• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan

bahwa Abdur Arsyad menggunakan praktik retorika untuk menyampaikan materi

stand up comedy-nya. Praktik retorika tersebut terdiri dari ethos, pathos, logos,

dan lima kanon retorika. Pada segi ethos, Abdur memiliki karakter sebagai

seorang komika timur yang juga memiliki pengetahuan akan

ketimpangan-ketimpangan yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia bagian timur, sehingga

Abdur memiliki niat baik untuk menyuarakan suara-suara minoritas atau kritik

sosialnya melalui penampilan stand up comedy nya. Kemudian pada segi pathos,

Abdur mampu mempengaruhi emosi pendengar dengan memanfaatkan

momentum pada pemilu tahun 2014, sehingga penonton merasa memiliki

kedekatan dengan fenomena yang disampaikan oleh Abdur. Selanjutya pada segi

logos, Abdur memberikan bukti-bukti dan argumen yang logis mengenai

fakta-fakta ketimpangan sosial yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia bagian timur.

Selain itu, Abdur juga menerapkan lima kanon retorika yang terdiri dari

penemuan, penyusunan, gaya, ingatan, dan penyampaian. Praktik retorika tersebut

berfungsi untuk membuat audiens atau penonton mampu terpersuasi dengan

pesan-pesan kritik sosial yang disampaikan melalui penampilan stand up comedy

Dalam penampilan stand up comedy-nya, Abdur dikenal sebagai komika

yang membawakan materi kritik sosial. Kritik sosial tersebut didasarkan pada

ketimpangan sosial yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia bagian timur.

Alasan Abdur menyampaikan kritik sosial melalui stand up comedy yaitu karena

menurut Abdur panggung stand up comedy adalah tempat ideal bagi dirinya untuk

menyampaikan argumen-argumen dan pandangannya mengenai kehidupan.

Dengan begitu stand up comedy tidak lagi dipandang sebagai sebuah hiburan

semata, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan kritik sosial dengan cara

yang lebih mudah untuk diterima masyarakat, karena dibalut dengan jenaka.

Kritik sosial dalam penampilan stand up comedy Abdur juga digunakan untuk

menyampaikan suara-suara dari masyarakat Indonesia timur yang selama ini

merasa kurang diperhatikan dan tidak didengar oleh pemerintah maupun media

lainnya. Melalui stand up comedy penonton dapat dipersuasi dengan cara

penyampaian materi yang menerapkan unsur-unsur retorika dengan baik dan

benar.

5.2 Saran

Dalam proses penelitian ini, peneliti masih memiliki banyak kekurangan dan

kendala. Oleh karena itu, berikut disampaikan saran-saran yang diharapkan dapat

bermanfaat untuk penelitian selanjutnya yang mengangkat tema dan topik serupa,

1. Memperdalam kajian retorika dalam stand up comedy menurut tokoh

retorika yang lain, hal tersebut dikarenakan penggunaan konsep retorika

2. Memperdalam kajian kritik sosial yang disampaikan melalui stand up

comedy sebagai literature untuk menambah wawasan mengenai stand up

comedy yang dijadikan medium untuk menyampaikan kritik sosial,

dimana stand up comedy merupakan sebuah seni pertunjukkan yang saat

ini popular di kalangan masyarakat.

3. Melakukan penelitian yang lebih maksimal dengan objek penelitian yang

112

Alam, S. (2016). Stand Up Comedy sebagai Media Kritik Sosial (Analisis Wacana Stand Up Comedy Indonesia season 4 di Kompas TV). Skripsi Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, UIN Alauddin Makassar.

Alfianti, D. T. (2016). Retorika Dakwah Dzawin Nur Ikram dalam Stand Up Comedy. Skripsi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN

Hidayatullah Jakarta.

Anjani, E. A. (2013). Kohesi dan Koherensi Wacana Stand Up Comedy Prancis dan Indonesia. KAWISTARA, 227-334.

