HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Sajian Data
4.2.3 Penerapan Unsur Retorika - Logos dalam Penampilan Stand Up Comedy Abdur Arsyad
a) Show 1
No Kategorisasi Transkrip Aspek Logos
1 Pemilihan kata Penayangan pre-show
perdana kemarin, itu
akhirnya mama saya
percaya kalo saya masuk
TV. Iya, cuman mama saya,
yang tidak dia percaya itu
kok anak saya itu putih
sekali. Ya wajarlah ya
teman-teman, finalis yang
lain itu dikasih bedak, saya
dan Yudha Keling dikasih
batu kapur.
Bukti logis ditunjukkan
Abdur melalui
pemilihan kata batu
kapur. Pada materi
tersebut batu kapur
digunakan untuk
membuat wajar Abdur
terlihat menjadi putih.
2 Penyebutan
finalis lain
Dari pertama kali saya
belajar tentang stand up
comedy, saya selalu percaya
bahwa panggung stand up
comedy ini, bukan hanya
panggung untuk mencari
hiburan, tapi panggung ini
Abdur menyebutkan
nama-nama finalis lain
untuk memperkuat
adalah panggung dimana
suara-suara minoritas
disuarakan. Dari saya
teman-teman mendengar
suara orang timur, dari Lian
teman-teman mendengar
suara orang Cina, dari
Keling kita mendengar
suara gaib.
3 Data Teman-teman disini ada
yang tau Rokatenda? Tidak
ada? Inilah suara minor
yang mau saya bawa malam
ini. Teman-teman,
Rokatenda itu adalah
gunung berapi di Pulau
Flores. Dia meletus dari
bulan Oktober 2012 sampai
Desember 2013, empat
belas bulan, empat belas
bulan.
Abdur memperkuat
materi stand up
comedy-nya dengan mecomedy-nyajikan
data berupa durasi
meletusnya gunung
Rokatenda, yaitu selama
14 bulan, terhitung sejak
Oktober 2012 –
Desember 2013.
tidak tau, karena memang
berita Rokatenda meletus
pada waktu itu, itu tertutup
dengan banjir Jakarta.
menunjukkan bahwa
perhatian pemerintah
hanya terfokus pada
banjir Jakarta. Banjir
Jakarta dijadikan
sebagai bencana
nasional karena banjir
Jakarta dapat merugikan
Negara hampir dua
puluh triliun. Hal
tersebut dikarenakan pusat pemerintahan Negara Indonesia berada di Jakarta. Penggunaan fakta mengenai nominal
kerugian tersebut dapat
meyakinkan para
penonton terhadap
ketimpangan yang
dirasakan oleh
timur.
Tabel 4.9 Aspek Logos show 1
Sumber : Data Diolah Peneliti
b) Show 6
No Kategorisasi Transkrip Aspek Logos
1 Pemilihan kata Ini semua adalah tentang
inspirasi, bersatu dalam satu
mimpi untuk Indonesia
yang lebih harmoni.
Abdur menyusun materi
stand up comedy-nya
dengan pemilihan kata
yang menggunakan rima
(i) agar lebih mudah
dipahami dan didengarkan oleh penonton. 2 -Data -Logika Teman-teman, ada 6.608
orang yang berebut kursi di
DPR RI, 560 kursi. Ini
berarti, satu orang itu cuma
punya peluang menang
delapan persen, delapan
persen.
Abdur memperkuat
materi stand up
comedy-nya dengan mecomedy-nyajikan
data berupa jumlah
orang yang menjadi
calon anggota DPR,
jumlah kursi anggota
mengenai peluang
kemenangan.
Berdasarkan penjelasan
tersebut, terdapat logika
yang terbalik pada
materi Abdur,
seharusnya orang akan
bertanding dengan
peluang kemenangan
yang besar, tetapi dalam
materi tersebut
sebaliknya.
3 Pendidikan Iya karena kalau tidak ada
foto caleg, itu bagaimana
masyarakat di sana mau
memilih? Masyarakat di
sana kan rata-rata masih
buta huruf. Jangankan mau
memilih, huruf A besar
macam gunung Krakatau
saja mereka pikir lam alif.
Dalam materinya Abdur
menyebutkan rata-rata
masyarakat di Indonesia
bagian timur masih buta
huruf. Hal tersebut
mempekuat argumen
Abdur mengenai
ketimpangan dalam
4 Pendidikan Teman-teman menurut saya
selama pendidikan di
Indonesia tidak merata,
demokrasi kita akan selalu
rusak.
Apa yang dikatakan
Abdur dalam materi
tersebut merupakan hal
yang masuk akal untuk
memperkuat argumen
mengenai materi
ketimpangan dalam
bidang pendidikan.
