• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGAWASANi i MAJELISi PENGAWASi NOTARISi

C. Akibat Hukum i Terhadap i Notaris i Yang i Merangkap i Jabatan i

Kewajibani etisi seorangi notarisi sebagaimanai diaturi dalami Kodei Etiki Ikatani Notarisi Indonesiai (INI),i yaknii sepertii yangi telahi disebutkani padai penulisani sebelumnyai yaknii dalami Pasali 3i angkai 2i dani 3i adalahi bahwai notarisi dani orangi

laini yangi memangkui dani menjalankani jabatani notarisi wajibi menghormatii dani menjunjungi tinggii harkati dani martabati jabatani notarisi sertai menjagai dani membelai

kehormatani perkumpulan.i Selaini itui notarisi dani orangi laini yangi memangkui dani menjalankani jabatani notarisi jugai berkewajibani bertindaki jujur,i mandiri,i tidaki

berpihak,i penuhi rasai tanggungi jawabi berdasarkani peraturani perundang-undangani dani isii sumpahi jabatani notarisi (angkai 4).i Seiringi dengani adanyai tanggungi jawabi notarisi kepadai masyarakat,i makai haruslahi dijamini adanyai pembinaan,i pengawasan,i dani perlindungani yangi terusi menerusi agari tugasi notarisi selalui sesuaii dengani kaidahi hukumi yangi mendasarii kewenangani ataui kepercayaani yangi diberikan191.i

Sebagaii pengembani amanati dani kepercayaani masyarakat,i notarisi sebagaii pejabati umumi sudahi seharusnyai mendapati perlindungani hukumi dalami menjalankani jabatannya.i Notarisi yangi didugai melakukani pelanggarani undang-undangi jabatani notarisi harusi didengari keterangannyai terlebihi dahului dani diberii kesempatani untuki membelai dirii sebelumi Dewani Pengawasi Pusati menyampaikani usuli pemberhentiani sementarai kepadai Pengurusi Pusat.i Dalami menanganii ataui

menyelesaikani suatui kasus,i anggotai Dewani Pengawasi Pusati harusi tetapi menghormatii dani menjunjungi tinggii martabati anggotai yangi bersangkutan,i selalui menjagai suasanai kekeluargaani dani merahasiakani segalai apai yangi ditemukannya.i Seorangi notarisi yangi didugai melakukani pelanggarani jabatani notarisi hendaknyai diberikani advokasii ataui pendampingani olehi perkumpulani dengani tetapi

menjunjungi tinggii asasi pradugai taki bersalah.i Terhadapi penjatuhani sanksii pemberhentiani sementarai ataui pemecatani darii keanggotaani perkumpulan,i Dewani Pengawasi Daerahi wajibi berkonsultasii terlebihi dahului dengani Pengurusi

191iWinantoi Wiryomartani,i Tugasi dani Kewenangani Majelisi Pengawasi Notaris,i

Makalahi disampaikani padai acarai Kongresi Ikatani Notarisi Indonesia,i padai tanggali 13-16i Julii 2005i dii Makassar,i Sulawesii Selatan.

Daerahnya,i dimanai selanjutnyai Dewani Pengawasi Pusati memberikani usulani kepadai Menterii Hukumi dani HAMi untuki menjatuhkani sanksii administrasii

terhadapi pelanggarani merangkapi jabatani yangi telahi dilakukani olehi notaris192. Seorangi notarisi dalami menjalankani jabatannyai jugai bertindaki sebagaii Advokati merupakani perbuatani yangi salahi karenai sudahi menlanggari UUJN.i Apabilai notarisi dalami menjalankani jabatannyai jugai menjalankani pekerjaani sebagaii advokati hali tersebuti akani menurunkani tingkati integritasi darii notarisi itui sendiri.i Perbuatani notarisi tersebuti seolah-olahi menjadikani kehormatani dani martabati jabatani notarisi tidaki adai nilainya193.i Bahkani tidaki hanyai itu,i perbuatani notarisi tersebuti dapati menyebabkani penilaiani seolah-olahi jabatani notarisi hanyalahi merupakani suatui bidangi pekerjaani padai umumnyai yangi dapati dirangkapi dani menghiraukani conflicti ofi interesti darii pekerjaani sebagaii notarisi dani advokat.i

