• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian

ANALISIS KEBIJAKAN ASEAN DALAM MENANGANI MASALAH

IV.1 Kebijakan ASEAN dalam Menangani Masalah Narkotika dan obat- obat-obatan terlarangobat-obatan terlarang

IV.1.2 Program Perkembangan Aksi ASEAN

111

senior official

ASEAN Plan of Action on Drug Abuse Control

Ibid

kesadaran mengenai penyebab dan dampak dari penyalahgunaan narkotika dan obat-batan terlarang. Sehingga hal ini dapat menggerakkan keterlibatan individu, kelompok dan masyarakat untuk mengimplementasikan berbagai program aksi ini yang bertujuan untuk memberantas pengguna dan permintaan illegal narkotika dan obat -obatan terlarang.

Tujuan dari rencana aksi diatas dapat dijabarkan sebagai berikut:1 1 2

1. Meningkatkan pengembangan sumberdaya manusia di bidang

penanggulangan masalah narkoba;

2. Mengembangkan mekanisme untuk meningkatkan peluang memperoleh pendanaan bagi proyek-proyek terkait;

3. Meningkatkan berbagai program dan aktivitas yang terintegrasi secara efektif dengan berbagai badan atau institusi yang relevan di ASEAN;

4. Mereview kebutuhan data regional tentang penyalahgunaan

dan perdagangan gelap narkoba;

5. Mengintensifkan kerjasama dengan berbagai negara (di luar ASEAN) serta organisasi internasional dalam menanggulangi

masalah narkoba;

6. Memfasilitasi Ratifikasi Awal ( ) dan

implementasi semua konvensi PBB yang relevan dalam menanggulangi masalah narkotika dan zat-zat psikotropika;

7. Meningkatkan kapasitas , dan evaluasi di kawasan Asia Tenggara;

112 ASEAN Plan of Action on Drug Abuse Control, ASEAN Secretariat Website: www.aseansec.org/function/paasod1.htm di akses pada tanggal 22 Desember 2010.

Early Ratification

riset monitoring drug

8. Meningkatkan peranan LSM dalam pencegahan dan

penanggulangan masalah narkoba;

Sementara itu program dan prioritas utama dari kerjasama ASEAN yang digariskan dalam rencana aksi tersebut meliputi empat kegiatan: Pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba, perawatan dan rehabilitasi, pemberdayaan dan penelitian. Dalam pendidikan

pencegahan dan informasi, berbagai workshop mengenai pendidikan

narkoba untuk para guru dan penyusun kurikulum dan penelitian komparatis mengenai pendidikan dan pencegahan telah diadakan. Kegiatan kerjasama dalam pemberdayaan hukum mencakup pertukaran informasi mengenai trends, modus operandi dan jalur

perdagangan narkoba.

Negara-negara anggota ASEAN juga secara regular telah melaksanakan program pertukaran personil yang berkaitan dengan perawatan dan rehabilitasi pada tingkat operasional, hal ini terdapat

empat dalam pelaksanaan program-program yang

disebutkan di atas yaitu:

Bangkok Manila

Kuala Lumpur

Singapore.1 1 3

113 ASEAN Drug Abuse Control, Medium-term Programme 1996-1998 dalam ASEAN

Secretariat website: www.aseansec.org. diakses pada tanggal 22 Desember 2010. training centre

ASEAN Training Centre for Narcotics Law Enforcement ( ), ASEAN Training Centre for Preventive Drug Education ( ), ASEAN Training Centre for Treatment and

Rehabilitation ( ), ASEAN Training Centre for the

ASEAN juga telah mengupayakan pengembangan program aksi pencegahan dan rehabilitasi korban narkoba melalui peningkatan dan perluasan kerjasama di antara organisasi pemerintah dengan

organisasi non-pemerintah dan kerjasama diantara sesama organisasi

non-pemerintah di masing-masing negara. Pengembangan program aksi pencegahan dan rehabilitasi korban narkoba di Indonesia dikoordinasikanoleh BadanNarkotika Nasional (BNN).

