• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketentuan Pembagian Dividen dalam Hukum Perusahaan

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Ketentuan Pembagian Dividen dalam Hukum Perusahaan

Kebijakan dividen menyangkut keputusan apakah laba akan dibayarkan sebagai dividen atau ditahan untuk reinvestasi dalam perusahaan. Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang kontroversial karena : pertama, bila dividen ditingkatkan, arus kas untuk investor akan meningkat, dengan kata lain akan menguntungkan investor; dan kedua, jika dividen ditingkatkan, laba ditahan yang direinvestasi dan pertumbuhan masa depan akan menurun, sehingga merugikan investor.226

Kebijakan dividen yang optimal adalah menyeimbangkan kedua hal tersebut dan memaksimalkan harga saham. Kebijakan dividen suatu perusahaan dihadapkan pada dua masalah utama, yaitu227 :

1. Pengaruh dividen; berkaitan dengan pertanyaan apakah jumlah atau tingkat dividen yang dibayarkan mempengaruhi nilai saham suatu perusahaan atau hasil yang akan dinikmati oleh pemegang saham.

226

Agnes Sawir, Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, (Jakarta : Gramedia, 2004), hal. 138.

227

2. Informasi yang terkandung pada dividen; masalah ini mempertanyakan apakah kebijakan dividen, terutama perubahan-perubahan kebijakan tersebut (misalnya membayar dividen berupa saham bonus), memberikan indikasi kepada pasar mengenai prospek laba di tahun yang akan datang.

Jika kebijakan pembagian dividen tersebut ditahan dan Pemprovsu melakukan reinvestasi kepada PT. Bank Sumut maka akan dapat disalurkan melalui kredit usaha kepada masyarakat. Sebaliknya jika tidak dilakukan reinvestasi kepada PT. Bank Sumut maka Pemprovsu akan memperoleh laba yang dapat digunakan untuk kemaslahatan rakyat banyak. Namun, dalam hal ini pengelolaan anggaran pemerintah masih lemah, dan ada baiknya Pemprovsu membagikan ada yang direinvestasikan dan ada yang diambil ke Kas Daerah. Dengan demikian tercapailah keadilan dan kemanfaatan dari kebijakan pembagian dividen tersebut.228

Ketentuan pembagian dividen pada PT. Bank Sumut harus tunduk pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pada Pasal 15 ayat (1) menyebutkan bahwa229 :

”Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) memuat sekurang-kurangnya :

a. nama dan tempat kedudukan Perseroan;

b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan; c. jangka waktu berdirinya Perseroan;

d. besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor; e. jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk

tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap saham;

f. nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris;

228

Pranoto Iskandar dan Yudi Junaidi, Memahami Hukum di Indonesia : Sebuah Korelasi

antara Politik, Filsafat, dan Globalisasi, (Cianjur : IMR Press, 2011), hal. 44.

229

g. penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS;

h. tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris;

i. tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen”.

Jadi, setelah melihat ketentuan hukum perusahaan dapat diketahui bahwa tata cara penggunaan dan pembagian dividen terdapat dalam Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT) Perusahaan dalam hal ini adalah PT. Bank Sumut. Berarti terdapat dalam Akta Notaris perubahan terakhir yang mengubah bentuk hukum perusahaan dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Namun, dapat juga dilihat pada Laporan Keuangan Laba Rugi PT. Bank Sumut pada tahun berjalan.

Pada Laporan Keuangan Perhitungan Laba Rugi Periode 1 Januari – 30 September 2010 dan 2009 didapat angka dividen, keuntungan dari penyertaan dengan

equity method, komisi/provisi/fee dan administrasi. Pada 30 September 2010 didapat

angkat Rp. 8.308.000.000,- dan pada tahun 2009 sebesar Rp. 22.580.000.000,-. Penarikan dividen pada PT. Bank Sumut tidak bisa sebanyak 100% atau seluruhnya, karena mengingat ada penyertaan kembali kepada penyertaan sebagai saham Pemprovsu.

Ada tiga jenis kebijakan pembayaran dividen yang biasa dilakukan oleh perusahaan, antara lain230 :

1. Stable Amount Per Share; dividen diberikan dalam nilai rupiah yang relatif

stabil per sahamnya. Alasan untuk memberikan dividen yang stabil adalah :

230

a. Dividen yang berfluktuasi lebih berisiko daripada dividen yang stabil, karena itu tingkat diskonto yang lebih rendah akan diterapkan pada dividen yang stabil sehingga nilai saham lebih tinggi;

b. Pemegang saham yang mengharapkan pendapatan dari penerimaan dividen akan lebih suka untuk menerima dividen dalam jumlah yang stabil;

c. Persyaratan listing saham mensyaratkan dividen yang stabil dan tidak terputus.

2. Constant Payout Ratio; dividen atas dasar persentasi tetap dari laba bersih

perusahaan;

3. Low Regular Dividend Plus Extra; tingkat dividen yang relatif rendah tetapi

sudah pasti jumlahnya ditambah suatu ekstra, yang besarnya disesuaikan dengan tingkat keuntungan perusahaan.

PT. Bank Sumut melakukan pembagian dividen kepada Pemerintah Daerah se-Sumatera Utara sebesar Rp. 127 miliar pada tahun 2006. Seperti yang yang diungkapkan oleh Chaidir Ritonga dalam Harian Waspada sebagai berikut231 :

“BUMD didisain sama dengan badan usaha atau korporasi lainnya. BUMD bisa bekerja profesional secara bussiness as usual (bisnis yang lazim), sebagaimana swasta lainnya. BUMD juga bisa untung, maju dan tumbuh berkembang bahkan memberikan manfaat yang besar bagi rakyat. Contoh yang sederhana dekat dengan kita sendiri adalah Bank Sumut. BUMD perbankan milik Pemprovsu, Pemkab dan Pemko se-Sumatera Utara itu telah memberikan jawaban atau lebih tepat harapan rakyat terhadap keberadaan setiap BUMD. Tahun 2006 untuk pertama kalinya, Bank Sumut mampu

231

Chaidir Ritonga, “Tantangan Mengelola BUMD”, Kolom Opini, Harian Waspada, Rabu 05 Desember 2007.

memberikan pembagian dividen dari perolehan labanya kepada pemegang saham tidak kurang dari Rp. 127 miliar”.

Berdasarkan keterangan di atas pembagian dividen PT. Bank Sumut didasarkan dari perolehan laba. Jadi kebijakan pembayaran dividen PT. Bank Sumut berdasarkan Stable Amount Per Share karena tujuan dari penetapan kebijakan ini adalah untuk mendapatkan harga saham yang tinggi. Diketahui bahwa harga per lembar saham PT. Bank Sumut adalah Rp. 10.000,-. Pendapatan Pemprovsu dari pembagian dividen PT. Bank Sumut adalah stabil sehingga nilai sahamnya tinggi. Sampai saat ini PT. Bank Sumut belum menjadi Perusahaan Terbuka. Karena belum melakukan go public, walaupun desas-desus ke arah itu sudah ada dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 2 Tahun 1999 tentang Perubahan Bentuk Hukum bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dari Perusahaan Daerah Menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara.