• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGAWASANi i MAJELISi PENGAWASi NOTARISi

B. Kewenangani Majelisi Pengawasi Notarisi Berdasarkani

Ketentuani dalami keanggotaani MPDi dilakukani dengani unsur-unsuri sebagaii berikut:i

a) Unsuri pemerintah,i ditentukani olehi Kepalai Divisii Pelayanani Hukumi Kantori Wilayah;i

b) Unsuri organisasii notaris,i ditentukani olehi Pengurusi Daerahi INI;i

c) Unsuri ahli/akademisi,i ditentukani olehi pemimpini fakultasi hukumi perguruani tinggii setempat,i jikai padai kabupaten/kotai tidaki terdapati fakultasi hukumi ataui sekolahi tinggii ilmui hukumi makai penentuani dilakukani olehi Kepalai Kantori Wilayahi ataui pejabati yangi ditunjuknya.i

Masing-masingi unsuri tersebuti mengusulkani 3i (tiga)i orangi caloni nyai untuki menjadii MPD.i Jikai segalai unsuri dani syarati telahi terpenuhi,i kemudiani caloni MPDi akani diangkati dengani Surati Keputusani olehi Kepalai Kantori Wilayah.i Begitui jugai

153iFreddyi Harrisi dani Lenyi Helena.i Op.Cit.i hlmi 146

dengani tatai cara,i unsuri dani syarati dalami pengangkatani MPW154.i Susunani Ketuai hakimi dengani persetujuani majelisi kehormatani Notarisi berwenang:

a. Mengambili fotokopii minutai aktai dan/ataui surat-surati yangi dii lekatkani

156Lindai Chonitai Oktaviai Sihombing,i Analisisi Yuridisi Terhadapi Upayai Hukumi Administrasii Atasi Putusani Majelisi Pengawasi Notarisi Dalami Undang-Undangi No.i 2i Tahuni 2014i Tentangi Perubahani Atasi Undang-Undangi Nomori 30i Tahuni 2004i Tentangi Jabatani Notaris,i Tesis,(Medan: Universitasi Sumaterai Utara,i 2017),i hlmi 34.

157Andre Prima Sembiring. Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Majelis Pengawas Wilayah Dalam Penerapan Sanksi atas Pelanggaran Administrasi yang dilakukan Notaris Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris. Tesis Magister Kenotariatan. (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2015). hlm 45.

158iHabibi Adjie.i Op.Cit.hlmi 6-7.

1. Dalami melakukani pemeriksaan,i seorangi MPDi sebelumi melakukani pemeriksaani berkalai ataui setiapi waktui yangi dianggapi perlu,i terlebihi dahului

secarai tertulisi kepadai Notarisi yangi bersangkutani palingi lambati 7i (tujuh)i harii kerja;i

a. Surati pemberitahuani tersebuti mencantumkani jam,i hari,i tanggali dani namai anggotai MPDi yangi akani melakukani pemeriksaan;i

b. Padai waktui yangi sudaji ditentukani untuki melakukani pemeriksaani Notarisi tersebuti harusi beradai dii kantornyai dani menyiapkani protokoli Notaris159.i Kemudiani Pasali 16i mengaturi dalami hali pemeriksaani terhadapi Notarisi yangi dilakukani olehi sebuahi Timi pemeriksa,iantarai lain:i

1. Pemeriksaani yangi dilakukani secarai berkalai olehi timi pemeriksai yangi terdirii atasi 3i (tiga)i orangi anggotai darii masing-masingi unsuri yangi telahi dibentuki olehi MPDi dani dibantui olehi 1i (satu)i orangi sekertaris;i

2. Timi pemeriksai dapati wajibi menolaki untuki memeriksai Notarisi yangi

memilikii hubungani perkawinani ataui hubungani darahi baiki garisi lurusi kei atasi ataui kebawahi tanpai pembatasani derajat,i dani garisi lurusi kei sampingi sampaii derjati ketigai dengani Notaris;i

3. Jikai timi pemeriksai tersebuti memilikii hubungani yangi dimaksudi sepertii diatas,i makai ketuai MPDi wajibi menunjuki penggantinya.i

Hasili pemeriksaani tersebuti kemudiani wajibi dibuati beritai acarai dani kemudiani dilaporkani kepadai MPWi dani pengurusi organisasii jabatani Notaris,iyangi diaturi dalami Pasali 17,i antarai laini :i

159i Ibid.i hlmi 10-11

1. Hasili pemeriksaani yangi telahi diaturi dii dalami Pasali 15i kemudiani dituangkani kei dalami beritai acarai pemeriksaani yangi selanjutnyai

ditandatanganii olehi ketuai Timi Pemeriksai dani Notarisi yangi diperiksa;

2. Beritai acarai pemeriksaani tersebuti kemudiani disampaikani kepadai MPWi setempati dengani tembusani kepadai Notarisi yangi diperiksa,ipengurusi daerahi Ikatani Notarisi Indonesiai (INI)i sertai MPP.

Wewenangi mengenaii MPDi jugai diaturi dii dalami Keputusani Menterii Hukumi dani Haki Asasii Manusiai Republiki Indonesiai Nomori M.i 39-PW.07.10i Tahuni 2004i dalami hali tugasi majelisi pengawasi Notarisi adalahi melaksanakani kewenangani yangi telahi dii terangkani diatas,i dani kewenangani lainnyai yangi meliputi160:i

1. Menyampaikani kepadai MPWi dalami hali tanggapani yangi diungkapkani MPDi atasi keberatani putusani penolakani cuti;i

2. Memberitahukani kepadai MPWi atasi adanyai dugaani unsuri tindaki pidanai

yangi ditemukani olehi MPDi darii hasili laporani yangi telahi disampaikan;i 3. Mencatati mengenaii izini cutii yangi diberikani dalami bentuki sertifikati cuti;i 4. Menandatanganii sertai memberii parafi bukui daftari aktai dani bukui khususi

yangi digunakani untuki mengesahkani tandai tangani surati dibawahi tangani (legalisasi)i dani untuki membukukani surati dibawahi tangani (waarmeking);i

5. Menerimai sertai menatausahakani beritai acrai penyerahani protokol;i 6. Menyampaikani kepadai MPWi mengenaii :i

160Junita Sila Kariana Zebua.Analisis Yuridis Tugas Jabatan Notaris dan Perlindungan Terhadap Notaris dan Perlindungan Hukum Terhadap Notaris.Tesis Magister Kenotariatan.(Medan: Universitas Sumatera Utara, 2010). Hlm. 34

a. Laporani berkalai setiapi dalami jangai waktui 6i (enam)i bulani sekalii ataui padai bulani Julii dani Januari;i

b. Laporani insidntili setiapi 15i (limai belas)iharii setelahi dilakukannyai pemberiani izini cuti161.

Ketentuani dalami Pasali 70i UUJNi dalami hali inii mengaturi mengenaii wewenangi MPDi yangi berkaitani dengan162i :i

1. Menyelenggarakani sidangi untuki memeriksai adanyai dugaani pelanggarani Kodei Etiki ataui pelanggarani pelaksanaani jabatani Notaris;i

2. Melakukani pemeriksaan;i terhadapi Protokoli Notarisi secarai berkalai 1i (satu)i kalii dalami 1i (satu)i tahuni ataui setiapi waktui yangi dianggapi perlu;i

3. Memberikani izini cutii untuki waktui sampaii dengani 6i (enam)i bulan;i

4. Menetapkani Notarisi penggantii dengani memperhatikani usuli Notarisi yangi bersangkutan;i

5. Menentukani tempati penyimpanani Protokoli Notarisi yangi padai saati serahi

terimai protokoli Notarisi telahi berumuri 25i (duai puluhi lima)i tahuni ataui lebih.;i

6. Menunjuki Notarisi yangi akani bertindaki sebagaii pemegangi sementarai protokoli Notarisi yangi diangkati sebagaii pejabati negarai ,i sebagaimanai dimaksudi dalami Pasali 11i ayati (4);i

7. Menerimai laporani darii masyarakati mengenaii adanyai dugaani pelanggarani kodei etiki ataui pelanggarani ketentuani dalami Undang-Undangi ini;i dani

161i Habibi Adjie.i Op.Cit i

162i Ibid

8. Membuati dani menyampaikani laporani sebagaimanai dimaksudi padai hurufi a,i hurufi b,i hurufi c,i hurufi d,i hurufi e,i hurufi f,i hurufi gi kepadai Majelisi Pengawasi

Wilayah.

Wewenangi MPDi jugai diaturi dalami ketentuani Peraturani Menkumhami RIi Nomori M.02.PR.08.10i Tahuni 2004,i pasali 13i ayati (1)i dani (2)i yangi menjelaskani bahwai kewenangani MPDi dalami hali inii bersifati administratif,i yaitu:i

1. Kewenangani Majelisi Pengawasi Daerahi yangi bersifati administratifi dilaksanakani olehi ketua,i wakili ketua,i ataui salahi satui anggota,i yangi diberii wewenangi berdasarkani keputusani rapati Majelisi Pengawasi Daerah.i

2. Kewenangani sebagaimanai dimaksudi padai ayati (1)i meliputi:i

a. Memberikani izini cutii untuki jangkai waktui sampaii dengani 6i (enam)i bulan;

b. i Menetapkani Notarisi Pengganti;i

c. Menentukani tempati penyimpanani Protokoli Notarisi yangi padai saati

serahi terimai Protokoli Notarisi telahi berumuri 25i (duai puluhi lima)i tahuni ataui lebih;i

d. Menerimai laporani darii masyarakati mengenaii adanyai dugaani pelanggarani Kodei Etiki Notarisi ataui pelanggarani ketentuani dalami Undang-Undang;i

e. Memberii parafi dani menandatanganii daftari akta,i daftari surati dii bawahi tangani yangi disahkan,i daftari surati dii bawahi tangani yangi dibukukan,i dani daftari surati laini yangi diwajibkani Undang-Undang;i

f. Menerimai penyampaiani secarai tertulisi salinani darii daftari akta,idaftari surati dii bawahi tangani yangi disahkan,i dani daftari surati dii bawahi tangani

yangi dibukukani yangi telahi disahkannya,i yangi dibuati padai bulani sebelumnyai palingi lambati 15i (limai belas)i harii kalenderi padai bulani berikutnya,i yangi memuati sekurang-kurangnyai nomor,i tanggal,i dani juduli akta.163i

Berdasarkani i Pasali 14i Permenkumhami M.02/2004i diperolehi beberapai kewenangani darii MPD,iantarai laini :i

1. Menunjuki Notarisi yangi akani bertindaki sebagaii pemegangi protokoli Notarisi yangi diangkati sebagaii pejabati Negara;i

2. Menunjuki Notarisi yangi akani bertindaki sebagaii pemegangi protokoli Notarisi yangi meninggali dunia;i memberikani persetujuani atasi permintaani penyidik,i penuntuti umum,i ataui hakimi untuki prosesi peradilan:i

3. Menyerahkani fotokopii Minutai Aktai dan/ataui surat-surati yangi dilekatkani

padai Minutai Aktai ataui Protokoli Notarisi dalami penyimpanani Notaris;i dani 4. Memanggili Notarisi untuki hadiri dalami pemeriksaani yangi berkaitani dengani

aktai yangi dibuatnyai ataui protokoli Notarisi yangi beradai dalami penyimpanani Notaris.164

2. Majelisi Pengawasi Wilayah

MPWi beradai dii ibukotai suatui provinsi.i Pelasanaani pemilihani ataui pengangkatani MPWi samai dengani pemilihani ataui pengangkatani MPD.i Kewenangani MPWi jugai diaturi dalami ketentuani Pasali 26i Permenkumhami RIi

163iHabibi Adjie,i Hukumi Notarisi Indonesia,i Tafsiri Tematiki Terhadapi UUi No.i 30i

Tahuni 2004i Tentangi Jabatani Notaris,i Refikai Aditama,i Bandung,i 2008,i hlm.i 13.

164iFreddyi Harrisi dani Lenyi Helena,i Op.Cit.,i hlm.i 153i i

Nomori M.02.PR.08.10i Tahuni 2004i mengenaii pemeriksaani yangi dilaksanakani olehi MPW,i antarai lain:i

1. Majelisi Pemeriksai Wilayahi memeriksai dani memutusi hasili pemeriksaani Majelisi Pemeriksai Daerah.i

2. Majelisi Pemeriksai Wilayahi mulaii melakukani pemeriksaani terhadapi hasili pemeriksaani Majelisi Pengawasi Daerahi dalami jangkai waktui palingi lambati 7i (tujuh)i harii kalenderi sejaki berkasi diterima.i

3. Majelisi Pemeriksai Wilayahi berwenangi memanggili pelapori dani terlapori untuki didengari keterangannya.i

4. Putusani diucapkani dalami jangkai waktui palingi lambati 30i (tigai puluh)iharii kalenderi sejaki berkasi diterima.165i

Angkai 2i butiri 2i dalami Keputusani Menkumhami RIi Nomori M.i 39-PW.07.10i Tahuni 2004i menegaskani kembalii mengenaii kewenangani yangi dimilikii MPW,iantarai lain166i :i

1. Mengusulkani kepadai MPPi mengenaii pemberiani sanksii pemberhentiani dengani hormati kepadai Notarisi yangi melakukani pelanggaran;

2. Memeriksai sertai memutusi keberatani mengenaii putusani penolakani cutii olehi MPD;i

3. Mencatati mengenaii izini cutii yangi diberikani dalami bentuki sertifikati cuti;i

4. Melaporkani kepadai instansii yangi berwenangi mengenaii adanyai dugaani pelanggarani unsuri pidanai yangi telahi diberitahlami bukani olehi MPDi atasi

165i Habibi Adjie,i Hukumi Notarisi Indonesia,i Tafsiri Tematiki Terhadapi UUi No.i 30i

Tahuni 2004i Tentangi Jabatani Notaris,i Op.Cit.i hlmi 13

166i Ibid.i hlm.i 13-14

dasari laporani tersebut,i kemudiani setelahi dilakukani pemeriksaani lanjuti olehi MPWi dani hasili nyai disampaikani kepadai MPP;i

5. Menyampaikani laporani terhadapi MPP,i meliputi:i

a. Laporani berkalai yangi dilakukani setiapi 6(enam)i bulani sekalii dalami bulani Agustusi dani Februari;i

b. Laporani insidentili dengani jangkai waktui palingi lamai 15i (limai belas)i harii setelahi putusani darii Majelisi Pemeriksa.i

3. Majelisi Pengawasi Pusat

Majelisi Pengawasi Pusati ataui MPPi berlokasii dii Jakartai ataui ibui kotai negara.i Dimanai prosesi pemilihani pimpinani MPPi dilaksanakani selamai 3i (tiga)itahuni sekali167.i Wewenangi inii diaturi dalami ketentuani Pasali 77i UUJNi adalahi sebagaii berikuti :

1. Menyelenggarakani sidangi untuki memeriksai dani mengambili keputusani dalami tingkati bandingi terhadapi penjatuhani sanksii i dani penolakani cuti;i

(Sidangi dalami tingkati inii bersifati terbukai dani Notarisi diberii haki seluas-luasnyai untuki membelai dirinya)i

2. Memanggili Notarisi terlapori untuki dilakukani pemeriksaan;i 3. Menjatuhkani sanksii pemberhentiani sementara;i dani

4. Mengusulkani sanksii berupai pemberhentiani dengani tidaki hormati kepadai

menteri

Padai Pasali Permenkumhami M.02/2004i disebutkani bahwai wewenangi MPPi adalahi sebagaii berikut:

167i Ibidi

1. Kewenangani Majelisi Pengawasi Pusati yangi bersifati administratifi dilaksanakani olehi ketua,i wakili ketua,i ataui salahi satui anggotai yangi diberii

wewenangi berdasarkani keputusani rapati Majelisi Pengawasi Pusat.i

2. Kewenangani sebagaimanai dimaksudi padai ayati (1)iadalahi memberikani izini cutii untuki jangkai waktui lebihi darii 1i (satu)i tahun.

C. Pengawasani Majelisi Pengawasi Notarisi Terhadapi Notarisi yangi

Merangkapi Jabatani Sebagaii Advokat

Padai waktui pengawasani dani pemeriksaani dilakukan,i Notarisi bersangkutani wajibi i beradai dii kantornyai i dani mempersiapkani semuai protokoli yangi akani i diperiksa,i yangi i terdirii dari168:i

a) Minutai Akta.i

b) Bukui daftari aktai ataui reportorium.i

c) Bukui i khususi i untuki i mendaftarkani i surati i dii i bawahi i tangani i yangi i disahkani i tandatangannyai dani surati dii bawahi tangani yangi dibukukan.i d) Bukui daftari namai penghadapi ataui klapperi darii daftari aktai dani daftari surati

dii bawahi i tangani yangi disahkan.i e) Bukui daftari protes

f) Bukui daftari wasiat;i dani

g) Bukui daftari laini yangi harusi didimpani olehi Notarisi berdasarkani ketentuani peraturani i perundang-undangan.i

Timi Pemeriksai jugai harusi memeriksa,iantarai laini 169:i a) Kondisii kantori Notaris;i

168Purwantoroi &i Fatriansyah.i Perani Majelisi Pengawasi Wilayahi Notarisi dani Majelisi Kehormatani Notarisi Terhadapi Pembinaani dani Pengawasani Notaris.i Kementriani Hukumi dani HAM,i Jambi,i 2019.i hlm.i 11

169i Ibidi

b) Surati pengangkatani sebagaii Notarisi dani Beritai Acarai Sumpahi Jabatan;i c) Surati keterangani izini cutii Notarisi dani sertifikati cutii Notaris;i

d) Keadaani arsip;i

e) Keadaani penyimpanani akta;i f) Laporani bulanan;i

g) Ujii petiki terhadapi akta;

h) Jumlahi pegawai,i dan;i i) Saranai kantor.i

Selaini itu,i Timi Pemeriksai mencatati padai bukui daftari dani bundeli minutai aktai yangi termasuki dalami protokoli Notarisi dengani i menyebutkani tanggali pemeriksaan,i jumlahi i aktai sertai jumlahi surati dii bawahi tangani yangi disahkani dani yangi dibuati sejaki tanggali i pemeriksaani terakhir.i Hali tersebuti diatasi adalahi sepertii yangi diaturi dalami Bagiani Vi i Keputusani Menterii Hukumi dani Haki Asasii Manusiai Republiki Indonesiai Nomor:i M.39-i W.07.10i Tahuni 2004i tentangi Pedomani

Pelaksanaani Tugasi Majelisi Pengawasi Notaris170.i

Segalai i bentuki i pengawasani dani lembagai pengawasani i terhadapi Notarisi munculi i karenai adanyai kebutuhani akani penegakani etikai profesii itui sendiri,i dimanai etikai profesii i tersebuti berisii tentangi nilai-nilaii baiki dani buruk,i yangi bolehi dani tidaki bolehi dilakukan,i i dani i mengenaii i kepatutani i berkaitani i dengani i pelaksanaani i

profesii i Notaris.i i Pelaksanaani i profesii i Notarisi i dipandangi i sebagaii i sikapi i hidup,i i

yangi i berupai i kesediaani i untuki i memberikani i pelayanani i profesionali i dii i bidangi i

hukumi i terhadapi i masyarakati i dengani i keterlibatani i penuhi i dani i keahliani i dalami i

170i Ibid

rangkai i melaksanakani i tugasi i yangi i berupai i kewajibani terhadapi masyarakati yangi membutuhkani pelayanani hukumi dengani disertaii i refleksii yangi seksama,i dani olehi

karenai itui didalami melaksanakani profesinyai terdapati i kaidah-kaidahi pokoki berupai Kodei Etiki profesi171.i i

Disampingi itui pengawasani dilaksanakani karenai adanyai kebutuhani untuki menjagai i kepercayaani darii masyarakati terhadapi profesii Notarisi sebagaii penggunai jasai Notaris.i i Untuki i mencapaii i sebuahi i prakteki i pembinaani i dani i pengawasani i

yangi i ideal,i i padai i prinsipnyai i pembinaani i dani i pengawasani i sangati i bergantungi i

kepadai i bagaimanai i pembinaani dani pengawasani itui dijalankan.i Dengani katai lain,i pelaksanaani pengawasani i harusi disesuaikani dengani kebutuhani dani tujuani yangi hendaki dicapaii melaluii kegiatani i tersebut.i Olehi karenai itu,i langkah-langkahi yangi diambili olehi Majelisi Pengawasi Notarisidalami melakukani pembinaani dani pengawasani haruslahi dipikirkani secarai cermat,i dani i telitii agari tepati sasaran172.

Padai Undang-Undangi Jabatani Notarisi Nomori 2i Tahuni 2014,i peraturani

mengenaii sanksii diaturi dalami tiap-tiapi pasali yangi berkaitan,i tidaki diaturi sendirii dalami i pasali tertentu,i sebagaii contohi yaknii Pasali 17i ayati (1)i yangi menyebutkani bahwai Notarisi dilarang:i

1) Menjalankani jabatani dii luari wilayahi jabatannya;i

2) Meninggalkani wilayahi jabatannyai lebihi darii 7i (tujuh)i harii kerjai berturut-turuti tanpai alasani yangi sah;

3) Merangkapi sebagaii pegawaii negeri;i

4) Merangkapi jabatani sebagaii pejabati Negara;i

171i Ibid

172i Ibid

5) Merangkapi jabatani sebagaii advokat;i

6) Merangkapi jabatani sebagaii pemimpini ataui pegawaii badani usahai miliki

negara,i badani usahai miliki daerahi ataui badani usahai swasta;i

7) Merangkapi jabatani sebagaii Pejabati Pembuati Aktai Tanahi dan/ataui Pejabati Lelangi Kelasi IIi dii luari tempati kedudukani Notaris;i

8) Menjadii Notarisi Pengganti;i ataui

9) Melakukani pekerjaani laini yangi bertentangani dengani normai agama,i kesusilaan,i ataui kepatutani yangi dapati mempengaruhii kehormatani dani martabati jabatani Notaris.i