Hasil pengamatan penulis ditemukan dua kasus yang berkaitan dengan rangkap jabatan notaris menjadi advokat.Pada kasus yang pertama dilaksanakan oleh Notaris dan Advokat berinisial HS yang berdomisili dan bertugas di Surabaya. Dimana yang bersangkutan juga tersangkut kasus penipuan sebagaimana diatur dalam pasal 378 KUHP dan telah divonis bersalah hingga tingkat peninjauan kembali (Putusan Mahkamah Agung No 40 PK/Pid/2018) atas kasus penipuan saat menjalankan tugas sebagai advokat, dimana Mahkamah Agung telah memutuskan untuk menolak peninjauan kembali dari HS194. Adapun kronologi kejadiannya adalah sebagai berikut: Dimana HS saat akan memberi

192Pasali 10i Permenkumhami 61i Tahuni 2016i Tentangi Tatai Carai Penjatuhani Sanksii Terhadapi Notaris

193Transkripi Wawancarai dengani Notarisi dii Kotai Medan.i 30i Desemberi 2019

194https://suarahukum.com/baca/notaris-avokad-hairanda-suryadinata-dipenjara). Op.cit.

bantuan hukum kepada saksi korban (MW) dalam perkara penganiayaan yang sedang berproses di Polrestabes Surabaya, dimana dalam perkara tersebut saksi korban menjadi terlapor. Setelah pelapor dimintai keterangan oleh Polrestabes Surabaya pada tanggal 06 februari 2013, pada tanggal 03 maret 2013 pukul 10.00 WIB saksi korban kembali menemui HS yang kemudian berpendapat bahwa perkara penganiyaan yang dialami MW adalah cacat hukum dan dapat dilakukan penghentian penyidikan (SP3) dengan syarat MW harus menyiapkan uang kurang lebih sebesar Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk diserahkan kepada aparat kepolisian. Berdasarkan kesaksian dari MW dipersidangan juga ditemukan fakta bahwa HS berpofesi sebagai pengacara dan notaris pada waktu yang bersamaan.

HS juga diperiksa oleh Dewan Kehormatan Pusat PERADI dan diputus untuk diberhentikan secara tidak hormat sebagai advokat karena merangkap jabatan sebagai notaris dengan nomor putusan No. 11/DKP/PERADI/IV/2014195. Hingga selanjutnya HS diperiksa oleh Majelis Pengawas Pusat Notaris dan diputus diberhentikan secara tidak hormat sebagai notaris karena merangkap jabatan sebagai advokat Pada Tahun 2017 dengan nomor putusan 15/B/MPPN/XII/2017196.

195 Putusan selaras dengan Sanksi-sanksii atasi pelanggarani kodei etiki profesii inii dapati dikenakanhukumani sesuaii Undang-Undangi No.i 18i Tahuni 2003i berupai :

196 Selaras dengan Pasal 7 Ayat (2) Undang-Undang No 2 Tahun 2014 Tentang Notaris, dimana notaris yang melanggar ketentuan dikenai sanksi:

a. Peringatan tertulis b. Pemberhentian Sementara

c. Pemberhentian dengan hormat; atau

Pada kasus yang kedua ditemukan seorang notaris yang merangkap dua jabatan sekaligus, dimana Notaris dengan inisial CA merangkap jabatan sebagai notaris, Pejabat Direksi PT Bumi Madu Mandiri dan Advokat dari PT Bumi Madu Mandiri. Dalam putusan Majelis Pengawas Pusat Nomor 06/B/MPPN/IX/2018 ditemukan fakta bahwa CA dengan sengaja menyatakan keterangan yang tidak jujur yang berkaitan dengan waktu cuti sebagai notaris, CA juga dinyatakan telah melanggar kode etik profesi karena sudah merangkap jabatan sebagai pemimpin perusahaan. Tindakan dari CA mengakibatkan adanya persengketaan antara PT BMM dan PTPN VII, dimna PTPN VII ditaksir mengalami kerugian aset tanah mencapai 4650 hektar. Disamping itu tindakan Notaris CA yang menyebutkan jabatannya sebagai Jasa hukum pada Surat Kuasa Direksi Nomor: 023/SIRUT-BMM/X/2017 tanggal 13 Oktober 2017 dan Surat Kuasa Direksi Nomor 019/BMM-DIR/VIII/2017 tanggal 16 Agustus 2017 mengindikasikan adanya upaya menyamarkan jabatannya sebagai Notaris, karena Jasa Hukum biasa diartikan sebagai Advokat. Sementara itu dalam Pasal 37 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris diatur bahwa notaris wajib memberikan bantuan atau jasa hukum di bidang kenotariatan secara cuma-cuma kepada yang tidak mampu, dimana artinya seorang notaris diperbolehkan memberi jasa hukum, namun terbatas pada bidang kenotariatan dan bukan yang lain. Dengan demikian dapat diperoleh indikasi adanya tujuan yang kurang baik dari Notaris CA atau adanya upaya dari Notaris CA memposisikan dirinya sebagai advokat. Sehingga

d. Pemberhentian dengan tidak hormat

atas dasar tersebut MPP memutuskan untuk meberikan sanksi pemberhentian sementara sebagai notaris selama 6 (enam) bulan.

Berdasarkani kasusi yangi telahi diutarakani padai latari belakangi diperolehi kesimpulani bahwai terdapati duai putusani yangi berbeda.i Dimanai padai kasusi yangi berhubungani dengani Notarisi HSi yangi merangkapi sebagaii Advokati dani jugai telahi menjadii terpidanai kasusi penipuan,i Majelisi Pengawasi Notarisi Pusati memutusi pemberhentiani secarai tidaki hormati dani diperkuati jugai darii Dewanii Kehormatanii Pusatii PERADIii yangi memutuskani untukii memberhentikanii secaraii tidakii hormatii sebagaiii advokatii karenaii merangkapii jabatanii sebagaiii notarisii denganii nomorii putusanii No.ii 11/DKP/PERADI/IV/2014i .i Sedangkani padai kasusi Notarisi CA,i Majelisi Pengawasi Notarisi Pusati memutusi untuki menghukumi pemberhentiani sementarai selamai 6i (enam)i bulan.i Adapuni perbedaani yangi terjadii darii keduai kasusi tersebuti diakibatkani olehi skalai tindakani pelanggarani yangi lebihi besari yangi telahi dilakukani olehi notarisi HS.i Dimanai dalami putusani Mahkamahi Agungi Noi 40i

PK/Pid/2018,i HSi telahi terbuktii bersalahi melakukani pelanggarani pidanai yaitui penipuan.i i

BABi V

KESIMPULANi DANi SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkani pemaparani dani penjelasani tentangi fenomenai masalahi dalami tesisi inii makai dapati diperolehi kesimpulani sebagaii berikut.i i

1. Profesi Notaris dan Advokat merupakan profesi yang tergolong dalam profesi hukum dengan kewajiban, tanggung jawab dan tugas yang berbeda.

Dimana dalam melaksanakan setiap aktivitas tersebut seorang notaris dan advokat harus tunduk pada kode etik profesi masing-masing. Terdapat perbedaan yang sangat kontras yang membedakan antara profesi notaris dan advokat yaitu: Seorangi Notarisi memberii pelayanani kepadai semuai pihak,i advokati kepadai satui pihak danmenciptakani suatui hukumi melaluii perjanjian-perjanjiani yangi dibuatnyai tanpai memihaki salahi satui pihaki dengani tujuani agari parai pihaki dapati terhindari darii masalahi sehinggai

semuai pihaki puas sedangkani advokati hanyai berusahai memuaskani satui pihak.i Kalaupuni dalami usahai itui tercapaii suatui konsensus,i padai dasarnyai seorang advokat i memperhatikani hanyai kepentingani kliennya atau pihak yang dibelanya. Dsaimping itu Notaris dalam melaksanakan setiap pekerjaan atau pelayananya selalu pasif dan berusaha mencegah terjadinya sengketa atau permasalahan dari setiap pihak yang berkepentingan, sedangkan advokat berfokus memberikan jalan keluar penyelesaian atas suatu sengketa. Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang No 2 Tahun 2014 Tentang Advokat disebutkan secara jelas bahwa seorang

