• Tidak ada hasil yang ditemukan

plus kaos ketat warna hitam mengkilat. Tiga penari itu langsung mengambil

posisi di tepi kolam renang. Sementara Tante

Sus dan kawan-kawan, masing-masing

menyebar mencari sudut pandang yang

enak. Ketika jarum jam menunjuk angka

22.00 WIB genderang pesta itu mulai

memanas. Tiga penari pria langsung beraksi

dengan gayanya yang menggoda. Mereka

yang rata-rata memiliki postur tubuh macho

dan atletis, sama sekali tak menemui

kesulitan mempertontonkannya dengan

gerakan-gerakan erotis.

M o a m m a r Emka Blue Nite C o w b o y Striper

Sementara Tante Sus Cs mengekspresi-kan rasa suka citanya dengan Suska ragam polah. Ada yang ikut bergoyang sambil b e r t e r i a k kecil. A d a j u g a y a n g h a n y a membelalakkan mata sambil menikmati minuman.

Layaknya sebuah pertunjukan, ketiga penari pria itu terus saja meliuk dalam iringan musik disco. Say a yang berdiri tak jauh dari Tante Sus, yang memilih berdiri d i sisi k a n a n , h a n y a bisa s e n y u m d a n t e r t a w a melihat polah tingkah w a n i t a -wanita malam itu. Bram yang m e m a n g berselera terhadap laki-laki, tak m a m p u menyembunyikan rasa sukanya. Pemuda yang malam itu mengenakan stelan celana jins dengan kaos ketat dipadu jaket kulit itu ikut larut dalam irama musik yang terus melaju.

S u d a h saya b a y a n g k a n s e b e l u m n y a . Tontonan pribadi tarian laki-laki itu pada akhirnya akan memasuki babak demi babak. Babak pertama, mereka m e n y u g u h - k a n tarian pembuka dengan masih mengenakan busana ketat mereka yang transparan.

Pada babak berikutnya, skenario tarian itu berlanjut dengan adegan membasahi

baju. Mereka serentak menceburkan diri dalam air kolam. Lalu secara bersamaan, mereka muncul dari dalam air dan langsung melanjutkan gerakan tarian mereka. Tentu saja, kali ini pemandangan berbeda. Dalam balutan baju ketat trans-paran mereka yang b a s a h , t u b u h - t u b u h mereka yang p a d a dasarnya memang berisi, tampak menonjol. Lekuk tubuh mereka jelas tergambar.

Di bawah siraman lampu kolam yang membias k u n i n g dan tak terlalu terang menyorot area kolam, tubuh-tubuh itu atletis itu terus saja

Sampai tiba gilirannya pada babak pra-k l i m a pra-k s y a n g d a l a m s e b u a h t o n t o n a n m e m a n g d i t u n g g u - t u n g g u p e n o n t o n . Mereka mulai melepas baju mereka satu per satu. Mula-mula kaos ketat yang menutupi kebidangan dada mereka. Aksi melepas baju ini, tidak hanya berlangsung begitu saja. Pada detik b e r i k u t n y a , m e r e k a m u l a i mendekatkan diri ke beberapa wanita yang berdiri di sekeliling kolam.

Dengan masih mempertontonkan gerak-an tari, m a s i n g - m a s i n g p e n a r i maju mendekat menggoda tamu wanita. Melihat tontonan itu, saya langsung teringat dengan

s e b u a h kafe berinisial JJ di k a w a s a n Kuningan yang sering menggelar acara Guy Nite. Dalam acara itu disuguhkan beberapa penari laki-laki yang menari-nari di atas bar d i h a d a p a n r a t u s a n p e n g u n j u n g y a n g kebanyakan wanita.

Para penari laki-laki itu hanya mengena-kan cawet untuk menutupi bagian vitalnya. Tubuh mereka dibaluri minyak. Ketika beraksi, tak jarang mereka membaurkan diri di tengah kerumunan tamu wanita. Dan aksi p e n a r i d e n g a n g e r a k a n t a r i a n m e n g g o d a , b e r s a m b u t h a n g a t d e n g a n teriakan histeris beberapa tamu wanita.

Tapi, penari-penari di pesta pribadi ma-lam itu, ternyata jauh lebih berani. Dan dari postur badan, lebih padat dan berisi. Dan benar saja. Baru saja angan saya sejenak membayangkan suasana kafe JJ, di depan mata saya, pertunjukan sudah memasuki babak yang paling mendebarkan.

Dengan gerakan bersama, mereka sedikit menjauh dari kerumunan tamu undangan. P ad a detik b e r i k u t n y a , mereka sengaja mencari sudut temaram di sisi kiri kolam renang. Dan perlahan-lahan, celana hitam ketat basah yang melekat di tubuh terlepas.

2 5 4 | Sex & City; Jakarta Under Cover

Pada saat bersamaan, mereka masih saja meliuk-liuk seksi.

Kali ini, terus terang saya yang merasa, maaf, malu sendiri. Pasalnya, ketiga penari pria itu benar-benar menari tanpa selembar benang p u n di tubuhnya. Tubuh mereka masih tampak basah oleh air. Di hadapan sekitar lima belas tamu yang kebanyakan wanita, mereka dengan santai terus saja bergerak ke kiri dan ke kanan. Sementara beberapa wanita memberikan semangat. Ada yang berteriak malu-malu, namun ada juga y a n g s p o n t a n m e m b e r i s a m b u t a n heboh.