Aturani mengenaii sanksii atasi pasali tersebuti diaturi langsungi padai ayati (2)iyangi menyatakani bahwai Notarisi yangi melanggari ketentuani sebagaimanai dimaksudi padai ayati (1)i dapati dikenaii sanksii berupa:i

1) Peringatani tertulis;i

2) Pemberhentiani sementara;i

3) Pemberhentiani dengani hormat;i ataui 4) Pemberhentiani dengani tidaki hormat.i

Sanksii dalami Peraturani Menterii Hukumi dani Haki Asasii Manusiai Republiki Indonesiai Nomori M.02.PR.08.10i Tahuni 2004i diaturi dalami Pasali 31i dani 32.i Padai Pasali 31i menjelaskani mengenaii sanksii sebagaii berikut:i

1) Dalami hali Majelisi Pemeriksai Wilayahi dani Majelisi Pemeriksai Pusati memutuskani terlapori terbuktii melakukani pelanggarani terhadapi Undang-Undangi ini,i makai terhadapi terlapori dikenaii sanksi.i

2) Sanksii sebagaimanai dimaksudi padai ayati (1)i dapati berupa:i

a. tegurani lisan;i b. tegurani tertulis;i

c. pemberhentiani sementara;i

d. pemberhentiani dengani hormat;i ataui e. pemberhentiani dengani tidaki hormat.i Padai Pasali 32i menjelaskani sebagaii berikut:i

1) Dalami hali Majelisi Pemeriksai Notarisi menemukani dugaani adanyai unsuri pidanai yangi dilakukani olehi terlapor,i makai Majelisi Pemeriksai wajibi memberitahukani kepadai Majelisi Pengawasi Notaris.i

2) Dugaani unsuri pidanai yangi diberitahukani kepadai Majelisi Pengawasi Notarisi wajibi dilaporkani kepadai instansii yangi berwenang.i

Disampingi itui berdasarkani Permenkumhami Noi 61i Tahuni tahuni 2016i tentangi tatai carai penjatuhani sanksii administratifi terhadapi notaris,iterdapati tatacarai tentangi penjatuhani sanksii terhadapi notarisi yangi pelanggaran,i yaitui yangi tertuangi

dalami Pasali 4i yaitui sebagaii berikut:

1) Dalami hali terjadii pelanggarani yangi dilakukani olehi Terlapori ataui berdasarkani hasili pemeriksaan,i Majelisi Pengawasi Daerahi memanggili Notarisi yangi bersangkutan.i

2) Majelisi Pengawasi Daerahi membuati beritai acarai pemeriksaani terhadapi

Terlapori dani beritai acarai temuani hasili pemeriksaani protokoli Notaris.

3) Majelisi Pengawasi Daerahi menyampaikani laporani sebagaimanai dimaksudi padai ayati (2)i kepadai Majelisi Pengawasi Wilayah.i

4) Majelisi Pengawasi Wilayahi melakukani pemeriksaani laporani sebagaimanai dimaksudi padai ayati (3).

Selanjutnyai padai pasali 6i dijelaskani tentangi mekanismei pemberhentiani terhadapi notarisi yangi telahi melakukani pelanggaran,iyaitui sebagaii berikut:i

1) Dalami hali kewajibani sebagaimanai dimaksudi dalami Pasali 5i ayati (4)i tidaki dipenuhii dalami waktui yangi ditetapkani ataui melakukani kesalahani lain,i Majelisi Pengawasi Wilayahi Notarisi dapati mengajukani usulani pemberhentiani sementarai kepadai Majelisi Pengawasi Pusati Notaris.i

2) Majelisi Pengawasi Pusati Notarisi melakukani pemeriksaani berdasarkani usulani pemberhentiani sementarai sebagaimanai dimaksudi padai ayati (1).i 3) Majelisi Pengawasi Pusati Notarisi berdasarkani hasili pemeriksaani

sebagaimanai dimaksudi padai ayati (2)i menjatuhkani sanksii pemberhentiani sementarai kepadai Notaris.i

4) i Bentuki Keputusani Majelisi Pengawasi Pusati Notarisi tentangi pemberhentiani

sementarai sebagaimanai dimaksudi padai ayati (3)i tercantumi padai Lampirani IVi yangi merupakani bagiani tidaki terpisahkani darii Peraturani Menterii inii .i i Dalami Permenkumhami 61i tahuni i 2016i inii jugai diaturi tentangi perani Menterii memberikani sanksii administrativei berupai pemberhentiani dengani hormati ataui tidaki hormat,iyangi secarai lebihi lengkapi dijelaskani padai Pasali 10i berikuti ini:i