116

notaris dilarang merangkap jabatan sebagai seorang advokat. Disamping itu pada pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat dinyatakan bahwa seorang advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas dan martabat profesinya.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tindakan seorang notaris merangkap jabatan sebagai seorang advokat merupakan tindakan yang melanggar peraturan perundang-undangan dan kode etik dari masing profesi tersebut khususnya kode etik Notaris.

2. Pada proses pengawasan terhadap Notaris khususnya pada Notaris yang merangkap jabatan sebagai Advokat dilaksanakan oleh Majelis Pengawas Notaris. Dimana Majelis Pengawas Notaris memiliki tugas pengawasan yang meliputi mengawasi tindakan notaris yang melakukan pelanggaran yang berakibat langsung terhadap masyarakat atau merugikan masyarakat, disamping itu dalami melaksanakani pengawasani tersebuti Majelisi

Pengawasi Notarisi puni berwenangi untuki menerimai laporani langsungi darii masyarakati atasi dugaani terjadinyai pelanggarani jabatani maupuni kodei etiki yangi dilakukani olehi notaris. Majelis Pengawas Notaris juga berwenang untuk memberikan sanksi terhadap notaris yang melakukan pelanggaran khususnya terhadap notaris yang melakukan rangkap jabatan sebagai advokat. Dalam beberapa kasus Majelis Pengawas Notaris (Majelis Pengawas Daerah, Wilayah dan Pusat) paling aktif dalam melaksanakan pengawasann, pembinaan serta pemberian sanksi terhadap Notaris khsususnya pada Notaris yang merangkap jabatan sebagai Advokat. Hal

tersebut dapat terjadi diakibatkan oleh kewenangan yang dimiliki oleh Majelis Pengawas Notaris untuk menerima laporan dari masyarakat. Pada kasus rangkap jabatan yang dilakukan seorang notaris menjadi advokat sangat diperlukan pengawasan yang sangat ketat dan teliti dari MPN mulai dari tingkatan daerah, wilayah hingga pusat agar tidak terjad lagi perbuatan Notaris yang merangkap menjadi Advokat.

3. Berpedoman pada Putusan Majelis Pengawas Notaris Pusat pada dua Notaris yang merangkap jabatan menjadi Advokat (HS dan CA) disimpulkan bahwa tindakan notaris merangkap jabatan sebagai seorang advokat dapat berakibat terhadap sanksi yang berat yaitu sanksi pemberhentian sementara dan pemberhentian secara tidak hormat. Dimana perbedaan sanksi yang diberikan terhadap kedua Notaris tersebut diakibatkan oleh tingkat pelanggaran dan akibat dari pelanggaran rangkap jabatan tersebut. Dimana pada kasus Notaris HS selain merangkap jabatan, Notaris HS juga melakukan perbuatan melanggar hukum pada saat melaksanakan tugas sebagai advokat yang berakibat Notaris HS harus dihukum secara pidana (Melanggar Pasal 378 KUHP) oleh Mahkamah Agung.

B. Saran

Adapuni sarani penelitiani yangi dirumuskani olehi penelitii adalahi sebagaii berikut:

1. Walaupuni i sudahi diaturi dii dalami Undang-Undangi Jabatani Notarisi tentangi larangani rangkapi jabatani sebagaii Advokat,i akani tetapii masihi sajai adai

Notarisi yangi melanggari peraturani yangi telahi dibuat.i Disinilahi perani Pengawasi Notarisi agari lebihi memperketati pengawasani agari tidaki terjadii

lagii Notarisi yangi melanggari Undang-Undangi Jabatani Notarisi tersebut.i 2. Seharusnyai perumusani dani pengaturani perundang-undangani tentangi

batasani larangani rangkapi jabatani Notarisi diperluasi sehinggai tidaki menimbulkani kegamangani mengenaii pekerjani ataui profesii yangi dilarangi untuki dirangkapi olehi notaris.

