• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 KESIMPULAN

Bisnis jaringan atau yang biasa disebut dengan Multi Level Marketing

(MLM) adalah bisnis yang cukup disukai banyak orang. MLM merupakan salah satu bisnis yang sudah ada sejak tahun 1940-an. . Bisnis MLM adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para disktributor lepas yang diperkenalkan kepada distributornya. Banyak produk dari perusahaan yang menggunakan sistem MLM sebagai cara pemasarannya kepada konsumen. Bisnis ini biasanya membuat para anggotanya untuk mencari anggota lain dan memasarkan produk-produknya tidak melalui iklan melainkan promosi dari mulut ke mulut. Setelah mendapatkan banyak anggota yang rajin membeli barang akan mendapat keuntungan yang berlipat ganda daripada anggota atau anggota yang hanya membeli saja tanpa mencari anggota lain (downline). Hasil yang diperoleh dari Multi Level Marketing atau MLM ini nantinya tidak hanya keuntungan materi saja, tetapi juga terjalin hubungan persahabatan, pengembangan kepribadian, serta dapat membantu orang lain.

Namun setelah melakukan penelitian dilapangan, diperoleh hasil bahwa usaha kegiatan berbisnis seperti MLM atau mengandalkan jaringan ini tidak seindah dan semudah yang di gembar-gemborkan oleh masyarkat yang telah sukses melakukan kegiatan ini. Ada banyak permasalahan yang harus benar-benar serius untuk disegera ditanggulangi dan diperhatikan baik pihak pengusaha ataupun orang-orang yang masih aktif bekerja di dalamnya yaitu:

1. Faktor pertama seperti pembagian waktu kerja rutinitas atau pekerjaan pokok. Dimana bila seseorang yang dulunya belum mendapatkan pekerjaan yang pasti dan memilih untuk terjun ke kegitan MLM ini dengan memiliki banyak waktu, maka setelah selang beberapa waktu akhirnya dia mendapatkan pekerjaan yang hasil dan upahnya stabil sehingga menyebabkaan pekerjaan di bisnis MLM nya menjadi terbengkalai. Orang tersebut disibuknya dengan kegiatan rutinitasnya dari pekerjaan pokoknya, apalagi bila orang tersebut bekerja di perusahaan ataupun instansi yang memang menuntut loyalitas terhadap pekerjaan yang diembankan kepadanya, maka bisa saja dia tidak akan aktif lagi di pekerjaannya di bisnis jaringan.

2. Faktor kedua yaitu susdahnya merekrut member/anggota yang hendak dijadikan bawahan atau downline.

Ini juga merupakan hal yang bisa kita katakan serius, dimana perusahaan-perusahaan berbisnis jaringan atau MLM sudah mulai bermunculan dan

mengalami persaingan yang sangat ketat, untuk itu perlu diperhatikan lagi bahwa untuk menambah anggota bawahan akan terasa sulit, karena masyarakat pasti akan lenih mempertimbangkan segala aspek tentang baik atau buruknya serta menguntungkan atau tidaknya usaha yang ditawarkan oleh perusahaan jaringan itu kepada dirinya.

3. Faktor yang ketiga yaitu lebih diembankan kepada para member yang masih aktif dan masih menjalankan bisnis jaringan ini.

Dimana orang tersebut harus aktif dan cakap dalam berbicara artinya seseorang yang menjadi anggota tersebut harus bisa berbicara dan handal dalam menyampaikan segala informasi dan kelebihan dari usaha bisnis jaringan yang digelutinya karena dengan begitu beliau akan bisa merekrut dan menambah para anggota bawahannya lagi.

4. Faktor yang keempat yaitu sistem pembayaran yang tunai dan kredit, para

member/anggota yang masih aktif harus lebih mengerti dan lebih menilai para pelanggannya sendiri.

Dimana ini terkait mengenai cara pembayaran yang barang atau produk yang telah dipesan oleh pra konsumen. Bila sekiranya terlihat sulit membayar sebaiknya lebih diberikan perpanjangan tenggang waktu yang disepakati.

5. Faktor yang keliama yaitu mengenai kualiatas dan mutu yang telah diberikan oleh perusahaan bisnis MLM ini.

Dimana ini lenih ditekankan kepada perusahaan. Setiap perusahaan berbisnis MLM atau jaringan yang bergerak di bidang fashion terkadang cemderung asal-asalan dan tidak mengindahkan komitmen yang akan memberikan ”mutu terbaik” kepada para konsumen. Terkadang banyak konsumen yang mengeluh mengenai barang-barang yang telah mereka order yang tidak sesuai dengan apa yang telah ditampilkan di katalog yang telah mereka lihat. Walaupun terkesan sepele, tapi akan berakibat fatal dimana kurangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap usaha bisnis jaringan ini dan mengakibatnya kurangnya minta mereka dalam mengorder baranf-barang tersebut.

Dari data-data yang telah diperoleh dan dijabarkan seperti di bab sebelumnya, maka kesemuanya itu harus benar-benar diperhatikan baik para anggota ataupun perusahaan yang ingin bisnis mereka tetap berjalan dengan baik serta lancar.

5.2 SARAN

Berdasarkan informasi yang diperoleh di atas, maka dapat dikatakan keberhasilan seseorang dalam bisnis MLM harus memiliki komitmen untuk mau bekerja keras, mengorbankan waktu, pikiran, tenaga serta materi, harus siap menerima segala bentuk penolakan dari orang sekitar, mau mempelajari sistem kerja

bisnis, membantu dan mendidik downline, harus mengubah sikap dari yang malas berinteraksi dengan orang harus menjadi gemar berinteraksi serta bercerita, bersikap ramah, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, penyabar serta cakap dalam berbicara.

Hal terpenting jika ingin menekuni bisnis pemasaran jaringan ini yaitu hendaknya jangan mudah tergoda dengan berbagai tawaran-tawaran menarik yang diberikan oleh pelaku bisnis jaringan. Hendaknya terlebih dahulu mempelajari bisnis pemasaran jaringan tersebut serta memeriksa apakah bisnis jaringan tersebut telah memiliki izin dari pemerintah seperti memiliki SIUPL. Ini mencenggah agar tidak tertipu oleh khasus money game yang beredar di masyarakat.

Tidak hanya itu, rasa konsisten dan komitmen juga harus tetap dipegang teguh oleh setiap perusahaan yang ingin agar produk-produk yang ditawarkannya diminati oleh masyarakat karena “kepuasan konsumen” itu merupakan hal yang mutlak bagi para perusahaan maupun pengusahanya sendiri agar perusahaan dan usaha mereka tetap diminati oleh masyarakat.