1) Menterii dapati menjatuhkani sanksii administratifi berupai pemberhentiani dengani hormati dani tidaki hormat.i

2) Pemberhentiani dengani tidaki hormati sebagaimanai dimaksudi padai ayati (1)i dilakukani dalami hal:i

a. Notarisi tidaki menjalankani kewajibani yangi harusi dipenuhii olehi Notarisi sampaii masai pemberhentiani sementarai telahi berakhiri sebagaimanai

dimaksudi dalami Pasali 7i ayati (2);i ataui

b. i Notarisi yangi sedangi menjalanii masai pemberhentiani sementarai dani ternyatai dii kemudiani harii ditemukani melakukani pelanggarani lainnyai yangi diancami sanksii yangi sama;i ataui

c. Notarisi mendapati 3i (tiga)i kalii sanksii pemberhentiani sementarai selamai periodei 12i (duai belas)i bulan.i

3) Pemberhentiani dengani tidaki hormati sebagaimanai dimaksudi padai ayati (1)idiusulkani olehi Majelisi Pengawasi Pusat.

4) Usulani sebagaimanai dimaksudi padai ayati (2)iberdasarkani pemeriksaani yangi dilakukani olehi Majelisi Pengawasi Pusat.

Majelisi Pengawasi Notarisi mempunyaii wewenangi untuki menjatuhkani sanksii terhadapi Notaris.i Sanksii terhadapi Notarisi inii diaturi dalami Undang-Undangi

Jabatani Notaris,i Kodei Etiki dani disebutkani kembalii sertai ditambahi dalami Keputusani Menterii Hukumi dani Haki Asasii Manusiai Republiki Indonesiai Nomori M.i 39-PW.07.10i Tahuni 2004173.i Dengani pengaturani sepertii inii adai pengaturani sanksii yangi tidaki disebutkani dalami Undang-Undangi Jabatani Notarisi tapii ternyatai diaturi dalami ataui disebutkani jugai dalami dalami Keputusani Menterii Hukumi dani Haki

Asasii Manusiai Republiki Indonesiai Nomori M.i 39-PW.07.10i Tahuni 2004174.i i Padai

173T Muzakar. Perbandingan Peranan Dewan Kehormatan dengan Majelis Pengawas Notaris dalam melakukan Pengawasam Setelah Keluarnya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004. Tesis Magister Kenotariatan.(Medan: Universitas Sumatera Utara, 2009). hlm 34.

174iNedyai &i Widodo.i Putusani Majelisi Pengawasi Wilayahi Yangi Melampauii

Kewenangannyai Berkaitani Dengani Adanyai Rangkapi Jabatani Olehi Notarisi (Studii Putusani

dasarnyai tidaki semuai Majelisi Pengawasi mempunyaii wewenangi untuki menjatuhkani sanksi,i yaitu175:i

1) Majelisi Pengawasi Daerahi tidaki mempunyaii kewenangani untuki menjatuhkani sanksii apapun.i Meskipuni Majelisi Pengawasi Daerahi mempunyaii wewenangi untuki menerimai laporani darii masyarakati dani darii Notarisi lainnyai dani menyelenggarakani sidangi untuki memeriksai adanyai dugaani pelanggarani Kodei Etiki Notarisi ataui pelanggarani pelaksanaani jabatani Notaris,i tapii tidaki diberii kewenangani untuki menjatuhkani sanksii apapun.i Dalami hali ini,i Majelisi Pengawasi Daerahi hanyai berwenangi untuki melaporkani hasili sidangi dani pemeriksaannyai kepadai Majelisi Pengawasi Wilayahi dengani tembusani kepadai pihaki yangi melaporkan,i Notarisi yangi bersangkutan,i Majelisi Pengawasi Pusat,i dani Organisasii Notaris176.i

2) Majelisi Pengawasi Wilayahi dapati menjatuhkani sanksii tegurani lisani ataui tertulis.i i Majelisi Pengawasi Wilayahi hanyai dapati menjatuhkani sanksii

berupai tegurani lisani ataui tertulis,i dani sanksii sepertii inii bersifati final.i Disampingi itui mengusulkani pemberiani sanksii terhadapi Notarisi kepadai Majelisi Pengawasi Pusati berupai pemberhentiani sementarai darii jabatani Notarisi selamai 3i (tiga)i bulani sampaii dengani 6i (enam)i bulan,i ataui pemberhentiani dengani tidaki hormati darii jabatani Notaris.29i Sanksii darii