Arifianto, R. (2014). Gaya Komunikasi Komunitas Stand Up Indo Surabaya.

Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Arsyad, A. (2014). Stand Up Cmomedy Indonesia season IV. (A. Arsyad, Performer) Kompas TV, Jakarta.

Arsyad, A. (2018, April Sabtu). Stand Up Comedian. (V. Rizki, Interviewer) Boerhanuddin. (2012). Representasi Kritik Sosial dalam Tayangan Stand Up

Comedy Indonesia Kompas TV. Skripsi Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, UIN Alauddin Makassar.

Burhanuddin. (2015). Representasi Kritik Sosial dalam Tayangan Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV. Skripsi Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, UIN Alauddin Makassar.

Danesi, M. (2010). Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Effendy, O. U. (2002). Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fakhri, U. (2018, April Sabtu). Ketua Stand Up Indo Malang. (V. Rizki, Interviewer)

Foss, K. A. (2012). Rhetorial Theory. Encyclopedia of Communication Theory,

Sage Publication, 1-5.

Greenbaum, A. (1999). Stand Up Comedy As Rhetorical Argument : an Investigation of Comic Culture. Humor, 33-46.

Greene, G. F. (2012). Rhetorical in Comedy : How Comedians Use Persuasion and How Society Uses Comedians. The Corinthian : The Journal of

Student Research at Georgia College, vol.13 134-154.

Irianto, S. (2016). Kebugaran Aerobik Pemain Sepak Bola PSIM Yogyakarta tahun 2014. Jurnal Olahraga Prestasi, 1-8.

Kriyantono, R. (2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Kurnia, D. (2016). Abdur Stand Up Comedy Untuk Tepian Negeri. Act.id.

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2012). Teori Komunikasi : Theori of Human

Communication. Jakarta: Salemba Humanika.

Maarif, Z. (2015). Retorika : Metode Komunikasi Publik. Jakarta: Grafindo Persada.

Marlin, C., Warouw, D. M., & Kalangi, J. S. (2017). Fenomena Tayangan Stand Up Comedy di Kompas TV. e-Jurnal "Acta Diurna" Volume VI. No. 2. Marta, I. N. (2014). Retorika Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moleong, L. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Papana, R. (2016). Buku Besar Stand Up Comedy. Jakarta: Gramedia. Pragiwaksono, P. (2012). Merdeka Dalam Bercanda. Yogyakarta: Bentang. Pujileksono, S. (2015). Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: Intarns

Publishing.

Puspa, R. (2012). Hubungan yang Timpang antara CSR, Antaretnis, dan Iklan Korporat. Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, 64-77.

Soedarsono, D. K. (2012). Pesan Komunikasi Pendidikan di Media Televisi.

Jurnal Ilmiah Komunikasi MAKNA, vol. 2 no. 2, 49-57.

Sugiwardana, R. (2014). Pemaknaan Realitas serta Bentuk Kritik Sosial dalam Lirik Lagu Slank. Skriptorium, Jurnal Univeristas Airlangga.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supratman, L. P., & Mahadian, A. B. (2018). Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Deepublish.

Syamsuddin, M. (2014). Retorika. Modul 1, Universitas Terbuka, 1-38.

Unde, A. A. (2014). Televisi & Masyarakat Pluralistik Edisi Pertama. Jakarta: Prenada.

Vivian, J. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Prenadamedia Group.

Wardhani, A. K. (2015). Kocaknya Komika Abdur Mengisahkan Ketimpangan di

Kampung Halamannya. Jakarta: Tribunnews.com.

West, R., & Turner, L. H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi 2 : Analisis dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

West, R., & Turner, L. H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi I : Analisis dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Wisanggeni, A. (2014). SUCI 4 : Mari Menertawakan Indonesia. Jakarta: Kompas.com.

Wulandari, D. A. (2016). Analisis Wacana Kritis dalam Wacana Humor Abdurahhim Arsyad Stand Up Comedy 4 (SUCI 4) di Kompas TV.