• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modal dan Sistem Pembayaran Tunai Maupun Kredit

KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI OLEH TIGA ORANG MANTAN ANGGOTA PT SOPHIE PARIS

4.4 Modal dan Sistem Pembayaran Tunai Maupun Kredit

Modal merupakan sarana awal dalam memulai suatu usaha. Pada umumnya, tidak seorang pun dapat memulai aktivitas tanpa dukungan modal. Apalagi kalau aktivitas itu ditujukan untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diharapkan ini, akan memberi seseorang nafkah kehidupan sehari-hari dan bisa pula kekayaan.

Modal menduduki tempat yang amat penting dalam dunia usaha dagang, merupakan kunci di dalam kegiatan-kegiatan ekonomi. Modal itu bermacam-macam, tergantung pada kondisi fisik, pada fungsi ekonomi dan pada pemiliknya (Panjaitan, 1977:12).

Modal yang sangat erat kaitannya dengan masalah ekonomi ini pun merupakan salah satu yang menjadi faktor bagi para informan yang pernah mengeluti usaha ini untuk bergabung dalam bisnis ini. Tuntutan ekonomi yang semaki tinggi membuat para informan mencari cara untuk menambah penghasilan dengan mencari pekerjaan tambahan. Namun masalah ekonomi ini pula yang menyebabkan mereka menjadi terhambat untuk berbisnis itu terkait dengan modal.

Dalam bisnis Sophie, modal yang digunakan para member bukan untuk menyewa tempat berdagang sebagaimana layaknya bisnis konvensional lainnya, modal bukan pula digunakan untuk menggaji karyawan sebagaimana layaknya sebuah perusahaan maupun swalayan yang menggaji pramuniaganya. Bisnis jaringan atau multi level marketing tidak membutuhkan tempat untuk berdagang dan pegawai untuk dipekerjakan oleh seorang member yang hendak memasarkan produk-produk Sophie. Modal ekonomi yang digunakan oleh seorang member adalah untuk membeli pesanan produk-produk yang telah diminta oleh para konsumennya. Hal tersebut disebabkan karena sistem yang berlaku di MLM adalah mengharuskan membernya untuk terlebih dahulu melakukan pemesanan barang, baru kemudian produk dapat diperoleh dan disampaikan kepada konsumen. Biasanya, para konsumen ataupun pembeli tidak mau untuk menyerahkan uangnya sebelum produk yang dipesannya nyata ada di hadapannya. Pada saat inilah modal dalam bisnis Sophie sangat berperan.

Berdasarkan penelitian di lapangan, untuk memperoleh modal secara ekonomi tersebut, banyak dari para informan yang pertama sekali menggunakan uang tabungan pribadi mereka sebagai modal awal. Dalam ini para informan yang pernah menjadi anggota/member tetap berprinsip bahwa tabungan adalah tetap tabungan yang apabila dipakai untuk awal modal maka hasil dari setiap penjualan yang didapat disisihkan untuk bisa menggantikan tabungan yang terpakai sebagai modal awal tadi. Seperti yang pernah dilakukan oleh salah satu informan:

“modal awal tante ya tabungan tante, pertama sekali om enggak tahu kalau tante ikut bisnis-bisnis seperti ini, namun karena dilihatnya banyak katalog dirumah ya dia curiga juga, dipikirnya tante beli-beli majalah kayak gitu, boros sekali buang-buang uang dan juga suka beli-beli barang yang ada di katalog itu, ya lama kelamaan tante cerita sama om. Om sebenarnya tidak setuju, cuma karena sudah terlanjur dan tante cerita tentang cara kerjanya, jadi si om mau ngerti, kemudian tante bilang modalnya dari tabungan tante sendiri, ya si om sih bilangnya hati-hati untuk berbisnis seperti ini, apalagi nawarin ke orang-orang. Tante nurut-nurut saja” (terang, tante Lina,32 tahun)

Ada juga yang menggunakan gaji mereka dari pekerjaan yang sudah mereka geluti sebelumnya, seperti yang dikatakan oleh salah satu informan yaitu:

“ aku pertama menggunakan modal untuk ikut usaha Sophie ini menggunakan gaji sendiri dari pekerjaan aku mencuci dan menggosok dirumah majikanku. Belum seratus persen mengikuti di tahun pertama hanya mengonsumsi sendiri produknya, jadi aku merasa tidak ada yang menarik, namun lama kelamaan karena merasa kebutuhan pada naik dan tuntutan hidup semakin berat, maka aku ingin menjadikan bisnis ini sebagai penambah perekonomian. Awalnya sangat enak berbisnis ini karena aku mulai menyesuaikan waktu dengan pekerjaan rutinitasku sehari-hari untuk menyikuti pertemuan-pertemuan di BC dekat gerejaku, banyak yang ku pelajari disana, ya bermodal pelajaran dan wejangan yang diberi oleh leadernya, aku praktekan ke keluarga da kerabat awalnya, mereka kurang tertarik, kemudian tetangga, dan mereka pada mau lihat-lihat dan sebagian ada juga yang membeli, nah tapi ya begitu mereka memesan barang yang disukai tapi tidak langsung memberikan

uang, disitulah aku menggunakan modalku pertama sekali,( terang, ibu Juliana 38 tahun)

