• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat life history. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistic dan kuantitatif lainnya. Penelitian ini akan mengumpulkan data kualitatif untuk menjawab persoalan dari permasalahan peneliti.

Dengan tahapan penelitian yaitu, pra-lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data, dan diakhiri dengan penulisan laporan penelitian. Penelitian ini berusaha menjelaskan mengenai permasalahan yang menimbulkan mengapa para anggota banyak yang tidak mau lagi bergabung dalam bisnis jaringan ini, dan semakin sulitnya mendapatkan para anggota yang baru dalam membangun dan memajukan kembali usaha MLM ini.

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Dalam penelitian ini, untuk pertama kalinya peneliti melakukan observasi11

11

Observasi adalah suatu tindakan untuk meneliti suatu gejala (tingkah laku, peristiwa, artefak) dengan cara mengamati.

lapangan atau biasa disebut dengan pengamatan. Dalam pengamatan ini, peneliti pertama sekali mengamati situasi di daerah lingkungan tempat peneliti tinggal. Tepat pukul 15.30 pada tanggal 26boktober 2013, para tetangga khususnya ibu-ibu serta anak gadisnya sibuk melihat-lihat katalog yang ditawarkan oleh ibu yang biasa disebut dengan “opung vena” atau ibu Lina, berumur 35 tahun dan memiliki seorang suami bernama bapak Hendra yang berumur 38 tahun, bekerja sebagai wartawan di SIB (Sinar Indonesia Baru). Ibu Rina ini sudah 3 tahun menjadi anggota bisnis MLM atau yang lebih tepatnya bisnis jaringan di PT.Oriflame dan baru 2 tahun terakhir ini menjadi anggota bisnis jaringan ifa. Pertama sekali menjadi anggota sekitar umur 32 tahun, dan dulunya ibu Lina ini bekerja sebagai penjaga toko baju di toko kepunyaan kakaknya, tepatnya di pasar central. Beliau tertarik mengikuti bisnis ini atas rekomendasi oleh temannya ( sama-sama penjaga toko). Ibu Lina ini termasuk seorang perempuan yang rajin berdandan, dan dari situ temannya yang sama-sama bekerja sebagai penjaga toko tersebut memberikan katalog kepada ibu Lina, dan dari situ ibu Lina ini suka

membeli alat-alat kosmetik dari temannya, karena melihat peluang ini, temannya tersebut menawarkan untuk bergabung menjadi member , dan memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang akan di peroleh setelah menjadi member. Setelah menjadi member, ibu Lina ini lantas tidak hanya memakai sendiri kosmetiknya, tetapi dia juga menawarkan produk-produk itu kepada keluarga, teman kerja, bahkan tetangga-tetangga yang berada di kisaran rumahnya.

Banyak ibu-ibu rumah tangga yang juga membeli produk yang ditawarkannya, dengan cara menyicil 3 kali angsuran pembayaran produk tersebut. Tidak hanya itu, beliau juga mengatakan banyak juga mahasiswa dan anak-anak sekolah khususnya SMA yang membeli ataupun memesan kosmetik tersebut darinya. Berbicara mengenai anggota bawahan ataupun

downline ibu Lina tidak tertarik untuk merekrut anggota, karena beliau hanya penikmat saja dan tidak ingin terobsesi sebagai leader ataupun top leader sebagaimana yang sering di buming-bumingkan dalam bisnis jaringan biasanya.

Dari hasil pengamatan ini, penulis mendapat kesimpulan untuk meneliti bisnis jaringan lain yang lebih lama berdirinya dibandingkan bisnis oriflame yang digeluti oleh ibu Lina tersebut. Peneliti tertarik untuk meneliti bisnis jaringan di PT. Sophie Martin, atau yang berubah nama menjadi Sophie Paris, dikarenakan bisnis ini tidak hanya menawarkan

produk-produk kosmetik saja, tetapi juga menawarkan produk fashion, berpa tas, pakaian, sepatu, dompet, bagi pria maupun wanita serta anak-anak.

b. Wawancara

Tidak hanya menggunakan teknik observasi, peneliti juga melakukan teknis pengumpulan data dengan menggunakan wawancara. Dimana wawancara itu sendiri adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan antara dua orang atau pihak yaitu pewawancara yang memberikan pertanyaan dengan informan yang menjawab pertanyaan dari si pewawancara. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan cara terbuka agar informan bebas bercerita tentang pengalamannya dan segala informasi yang dimilikinya. Wawancara yang diilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam ( depth interview). Wawancara mendalam (depth interview ) merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.

Wawancara dilakukan dengan bantuan pedoman wawancara (interview guide). Sesuai dengan pendapat (Spradley, 1997) yang mengatakan bahwa, metode wawancara mendalam (in–depth interview) jenis ini tentunya berpijak pada prinsip bahwa peneliti melakukan learning from people (belajar pada masyarakat), dan bukannya study of people (mengkaji masyarakat).

Wawancara dilakukan dengan para anggota yang memang sudah menjadi anggota dari bisnis MLM atau Multi Level Marketing PT. Sophie Martin atau PT Sophie Paris dengan lama bekerja tidak terlalu diperhitungkan.

Dalam melakukan wawancara, peneliti menyesuaikan waktu dengan keadaan dan kegiatan para informan. Selain melakukan wawancara mendalam, peneliti juga melakukan wawancara sambil lalu. Wawancara sambil lalu ini berupa percakapan-percakapan sehari-hari yang dilakukan secara bebas tetapi masih tetap berhubungan dengan masalah yang hendak dipecahkan.

Pada saat melakukan wawancara peneliti menggunakan alat-alat eletronik yang sangat berguna ketika peneliti berada dilapangan, yaitu berupa alat perekam (voice notes recorder), kamera handphone (telepon genggam), serta buku catatan kecil. Peneliti menyadari bahwa peneliti juga punya keterbatasan sehingga alat perekam, kamera dan buku catatan

ini nantinya membantu peneliti untuk mendapatkan dan mengerti segala informasi saat wawancara berlangsung. Semua hasil wawancara mendalam dengan informan dapat terhimpun tanpa ada yang tertinggal.

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari berbagai literatur data yang ada hubungan dengan penelitian ini. Studi pustaka ataupun literatur penelitian tersebut yaitu mengenai bisnis multi level marketing PT.Sophie Paris, keanggotan, sejarah muncul dan lahirnya Sophie Martin.

Jenis kepustakaan dapat berupa buku-buku teori, laporan penelitian; skripsi, tesis, disertasi, artikel, opini dari surat kabar atau majalah. Perkembangan teknologi yang begitu pesat juga membantu dalam pencarian informasi melalui media online12 seperti internet.