan  Doa Pembukaan

 Mazmur: Bagai rusa rindu sungaiMu

 Bacaan injil: Yohanes 11:19 (Marta dan Maria)  Renungan singkat

 Doa Umat

 Litani kehadiran Tuhan  Doa Bapa Kami

 Salam Damai

 Diakhiri dengan doa dan nyanyian penutup

e. Makan Malam (“candle light dinner”)

Tujuan : agar suasana tenang dan keheningan dapat tetap terjaga Sarana : lampu minyak warna-warni ala “Raminten”

Alokasi waktu : 45 Menit (19.00-19.45)

Peserta dan pendamping, melakukan makan malam bersama supaya tetap memiliki tenaga kembali untuk melakukan aktifitas selanjutnya. Makan malam di atur sedemikian rupa sehingga menjadi acara makan malam anak muda yaitu candle light dinner. Selesai makan pun setiap masing-masing kelompok bekerjasama membersihkan ruang makan, hal ini bertujuan untuk melatih kepekaan terhadap sesama.

3. Persiapan Tertulis untuk Topik Kebaikan Tuhan

a. Kebaikan Tuhan melalui sesama dan peluang untuk berkembang Kebaikan Tuhan

1) Tujuan : Agar peserta semakin menyadari bahwa seluruh potensi yang ada didalam dirinya merupakan karunia dan kasih atas kebaikan Tuhan

2) Indikator Keberhasilan : peserta mampu untuk menyadari bahwa Tuhan lah yang telah memberikan segala hal baik dalam dirinya

3) Metode : Dialog, sharing pengalaman, laporan kelompok, cerita dan cuplikan video klip

4) Sarana : LCD, Proyektor dan Laptop, Loud speaker dan Video klip 5) Sumber Bahan :

Kokoh, Jost. Pr. (2009).Tanda Kata, Angka, & Nada. Yogyakarta: Kanisius. Suparno, Paul. SJ. Retret untuk SLP dan SLA, Aku dikasihi Tuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Magnis, Franz-Suseno. (1987).Etika Dasar.Yogyakarta: Kanisius Teks cerita perjalanan hidup Vicky Shu.

Triatmoko, B. B. SJ. (2005). Antara Kabut dan Tanah Basah. Yogyakarta : Kanisius.

Teguh Budiarto, Cassianus. SJ., dkk. (2009). Formasi Dasar Orang Muda. Yogyakarta : Kanisius.

Video klip Vicky Shu,Courtesy of Youtube. 6) Waktu : 19.45-21.15

 Pendamping memberikan penjelasan mengenai tema yang bersangkutan Dewasa ini, manusia dapat dikatakan tidak dapat lepas dari yang namanya kecanggihan teknologi. Hal ini dapat dilihat, dibanyak tempat setiap orang terlebih kaum muda selalu menggenggam sebuah handphone ditangannya. Sebagai seorang pribadi yang mempunyai peran penting dikemudian hari, ada baiknya kita dapat melihat manfaat apa saja yang dapat diberikan oleh teknologi bagi kehidupan kita saat ini dan selanjutnya. Sebut saja beberapa nama yang mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dari kecanggihan teknologi, ada Vicky Shu yang ditengah kesibukannya sebagai seorang penyanyi sekarang dia pun telah melebarkan sayap pada bidang bisnis on line yang dikelolanya, Briptu Norman yang melejit namanya hanya dengan menirukan sebuah tarian Chaya-chaya dari India yang kemudian diunggah ke situs Youtube dan juga ada Justin Bieber yang juga melejit dari situs Youtube. Masyarakat jaman sekarang memang lebih mengenal dan akrab sekari dengan kecanggihan teknologi. Selain itu, jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Skype dan sebagainya pun dapat berdampak positif bagi penggunanya. Melalui Facebook kita dapat berjualan dengan mudahnya, selain menambah pertemanan tentu saja mendapat berbagai informasi dengan mudah. Sebut saja pada kejadian meletusnya Gunung Merapi, banyak relawan yang memang harus standby di depan layar terpaku untuk dapat melihat bantuan apa saja yang memang sedang dibutuhkan. Dengan begitu dengan sangat mudah lalu mengidentifikasi barang yang dibutuhan serta langsung dapat mengirim ketempat atau posko-posko yang memang sedang membutuhkan bantuan.

