• Tidak ada hasil yang ditemukan

I.5 Kerangka Pemikiran

I.5.2 Konsep Keamanan

28

I.5.2 Konsep Keamanan

pengertian keamanan militer saja, melainkan suatu upaya untuk membangun tatanan regional yang berujung pada integras ekonomi melalui konsepsi komunitas ekonomi, dari sisi politik keamanan menjadi satu konsep komunitas keamanan ASEAN. Masalah akan menjadi tantangan besar bagi perkembangan ASEAN di masa

mendatang, oleh karena beberapa faktor.2 9

Faktor pertama adalah bahwa hakekat dari masalah keamanan nonkonvensional itu sendiri, yaitu sukar untuk dirumuskan, bahkan sering muncul sebagai masalah “baru”. Beberapa masalah keamanan nonkonvensional seperti misalnya migrasi gelap ( ) ataupun perdagangan narkotika dan obat-obatan terlarang seyogyanya sudah mendapatkan perhatian baik oleh pengamat maupun pemerintah. Disamping itu, terdapat tantangan lain, seperti ancaman terhadap lingkungan hidup dan terorisme internasional, dengan masing-masing karakter dan akar permasalahanya yang terus berkembang. Selain dari itu sumber dan ragam dari masalah tantangan keamanan nonkonvensional tersebut juga diperkirakan akan terus bang seiring dengan tren yang sedang dan akan terus berlangsung di dunia internasional, seperti pelaksanaaan demokrasi, hak asasi manusia serta sistem perdagangan dan moneter yang bebas dan terbuka.3 0

Faktor kedua yang merumitkan penanganan ialah masalah keamanan nonkonvensial adalah kecenderungannya sebagai isu lintas

29 A.K.P Mochtar. “ ”, CSIS Jakarta, 1999.

h. 46.

30

illegal migration

ASEAN dan Agenda Keamanan Nonkonvensional Ibid

negara ( ). Misalnya kasus-kasus migran gelap, perdagangan narkotika, ancaman terhadap lingkungan hidup atau menipisnya sumber energi yang tidak dapat diperbaharui (

). Dampak yang ditimbulkan oleh permasalahan nonkonvensional tersebut pada umumnya tidak terbatas pada satu negara, tetapi cenderung melibatkan negara lain.3 1

Sementara itu, menurut Barry Buzan (1998) dalam penelitiannya ia membagi keamanan ke dalam lima dimensi atau sektor, yaitu politik, militer, ekonomi, dan lingkungan.3 2 Tiap-tiap sektor keamanan tersebut memiliki unit keamanan, nilai ( ), dan karakteristik dan ancaman yang berbeda-beda. Secara umum, penelitian yang dilakukan oleh Buzan hanya memfokuskan pada empat dimensi atau sektor keamanan saja, yaitu politik, militer, ekonomi, dan sosial ( ).3 3

Berkaitan dengan keempat dimensi keamanan tersebut, masalah peredaran obat-obatan terlarang sebagai bagian dari kejahatan

transnasional ( ) dilihat sebagai isu keamanan.

Menurut Alan Dupont,3 4 hal ini didasarkan atas empat proposisi diantaranya: , kegiatan-kegiatan kejahatan transnasional dapat menjadi ancaman langsung terhadap kedaulatan politik suatu negara

31 32

Barry Buzan dan Ole Waever, and Jaap de Wilde. , London: Boulder, 1998. h. 21.

33

34 Alan Dupont, ”. dalam Jurnal

Vol.XXXIX No.3 May/june, 1999. h. 440. inter state non-renewable energy resources societal, value survival societal transnational crime Pertama Ibid

Security: A New Frmaework for Analysis

Ibid

Transnational Crime, Drugs And Security in East Asia Asian Survey

karena kapasitas dari kegiatan-kegiatan tersebut mampu melemahkan otoritas dan legitimasi pemerintahan di suatu negara. , adalah menurutnya legitimasi dan otoritas negara tersebut akan menyebabkan maraknya tindakan korupsi yang merupakan bagian dari strategi aktor -aktor kejahatan transnasional untuk mempertahankan bisnis ilegal mereka. Hal ini pada giliranya menimbulkan ancaman di bidang ekonomi. , meningkatnya kekuatan koersif dari sindikat kejahatan tersebut, pada tingkat internasional, dapat mengancam

norma-norma dan berbagai institusi yang berperan untuk menjaga tatanan global. , kejahatan transnational tersebut juga dapat menghadirkan ancaman yang bersifat militer terutama jika berkaitan dengan kegiatan-kegiatan dari berbagai kelompok pemberontakan internal di dalam negara.