Majelisi Pengawasi Wilayahi berupai tegurani lisani dani tegurani tertulisi yangi bersifati finali tidaki dapati dikategorikani sebagaii sanksi,i tapii merupakani Majelisi Pengawasi Wilayahi Notarisi Provinsii Lampungi Nomor:i 01/Pts/Mj.PWNi Provi Lampung/III/2018).i Jurnali Ilmui Hukumi Universitasi Indonesia,i 2018.i hlm.i 22-23

175i Ibidi

176i Undang-Undangi Tentangi Jabatani Notaris,i UUi No.i 30i Tahuni 2004,i LNi No.i

117i Tahuni 2004,i TLN.i No.i 4432,i ps.i 71i hurufi e.i i

tahapi awali darii aspeki proseduri paksaani nyatai untuki kemudiani dijatuhii sanksii yangi lain,i sepertii pemberhentiani sementarai darii jabatannya177.i

3) Majelisi Pengawasi Pusati dapati menjatuhkani sanksii terbatas.i i Pasali 77i hurufi ci Undang-Undangi Jabatani Notarisi Nomori 30i Tahuni 2004i menentukani bahwai Majelisi Pengawasi Pusati berwenangi menjatuhkani sanksii pemberhentiani sementara.i Sanksii inii merupakani masai menunggui dalami jangkai waktui tertentui sebelumi dijatuhkani sanksii yangi lain,i sepertii sanksii pemberhentiani tidaki hormati darii jabatani Notarisi ataui pemberhentiani dengani hormati darii jabatani Notaris178.i Sanksi-sanksii yangi lainnyai Majelisi Pengawasi Pusati hanyai berwenangi untuki mengusulkan:i

a. Pemberiani sanksii berupai pemberhentiani dengani tidaki hormati darii jabatannyai kepadai Menteri.

b. pemberiani sanksii berupai pemberhentiani tidaki hormati darii jabatannyai dengani alasani tertentu179.i

Dengani demikiani sanksii berupai tegurani tertulisi dani tegurani lisani hanyai dapati dijatuhkani olehi Majelisi Pengawasi Wilayah,isanksii berupai pemberhentiani sementarai darii jabatani Notarisi hanyai dapati dijatuhkani olehi Majelisi Pengawasi Pusat,i dani sanksii berupai pemberhentiani tidaki hormati darii jabatani Notarisi sertai pemberhentiani dengani hormati darii jabatani Notarisi hanyai dapati dilakukani olehi

Menterii atasi usulani darii Majelisi Pengawasi Pusat.

177Latifahi Amiri dani Dhil’si Noviades,i Eksistensii Keputusani majelisi Pengawasi Notarisi Menuruti Undang-Undangi Peradilani Tatai Usahai Negara,i Jurnali Ilmui Hukum,i Mareti 2014,i hlm.i 105-106.i i

178i Ibid

179i Ibid

BABi IV

AKIBATi HUKUMi TERHADAPi YANGi MERANGKAPi JABATANi MENJADIi ADVOKAT

A. Notarisi Sebagaii Pejabati Umumi Dilarangi Melakukani Rangkapi Jabatan Sebagai Advokat

Notaris jika dilihat dari asal usul katanya maka berasal dari bahasa Inggris yang disebut notary, sedangkan dalam Bahasa Belanda disebut dengan van notaris. Notaris memiliki peran penting dalam lalu lintas, khususnya dalam bidang hukum keperdataan, karena notaris berkedudukan sebagai pejabat publik, yang mempunyai kewenangan untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya180. peraturani perundang-undangani lainnya.i bahwai sayai akani menjalankani jabatani sayai dengani amanah,i jujur,i saksama,i mandiri,i dani tidaki berpihak.i bahwai sayai Keuangan yang mencurigakan dalam Rezim Anti Money Laundering. Tesis Magister Kenotariatan.

Notaris jika dilihat dari asal usul katanya maka berasal dari bahasa Inggris yang disebut notary, sedangkan dalam Bahasa Belanda disebut dengan van notaris. Notaris memiliki peran penting dalam lalu lintas, khususnya dalam bidang hukum keperdataan, karena notaris berkedudukan sebagai pejabat publik, yang mempunyai kewenangan untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya180. peraturani perundang-undangani lainnya.i bahwai sayai akani menjalankani jabatani sayai dengani amanah,i jujur,i saksama,i mandiri,i dani tidaki berpihak.i bahwai sayai Keuangan yang mencurigakan dalam Rezim Anti Money Laundering. Tesis Magister Kenotariatan.