• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian

ANALISIS KEBIJAKAN ASEAN DALAM MENANGANI MASALAH

V.1 Kesimpulan dan Saran

Dari uraian yang terdapat dalam bab-bab sebelumnya mengenai kebjakan ASEAN dalam menangani masalah di Indonesia periode 2003-2008 dapat ditarik suatu kesimpulan antara lain:

Masalah perdagangan, peredaran dan penyalahgunaan narkoba sebagai salah satu bentuk kejahatan transnasional yang sedang dapat sorotan baik dari masyarakat internasional maupun nasional, hal ini tidak terlepas dari

kenyataan bahwa merupakan salah satu penghasil narkoba

terbesar di Asia Tenggara. Dengan keberadaan di perbatasan Thailand, Myanmar, Laos. Segitiga emas menghasilkan 60 persen opium dan heroin di dunia, dengan jumlah penduduk ASEAN mencapai 500 juta jiwa menjadikan wilayah ini bukan saja sebagai wilayah produksi terbesar namun juga sebagai wilayah dan pasar yang cukup potensial bagi para pengguna

narkoba.

Penulis menemukan pemahaman tentang permasalahan

. Pada dasarnya masalah ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yang saling berkaitan: pertama masalah produksi obat secara illegal, kedua perdagangan secara illegal, ketiga penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Produksi obat-obatan secara illegal itu melalui proses pembudidayaan dimana tanaman yang menjadi bahan baku utama untuk

drugs trafficking

the goden triangle

golden triangle

drugs

pembuatan obat-obatan berbahaya hingga bahan baku tersebut siap untuk diperdagangkan dan dikonsumsi. Perdagangan illegal merupakan segala kegiatan pasca panen maupun paca pengolahan hingga sampai ke tangan para

pengguna ( ) yang meliputi aktifitas pengangkutan, penyelundupan, dan perdagangan obat-batan terlarang tersebut. Sedangkan

merupakan mata rantai terakhir dari masalah narkoba, yaitu penggunaan obat

-obatan berbahaya oleh konsumen yang tidak sesuai dengan kaidah kesehatan yang berdampak serius diakibatkan oleh penyalahgunaan seperti meningkatnya tingkat kejahatan dan tindak kekerasan, serta memburuknya kondisi kesehatan sehingga rentan terhadap berbagai penyakit seperti

HIV/AIDS dan hepatitis.

Secara umum fenomena peredaran narkoba dan obat-obatan terlarang terbagi menjadi tiga bagian yang di sebutkan di atas. Hal ini disinyalir merupakan ancaman keamanan terhadap sistem internasional diantara negara-negara yang terkait dalam proses produksi, perdagangan, dan penyalahgunaan. Ancaman tersebut sesungguhnya bersifat multidimensial artinya dilihat dari berbagai dimensi yaitu: dimensi politik, dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi budaya, dimensi kesehatan, dimensi penegak hukum,

dan dimensi keamanan nasional.

Fenomena kejahatan transnasional yang kian meningkat merupakan ancaman non konvensional, pada saat ini telah menjadi ian utama

negara-negara ASEAN. Hal ini adalah wajar karena jenis kejahatan ini tidak

mengenal batas-batas kedaulatan. customers

Selanjutnya dalam analisis, penulis menyimpulkan bahwa Kerjasama

ASEAN dalam menangani masalah dapat dipandang sebagai

suatu proses pelaksanaan kebijakan bersama bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Kebijakan tersebut adalah:

Pada tahun 1981 dibentuk sebagai

dibawah (COSD) dan

Disekertariat ASEAN. ASEAN berubah menjadi ASEAN

(ASOD). Tugas ASOD antara lain adalah

menyelaraskan pandangan, pendekatan dan strategi dalam menangani

masalah .

meliputi empat kegiatan utama: pendidikan, pencegahan penyalahgunaan narkoba, perawatan dan rehabilitasi, pemberdayaan dan penelitian.

Guna merealisasikan visi ASEAN 2020, maka melalui

pada tanggal 20 Desember 1997 dan

dihasilkan yang menghasilkan

keputusan ASEAN berupa pendekatan komperhensif untuk melawan kejahatan transnasional melalui kolaborasi regional dan kerjasama internasional.

Khusus untuk melakukan tindakan-tindakan kepolisian yang dianggap penting dalam memerangi kejahatan transnasional di bentuk

(ASEANAPOL) bekerja dalam hal pencegahan, drugs trafficking

ASEAN Drug Experts subkomite

Cominttee On Social Development Narcotic Desk

Drug Experts Senior Official on Drug Matters

drugs trafficking

ASEAN Plan of Action Drugs Abuse Control

The ASEAN minister of interior/home Affairs

ASEAN Declaration on Transnational Crime,

ASEAN Chiefs of National Police

pemberdayaan dan aspek operasional kerjasama melawan kejahatan

transnasional.

Impementasi kerjasama dalam menangani masalah di Indonesia pada umumnya berbasiskan pada tindakan penegakan hukum terhadap para pengedar narkoba yang menggunakan jalur darat, laut dan udara serta terhadap penyalahgunaan narkoba. Untuk penegakan hukum ini Indonesia mempunyai perundang-undangan sendiri. Bukan hanya itu implementasi kerjasama ini juga difokuskan pada upaya mbasmian

terhadap penanaman ganja di Aceh.

Fokus implementasi kerjasama dalam menangani ini dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan pendidikan pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi terhadap para penyalahguna narkoba, terutama dikalangan remaja dan pelajar. Untuk mengefektifkan kegiatan ini, pemerintah di Indonesia harus melibatkan peran serta masyarakat, terutama

lembaga-lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan dan lingkungan kerja. Di Indonesia juga terdapat suatu badan atau lembaga nasional yang secara fungsional bertugas merumuskan kebijakan nasionalnya. Kerjasama bilateral, regional, dan internasional dilakukan oleh nesia guna memperluas penggalangan sumber daya plitik, sumber daya ekonomi, dan sumber daya teknologi untuk meningkatkan afektifitas dalam menangani masalah narkoba dan obat-obatan terlarang.

ASEAN sebagai organisasi tertinggi di kawasan Asia Tenggara tentunya masih mengalami beberapa hambatan dan tantangan dalam

drugs trafficking

menangani masalah seperti, kurangnya komitmen dari

negara-negara anggota ASEAN sendiri dalam hal penanggulangan , lalu permasalahan dana yang menghambat proyek ASEAN dalam memberantas , serta faktor-faktor lainnya seperti faktor geografis Asia Tenggara sendiri.

Singkatnya, penulis menyarankan bahwa bahaya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang yang sudah banyak meracuni ini. Sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Bukan hanya pemerintah, tapi juga sektor swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, kalangan masyarakat seperti tokoh-tokoh masyarakat, pemuka agama diharapkan juga ikut dalam upaya menangani masalah narkotika dan obat

-obatan terlarang. Dengan demikian upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia tidak saja hanya bersekala domestik seperti penyuluhan, tapi juga mencakup kerjasama regional dan bahkan internasional. Tujun utamanya adalah untuk menangani masalah narkotika dan obat-obatan terlarang.

drugs trafficking

drugs trafficking