Dari deskripsi Arah Perkembangan Kebijakan ASEAN dan Perkembangan Program Aksi ASEAN dalam menangani masalah narkoba dan obat-obatan terlarang di atas diketahui bahwa strategi pendekatan yang digunakan adalah strategi pendekatan (CMO).1 1 4 Dimana pada tahun 1985, ASEAN turut mensponsori resolusi PBB no. 4 2 mengenai perlunya untuk mengadakan suatu konferensi Dunia pada tingkat Menteri mengenai penyalahgunaan narkoba dan peredaran ilegalnya,

(ICDAIT) pada akhirnya berhasil diselenggarakan di

Wina, Austria pada tahun 1987 dan menghasilkan salah satu kesepakatan penting yaitu

(CMO) kesepakatan tersebut menekankan pentingnya pendekatan

114 ASEAN Plan of Action on Drugs Abuse Control, ASEAN Secretariat, January, 1995

dalam ASEAN Secretariat website: www.aseansec.org. diakses pada tanggal 22 Desember 2010. IV.1.3 Perkembangan Strategi Kerjasama ASEAN

Comprehensive Multidisciplinary Outline

International Conference on Drug Abuse and Illicit Trafficking

yang berimbang antara faktor pencegahan, perawatan dan rehabilitasi para pecandu obat-obatan terlarang. Baik dalam pembuatan kebijaksanaan maupun tindakannya dengan upaya mengurangi

persediaan atau pasokan narkoba dan perdagangan gelapnya. Disisi yang lain, strategi pendekatan ini dapat dikatakan sebagai strategi

pendekatan yang menyeluruh menggunakan berbagai carasumberdaya dan diselenggarakan dengan pola kerjasama yang terarah.1 1 5

Strategi ini juga sebagai suatu konsep pendekatan teknis operasional yang dilakukan berdasarkan analisis sumber permasalahan, fenomena dan dampak permasalahan serta analisa solusi permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai tampaknya menjadi penting untuk dikedepankan. Dengan demikian arah kebijakan yang ditetapkan menjadi lebih jelas untuk ditempuh. Serta kerjasama ASEAN dalam penanggulangan lalu lintas perdagangan narkoba akan menjadi efektif bila diselenggarakan dengan strategi pendekatan yang tepat, cermat dan terintegrasi ke seluruh sektor dan tingkatan.

Strategi yang demikian itu teridentifikasi dari arah kebijakan yang memperluas jalan dimana negara anggota dapat bekerja lebih dekat dengan lembaga dan organisasi yang relevan dalam

negara-negara dan negara internasional lainnya. Termasuk

115 Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Deplu RI “

” 2000. h. 181.

dialogue partner

Kerjasama ASEAN dalam menanggulangi kejahatan transnational

PBB dan lembaga khususnya , Interpol dan lembaga lainnya untuk memerangi kejahatan transnasional.

Disamping itu, dipandang perlu kerjasama dan koordinasi lebih dekat dengan Badan-badan ASEAN lainnya seperti

and , ,

,

dalam penyelidikan, penangkapan dan rehabilitasi. Dan yang lebih penting lagi, ASEAN memandang penting peranan organisasi non-pemerintah dalam kerjasama pencegahan penyalahgunaan narkoba serta kerjasama rehabilitasi terhadap korban penyalahgunaan narkoba. Organisasi non-pemerintah yang secara

internasional bergerak dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba antara lain

(IFNGO).1 1 6

Keberadaan organisasi non-pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat Indonesia di dalam federasi ini diwakili oleh organisasi BERSAMA (Badan Kerjasama Pembinaan Warga Tama). Organisasi ini berfungsi sebagai forum kerjasama bagi seluruh organisasi atau

lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pencegahan penyalahgunaan narkotika serta organisasi atau lembaga yang bergerak dalam bidang penyembuhan korban penyalahgunaan narkoba. Dari kebijakan ASEAN dalam melakukan kerjasama tersebut

116 h. 8.

Colombo Plan Bureau

ASEAN Law Ministers Attorneys-General ASEAN Chiefs of National Police ASEAN Finance Ministers Director-General of lmigration dan Director-General of Customs

International Federation of Non-Government Organizations for Drugs and Substances Abuses

yang telah di terangkan di atas dapat di gambarkan dalam tabel di bawah ini:

No. Pertemuan Kerjasama Hasil Kerjasama

1. Manila, Philipina 26 Juni 1976

Di tandatanganinya

2. Pada tahun 1981 Di bentuk

3. Pada sidang tahunan

yang ke-8 di Jakarta

tahun 1984

mengubah namanya

Menjadi (ASOD)

4. Pada sidang ASOD

yang ke-17 Oktober

1994

Menghasilkan rencana kegiatan meliputi empat kegiatan utama:

pendidikan pencegahan

penyalahgunaan narkoba, perawatan dan rehabilitasi, pemberdayaan dan

penelitian.