5 Ajakan Makanya teman-teman
jangan ada yang golput.
Karena kita semua yang ada
disini dan yang ada di
rumah adalah harapan
Indonesia agar orang-orang
yang sudah gila sejak awal
tidak terpilih dalam pemilu
tahun ini.
Untuk memperkuat
argumennya Abdur
memberi ajakan untuk
tidak golput kepada para
penonton baik yang ada
di Balai Kartini maupun
yang ada di rumah.
Tabel 4.10 Aspek Logos show 6
Sumber : Data Diolah Peneliti
No Kategorisasi Transkrip Aspek Logos
1 Data Ketika Jakarta itu punya
Persija Jakarta, Malang
punya Arema Malang,
Kupang itu juga punya,
namanya Persatuan Sepak
Bola Kupang, disingkat
PSK Kupang.
Abdur memperkuat
materi stand up
comedy-nya dengan mecomedy-nyajikan
data berupa nama-nama
tim sepak bola.
2 Logika Ketika Jakarta itu punya
Persija Jakarta, Malang
punya Arema Malang,
Kupang itu juga punya,
namanya Persatuan Sepak
Bola Kupang, disingkat
PSK Kupang. Sumpah,
dengerin, Beta suwer ini,
memang ada. Iya. Persija itu
punya julukan apa, macam
kemayoran. Arema punya,
punya apa, punya julukan
singo edan.
Dalam materinya Abdur
menggunakan kata
“Komodo Jablay” untuk
julukan tim sepak bola
dari Kupang. Hal
tersebut dikarenakan
Komodo merupakan
hewan endemik yang
berasal dari Nusa
Tenggara Timur. Hal
tersebut sesuai dengan
logika yang ada, namun tambahan kata “Jablay”
tim tersebut menjadi
tidak sesuai sehingga
memancing tawa
penonton.
3 Percakapan Sampai-sampai kalo ada
orang tua yang cari dia
punya anak begitu, “Martin, pulang, sudah malam ini”.
“Ah sabar mama belum
baku pukul ini”. “Hey
Martin, cepat sudah, kau
belajar, besok sekolah
pagi”. “Ah iya mama,
sedikit lagi.”
Abdur menggunakan
percakapan untuk
memperkuat argumen
untuk menyampaikan
materi stand up
comedy-nya.
4 Analogi Di Malang itu temen-temen,
saya sering, suka sekali
nonton arema di stadion,
dan arema disana itu mulai
ada kubu-kubunya, jadi ada
aremania tribun utara,
tribun selatan, tribun
ekonomi, manajemen,
Abdur menyampaikan
argumen mengenai
kritik sosial dengan
menggunakan analogi
tribun. Penonton arema
yang terpisah menjadi
beberapa kubu
akuntansi, weh
macam-macam, macam-macam.
Akhirnya saya berpikir, eh
kayanya saya harus buat
kubu sendiri, saya kasih
nama Aremania Tenggara
Timur Laut. Yang lain bawa
terompet, kami bawa
kompas. Ini Tenggara
Timur Laut di bagian mana?
terdapat perbedaan yang
dirasakan oleh
penonton, yang
menggambarkan
perbedaan wilayah
Indonesia bagian timur
dan Indonesia bagian
barat.
5 Analogi Tapi teman-teman, paling
tidak enak itu kalo kalian
nonton dari tribun Timur.
Karena kalo di tribun barat
itu, di tribun barat itu
nonton pake lampu, cahaya
terang, kelap-kelip
dimana-mana, tapi di tribun timur
itu masih gelap, listrik tidak
ada.
Materi tersebut
merupakan argumen
yang menunjukkan
adanya ketimpangan
yang dirasakan oleh
masyarakat Indonesia
timur yang dianalogikan
dengan tribun timur.
Ketimpangan yang
dirasakan yaitu pada
segi pembangunan.
kursi, dikasih sofa, makan
enak-enak tapi di tribun
timur itu masih beralaskan
tanah, makan seadanya.
merupakan argumen
yang menunjukkan
adanya ketimpangan
yang dirasakan oleh
masyarakat Indonesia
timur yang dianalogikan
dengan tribun timur.
Ketimpangan yang
dirasakan yaitu pada
segi pembangunan.
7 Analogi Bahkan orang dari tribun
barat berteriak ke tribun
timur, woi kalian yang di
tribun timur sabar saja nanti
kami bangun kursi disitu
kami kasih makan enak,
tapi sampai pertandingan
berakhir tidak ada yang
datang.