3. Dewani Pengawasi Notarisi harusi lebihi tegasi dalami memberikani sanksii kepadai notarisi yangi merangkapi jabatani yangi jelasi dilarangi dalami UUJN,i sehinggai dapati memberikani efeki jerai kepadai notarisi yangi melakukani pelanggarani tersebut.i

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Anwar, Agus. 2008.MPD dalam Keterbatasan, “Padamu Negeri Kami Berbakti”, Renvoi, Jembatan Informasi Rekan, Majalah Berita Bulanan Notaris, PPAT, dan Hukum, Nomor: 10.58.v.

Bismar Nasution, 2004. Ekonomi Mengkaji Ulang Hukum sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi, Disampaikan pada” Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Hukum Ekonomi Universitas Sumatera Utara”, Dosen Pascasarjana Ilmu Hukum Ekonomi USU.

Budiono,Herlien, 2006. Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia-Hukum Perjanjian Berlandaskan Asas-Asas Wigati Indonesia, Bandung:

Citra Aditya Bakti.

Budiardjo, Miriam. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fajar, Mukti dan Achmad,Yulianto. 2010Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

120

Fachruddin,Irfan. 2004. Pengawasan Peradilan Administrasi terhadap Tindakan Pemerintah, Bandung: Alumni.

Fatahna, Muclis & Purwanto, Joko. 2003.Notaris Bicara Soal Kenegaraan, (Jakarta: Watampone Press.

Fuady, Munir. 2005Profesi Mulia (Etika Profesi Hukum bagi Hakim, Jaksa, Advokat, Notaris, Kurator, dan Pengurus. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Garner, Bryan A. 2004.Black’s Law Dictionary, ed. 8. Amerika Serikat: West.

Ginting,Budiman dkk. 2002.Refleksi Hukum dan Konstitusi di Era Reformasi.

Medan: Pustaka Bangsa- Press

HS, Salim dan Nurbani, Erlies Septiana. 2013.Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan DisertasiJakarta: PT Rajawali Pers.

Hasan,A. Madjedi, 2009. Kontrak Minyak dan Gas Bumi Berazas Keadilan dan Kepastian Hukum,Jakarta: Fikahati Aneska.

Harris,Freddy &Helena,Leny. 2017.Notaris Indonesia., Cetakan Kedua. Jakarta Pusat: PT. Lintas Cetak Djaja.

HR, Ridwan. 2002.Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Rajawali Press.

Ibrahim,Joni. 2010.Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif. Malang:

Bayumedia.

Indrohato, 1994. Asas-Asas Umum Pemerintahan yang baik, dalam Paulus Efendie Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan yang baik, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Marzuki, Peter Muhammad. 2005Penelitian Hukum, Surabaya: Fakultas Hukum Airlangga

Muhammad, Abdulkadir. 2006.Etika Profesi Hukum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya

Muis. 1990.Pedoman Penulisan Skripsi Dan Metode Penelitian Hukum. Medan:

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Nasution, Mirza. 2015.Politik Hukum Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia.Medan: Puspantara

Pandu, Yudha. 2009.Himpunan Peraturan Perundang-undangan Jabatan Notaris dan PPAT. Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing.

Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia. 2008.Jati Diri Notaris Indonesia : Dulu, Sekarang, dan Dimasa Akan Datang, cet. I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Prajitno, A.A. Andi.2010.Pengetahuan Praktis Tentang dan Siapa Notaris di Indonesia?.Surabaya: Putra Media Nusantara.

Sulhan, et.al. 2018.Profesi Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Panduan Praktis dan Mudah Taat Hukum, Cetakan Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Suryabrata, Suwandi. 1998.Metodelogi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Sujamto, 1987Aspek-Aspek Pengawasan di Indonesia. Bandung: Sinar Grafika,.

