• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masalah Narkotika dan Obat-obatan Terlarang di Segi Tiga Emas (Golden Triangle)

Bab V Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian

PERMASALAHAN DRUGS TRAFFICKING DAN DAMPAKNYA TERHADAP HUMAN SECURITY

II.1 Gambaran Umum Masalah Drugs Trafficking

II.1.1 Masalah Narkotika dan Obat-obatan Terlarang di Segi Tiga Emas (Golden Triangle)

54

55 Bambang Cipto,

: Yogyakarta, Pustaka Pelajar 2007. h. 228.

II.1.1 Masalah Narkotika dan Obat-obatan Terlarang di Segi Tiga Emas (Golden Triangle)

The golden triangle

Ibid

Hubungan Internasional di Asia Tenggara “Teropong Terh dap Dinamika, Kondisi Riil dan Masa Depan”

tersebut akan diedarkan ke seluruh dunia termasuk ke Asia, yang mulai meningkat daya serapnya terhadap amphetamine.5 6 Di bawah ini

adalah negara yang termasuk dalam kawasan :

II.1.1.1 Laos

Laos yang tadinya Negara produsen opium nomor tiga terbesar di dunia, telah melakukan pencapaian besar di tahun 2006, dimana dapat dikatakan menjadi bebas opium dengan penurunan jumlah penanaman opium hingga 93% melalui upaya yang dilakukan sejak tahun 1998. UNODC berkerjasama dengan pemerintah Laos merencanakan strategi nasional yang baru “Pendekatan Seimbang untuk Mempertahankan Penghapusan Opium di Laos PDR (2006

-2009)” yang difokuskan pada kegiatan ,

peningkatan kesadaran masyarakat dan penegakan hukum. dan pemerintah Laos juga terus melanjutkan dukungan bagi program terapi dan rehabilitasi para pecandu opium di 10 Propinsi di Wilayah Utara. Dalam tahun 2005-2006. lebih dari 8.250 orang mendapatkan perawatan dengan angka relapse yang relatif rendah.

II.1.1.2 Myanmar

Myanmar yang merupakan negara produsen opium nomor dua di Dunia, dengan melihat kondisi geografis, iklim dan situasi politik di Myanmar telah memotivasi perkembangan penanaman opium, sebagai salah satu jenis tanaman yang diandalkan oleh kaum mil separatis

56

golden triangle

alternative development

untuk membiayai perjuangan militer dan politik mereka. Fenomena ini terjadi pada dekade 1970-an dan kawasan perbukitan Shan di Myanmar dijadikan episentrum penanaman opium, karena mampu memproduksi 90 persen heroin yang beredar di kawasan

. Pada periode 10 tahun selanjutnya, yaitu tahun 1987 sampai tahun 1997, telah terjadi peningkatan produksi heroin yang cukup signifikan di Myanmar, dari yang semula hanya 835 ton 87) menjadi 2.365 ton (1997).5 7

Selanjutnya, dengan melihat fenomena di atas Myanmar berusaha untuk mengikuti program pengurangan penanaman opium di tahun 2006. UNODC meluncurkan proyek dukungan masyarakat, memperkenalkan inisiatif pengurangan permintaan atas narkoba dan membantu untuk menyediakan program terapi dan rehabilitasi bagi para pecandu opium di negeri tersebut. Di Myanmar penanaman opium turun hingga 34% dari sebelumnya 130.000 ha di tahun 1998 menjadi 21.500 ha. Program UNODC dalam pengurangan permintaan memberikan program perawatan dan detoksifikasi bagi para pecandu narkoba di lima wilayah kota Mong Pawk dan Distrik Wein Kao. Antara tahun 2004 hingga Juli 2006 telah dilakukan perawatan kepada lebih dari ratusan pecandu dan memberikan bantuan konseling bagi

57 Fredy B. L. Tobing,

, dalam , Vol 5 No1 November 2002. h. 79. the golden triangle

“Aktifitas Drugs Trafficking Sebagai Isu Keamanan yang Mengancam Stabilitas Negara” Jurnal Global Politik Internasional

keluarga. Selain itu juga UNODC juga menjadi badan yang memberi dukungan bagi permasalahan HIV/AIDS.5 8