Yang dimaksud dengan “orang yang berteriak”
pada materi tersebut
yaitu janji-janji yang
diberikan oleh
pemerintah mengenai
adanya pemerataan
pembangunan di
Indonesia bagian timur.
Tabel 4.11 Aspek Logos show 9
d) Grand Final
No Kategorisasi Transkrip Aspek Logos
1 Pemilihan kata Sebagai anak nelayan dari
Lamakera, saya melihat
Indonesia itu seperti Kapal
Tua, yang berlayar tak tahu
arah. Arahnya ada, hanya
Nahkoda kita yang tidak
bisa membaca. Mungkin dia
bisa membaca tapi tertutup
hasrat membabi buta, hasrat
hidupi keluarga, saudara,
kolega, dan mungkin istri
muda.
Abdur memperkuat
argumen kritik sosialnya
dengan menyusun
materi stand up
comedy-nya dengan pemilihan
kata yang menggunakan
rima (a) agar lebih
mudah dipahami dan
didengarkan oleh
penonton.
2 -Data
-Logika
Enam kali sudah kita ganti
Nahkoda tapi masih jauh
dari kata sejahtera.
Abdur memperkuat
materi stand up
comedy-nya dengan mecomedy-nyajikan
data berupa jumlah
presiden yang pernah
menjabat di Indonesia.
bahwa Indonesia sudah
enam kali berganti
presiden tetapi masih
jauh dari sejahtera, hal
tersebut tidak sesuai
dengan logika, dimana
seharusnya seorang
Presiden mampu
mensejahterakan
rakyatnya.
3 Data Nahkoda pertama, Sang
Proklamator bersama Hatta,
Membangun dengan
semangat Pancasila dan
terkenal di kalangan wanita.
Abdur menggambarkan
presiden pertama yaitu
Soekarno sebagai
seorang proklamator
yang membangun
negara Indonesia dengan
semangat Pancasila.
Presiden Soekarno juga
digambarkan sebagai
sosok yang terkenal di
kalangan wanita.
berkuasa. Datang dengan
program bernama PELITA.
presiden kedua yaitu
Soeharto dengan
menyajikan data bahwa
beliau telah menjabat
selama 32 tahun dan
memiliki program
bernama PELITA atau
Pembangunan lima
tahun, sehingga beliau
disebut sebagai bapak
pembangunan.
5 Data Nahkoda ketiga, sang wakil
yang naik tahta, mewarisi
pecah belahnya masa Orba.
Belum sempat menjelajah
Samudera, ia terhenti di
tahun pertama.
Dibanggakan di Eropa,
dipermainkan di Indonesia.
Abdur menggambarkan
presiden ketiga yaitu B.
J. Habibie dengan
menyajikan data bahwa
beliau merupakan
presiden yang naik
jabatan setelah presiden
Soeharto digulingkan.
Namun B.J. Habibie
hanya memimpin selama
6 Data Nahkoda selanjutnya, Sang
Kyai dengan hati terbuka. Ia
terhenti dalam sidang
Istimewa ketika
tokoh-tokoh reformasi berebut
Istana.
Abdur menggambarkan
presiden keempat yaitu
Gus Dur dengan
menyajikan data bahwa
beliau merupakan
seorang tokoh agamis
sehingga Abdur
menggunakan sebutan “Sang Kyai”. Presiden
Gus Dur dihentikan
melalui adanya sidang
istimewa.
7 Data Nahkoda kelima, Nahkoda
pertama seorang wanita.
Dari tangan ibunya,
Bendera Pusaka tercipta. Kata bapaknya, “Berikan
aku sepuluh pemuda” tapi
apa daya, itu di luar
kemampuan ibu beranak
tiga.
Abdur menggambarkan
presiden kelima yaitu
Megawati Soekarno
Putri dengan menyajikan
data bahwa beliau
merupakan presiden
wanita pertama di
Indonesia. Megawati
merupakan anak dari
menjahit bendera pusaka
Indonesia dan presiden
Soekarno.
8 Data Nahkoda keenam bagian A.
Kenapa bagian A? Sengaja,
biar tetap pada rima “A”.
Dua Pemilu mengungguli
perolehan suara. Dua kali
disumpah atas nama
Garuda.
Abdur menggambarkan
presiden keenam yaitu
Susilo Bambang
Yudhoyono dengan
menyajikan data bahwa
beliau merupakan
presiden yang telah
menjabat selama dua
kali periode.
9 Analogi Sebagai anak nelayan dari
Lamakera, saya melihat
Indonesia itu seperti Kapal
Tua, yang berlayar tak tahu
arah.