--- ,1983. Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, Jakarta: Ghalia Indonesia

Supriadi, 2010. Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia,Jakarta:

Sinar Grafika.

Sutriosno. 2007.KomentarAtas Undang-Undang Jabatan Notaris. Medan:Diktat Kuliah Magister Kenotariatan USU

Tantowi, Jawahir. 2013. “Peningkatan Kualitas Advokat Melalui Pendidikan Advokat di Era Global”, disampaikan dalam seminar dengan tema “Revisi UU No. 13 Tahun 2003: Suatu Kemajuan Atau Kemunduran. Sumbangsih untuk RUU Perubahan UU Advokat”. Surabaya.

Untung, H. Budi. 2001.Visi Global Notaris. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001.

Sumber Jurnal/ Tesis/Disertasi:

Alisha, Sisca Yuni. 2018.Larangan Rangkap Jabatan Notaris Sebagai Advokat Menurut Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2014.Jurnal Notariat.Universitas Sriwijaya Palembang.

Amir,Latifah & Noviades,Dhil’s. 2014.Eksistensi Keputusan majelis Pengawas Notaris Menurut Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, Jurnal Ilmu Hukum.

Fahrul,2018.Keputusan Majelis Pengawas Notaris Sebagai Bentuk Keputusan Tata Usaha Negara, Jurnal Imiah Hukum Kenotaritan, Vol.7 No. 2.

Florenshia. 2019. Analisis Yuridis Terhadap Kewajiban Notaris dalam Melaporkan Transaksi Keuangan yang mencurigakan dalam Rezim Anti Money Laundering. Tesis Magister Kenotariatan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Hapsari, Raesha Hapsari. 2014. Tanggung Jawab Notaris Setelah Diberhentikan Dengan Tidak Hormat Dari Jabatannya Oleh Menteri Terhadap Akta Yang Dibuatnya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Tesis Kenotariatan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Harefa, Iwaris. 2018. Kewenangan majelis Kehormatan Notaris dalam Memberikan Persetujuan Terhadap Pemanggilan Penyidik Penuntut Umum dan Hakim Berkaitan dengan Ketentuan Pasal 66 Ayat (1)

Undang-Undang Jabatan Notaris. Tesis Magister Kenotariatan. Medan:

Universitas Sumatera Utara.

Kamelo,Tan. 2002.Perkembangan Lembaga Jaminan Fidusia: Suatu Kajian Terhadap Pelaksanaan Jaminan Fidusia Dalam Putusan Pengadilan Di Sumatera Utara. Disertasi. Medan: Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Kantaprawira, Rusadi, 1998. “Hukum dan Kekuasaan”, Tesis,Yogyakarta:

Universitas Islam Indonesia.

Karmila. 2006. Peran Notaris Dalam Pembuatan Akta Notaris Koperasi Menurut Kepmen No.98/KEP/M.KUKM/IX/2004 (Studi di dinas Koperasi Kota Medan), Tesis Magister Kenotariatan. Medan: Universitas Sumatera Utara Masaroh, Layla.2018. Upaya Keberatan Notaris Terhadap Majelis Kehormatan Notaris Wilayah Atas DIsetujuinya Permintaan Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim dalam Proses Peradilan.Tesis Magister Kenotariatan. Medan:

Universitas Sumatera Utara.

Mulyosudarmo,Suwoto. 1990.Kekuasaan dan Tanggung Jawab Presiden Republik Indonesia, Suatu Penelitian Segi-Segi Teoritik dan Yuridis Pertanggungjawaban Kekuasaan, Surabaya: Universitas Airlangga

Muzakar, T. 2009.Perbandingan Peranan Dewan Kehormatan dengan Majelis Pengawas Notaris dalam melakukan Pengawasam Setelah Keluarnya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004. Tesis Magister Kenotariatan.

Medan: Universitas Sumatera Utara.