Bagi banyak negara berkembang seperti Indonesia misalnya, isu perbatasan negara dan keamanan nasional kerap menjadi yang sangat dilematis. Aspek pertahanan yang merujuk kepada kemampuan untuk mengatasi berbagai ancaman militer yang berasal dari lingkungan internasional akan berbaur dengan aspek ancaman non militer. Tidak seperti negara maju lainya, negara-negara berkembang harus menghadapi sekaligus berbagai isu pembangunan ekonomi, sosial budaya dan politik yang begitu rumit dan terkait erat dengan stabilitas internal serta kemampuan aspek pertahanan negara untuk melindunginya dari berbagai kemungkinan ancaman militer yang

Kedua

Ketiga

berasal dari lingkungan eksternal. Sedangkan tindakan liter dalam menumpas perdagangan narkotika dan obat-obatan terlarang bukan merupakan sarana yang efektif dalam menanggulangi masalah ini.3 5 Dengan demikian kerjasama internasional antara lembaga-lembaga terkait di masing-masing negara perlu lebih dikedepankan dalam

mencegah perdagangan narkotika dan obat-obatan terlarang.

Konsep keamanan telah didefinisikan dalam kerangka geo-politik, yang mencakup berbagai aspek seperti “ ,

”.3 6 Digunakannya istilah “ ” dalam masalah ancaman ini dengan tujuan agar supaya masalah ini mendapatkan perhatian serius dari negara-negara lain khususnya yang tergabung dalam ASEAN. Bahaya terhadap ancaman keamanan ini pada hakekatnya cenderung bersifat transnasional yang bahaya alam, ekonomi, pembangunan dan sosial-politik. Misalnya, masalah perdagangan gelap narkoba.3 7

Apabila meninjau keadaan ASEAN pada saat ini, dapat dilihat bahwa baik sebelum terjadinya krisis ekonomi maupun sesudahnya, pembangunan politik dan ekonomi di masing-masing negara tidak merata, bahkan sebagai akibat krisis, masing-masing negara masih berada pada tahap yang cukup rentan dalam proses pemba n

35 Anak Agung Banyu Perwita “

” makalah disampaikan dalam seminar Nasional

” Bandung, 10 September 2007. h. 9 36 Muladi “ h. 15. 37 deterrence power

balancing dan military strategy security

Problematika Hubungan TNI dan POLRI dalam Menangani Terorisme dan Kejahatan Lintas Batas

Memperkuat Hubungan TNI-POLRI dalam Kerangka Keamanan Nasional

Problematika Hubungan TNI dan POLRI dalam Menangani Terorisme dan Kejahatan Lintas Batas Ibid,

bangsa. Oleh karenanya ketahanan masyarakat terhadap proses globalisasi masih sangat lemah. Sebaliknya dengan adanya kemajuan ekonomi akan mendorong terjadinya pergeseran nilai-nilai hidup di dalam masyarakat, sehingga dapat menimbulkan dampak negatif dari modernisasi.

Dengan demikian tantangan keamanan pada umumnya bersifat tidak langsung dan cenderung berawal dari keadaan atau perkembangan di dalam negeri, yang arah dan perkembanganya tidak terlepas dari kecenderungan-kecenderungan globalisasi. Dengan kata lain, masalah keamanan non-konvensional cenderung bersifat laten, dinamis dan multidimensial, yang implikasinya tidak hanya terbatas

pada suatu negara, tetapi lintas negara.3 8

Konsep sudah berkembang sejak didirikannya

Palang Merah Internasional ( ) pada tahun

1896.3 9 kemudian dalam perkembangan waktu, konsep ini disahka melalui Piagam PBB pada tahun 1945 yang disusul oleh

pada tahun 1948. Sedangkan istilah untuk pertama kalinya diperkenalkan dalam

38 A.K.P Mochtar, Loc.Cit. h. 47-50.

39 Human Scurity: (April 1999) dalam

http://www.summit-americas-org/Canada/Humansecurity-english.html, diakses pada tanggal 28 juni 2010.