Abdur menggunakan
analogi Kapal Tua untuk
menggambarkan
Indonesia melalui materi
stand up comedy-nya.
10 Analogi Arahnya ada, hanya
Nahkoda kita yang tidak
bisa membaca.
Abdur menggunakan
analogi nahkoda untuk
meggambarkan presiden
11 Analogi Indonesia itu memang
seperti Kapal Tua dengan
penumpang berbagai rupa,
Ada dari Sumatera, Jawa,
Madura, Sumbawa hingga
Papua. Bersatu dalam
Nusantara. Abdur meggunakan analogi penumpang kapal untuk menggambarkan masyarakat Indonesia.
12 Analogi Dan mungkin setelah itu,
Kalimatan lahir, Jawa lahir,
Bali lahir, dan pulau-pulau
di bagian Indonesia timur
itu lahirnya paling terakhir. “Iya Ibu Per, tarik napas
dalam-dalam ibuk, terus
ibuk, iya terus, sedikit lagi,
sedikit lagi ya kepalanya sudah keluar, oke”,
hiyaaaak listrik mati.
Begitulah cara kami lahir,
makanya wajar kalo kami
gelap-gelap.
Abdur menganalogikan
Ibu Pertiwi (Indonesia)
sebagai seorang wanita
yang melahirkan
pulau-pulau di Indonesia.
Tabel 4.12 Aspek Logos Grand Final
Analisis :
Logos adalah bukti-bukti logis yang digunakan oleh pembicara, atau
argumen, rasionalisasi, dan wacana. Bagi Aristoteles, logos mencakup
penggunaan beberapa praktik termasuk menggunakan klaim logis dan bahasa
yang jelas (West & Turner, 2008). Berdasarkan hasil analisis peneliti, Abdur
menggunakan rima, kumpulan data, dan juga analogi untuk memperkuat
argumennya atau memberikan bukti logis pada materi stand up comedy-nya.
Bukti logis merupakan kalimat yang terdengar masuk akal bagi para penonton.,
namun ada kalanya Abdur membalikkan logika untuk menarik tawa penonton.
Abdur juga menyampaikan contoh kasus yang sesuai dengan kategori kritik yang
ia sampaikan, seperti kasus pemberitaan meletusnya Gunung Rokatenda untuk
kritikan penanganan bencana alam dan kasus buta huruf untuk kritikan terhadap
ketimpangan pendidikan. Contoh kasus tersebut ia gunakan untuk memperkuat
argumennya dan menampilkan unsur logos pada praktik retorika dalam
penampilan stand up comedy-nya.
Selain itu, dalam aspek logos juga berhubungan berkaitan dengan
silogisme. Menurut West & Turner (2008), silogisme didefinisikan sebagai
sekelompok proprosisi yang berhubungan satu sama lain dan menarik sebuah
kesimpulan dari premis-premis mayor dan minor. Biasanya, silogisme terdiri atas
dua premis dan sebuah kesimpulan. Silogisme berhubungan dengan sebuah
kepastian. Silogisme menuntun pada sebuah kesimpulan yang mengarah pada
Menurut Aristoteles dalam Strathern (1997), silogisme menunjukkan bahwa “ketika suatu hal tertentu dinyatakan, maka tentunya dapat ditunjukkan
tentang sesuatu yang lain yang akan mengikutinya”. Misalnya jika ada pernyataan
sebagai berikut :
Semua manusia adalah makhluk hidup Semua orang Yunani adalah manusia Maka dapat disimpulkan bahwa :
Semua orang Yunani adalah makhluk hidup.
Salah satu contoh penerapan silogisme pada penampilan stand up comedy
terdapat pada materi di show 6, “Sudah enam kali kita ganti nahkoda tapi masih jauh dari kata sejahtera”. Jika dimasukkan ke dalam rumusan silogisme maka
kalimat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
Semua pemimpin membuat sejahtera Semua nahkoda adalah pemimpim Maka dapat disimpulkan bahwa :
Semua nahkoda membuat sejahtera
Contoh di atas merupakan contoh logika yang sebenarnya. Namun dalam
penampilan stand up comedy Abdur Arsyad, silogisme ditampilkan dengan
menggunakan logika yang dibalik sehingga dapat menimbulkan tawa penonton.
Seharusnya disampaikan bahwa nahkoda yang merupakan analogi dari presiden
Indonesia yang telah memimpin, seharusnya pemimpin dapat membuat masyarakatnya hidup sejahtera, tetapi dibalik dengan menampilkan kalimat “tapi
masih jauh dari kata sejahtera” yang berarti kehidupan di Indonesia belum
sejahtera walaupun sudah berganti kepemimpinan sebanyak enam kali.