Tuhan memberikan kita kemudahan dalam menjalankan kehidupan ini, dan ini terjadi tanpa kita sadari. Orang tua yang kemudian menjadi orang yang paling penting dalam kehidupan kita, mempunyai peran yang besar bagi kehidupan kita. Teman, sahabat bahkan gurupun telah membentuk kita menjadi seorang yang memiliki kepribadian yang khas dan kuat. Hanya dengan dukungan dan juga dorongan untuk terus maju, hal ini pun dapat membentuk diri kita menjadi lebih baik. Dengan adanya peluang yang tersedia, kita dapat memperkembangkan diri dengan sepenuhnya yang kemudian hal ini berdampak pada kenyamanan dalam menjalani kehidupan serta menjalani kehidupan yang ada dengan gembira. bersyukur atas segala yang telah dimiliki lalu jangan lantas melupakan orang disekitar kita yang telah memeberikan dukungan, tetapi dapat tercermin dengan peduli kepada mereka yang membutuhkan dan juga bagi sesama.

Berikut ini marilah kita bersama-sama mendengarkan kisah Vicky Shu yang memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam menjalani kehidupannya (diambil dari Http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/jadi-pebisnis-vicky-shu-geluti-usaha-sepatu.html.)

Lahir di Cilacap, Jawa Tengah, 8 Juli 1987 sebagai anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Dicky Yudhosoko-Hj Faiza Aljufri, Vicky Veranita Yudhasoka Shu atau lebih dikenal dengan Vicky Shu, yang doyan baca, nonton DVD, dan travelling ini memang sudah hobi menyanyi sejak kecil. Beberapa alat musik bisa ia mainkan, piano, drum, dan gitar.

Vicky mengaku tidak pernah absen mendengarkan musik dan menonton acara-acara musik di TV. “Orangtua mendidikku untuk bermain musik. Beliin aku piano. Menurut mereka, kalau sudah bisa piano, lebih enak menekuni musik,”

kenang Vicky yang belajar main piano sejak kelas 3 SD. “Aku juga les piano klasik. Aku mainin lagu-lagu klasik.”

Vicky belajar olah vokal secara otodidak. Dia mulai tertarik menyanyi setelah menonton filmnya Judy Garland yang berjudul The Wizard of Oz. Sebuah film klasik yang diproduksi tahun 1939. Soundtrack film ini, “Somewhere Over The Rainbow”, yang dinyanyikan Judy juga tidak kalah keren. “Sudah ribuan kali aku nonton film itu,” aku Vicky.

Pengalaman menyanyi di atas panggung terjadi saat duduk di bangku kelas 3 SD YKPP 1 Cilacap. Vicky diminta mengisi acara perpisahan kelas 6. “Aku nyanyi ‘Burung Kutilang’. Lucu banget. Dari kelas 3 SD sampai mau lulus, nyanyi lagu itu terus,” ungkapnya.

Lulus SD, dia bikin band bersama dua teman ceweknya. Vicky main dram. “Mainnya masih ngawur-ngawuran sih. Serunya setiap mau latihan, aku naik sepeda bawa gitar kopong,” aku alumnus SMP Negeri 1 Cilacap ini.

Masuk SMA bakat bermusik Vicky makin terasah. Bersama teman-temannya — salah satunya yang sekarang jadi basis Hello Band — Vicky bikin band yang diberi nama Shufi. Kali ini Vicky main kibor merangkap vokalis. Beberapa kali ia tampil di atas panggung. Bukan cumi grogi yang didapat. Respons dingin penonton juga dirasakan oleh penyuka warna hitam ini. Banyak pelajaran bisa didapat. “Di panggung, kita tak hanya sekadar menyanyi,” aku Vicky.