II.1.1.3 Thailand

Kawasan Segitiga Emas, yang terletak antara perbatasan Thailand, Laos, dan Myanmar, dikenal luas sebagai pusat narkotik di kawasan Asia Tenggara. Kaum menanam opium dan mengolahnya menjadi heroin di kawasan sulit, yang jauh dari jangkauan operasi aparat keamanan. Juga tak terelakkan, Thailand masuk dalam jangkauan jaringan mafia narkotik internasional. Kemajuan teknologi telekomunikasi dan transportasi telah dimanfaatkan kaum mafioso untuk memperluas jaringan ke iatannya pada skala global.5 9

Ancaman narkotika telah menimbulkan kerisauan luas karena menjadi salah satu bahaya terbesar dunia, terutama bagi generasi muda. Tidak mudah pula menghancurkan jaringan produksi dan

pengedaran narkotika. Perdagangan narkotika memang termasuk bisnis menggiurkan. Operasi pemberantasan jaringan mafia narkotika

bertambah sulit karena adakalanya pejabat pemerintah dan aparat keamanan sering tergoda oleh penyuapan. Keprihatinan tentang bahaya

narkotika cenderung meluas. Korban narkotika tidak pandang bulu. Thailand juga termasuk negara yang paling dekat dengan kawasan segitiga emas. Tahun 2003 Perdana Menteri Thaksin

58http://www.myanmar-narcotic.net/eradication/coop7.htm. diakses tgl 25-09-2010.

59 H Sumarmo Ma’sum, .

Jakarta: CV Haji Masagung 1987. h. 36-40.

mafioso

Sinawarta giat melancarkan perang terbuka terhadap jaringan obat

-oatan terlarang di negerinya. Pemerintah Thailand menetapkan target bahwa dalam kurun waktu tiga bulan sejak awal Pebruari 2003 perang ini akan berakhir dengan kemenangan dipihak pemerintah. Pelaksanaan kebijakan ini ternyata menuai protes publi karena penangkapan dan pelaksanaaan eksekusi terhadap mereka dituduh terlibat dalam jaringan obat-obatan terlarang mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak azasi manusia.6 0

Salah satu program UNODC di Thailand, CBT (

), meraih UN2 1 Award untuk kategori proyek PBB terbaik di tahun 2006. dengan mempromosikan standarisasi pendataan laboratorium sebagai sumber referensi utama, UNODC memberikan bantuan untuk memperkuat pengawasan prekursor dan peningkatan kemampuan mereka dalam mengenali narkoba. cairan

dari tumbuhan, adalah yang digunakan di laboratorium gelap untuk memproduksi narkoba. UNODC memungkinkan penelitian pertama di Thailand atas kandungan yang sangat kaya dalam hingga dilaksanakannya operasi internasional mengenai ATS oleh INCB. hasil dari penelitian ini akan membant

negara-negara dalam mengembangkan mekanisme untuk mencegah

60 Computer Based Training Safrol, ekstrasi prekursor safrol prekursor Ibid

penyebarluasan bahan ini untuk kepentingan pembuatan gelap

narkoba.6 1

Sebagian telah disebutkan dalam bab terdahulu,

adalah daerah yang dikenal sebagai pusat produksi, penyelundupan, serta perdagangan narkotika di kawasan Tenggara. Daerah tersebut meliputi Thailand, Myanmar, Laos. Ketiga negara ini menjadi salah satu pusat produksi serta pemasok

ATS ( ), heroin maupun opium terbesar

di dunia pada dekade terakhir ini. Hal yang paling dikhawatirkan dari

keberadaan ini adalah dampaknya bagi

negara-negara di kawasan Asia Tenggara, negara-negara-negara tersebut bias saja akan menjadi seperti negara-negara Amerika Latin misalnya Columbia dan Mexico. Masyarakat di negara tersebut percaya bahwa

6 2

lebih kuat dari negara bahkan mampu mengendalikan sebuah negara sekalipun.6 3

61 Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan

Narkoba Bagi Pemuda 2002. h. 39

62

merupakan sebutan untuk orang, kelompok, dan organisasi yang mempu menguasai aktifitas produksi, peredaran, serta perdagangan narkotika dan memiliki jaringan internasional bahkan cenderung tidak tersentuh oleh hukum sekalipun. Di negara Colombia, mafia ataupun organisasi kejahatan yang memegang kendali dalam aktifitas memiliki otoritas yang sngat besar bahkan dalam level negara s dimana mereka dengan mudahnya lepas dari jeratan hukum serta mampu mengendalikan hukum tersebut.

63 Zarina Othman, “ Akademika

65: 2004. h. 33.

II.1.2 Produksi dan Jalur Peredaran Narkotika dan Obat-obatan