Terkait dengan modal, Sophie Martin juga tidak terlepas dari cara-cara pembayaran yang ditawarkan. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu menyebabkan para informan yang menggelutinya harus berpikir keras untuk memberikan kenyamanan bagi para konsumennya terkait masalah pembayaran dalam menjual produk-produk Sophie Martin ini. Cara pembayarannya ada yang menggunakan pembayaran tunai, yaitu informan yang pernah menjadi member

tersebut memberikan discount sebesar 10% kepada konsumen atau pembeli produk Sophie Martin yang membayar dengan system tunai. Discount 10% yang diberikan kepada para konsumen ini berasal dari keuntungan penjualan langsung yang didapat

member sebesar 30%. Misalnya saja seorang konsumen yang hendak membeli sebuah tas produk Sophie seharga Rp 250.000, apabila pembayaran yang akan dilakukan adalah secara tunai ataupun lunas maka konsumen tersebut diberikan discount sebesar Rp 25.000 sehingga jumlah nominal yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp 225.000 saja. Walaupun cara seperti ini akan mengurangi keuntungan anggota/member, tetapi untuk menarik simpati dan minat dari pembeli dan modal yang akan dijalankan dapat berputar secara cepat, cara ini mau tidak mau harus dilakukan walau keuntungan yang diperoleh oleh anggota atau pun informan yang pernah menjadi anggota hanya tinggal 20% saja. Sama seperti yang dialami oleh Ibu Juliana Telaumbanua yaitu beliau memberi discount harga sebesar 10% kepada

konsumennya bila konsumennya tersebut membayar lunas harga setiap produk yang dipesan. Cara seperti ini dilakukan oleh beliau untuk menambah modal kecil yang pertama dikeluarkannya, karena beliau menawarkan produk-produk Sophie ini kepada majikannya yang rata-rata bekerja sebagai pegawai baik di instansi pemerinah maupun swasta.

Pilihan yang kedua adalah dengan membayar produk yang telah dibeli dengan system kreditan atau mengangsur. Kebanyakan para konsumen produk-produk Sophie lebih memilih cara pembayaran yang seperti ini. Apabila konsumen yang telah membeli produk dan membayarnya dengan cara mengangsur, maka konsumen tersebut tidak lagi mendapatkan discount sebesar 10%, dengan harga sebagaimana yang tertulis pada katalog Sophie. akan tetapi walaupun pembayaran dilakukan dengan cara mengangsur, para member yang pernah menggeluti bisnis ini tidak pernah mengenakan ataupun memberikan bunga terhadap setiap harga barang yang terjual. Misalnya harga barang yang dibeli Rp 400.000, maka cara pembayarannya akan diangsur selama atau 6 x dalam 2 atau 3 bulan tergantung dari setiap member dengan angsuran pertama itu lebih besar dari angsuran berikutnya, yaitu Rp 150.000 diangsuran pertama dan pembayaran selanjutnya ditentukan oleh konsumen dengan ketepatan waktu yang telah diberikan oleh member dan disepakati bersama oleh kedua belah pihak.

Berdasarkan hasil data dilapangan, biasanya para mantan member ini memberikan keringanan mencicil barang tersebut apabila harga barang yang

dibelinya berkisar Rp 250.000 ke atas. Sedangkan untuk harga barang yang berkisar Rp 250.000 ke bawah, keringan cicilan 2 atau 3 kali saja. Secara rasional cara pembayaran seperti hanya memberikan keuntungan yang sedikit kepada para

member, namun walaupun telah diberikan keringan seperti itu, masiha ada saja para konsumen yang sedikit nakal untuk melakukan pembayaran angsuran ini, seperti penuturan yang dilakukan oleh informan yang ditemui di lapangan berikut ini:

“saya memberikan cara pembayaran dengan angsuran supaya banyak konsumen yang mau berbelanja. Pertimbangan saya adalah karena kalau menjual satu produk yang diangsur, memang keuntungan langsung dari penjualan tidak bisa langsung saya nikmati kerena belum lunas, tetapi dengan system angsur para konsumen akan membeli produk Sophie lebih dari satu, bahkan ada yang lima dua atau 3 buah dengan item yang berbeda. Bisa dikatakan lumayan namun kenyataannya, saya pernah konsumen yang memang sidikit nakal dalam melakukan pembayaran, pada saat pertama sekali melakukan pembelian pertama dan kedua, dia memang terlihat baik dalam pembayaran, namun tiba dalam pembelian ketiga sudah sedikit agak macet dalam system pembayaran yang mengangsur. Setiap saya hendak menagih banyak sekali alasannya, dan kadang saya juga tidak pernah mendapatinya dirumahnya, pernah juga sampai berkelahi dengan omongan, dan dari situ saya sedikit agaka trauma menawarkan barang dengan system angsuran, sempat ada tuga seperti itu bisa-bisa saya bangkrut dan modal pun tak kembali-kembali” (tutur, Juliana 38 tahun)

Dari petikan hasil wawancara diatas dapat dilihat betapa para mantan member ini sangat pengertian namun walaupun demikian masih saja ada konsumen nakal yang tega melakukan hal demikian kepada para member tersebut.