Untungnya nilai-nilai di sekolahnya tidak pernah jelek. “Walaupun bukan ranking 1, bagus terus. Bisa masuk lima besar. Aku juga suka olahraga basket, atletik, dan renang,” jelas Vicky yang terus mengasah kemampuan bermusiknya hingga kuliah di Universitas Parahyangan Bandung. Hidup memang penuh rintangan. Itu pula yang Vicky rasakan ketika memilih musik sebagai jalan hidupnya. Orangtuanya sempat meragukan pilihannya ini.

“Apa pun kan butuh proses. Orangtua khawatir soal kejelasan masa depan aku. Yang jelas tanggung jawabku ke keluarga menyelesaikan kuliahku dulu. Baru setelah itu menekuni musik. Paling tidak aku sudah memegang gelar sarjana. Orangtua akhirnya merestui,” terang Vicky.

Setelah itu kemudian peserta diajak pula untuk mendengarkan kisah hidup dari Dewabrata.

“Cerita ini adalah kisah seorang anak raja. Ibundanya meninggal setelah melahirkannya, diiringi tangis diam ayahandanya, Prabu Sentanu. Dia diberi nama Dewabrata, yang artinya kesayangan para dewa. Kelak Dewabrata harus menggantikan Ayahanda Prabu, meski hatinya lebih suka berada di alam bebas, mengukir malam dengan semedi, menghias siang dengan ilmu dan kesaktian. Dewabrata semakin terbelenggu dengan keinginannya sendiri.

Di suatu malam Dewabrata bersemedi ditepi sungai suci, mengharapkan mendapat suatu jawaban dari beberapa pertanyaan yang lama ia pendam. Dia pun berharap bisa bertemu dengan ibundanya yang tidak pernah dikenalnya. Kemudian dengan rasa putusasa, dalam semedinya Ia berkata “Ibunda, beri aku petunjuk”. Tidak ada hati seorang ibu yang rela melihat putranya menggapai dari kegelapan. Alam sendiri tidak tega membiarkan permohonan yang tulus itu menggema tanpa jawaban. Perlahan-lahan aliran sungai berputar dihadapan Dewabrata, membentuk sebuah pusaran kecil yang makin membesar. Di tengah pusaran air itu dia melihat seorang wanita cantik yang duduk bersila. Di tangan kirinya ada sekuntum bunga utpala biru muda. Suaranya merdu ketika berkata, “Temukanlah tempat kediamanku. Aku Tara, Dewi Bumi, bersabda.” Ketika Dewabrata tersadar, di telapak tangannya tergambar sekuntum bungan utpala berwarna biru muda. Ia bertekad untuk menemukan kediaman Dewi Bumi.

Seperti halnya Vicky Shu, begitupun Dewabrata. Dalam kehidupannya mereka memiliki suatu kerinduan hati yang terdalam, sesuatu yang mereka

inginkan. Tidak hanya mereka tetapi kita semua dalam kehidupan ini memiliki suatu kerinduan hati, kerinduan hati ini pula yang kemudian menjadikan hidup ini menjadi lebih menarik. Dapat disebut pula bahwa kerinduan hati adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap pribadi.

 Setelah mendapat penjelasan yang cukup, peserta diajak untuk menonton video klip Vicky Shu.

 Refleksi Pribadi

Setelah melewati segala aktifitas yang dilakukan, peserta membuat suatu tulisan refleksi pribadi mengenai apa yang telah kudapat pada hari ini dan ditulis pada buku pribadi masing-masing para peserta dengan diiringi musik instrument.  Curhat antar sahabat

Tujuan : Peserta dapat berbagi pengalaman serta pendapat Alokasi Waktu : 30 Menit

Peserta dapat berbagi pengalaman serta pendapat, mengenai kisah Vicky Shu dan juga Dewabrata dalam mengarungi kehidupan untuk mencapai kerinduan hati mereka masing-masing.

b. Kebaikan Tuhan melalui Alam Ciptaan

Melihat keindahan alam dari dekat dan Doa pagi