Beberapa wanita yang sudah tipsy — setengah mabuk, malah lebih hebat lagi. Ada yang ikut menari sambil memegang gelas minuman, ada juga yang sampai mengikuti gerakan ketiga penari. Tante Rie misalnya, cuek saja ia meliuk dengan erotis sambil tertawa-tawa lepas. Dan ketika salah satu dari penari laki-laki itu mendekat, Tante Rie m e n y a m b u t n y a dengan menari bersama secara berdekatan. Astaga!

Kalau tontonan seperti itu dilakukan di hadapan tiga atau empat wanita di sebuah

M o a m m a r Emka Blue Nite C o w b o y Striper

ruangan tertutup, barangkali sudah bukan hal y a n g ekstrem. Di b e b e r a p a t e m p a t h i b u r a n di Jakarta, jasa layanan p e n a r i striptis laki-laki juga disediakan. Tapi, lagi-lagi, itu semua b e r l a n g s u n g di sebuah ruangan tertutup.

Makanya, saya termasuk yang terheran-h e r a n d a n tak p e r c a y a m e n y a k s i k a n tontonan malam itu. Ketiga penari ber-gerak seksi tanpa busana di hadapan p u l u h a n t a m u pria d a n w a n i t a d a n d i r u a n g a n terbuka. Semua seperti dalam khayalan saja. Toh, malam itu semua benar-benar nyata. Sampai jam berhenti di angka 23.30 WIB, pesta itu baru terhenti. Ketiga penari itu sudah bermandikan keringat. Dan beberapa t a m u w a n i t a t e m a n - t e m a n Tante Sus mengalami yang sama.

T

erselubung. Ternyata, tidaklah gam-pang bagi wanita awam untuk men-dapatkan jasa layanan striptis pria yang bisa diboking secara pribadi. Dalam prakteknya, mereka menggunakan modus operandi di bawah tanah alias terselubung.

Tidak seperti penari striptis wanita, yang d a l a m p r a k t e k n y a bisa d e n g a n leluasa mangkal di sejumlah tempat hiburan seperti pub dan karaoke, modus operandi cowboy dancer atau striptis laki-laki ini sedikit berbeda. Ketiga penari yang di-order Tante Sus malam itu misalnya tidak ditemukan di sejumlah tempat hiburan yang beberapa diantaranya juga menerima order penari striptis pria.

Mereka menjalankan operasi di belakang layar dengan aneka ragam kedok. Tante Sus mengorder penari yang dari sisi tampang, postur dan kepiawaian jelas di atas rata-rata itu dari seorang penata rias salon, sebut saja James, 28 tahun. Pria ini mempunyai salon s e n d i r i b e r i n i s i a l SH di di k a w a s a n Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

James sendiri m e m p u n y a i klien yang dilayani secara pribadi. Artinya, d a l a m praktek sehari-hari, James mempercayakan salonnya kepada beberapa staf, tapi untuk urusan perawatan yang sifatnya pribadi, James lah yang menangani. Nah, beberapa wanita kaya yang menjadikan James seba-gai penata rias pribadi adalah Tante Sus dan

Rie. Dari sinilah, akhirnya cerita tentang

cowboy dancer a t a u cowboy striper itu terungkap.

James mengenal beberapa pria yang pu-nya penampilan oke dan berbadan bagus. Mereka inilah yang akhirya dimanfaatkan James untuk dikelola. Mereka ditraining dan dijadikan penari yang siap menyuguh-kan ragam tarian, dari semi-hot sampai striptis. N a m u n m e r e k a h a n y a d i p a s o k u n - t u k kalangan tertentu dan sifatnya pribadi.

Karena kelas mereka berbeda, tarifnya di atas rata-rata. Kalau di sejumlah tempat hiburan yang bias memasok penari striptis pria, biasanya tarif rata-rata berkisar antara Rp. 500 ribu sampai Rp. 2 juta. Tapi Tante Sus meski membayar paket sebesar Rp 7 juta u n t u k m e n d a p a t k a n s u g u h a n t a r i a n s y a h w a t dari ketiga penari striptis pria malam itu.

Dan ujung-ujungnya ternyata memang tidak jauh dari urusan seks. Pasalnya, dalam prakteknya penari-penari striptis pria atau sebagian orang menyebutnya cowboy dancer

tersebut juga berstatus sebagai gigolo. Artinya, selain memberikan suguhan tarian, mereka p u n bisa di-order u n t u k u r u s a n

2 5 8 | Sex & City; Jakarta Under Cover

ranjang. Tarifnya pun tidak jauh berbeda, antara Rp. 2 juta sampai Rp. 3 juta untuk sekali transaksi one short time.

Di situlah letak seninya bisnis cinta

cowboy dancer. Mereka tidak saja mahir menggoda hasrat wanita dengan tarian-t a r i a n seksi, tarian-tapi m e r e k a juga p i a w a i m e n y u g u h k a n p e l a y a n a n full-service di tempat tidur. Dan itulah yang terjadi di pesta pribadi di rumah Tante Sus.

Ketika pesta usai dan hampir semua tamu larut dalam dunia khayal karena minuman, hasrat pun bergelora. Saya tidak tahu apa yang selanjutnya terjadi di rumah mewah itu. Entah wanita mana yang pada akhirnya m e n d a p a t k a n ketiga p e n a r i itu u n t u k dijadikan pasangan kencan, menghabiskan m a l a m u n t u k m e r e n g g u k k e n i k m a t a n dunia, larut dalam pesta cinta semalam. Ya, inilah wajah n e g e r i , negeri J a k a r t a . Mungkin benar, ketika banyak teman saya berseloroh: Jakarta sudah menjadi kota tak kenal dosa. Apa iya?{}

M o a m m a r Emka

Until Drop Party