5. Pada pertemuan AMM Juli 1998

Kerjasama ASEAN ini difokuskan pada empat bidang kegiatan:

-TabelIV.1.3.1

Pekembangan Kebijakan kerjasama ASEAN dalam menangani masalah Drugs Trafficking

ASEAN Ministerial Meeting

ASEAN Declaration of Principles to Combat the Abuse of Narcotic Drugs

ASEAN Ministerial Meeting ASEAN Drugs

Experts

ASEAN Drugs Experts ASEAN Senior

Officials on Drug Matters

ASEAN Plan of Action Drugs Abuse Control

Join Declaration for A Drug-Free ASEAN - preventif education treatmen and rehabilitation, law enforcement,and research

6. Pada tanggal 1 Maret 1997

menandatangani

Persetujuan ini merupakan

bagian dari upaya peningkatan kerjasama

ASEAN guna menghadapi

realisasi AFTA, tujuannya

untuk meningkatkan kerjasama dalam memerangi perdagangan narkoba. 7. Pada tanggal 20 Desember 1997

Untuk memperjelas arah kebijakan dalam

merealisasikan visi ASEAN.

Di tandatanganinya

dan

menghasilkan keputusan ASEAN berupa

pendekatan komprehensif

untuk melawan kejahatan transnasional.

8. Pada sidang AMMTC ke 2 Juni 1999 di

Myanmar

Menetapkan mekanisme

dan kegiatan untuk menambah upaya Negara

anggota ASEAN untuk

memerangi kejahatan transnasional pada level

nasional. 9. Pada tanggal 24-25

Juli di Manila 1998

Joint Cmmunique the 31st ASEAN Ministerial Meeting (AMM)

Ditandatanganinya Treaty of Amity and Cooperation (TAC)

Penerapan prinsip non intervensi.

10. KTT IX ASEAN di Bali 2003.

Menciptakan komunitas keamanan yang terintegrasi dimana tidak ada lagi hubungan kekerasan berskala besar diantara

anggotanya

Deklarasi Bali Concord II 2003

- ASEAN Security Community

-ASEAN Sosio Cultural Community

- ASEAN Economic Community

ASEAN Finance Ministerial meeting

ASEAN Agreement on Custom

The ASEAN Minister of

Interior/Home Affairs ASEAN Declaration on Transnational Crime

ASEAN Plan Of Action to Combat Transnational Crime

11. Pada KTT ASEAN

ke-10 di Laos tahun 2004

Disepakati

(VAP)

Salah satu intinya menegaskan kembali

tekad negra-negara anggta

ASEAN untuk

mewujudkan Kawasan ASEAN Bebas Narkoba 2015.

12. KTT XIII ASEAN di Singapura 2007.

Merupakan transformasi

ASEAN untuk dapat

menjadi organisasi yang lebih efektif dan dinamis serta lebih mengakar ke

bawah ( ).

-Dita ndatanganinya Piagam ASEAN yang terdiri dari : Pembukaan, 13 Bab dan 55 Pasal

13. Pada sidang ke-30 ASOD, tanggal 30 Oktober 2009 Phnom

Penh, Kamboja

Indonesia dengan negara

anggota ASEAN mengesahkan (2009 -2015) tersebut merupakan suatu komitmen kuat ASEAN

dalam memerangi bahaya

Narkoba dan merupakan

wujud implementasi serta merupakan indikator kualitatif 2015. 14. Pada sidang ke-31 ASOD, tanggal 13 Oktober 2010 di Jakarta Pertemuan telah

menyepakati tiga hal dasar

sebagai pelaksanaan -, dan

-Pertemuan ASOD ini juga

telah menyepakati untuk meneruskan kerjasama

(ACCORD)

Sumber: Data diperoleh dari hasil wawancara dengan Nindasari Utomo Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN Kementrian Luar Negeri Indonesia 25 Januari 2011

Vientiane Action Programme

people center organization

ASOD Work Plan on Combating Illicit Drug Manufacturing Trafficking and Abuse

Worl Plan

ASEAN Socio Cultural Blueprint Element B6. Ensuring a drug-free ASEAN Drugs Free priority benchmark ASOD Work Plan

illicit manufacturing and trafficking of drugs and drug-relate crime

the prevalence of illicit drug use

illicit crop cultivation

ASEAN-China

Cooperative Operations in Response to Dangerous Drugs

IV.2 Implementasi Kerjasama dalam Menangani Masalah Narkotika dan