Nedya & Widodo. 2018. Putusan Majelis Pengawas Wilayah Yang Melampaui Kewenangannya Berkaitan Dengan Adanya Rangkap Jabatan Oleh Notaris (Studi Putusan Majelis Pengawas Wilayah Notaris Provinsi Lampung Nomor: 01/Pts/Mj.PWN Prov Lampung/III/2018). Jurnal Ilmu Hukum Universitas Indonesia.

Purwantoroi &i Fatriansyah. 2019.iPerani Majelisi Pengawasi Wilayahi Notarisi dani Majelisi Kehormatani Notarisi Terhadapi Pembinaani dani Pengawasani Notaris. Jambi:iKementriani Hukumi dani HAM.

Sibarani, Gamaliel Partigor. 2019.Kajian Hukum Terhadap Kedudukan Notaris yang Menjadi Dosen PadaProgram Studi Magister Kenotariatan. Tesis Magister Kenotariatan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sinaga, Risma Ernawati.2018.Analisis Yuridis Terhadap Notaris yang Bertindak Sebagai Perantara Berkaitan dengan Jual Beli Tanah. Tesis Kenotariatan.

Medan:Universitas Sumatera Utara.

Setiardja,A. Gunawan. 1990. Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Yogyakarta: Kanisius.

Syafrudin,Ateng, 2000.“Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan Bertanggungjawab”, Jurnal Pro Justisia Edisi IV

Sibarani, Gamaliel Partigor. 2019.Kajian Hukum Terhadap Kedudukan Notaris yang Menjadi Dosen PadaProgram Studi Magister Kenotariatan. Tesis Magister Kenotariatan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sihombing, Linda Chonita Oktavia. 2017. Analisis Yuridis Terhadap Upaya Hukum Administrasi Atas Putusan Majelis Pengawas Notaris Dalam Undang No. 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Tesis. Medan:

Universitas Sumatera Utara.

Simagunsong, Defina Aggriani.2018. Analisis Yuridis Penyelenggaraan Notaris Terkait Dengan Tempat Kedudukan Dan Wilayah Jabatan Notaris Di Kabupaten Simalungun. Tesis Magister Kenotariatan. Medan: Universitas Sumatera Utara

Sugiani, Rini. 2018.Analisis Jaminan Fidusia Terhadap Hak Cipta Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Tesis Magister Notaris. Medan: Universitas Suamtera Utara.

Widyalestari, Pratis & Hanim, Pratis. 2017.Akibat Hukum Notaris Merangkap Jabatan Sebagai Arbiter Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris. Jurnal Akta. Vol 4 No 4.

Winanto Wiryomartani. 2005.Tuigas dan Kewenangan Majelis Pengawas Notaris, Makalah disampaikan pada acara Kongres Ikatan Notaris Indonesia, Makassar, Sulawesi Selatan.

Zebua,Junita Sila Kariana. 2010. Analisis Yuridis Tugas Jabatan Notaris dan Perlindungan Terhadap Notaris dan Perlindungan Hukum Terhadap Notaris.Tesis Magister Kenotariatan.Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sumber Undang-undang:

Undang-undang Negara Republik IndonesiaNomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat

Sumber Internet:

https://suarahukum.com/baca/notaris-avokad-hairanda-suryadinata-dipenjara), Diakses pada 1 september 2019, Pukul 21.00 WIB

Anonim, direktori/4250-advokat-peduli-ham, diunduh 30 Desember 2019

Muhammad Yasin, “Status Advokat Sebagai Penegak Hukum Dipersoalkan,”

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4fd979e0088e5/status-advokat-sebagai-penegak, diunduh 23 Desember 2019

Muhammad Zulfikar, “Pentingnya Kode Etik dalam Jalani Profesi,”

http://www.tribunnews.com/nasional/2014/01/25/pentingnya-kode-etik-dalam-jalani-profesi, diunduh 30 Desember 2019.

Id.m.witionary.org. Diakses Pada 27 September 2019 Pukul 21.00 WIB

https://www.metro88.com/2018/03/hairanda-suryadinata-alias-ong-tjhiang.html, Diakses Pada 11 Oktober 2019, Pukul 21.00 WIB

JP-news.id. Diakses Pada 17 Desember 2019, Pukul 21.00WIB